• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Tapak Healing Garden

4.2.1. Aspek Fisik dan Desain

Luasan ketiga tapak adalah sebagai berikut: taman lantai empat bagian utara kurang lebih 857,03 m2, taman lantai empat bagian selatan kurang lebih 474,09 m2, dan taman lantai sembilan kurang lebih 823,64 m2. Letaknya yang berada di lantai atas membuat healing garden ini tergolong sebagai roof garden atau taman atap, dengan batas tapak sekelilingnya berupa dinding gedung atau ujung gedung itu sendiri. Pada taman lantai empat bagian utara, batas sisi utara dan timur merupakan ujung gedung; pada sisi selatan dan barat berbatasan dengan dinding gedung rumah sakit yang merupakan unit ruang perawatan bagi ibu bersalin (Gambar 4.4 dan Gambar 4.5).

Berbeda dengan bagian utara, batas taman lantai empat bagian selatan sisi utara dan timurnya berbatasan dengan gedung rumah sakit yang merupakan area unit bersalin dan kamar bayi, serta sisi selatan dan baratnya merupakan ujung gedung. Pada taman lantai sembilan, sisi utara dan selatan berbatasan dengan pintu darurat A dan B, serta ujung gedung, dan sisi timur dan sebagian dari sisi barat merupakan ujung dari gedung, serta sebagian sisi barat lainnya berbatasan dengan gedung rumah sakit.

Berdasarkan aksesibilitas dan lokasi tapaknya, pada taman lantai empat bagian utara dan selatan, pintu masuk hanya terdapat satu buah serta terdapat pintu di dalam taman yang menuju area pekerja maintenance taman (Gambar 4.6 dan Gambar 4.7). Terdapat pintu darurat yang berada di dekat pintu masuk pada kedua taman tersebut, tetapi kedua taman ini berada di area khusus, yaitu bagian kamar bersalin untuk bagian selatan dan bagian kamar bayi untuk bagian utara. Akses dari tangga dan lift tidak langsung menuju taman, sehingga untuk mencapai taman harus melalui bagian tersebut. Selain itu, pintu masuk pada kedua taman tersebut kurang mengundang minat pengunjung selain disebabkan oleh letaknya yang kurang strategis, pintu masuk ini tidak terlalu menarik pengguna untuk datang dan masuk ke area taman serta tidak semua pengguna mengetahui tentang taman di lantai empat karena dari media informasi yang ada hanya mempromosikan healing garden di lantai sembilan. Pada taman yang berada di lantai sembilan, akses dari lift ataupun tangga langsung menuju taman melalui pintu masuk utama yang letaknya tidak terlalu jauh dari lift dan tangga, terdapat dua pintu darurat, yang salah satu pintu darurat tersebut terhubung dengan pintu darurat yang berada pada lantai empat dekat taman bagian utara (Gambar 4.8).

Sumber: Survei, Agustus (2009)

(a) Akses lift di lantai empat

Sumber: Survei, Agustus (2009)

(b) Akses tangga di lantai empat

Sumber: Survei, Agustus (2009)

(c) Akses lift di lantai sembilan

Sumber: Survei, Agustus (2009)

(d) Akses tangga di lantai sembilan Gambar 4.8 Lokasi dan Aksesibilitas

Akses pada taman di lantai empat dan sembilan juga tersedia bagi pengguna taman yang handicap. Hal ini dapat tercapai dengan adanya ramp dari pintu masuk taman dan di area sekitar tempat duduk yang mengakomodasi pasien dengan keterbatasan fisik sehingga kenyamanan dan keamanannya dapat terjamin (Gambar 4.9).

Sumber: Survei, Agustus (2009) (a) Jalur ramp di area tempat duduk

Sumber: Survei, Agustus (2009) (b) Jalur ramp di pintu masuk Gambar 4.9 Jalur ramp pada taman

Healing garden

b. Ruang dan area

Area yang terdapat di ketiga taman relatif nyaman dilihat dengan meratanya material hijau, yaitu tanaman-tanaman yang berada di sepanjang sisi-sisi taman. Hanya saja bagian tengah area pada taman lantai empat bagian utara terlalu kosong dan luas tanpa adanya tanaman sehingga menimbulkan kesan kurang nyaman dan lebih panas jika dibandingkan dengan kedua healing garden lainnya. Mengenai aspek luasan taman secara visual, pada taman lantai empat bagian utara, area yang terlalu kosong membuat jarak penglihatan taman terlalu luas dan kurang nyaman; pada taman lantai empat bagian selatan, area yang cukup luasannya, tidak terlalu luas ataupun terlalu sempit membuat jarak penglihatan di taman nyaman untuk dinikmati; dan pada taman di lantai sembilan bentuk area yang memanjang menjadikan jarak penglihatan taman cenderung mengarah hanya ke satu sisi.

Bentuk tapak pada ketiga healing garden yang berbeda tidak terlalu membuat perbedaan pada ruang tapak yang ada di masing-masing taman. Taman pada lantai empat memiliki bentuk tapak yang relatif menyerupai persegi, sedangkan taman lantai sembilan bentuknya menyerupai persegi panjang. Ruang-ruang yang ada pada taman-taman tersebut umumnya terbagi menjadi area bagi pengunjung dan area untuk maintenance (Gambar 4.10). Ruang untuk maintenance merupakan tempat para pekerja mempersiapkan alat-alat dalam pelaksanaan pemeliharaan taman, tetapi pada area ini terdapat deretan pohon yang masih dapat dilihat oleh pengunjung melalui pembatas kaca tebal. Ruang bagi pengunjung terbagi menjadi ruang untuk kegiatan aktif dan ruang untuk kegiatan pasif. Kegiatan aktif yang terlihat, antara lain, berjalan-jalan mengelilingi taman, berolahraga ringan untuk menggerakkan badan, berfoto, berjalan sambil mengobrol, serta berjalan di atas jalur refleksi. Sedangkan kegiatan pasifnya berupa duduk-duduk, melihat pemandangan sekeliling, mengobrol, membaca, berjemur matahari pagi/sore, dan menunggu. Pada kedua taman yang berada di lantai empat, area bagi kegiatan pasifnya berada pada area bangku-bangku taman berada karena hampir semua area yang dapat dilalui berupa perkerasan. Antara area kegiatan aktif dan dengan kegiatan pasif tidak terlalu memiliki batasan yang jelas. Apalagi dengan bangku taman yang bisa dipindah sewaktu-waktu, menjadikan area ruang pasifnya juga berpindah.

Sumber: Survei, Agustus (2009) (a) Ruang pengguna taman lantai

empat bagian utara

Sumber: Survei, Agustus (2009) (b) Ruang maintenance taman lantai

empat bagian utara

Sumber: Survei, Agustus (2009) (c) Ruang pengguna taman lantai

empat bagian selatan

Sumber: Survei, Agustus (2009) (d) Ruang maintenance taman lantai

empat bagian selatan

Sumber: Survei, Agustus (2009) (e) Ruang pengguna taman lantai

sembilan

Sumber: Survei, Agustus (2009) (f) Ruang maintenance taman lantai 9

Gambar 4.10 Ruang dalam taman

c. Kualitas tapak

Kualitas yang diamati di healing garden ini berupa kualitas visual, kualitas audio, dan kualitas aromatik. Kualitas visual taman pada lantai empat bagian utara terlalu terbuka dengan jarak pandang yang jelas dan luas karena area yang terlalu kosong pada bagian tengah namun terdapat good view ke arah pegunungan dan berlatarkan langit terbuka yang luas sehingga pada saat cuaca cerah pemandangannya bagus, lalu terdapat beberapa good view lainnya yang mengarah

ke taman. Bad view yang terdapat pada taman disebabkan oleh banyaknya mesin AC yang merusak keindahan pemandangan taman. Taman lantai empat bagian selatan ditunjang dengan kondisi taman yang didominasi oleh hijauan dan dengan jarak pandang yang cukup nyaman, tidak terlalu jauh ataupun terlalu luas. Good view mengarah ke dalam tapak diperoleh dari pemandangan taman dan terdapat bad view yang mengarah keluar tapak karena kondisi sekeliling yang tidak mendukung seperti adanya pembangunan gedung atau gedung yang tidak terawatt (Gambar 4.11).

Kualitas visual pada taman di lantai sembilan didukung dengan pemandangan lantai paling atas yang dapat melihat ke berbagai arah dan good view berupa pegunungan namun terdapat pula bad view karena terhalang oleh gedung. Pada taman di lantai ini, pemandangan di dalam tamannya cenderung mengarah ke satu sisi karena bentuk tapaknya yang memanjang. Selain itu, terdapat visual bayangan cahaya matahari pada pagi dan siang hari dari ketiga taman. Pandangan bayangan ini berpotensi sebagai rangsangan indera penglihatan sebagai bagian dari proses terapi ruang luar. Akan tetapi, pada malam hari pencahayaan di taman sangat kurang sehingga untuk malam hari tidak ada rangsangan bagi indera penglihatan (Gambar 4.12).

Kualitas audio pada taman lantai empat bagian utara didominasi dengan suara bising dari stasiun yang berada dekat dengan SBIH. Pada taman lantai empat bagian selatan, pada waktu-waktu tertentu terdengar suara bising yang berasal dari mesin AC yang membuat tidak nyaman dan suara bising kendaraan dari jalan raya yang berada di bagian depan SBIH. Secara spasial, kualitas audio pada kedua taman lantai empat dapat dilihat pada Gambar 4.13. Pada taman lantai sembilan, suara bising samar terdengar dengan suara bising dari stasiun yang tetap mendominasi. Namun, pada ketiga taman tersebut suara alami seperti angin yang bertiup, daun yang bergesekan dan kicauan burung masih dapat terdengar dan dapat menjadi potensi yang masih dapat dikembangkan lagi. Selain itu, pada taman lantai sembilan, di dalam bangunan peneduh terdapat speaker yang memasang lagu-lagu tradisional sunda dan musik klasik, hal ini menjadi potensi dalam merangsang indera pendengaran yang bersifat menenangkan. Bentuk spasial dari kualitas audio pada taman lantai sembilan dapat dilihat pada Gambar 4.14.

Kualitas aromatik taman tidak tercapai di taman ini. Aspek aroma dari tanaman sendiri tidak terasa, padahal terdapat tanaman aromatic seperti Pandanus sp. Hal ini disebabkan oleh kurang tepatnya penempatan desain tanaman. Tanaman aromatic diletakkan secara terpisah dari jangkauan mengindra sehingga aromanya tidak cukup kuat untuk menstimulasi indera penciuman. Oleh karena itu, diperlukan penataan tanaman yang ada dengan tepat.

d. Konsep dan desain

Melihat desain yang ada pada ketiga healing garden, dapat disimpulkan bahwa taman ini mengambil konsep lanskap di daerah timur, yaitu negeri Cina. Hal tersebut dapat dilihat dari desain dan penataan lanskap tamannya yang mengandung harmonisasi alami pada pola yang formal, terdapat kombinasi antara garis geometri dan natural menunjukkan bahwa manusia adalah bagian dari alam yang merupakan sebuah filosofi lanskap di negeri bagian timur (Arifin, 2008). Taman di Cina sendiri memiliki salah satu fungsi yaitu sebagai area kontemplasi seperti untuk bermeditasi sehingga cocok untuk diterapkan sebagai konsep bagi healing garden di area rumah sakit dimana pengguna yang mengunjungi taman menginginkan area yang tenang bagi fisik yang membutuhkan kesembuhan.

Desain tamannya yang berbukit dan bergelombang, serta adanya batu-batu yang tersebar di beberapa titik dan batu-batuan kecil yang disusun menjadi suatu aliran menggambarkan lanskap daerah Cina yang terdiri dari dataran yang luas, lembah dan pegunungan, serta sungai-sungai besar seperti pada zaman dulu. Adanya gazebo yang memiliki arsitektur pavilion Cina memperkuat kesan tersebut (Gambar 4.15).

Gambar 4.15 Taman dengan Konsep Taman Cina

Penggunaan elemen keras (hard material) juga sesuai dengan konsep dimana batu-batuan berukuran kecil yang disusun menyerupai aliran sungai dan batu hias yang menggambarkan elemen alam, namun terdapat juga beberapa elemen keras yang tidak sesuai dengan konsepnya, seperti tempat sampah dan lampu taman yang terkesan terlalu minimalis untuk konsep taman Cina. Bentukan sculpture yang berupa lentera, manusia dan hewan lainnya seperti angsa, penyu

Sumber: Survei, Agustus (2009) (a) Arsitektur gazebo menyerupai

pavilion Cina

Sumber: Survei, Agustus (2009)

b) Desain taman yang menggambarkan lanskap Cina

dan kodok menggambarkan makhluk hidup yang harmonis dengan alam, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.16.

Gambar 4.16 Elemen keras

Elemen lunak (soft material) yang terdapat pada taman secara umum berupa tanaman yang mencirikan lanskap di Cina, namun terdapat beberapa tanaman yang tidak sesuai dengan konsep tersebut seperti Agave (Agave attenuata), Dracaena sp., dan Palem Botol (Mascarena lagenicaulis). Tanaman yang tidak cocok dengan konsep taman Cina tersebut umumnya terdapat pada taman dengan konsep taman country, mediterania, minimalis atau taman kering (Lestari dan Kencana, 2008). Selain itu, beberapa vegetasi mengalami penyesuaian terhadap lokasi area yang merupakan taman atap sehingga beberapa tanaman, terutama pohon, tidak sesuai dengan spesifikasi seperti tinggi dan percabangannya. Tanaman yang sesuai dengan konsep antara lain tanaman air Lotus (Nelumbo nucifera) dan pohon Pinus (Pinus merkusii), dapat dilihat pada Gambar 4.17.

Sumber: Survei, Agustus (2009) (a) Susunan batuan yang menyerupai

aliran sungai

Sumber: Survei, Agustus (2009)

(b) Sculpture lentera

Sumber: Survei, Agustus (2009) (c) Sculpture ibu dan anak

Sumber: Survei, Agustus (2009)

Gambar 4.17 Elemen lunak

Mengenai konsep pemakaian oleh pengguna, dari pengamatan yang dilakukan dapat dilihat bahwa pemakaian taman pada lantai sembilan bersifat lebih publik dan terbuka untuk umum, umum di sini adalah pasien yang menjalani rawat jalan, membeli obat di apotek, dan pengunjung pasien. Hal ini juga terlihat pada media promosi yang disampaikan lebih memperkenalkan healing garden bagi para pengunjung SBIH di lantai sembilan. Pada kedua healing garden di lantai empat, walaupun dapat dikunjungi oleh siapa saja, keberadaan yang terletak di ruang perawatan dan unit bagian khusus membuat kedua taman tersebut tidak terlalu banyak dikunjungi selain dari pasien dari ruang perawatan dari lantai yang sama. Taman bagian utara yang terletak di unit perawatan bayi diperuntukkan agar dapat menjemur bayi pada pagi dan sore hari.

4.2.2. Aspek Pengguna dan Pengelola

Dokumen terkait