• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Dukungan Pemerintah

BAB 6. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal

6.2.3. Aspek Dukungan Pemerintah

Program pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Regional yang melibatkan PDAM di Malang Raya yang diprakarsai oleh Kementerian Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Timur antara lain akan melakukan pemanfaatan sumber air dari Sumber Merjosari, sedangkan sumber air yang ada di Banyuning nantinya akan diserahkan pengelolaannya kepada PDAM Kota Batu. Skema ini membutuhkan persiapan yang matang melalui kerja sama semua pihak agar tidak terjadi ganggung terhadap pelayanan perusahaan yang selama ini sudah berjalan dengan baik.

6.2.3.2. Komitmen Pemerintah Daerah

Komitmen pemerintah daerah terhadap pengembangan Perusahaan dapat dilihat dari besarnya dukungan penyertaam modal pemerintah daerah yang tertuang dalam APBD.

Dengan masih adanya penyertaan Pemerintah Daerah bukan berarti Perusahaan belum bisa

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang BAB 6 - 75 mandiri, namun investasi yang diperlukan untuk pengembangan pelayanan memang tidak kecil dan tidak mungkin didanai sendiri oleh Perusahaan karena bisa mengganggu kondisi keuangan Perusahaan.

Tanpa dukungan penyertaan modal yang sesuai dengan kebutuhan Perusahaan, maka Perusahaan harus meningkatkan kemampuan keuangannya secara mandiri dengan berusaha meningkatkan pendapatan. Peningkatan pendapatan antara lain dilakukan melalui penyesuaian tarip. Selama beberap kali penyesuaian tarip Pemerintah Daerah selalu mendukung kebijakan tersebut. Penyesuaian tarip dalam 13 tahun terakhir terjadi pada tahun 2001, 203, 2005, 2007, dan 2009. Setelah penyesuaian tersebut Perusahaan tidak melakukan penyesuaian tarip lagi sampai disusunnya Business Plan ini. Penyesuaian tarip tidak dilakukan antara lain karena perusahaan melakukan upaya efisiensi yang lebih baik dan adanya penyertaam modal pemda yang dananya antara lain berasal dari Dana Hibah Air Minum.

6.2.3.3. Penggunaan Air Bawah Tanah

Penggunaan air baku dilakukan secara luas oleh instansi atau badan usaha dari berbagai jenis usaha. Penggunaan ini marak terjadi karena beban untuk memperoleh air bawah tanah relatif sangat murah dibandingkan dengan harga air PDAM. Dilihat dari sisi kualitas dan ketersediaan air bawah tanah pun wilayah Kota Malang memang cukup baik. Hal ini didukung pula dengan perijinan yang tidak terlalu rumit. Dengan adanya faktor-faktor tersebut lebih banyak instansi besar menggunakan air bahwa tanah untuk memenuhi kebutuhannya.

Pengembang perumahan juga memiliki alternatif untuk memenuhi kebutuhan air warga perumahan dengan air hasil pengolahan sendiri yang diambil dari air bawah tanah.

Beberapa pengembang dapat menjalankan fungsi ini dengan baik khususnya perumahan menengah ke atas yang melaksanakan bisnisnya dengan manajemen yang baik. Perumahan dengan manajemen yang sudah tidak sepenuhnya menangani seluruh kebutuhan warga perumahan karena sudah diserahterimakan kepada warga biasanya mengalami kesulitan untuk meneruskan pelayanan air.

Kelangsungan pengelolaan oleh pengembang juga sangat dipengaruhi oleh potensi sumber air yang dimanfaatkan. Apabila sumber air dalam jumlah cukup dan kualitas yang baik maka pengelolaan juga akan berlangsung dalam jangka waktu panjang.

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang BAB 6 - 76 Tersedianya sumber air bawah tanah dengan kualitas air yang baik mendorong pengembang dan instansi lainnya memanfaatkan air bawah tanah secara besar-besaran yang dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan.

Penggunaan air bawah tanah berlebihan dikhawatirkan dapat mempengaruhi kualitas lingkungan. Penggunaan air bawah tanah oleh rumah tangga dengan sumur dangkal tidak terlalu membahayakan lingkungan.

Penggunaan yang berlebihan biasanya terjadi pada bangunan modern untuk umum seperti hotel, restoran, badan usaha swasta dan instanasi. Jumlah pengguna ABT di Kota Malang menurut catatan dinas terkait terdapat tidak kurang dari 459 pengguna dengan penggunaan air sesuai dengan ijin pengambilannya adalah sebesar 343.577 m3 per bulan.

Pengguna ABT tersebut menggunakan Air Bawah Tanah dalam jumlah yang relatif besar mulai dari 297 m3 per bulan sampai dengan 17.280 m3 per bulan. Untuk kelesatarian lingkungan, idealnya penggunaan ABT perlu dibatasi khususnya untuk daerah di mana sudah terdapat pipa PDAM di depannya. Dari 459 pengguna ABT terdapat 43 pengguna ABT yang belum terjangkau oleh pipa PDAM sedangkan lainnya sudah terjangkau oleh jaringan pipa PDAM.

Pengguna ABT merupakan pelanggan potensial mengingat pemakaian airnya relatif besar.

Namun demikian karena pengguna ABT tersebut adalah bersifat khusus di mana supply air tidak boleh terganggu khususnya hotel dan restoran maka ketersediaan air oleh PDAM harus benar-benar menjadi perhatian.

Usaha swasta pengelola air biasanya merupakan pengembang dari perumahan yang memanfaatkan air dengan sumur dalam untuk memenuhi kebutuhan penghuni di perumahan tersebut. Dengan kualitas air yang cukup baik dan debit air sumur yang cukup untuk meleyani kebutuhan, maka selama pengelola dapat menjalankan pengelolaannya dengan baik, pengelolaan akan berjalan dalam jangka panjang

Pengelola perumahan yang mengelola sendiri penyediaan air melalui penggunaan air bawah tanah yang relatif besar antara lain : Perumahan Puri Cempaka Putih dan Perum Permata Jingga.

Berbeda dengan Badan Usaha Swasta Pengelola Air yang investasi awal pengadaan alat dan instalasi sumbernya berasal dari pengembang, maka investasi awal HIPAM biasanya berasal dari Pemerintah atau dari anggota HIPAM setempat.

Jumlah dan kondisi HIPAM di Kota Malang dapat digambarkan sebagaimana tabel 6-3 berikut :

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang BAB 6 - 77 Tabel 6-3 HIPPAM

No. Kelurahan

Jumlah Jumlah Jumlah

Unit

Debit

(l/det) Pelanggan 1. Tasikmadu 2 7,5 338 2. Arjowinangun 1 16,0 825 3. Bumiayu 1 1,5 37 4. Buring 3 4,0 1.186 5. Cemorokandang 2 15,0 555 6. Karangbesuki 2 16,0 781 7. Kedungkandang 2 7,5 470 8. Lesanpuro 3 13,6 338 9. Merjosari 1 5,0 180 10. Sukun 1 5,0 200 11. Tlogowaru 2 7,6 415 12. Wonokoyo 3 10,5 1.030 Jumlah 23 109,2 6.355

Pada umunya keberadaan HIPAM disebabkan Perusahaan belum bisa melayani daerah tersebut. Ini terlihat dari lokasi beroperasinya HIPAM yakni di daerah pinggiran kecuali HIPAM yang berada di Kelurahan Sukun. Sebagai pihak yang juga terlibat dalam pembinaan HIPAM di Kota Malang Perusahaan juga mengamati bahwa pengelolaan HIPAM di Kelurahan Sukun merupakan HIPAM yang paling baik di Kota Malang.

6.2.4. Aspek Regulasi

Dokumen terkait