• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN A. Profil Mumtaza Islamic School

B. Peran Guru Pendidikan dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai Ajaran Tarekat pada Proses Pembelajaran

5. Aspek Pembicaraan Guru dan Murid dilakukan dengan Kasih Sayang

Pendidikan dan kasih sayang adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Seorang guru tidak mungkin mendidik dengan tidak menggunakan rasa kasih sayang. Implementasi rasa cinta dan kasih sayang ini akan terlihat dari tutur kata dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Pembicaraan yang didasari atas rasa kasih sayang maka akan sampai ke hati, sehingga apa yang disampaikan akan mudah dipahami.

Kasih sayang menjadi hal yang sangat penting bagi dunia “educating” dan

“parenting” dalam sepajang zaman. Tidak hanya pada era modernisasi sekarang ini, tetapi pada zaman para Nabi pun kasih sayang sudah diterapkan sebagai metode dalam “mendidik”; baik mendidik anak, remaja, istri/suami, keluarga dan

29 Hasil wawancara online dengan Mr. Azhar, dilaksanakan pada 19 Oktober 2020 pukul : 16.57 WIB.

masyarakat saat itu.30 Rasa kasih sayang menjadi pondasi utama bagi seorang pendidik, tidak hanya dalam ucapan yang dilakukan dalam pembicaraan antara guru dan murid, tetapi dalam segala hal yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan segi ucapan, guru harus berhati-hati dalam bertutur kata dan menghindari cacian kepada muridnya, guru harus menggunakan bahasa yang halus, lemah lembut dan memberikan contoh ucapan-capan yang baik sehingga akan bisa dicontoh oleh murid secara langsung. 31 Aspek pembicaraan guru dan murid atas dasar rasa kasih sayang ini yang akan menghantarkan pada keberhasilan pendidikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini bukan berarti apabila murid melakukan kesalahan dibiarkan saja, tetapi ditegur dan diingatkan tetapi dengan menggunakan bahasa yang halus dan tidak menyakiti.

Kasih sayang dalam pendidikan ini tidak mengalir begitu saja, tetapi tetap butuh untuk dilatih dan dilakukan pembiasaan agar terbiasa. Kasih sayang bukanlah sesuatu yang terukur, tetapi kasih sayang mengalir dari hati. Tetapi untuk memudahkan guru dalam mendidik, kasih sayang ini harus mengandung beberapa unsur, diantaranya adalah32 :

a. Adanya saling memberi rasa nyaman, saling mengharmonisasikan dan saling memberi “kesenangan positif” antara satu pihak terhadap pihak lainnya.

b. Adanya saling menghargai, toleransi, dan saling menghormati antara satu pihak terhadap pihak lainnya.

c. Adanya unsur kedekatan emosional.

d. Tidak adanya unsur kekerasan, penghinaan, umpatan, pemaksaan bahkan pemukulan.

e. Tidak adanya unsur “pembeda-bedaan” atau “pilih kasih” antara satu pihak dengan pihak lain.

Rasa kasih sayang yang terimplementasikan dalam aspek pembicaraan maka akan terlihat dari penggunaan bahasa yang halus, lemah lembut dan tanpa

30 Azam Syukur Rahmatullah, Konsepsi Pendidikan Kasih Sayang dan Kontribusinya terhadap Bangunan Psikologi Pendidikan Islam, Jurnal Literasi, Vol. VI No.1, 2014, h. 37.

31 Wawancara Online dengan Ms. Kuni Afifah, dilaksanakan tangal 29 September 2020, pukul 17.44 WIB

32 Op.Cit.,, h. 35.

cacian atau penghinaan sedikitpun. Beginilah pembicaraan dalam pendidikan yang sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh guru yang bertarekat. Bahkan saat keadaan pandemi dan memaksa pembelajaran daring melalui aplikasi zoom, guru masih tetap sabar dan memperhatikan keadaan muridnya satu per satu. Guru memanggil nama satu-satu bagi yang mematikan kamera saat zoom, dan memberikan perhatian lebih kepada yang belum paham.33

Guru harus berhati-hati tentu dalam bertutur kata, karena sedikit saja kita salah ucap atau menggunakan caci maki maka akan berdampak buruk bagi muridnya, selain murid akan mencontoh maka murid menjadi tidak respect lagi dengan gurunya. Cara melakukan pembiasaan tersebut dengan memilih kata-kata yang akan dikeluarkan, karena akan dilihat dan dicontoh langsung oleh siswa. Hati seorang guru harus sabar, kata-katanya harus mutiara dan yang terpenting harus halus tutur katanya.34 Dengan bahasa yang santun, maka respons murid juga akan tenang dan paham dalam menangkap penjelasan guru sehingga akan memudahkan dalam proses pembelajaran.

Penggunaan tutur kata yang baik, santun dan lemah lembut tidak tanpa pembiasaan. Tetapi untuk menjadi karakter ini, maka guru dan murid harus terbiasa keduanya menggunakan tutur kata yang baik, santun dan lemah lembut. Cara melakukan pembiasaan tutur kata yang baik dan menghindari cacian harus dilakukan secara rutin dan pemberian contoh langsung oleh guru, baik guru terhadap murid ataupun guru saat berinteraksi dengan sesama guru. Kadang murid yang lebih tua juga sudah mampu mengawasi murid yang lebih muda ketika mengucapkan kata yang “bad word” sehingga akan memberikan pengawasan secara mandiri dan membiasakan bertutur kata yang baik dan berakhlak mulia.35

Hal ini perlu dilakukan karena sangat penting sebagai dasar pendidikan, dengan dilakukan pembiasaan tersebut murid akan mengerti pentingnya adab dan bertutur kata yang baik, karena pada dasarnya posisi adab berada di atas ilmu.36

33 Hasil observasi daring dengan Ms. Kuni Afifah melalui zoom meeting, dilaksanakan pada tanggal 18 November 2020 pukul 10.18 WIB.

34 Hasil wawancara langsung dengan Mr. Ali Mudatsir, dilaksanakan pada 22 September 2020 pukul : 15.40 bertempat di kediaman guru.

35 Wawancara Online dengan Ms. Kuni Afifah, dilaksanakan tangal 29 September 2020, pukul 17.44 WIB

36 Hasil wawancara online dengan Mr. Azhar, dilaksanakan pada 19 Oktober 2020 pukul : 16.57 WIB.

Dengan demikian pentingnya bahasa yang halus, santun dan penuh kasih sayang tanpa ada cacian atau merendahkan murid adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh guru untuk memberikan contoh langsung kepada guru dan menunjang pembelajaran efektif.

Selain itu, rasa kasih sayang bagi seorang pendidik terlihat dari bagaimana seorang guru memahami kondisi, latar belakang dan karakter belajar muridnya.

Cara belajar masing-masing murid tentu berbeda dan ini juga menjadi sesuatu yang penting yang harus diperhatikan oleh guru, agar pembelajaran bisa berjalan efektif dan mudah dipahami oleh muridnya.

Dalam proses pembelajaran guru harus dapat mengguakan metode-metode atau cara mengajar yang baik sehingga siswa dapat merasa tertarik atau tidak bosan pada saat proses belajar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa dalam belajar.37 Metode dan cara mengajar bagi guru perlu disesuaikan dengan karakter murid yang beragam sehingga prestasi belajar akan dapat dicapai.

Guru tentu harus memperhatikan cara belajar siswa, karena banyak cara belajar siswa baik secara visual, auditori dan kinestetik, maka bagi guru perlu variatif dalam mengajar dan memberikan metode pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan karena supaya guru bisa tepat dalam memberikan treatment dan tepat dalam mendidik siswa siswinya. Cara menggunakan media yang variatif supaya menarik minat siswa, baik melalui kisah yang dapat dilakukan dengan gerakan, power point, quis, video pembelajaran dan yang lainnya yang terpenting melihat minat siswanya, perlu juga bermain intonasi bagi guru.38

Untuk menjadi pendidik yang mampu memberikan rasa kasih sayang kepada muridnya, maka memahami kondisi murid sangatlah penting, keanekaragaman cara belajar dan karakteristik belajar membuat guru harus cerdas dalam memilih metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi muridnya.

Guru sudah seharusnya menganalisis dan memperhatikan cara belajar siswa yang berbeda-beda dan bermacam-macam, karena kondisi dan pengalaman

37 Imam Surwadi Wibowo dan Ririn Farnisa, Hubungan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, Vol. 3 No. 2, 2018, h. 87

38 Hasil wawancara langsung dengan Mr. Ali Mudatsir, dilaksanakan pada 22 September 2020 pukul : 15.40 bertempat di kediaman guru.

muridnya berbeda-beda dan harus diberikan pemahaman materi dengan cara yang berbeda-beda. Cara menggunakan media belajar harus disesuaikan dengan kondisi dan keadaan siswanya, saat pandemi covid-19 biasanya guru berkomunikasi intens dengan orangtua untuk menentukan media yang akan digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan muridnya.39 Jadi dengan memahami dan memperhatikan latar belakang dan karakteristik belajar yang beragam dari muridnya, guru akan lebih luwes dalam menentukan metode yang dipakai dalam pembelajaran dengan berdasarkan kesesuaian gaya belajar muridnya, sehingga pembelajaran akan berjalan dengan maksimal.

Untuk mencerminkan sifat kasih sayang seorang guru dan murid, selain dilihat dari aspek pembicaraan tutur kata yang baik, santun dan lembut, seorang guru harus mendidik dengan sabar dan lemah lembut dalam bersikap. Karena Rasulullah memerintahkan dakwah saja dengan kebaikan, kunci keberhasilan dalam pendidikan juga bisa dicapai dengan sabar dan lemah lembut.

Sifat lemah lembut dan anjuran untuk bertutur kata serta bersikap santun telah diperintahkan Allah SWT dalam Q.S Ali Imran ayat 15940 :

بف ۡمُه َ

ل َتۡن ِل ِ هللّٰا َنِ م ٍة َم ۡحَر ا َم َتۡن ُك ۡو ل َو َ

َك ِلۡو َح ۡنِم اۡو ُّض َفْن َلا ِبۡلَقۡلا َظۡيِلَغ اًّظَف ..

Artinya :

Karena rahmat Allah, kamu bersikap lunak (lemah lembut) kepada mereka, sekiranya kamu keras dan kasar maka mereka akan menjauhimu... (Q.S Ali Imran/3 : 159)

Ayat tersebut memerintahkan kita untuk mengikuti ajaran Rasulullah yang atas rahmat Allah bisa bersikap lemah lembut baik dalam segi tutur kata, perilaku dan segala hal lainnya. Ayat tersebut juga memerintahkan kita untuk tidak bersikap keras dan kasar, agar orang-orang tidak membenci dan menjauhi kita. Inilah konsep lemah lembut yang harus diterapkan dalam pendidikan.

39 Wawancara Online dengan Ms. Kuni Afifah, dilaksanakan tangal 29 September 2020, pukul 17.44 WIB

40 H. Zaini Dahlan, Al-Qur’an Karim dan Terjemahannya, (Yogyakarta: UII Press, 2017), h.124.

Sabar dan lemah lembut merupakan aspek yang harus dimiliki oleh guru, sifat sabar dan lemah lembut guru diambil dari pengalamannya di tarekat dan mengaplikasikannya pada saat pembelajaran. Guru harus meyakini apabila ilmu itu harus disampaikan dengan sabar dan lemah lembut maka akan sampai dengan mudah kepada muridnya dan tidak akan membebani muridnya. Guru meyakini bahwa anak murid adalah titipan Allah dan harus diperlakukan dengan sabar dan lemah lembut, guru di sekolah adalah implementasi khalifah sebagai tugas manusia yakni memimpin, guru merupakan pemimpin bagi muridnya sehingga harus sabar dan bersifat lemah lembut kepada muridnya.41

Seorang guru di sekolah yang sudah bertarekat akan mampu mengimplementasikan apa yang sudah diajarkan oleh gurunya dalam tarekat karena hal tersebut merupakan pelajaran berharga yang harus diwariskan dan diajarkan juga kepada muridnya. Maka dalam aspek pembicaraan guru dan murid dilakukan dengan lemah lembut, guru yang bertarekat sudah mengamalkan dan menunjukkan pembiasaan tersebut.

Guru harus mendidik dengan sabar dan lemah lembut, apalagi orang tarekat, karena sabar adalah kunci keberhasilan, lemah lembut adalah kunci keberhasilan dakwah Nabi dan kita harus tiru itu. Hal tersebut perlu dilakukan untuk kepentingan pembelajaran karena ketika guru tidak sabar dan tidak lemah lembut, maka batin siswa secara tidak langsung akan menerimanya begitu, dan akan berdampak negatif bagi keadaan siswa yang cenderung malas memperhatikan dan lain sebagainya.

Kesan negatif itu akan diingat oleh siswa, dan memberikan rasa tidak suka bahkan benci dari siswa kepada materinya, apalagi materi keislaman, bisa dosa bagi guru kalau sampai siswanya membenci mata pelajaran agama.42 Dengan bersikap santun dan lemah lembut ini juga akan dijadikan pembiasaan dan penanaman nilai-nilai akhlak yang baik yang dilakukan oleh murid dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat terlihat guru mengimplementasikan ajaran mahabbah dalam tarekat.

6. Aspek Guru merupakan Sumber dari Sarana Keilmuan dan Bersanad bagi