• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMP 1. LAPORAN SURVEY KABUPATEN-KOTA DI KALIMANTAN

L.5. Kota Tarakan

L.5.1. Aspek Penduduk dan Ketenagakerjaan

Jumlah penduduk di Kota Tarakan terus mengalami kenaikan sejak tahun 2008 hingga 2013. Jumlah penduduk Kota Tarakan tumbuh rata-rata 3,48 persen per tahun. Pertumbuhan penduduk paling pesat terjadi pada tahun 2009 dengan persentase pertumbuhan sebesar 18,65 persen.

Mayoritas penduduk Kota Tarakan berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dapat terlihat dari besaran rasio kelamin yang selalu berada di atas 100. Hanya saja, rasio kelamin tersebut terus mengalami penurunan secara bertahap dari 119,88 di tahun 2007 menuju 109,91 di tahun 2013. Artinya, proporsi jumlah penduduk Kota Tarakan yang berjenis kelamin perempuan semakin banyak (Tabel L.5.1).

Tabel L.5.1. Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk, serta Rasio Kelamin Kota Tarakan, 2008 - 2013

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Pertumbuhan Penduduk

Rasio Kelamin Laki-laki Perempuan Total

2008 85,416 76,773 162,189 -8.36% 111.26 2009 102,094 90,336 192,430 18.65% 113.02 2010 101,518 91,852 193,370 0.49% 110.52 2011 106,800 97,100 203,900 4.03% 109.99 2012 110,100 101,000 212,100 4.02% 109.01 2013 115,300 104,900 220,200 3.82% 109.91

Sumber: Kota Tarakan Dalam Angka berbagai tahun terbitan, diolah

Pertumbuhan positif jumlah penduduk yang tidak diikuti dengan perluasan wilayah administratif akan berdampak pada meningkatnya kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk Kota Tarakan pada tahun 2013 telah mencapai 878 jiwa per km2 setelah hanya 706 jiwa per km2 pada tahun 2007. Antara tahun 2007 hingga 2013, kepadatan penduduk Kota Tarakan meningkat sekitar 3,82 persen setiap tahunnya (Gambar L.5.1).

Sumber: Kota Tarakan Dalam Angka berbagai tahun terbitan, diolah

Gambar L.5.1 Kepadatan Penduduk Kota Tarakan, 2008 – 2013

Sejak tahun 2007 hingga 2013, beban ketergantungan di Kota Tarakan memperlihatkan kecenderungan yang menurun. Penurunan angka beban ketergantungan tersebut mengindikasikan jumlah penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) di Kota Tarakan yang menjadi relatif lebih banyak dibandingkan usia non-produktif. Kendati mengalami penurunan, besarnya angka beban ketergantungan di Kota Tarakan masih tergolong tinggi sebab besarannya masih di atas 50. Adapun beban ketergantungan Kota Tarakan pada tahun 2013 adalah 50,48, yang artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 50 sampai dengan 51 orang penduduk usia non-produktif (Gambar L.5.2).

Sumber: Kota Tarakan Dalam Angka berbagai tahun terbitan, diolah

Gambar L.5.2. Angka Beban Ketergantungan Kota Tarakan, 2008 – 2013

Dinamika Tenaga Kerja

Dari 97.410 orang yang masuk dalam angkatan kerja Kota Tarakan pada tahun 2013, 90.507 orang di antaranya berhasil mendapatkan pekerjaan. Artinya, 7,09 persen dari keseluruhan angkatan kerja termasuk sebagai pengangguran (unemployment). Tingkat pengangguran terbuka di Kota Tarakan menunjukkan tren yang menurun sejak tahun 2008 dengan rata-rata penurunan sebesar 1,08 persen setiap tahunnya. Penurunan tersebut mengindikasikan perluasan kesempatan kerja di Kota Tarakan berjalan cukup baik (Gambar L.5.3).

Sumber: Kota Tarakan Dalam Angka berbagai tahun terbitan, diolah

Gambar L.5.3. Perbandingan Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran Terbuka di Kota Tarakan, 2008 - 2013

Pada tahun 2012, mayoritas penduduk Kota Tarakan bekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan (23 persen dari total orang yang bekerja). Sektor dengan penyerapan tenaga kerja terbesar kedua adalah sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan dengan proporsi 21,30 persen dari total orang yang bekerja (Tabel L.5.2).

Pertumbuhan tenaga kerja di masing-masing sektor sangat fluktuatif antara tahun 2009 hingga 2007. Sektor dengan rerata pertumbuhan tenaga kerja tertinggi dalam periode tersebut adalah sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan (1,55 persen per tahun). Sektor dengan rerata penurunan tenaga kerja paling besar adalah sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi (-1,37 persen per tahun).

Tabel L.5.2. Komposisi Tenaga Kerja di Kota Tarakan Berdasarkan Lapangan Usaha, 2009 – 2012

Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 23.83% 18.42% 31.54% 29.41% Pertambangan dan Penggalian 1.22% 1.50% 3.72% 2.77% Industri 12.27% 12.52% 14.67% 13.87% Listrik, Gas, dan Air Minum 1.06% 0.83% 1.03% 0.71% Konstruksi 7.52% 7.64% 3.47% 5.70% Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 23.07% 25.74% 19.57% 19.18% Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 8.60% 5.66% 5.59% 6.10% Lembaga Keuangan, Real Estate, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan

1.45% 2.78% 3.33% 0.96%

Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan 20.99% 24.91% 17.07% 21.30%

Sumber: Situs Badan Pusat Statistik Kota Tarakan

L.5.2 Aspek Sosial dan Budaya Pendidikan

Kualitas pendidikan di Kota Tarakan terbilang cukup baik. Antara tahun 2008 hingga 2012, mayoritas penduduk Kota Tarakan telah mampu membaca dan menulis serta tamat dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajatnya (Gambar L.5.4). Kesimpulan tersebut dapat terlihat dari angka melek huruf yang selalu berada di atas 95 persen serta angka rata-rata lama sekolah penduduk Kota Tarakan yang selalu berada di atas 9 tahun antara tahun 2008 sampai dengan 2012 (Gambar L.5.5).

Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kota Tarakan 2013, diolah

Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kota Tarakan 2013, diolah

Gambar L.5.5. Angka Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Kota Tarakan, 2008 – 2012

Daya tampung sekolah di Kota Tarakan dapat dikatakan tidak terlalu berlebihan. Setiap ruang kelas di jenjang pendidikan SD hingga SMA menampung sekitar 30 sampai dengan 33 siswa antara tahun 2008 hingga 2012 (Gambar L.5.6). Beban kerja guru di Kota Tarakan untuk setiap jenjang pendidikan tidaklah sama. Guru SD serta SMP dan sederajatnya memiliki beban murid yang lebih besar dibandingkan guru SMA dan sederajatnya. Pada tahun 2012, satu guru SD dan sederajatnya bertanggung jawab atas 16 sampai dengan 17 siswa, 14 sampai dengan 15 siswa untuk guru SMP dan sederajatnya, serta hanya 10 sampai dengan 11 siswa untuk guru SMA dan sederajatnya. Untuk jenjang perguruan tinggi, beban kerja dosen di Kota Tarakan terbilang cukup tinggi yang mana satu dosen di Kota Tarakan bertanggung jawab atas 19 sampai dengan 20 mahasiswa pada tahun 2013 (Gambar L.5.7).

Sumber: Kota Tarakan Dalam Angka berbagai tahun terbitan, diolah

Gambar L.5.6. Rasio Murid – Kelas Kota Tarakan, 2008 – 2012

Sumber: Kota Tarakan Dalam Angka berbagai tahun terbitan, diolah

Gambar L.5.7. Rasio Murid – Guru Kota Tarakan, 2008 – 2012

Antara tahun 2008 hingga 2012, Angka Partisipasi Kasar (APK) Kota Tarakan untuk setiap jenjang pendidikan selalu berada di atas 80. Artinya, tingkat partisipasi sekolah penduduk Tarakan tergolong tinggi. APK di jenjang SD di beberapa titik tahun tercatat berada di atas skala 100. Hal ini mengindikasikan terdapat sejumlah

tahun) (Gambar L.5.8).

Sumber: Database Pembangunan Kalimantan Timur Tahun 2013, diolah

Gambar L.5.8. Angka Partisipasi Kasar Kota Tarakan, Tahun 2008 – 2012

Penduduk Kota Tarakan di usia SD dan SMP dapat dikategorikan telah mampu memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya, tetapi tidak untuk penduduk usia SMA. Hal ini terlihat dari Angka Partisipasi Murni (APM) SMA yang jauh lebih rendah dibandingkan SD dan SMP (Gambar L.5.9).

Kesehatan

Kualitas hidup masyarakat Kota Tarakan dapat dikategorikan baik. Apabila ditinjau dari angka harapan hidupnya, penduduk Kota Tarakan secara umum dapat bertahan hidup sampai dengan usia 72,19 tahun. Peningkatan angka harapan hidup Kota Tarakan sejak tahun 2008 mengindikasikan adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Kota Tarakan (Gambar L.5.10).

Sumber: Kota Tarakan Dalam Angka berbagai tahun terbitan, diolah

Gambar L.5.10. Angka Harapan Hidup Masyarakat Kota Tarakan, 2008 - 2012

Fasilitas kesehatan di Tarakan memperlihatkan perkembangan ke arah yang lebih baik. Sejak tahun 2010 hingga 2013, jumlah sumber daya manusia yang bekerja di sektor kesehatan terus mengalami peningkatan. Peningkatan serupa tidak terjadi pada fasilitas fisik, seperti rumah sakit, puskesmas, dan posyandu, yang cenderung stagnan pada periode yang sama (Tabel L.5.3).

Tabel L.5.3. Dinamika Fasilitas Penunjang Kesehatan di Kota Tarakan, 2010 – 2013

Indikator 2010 2011 2012 2013

Jumlah Tenaga Medis 108 125 129 125

Jumlah Tenaga Kebidanan 88 96 97 93

Jumlah Tenaga Keperawatan 131 459 443 458 Jumlah Fasilitas Kesehatan (rumah

sakit, puskesmas, dan posyandu)

161 162 162 162

Dokumen terkait