• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMP 1. LAPORAN SURVEY KABUPATEN-KOTA DI KALIMANTAN

L.1.10. Hasil Observasi Lapangan

Untuk melengkapi data sekunder yang diperoleh dari BPS, tim peneliti melakukan wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD) dengan para pemangku kepentingan. Tim peneliti melakukan wawancara dan FGD terhadap dinas di lingkungan Pemda Kabupaten Bulungan dan tokoh masyarakat. Instansi pemda yang

Energi, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Pertanian, serta Dinas Kehutanan.

Pertambangan dan Energi

Kabupaten Bulungan memiliki potensi pertambangan meliputi minyak bumi, gas alam, dan batubara. Kendala utama yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bulungan di sektor pertambangan adalah ketersediaan infrastruktur. Di subsektor pertambangan batubara misalnya, mengingat Kabupaten Bulungan tidak memiliki pelabuhan ekspor batubara sendiri maka produksi batubara Bulungan harus diekspor melalui Tarakan terlebih dahulu. Sayangnya, transportasi dari Bulungan ke Tarakan hanya bisa melalui jalur sungai dan laut.

Untuk mengatasi kendala ini, Pemerintah Kabupaten Bulungan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Tarakan berencana membangun Jembatan Bulan (Bulungan-Tarakan) yang menghubungkan Bulungan dengan Tarakan via enam (6) sampai sepuluh (10) jembatan yang akan melalui pulau-pulau kecil. Selain mengatasi persoalan konektivitas antardaerah, Jembatan Bulan diharapkan dapat menjadi katalis pembangunan di pulau-pulau yang dilaluinya. Namun demikian, rencana pembangunan Jembatan Bulan ini masih menghadapi beberapa isu, antara lain soal regulasi dan pendanaan antara pihak swasta dengan pemerintah.

Di subsektor pertambangan minyak dan gas, data BPS menunjukkan adanya peningkatan produksi sejak 2010. Gas dari Kecamatan Bunyu telah dialirkan ke Tarakan. Harapan ke depan, gas tersebut dapat juga dialirkan sampai ke Bulungan sehingga masyarakat Kabupaten Bulungan dapat menikmatinya.

Di sektor energi, Pemerintah Kabupaten Bulungan berencana membangun PLTA memanfaatkan aliran Sungai Kayan. Meskipun pembangunan PLTA Sungai Kayan berkapasitas 6.080 MW ini masih menghadapi kendala regulasi terkait kehutanan, namun Pemerintah Kabupaten Bulungan optimis PLTA ini dapat terbangun.

Selanjutnya, ada ketertarikan Pemerintah Kabupaten Bulungan untuk membangun PLTU memanfaatkan potensi batubara yang ada di wilayah Bulungan sendiri. Namun, pihak Bappeda menyarankan untuk fokus ke pembangunan PLTA Sungai Kayan mengingat PLTU pada dasarnya memanfaatkan sumber daya yang

tidak terbarukan, yaitu batubara.

Perikanan dan Kelautan

Sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Bulungan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut mengingat kabupaten ini memiliki wilayah pesisir yang cukup luas. Data BPS menunjukkan bahwa produksi perikanan di Bulungan cukup berimbang antara perikanan tangkap dan budidaya. Sentra produksi perikanan di Kabupaten Bulungan berada di Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Tanjung Palas Timur, dan Sekatak.

Di subsektor perikanan tangkap, komoditas unggulan Bulungan adalah udang windu dan udang putih. Ada beberapa kendala terkait subsektor perikanan tangkap, khususnya udang di Bulungan. Saat ini penangkapan udang dirasa sudah berlebihan karena penggunaan troll mini yang dikhawatirkan akan merusak lingkungan. Selain itu, nelayan yang menangkap ikan atau udang di wilayah perairan Bulungan sebagian besar berasal dari Tarakan sehingga produksinya tidak tercatat di Bulungan. Kondisi ini diperparah dengan tidak berfungsinya cold storage di Bulungan sehingga udang yang ditangkap di perairan Bulungan harus langsung dibawa ke Tarakan sehingga akan tercatat sebagai hasil laut Tarakan. Udang ini nantinya akan diekspor melalui Surabaya. Kendala terakhir adalah terkait regulasi KBK (Kawasan Budidaya Kehutanan) dimana ditetapkan bahwa menangkap udang di KBK adalah ilegal sehingga tidak jarang negara luar tidak mau menerima udang hasil tangkapan perikanan dari perairan Bulungan.

Di subsektor perikanan budidaya, komoditas yang paling banyak dibudidayakan di Bulungan adalah udang dan bandeng untuk budidaya air asin. Sementara untuk budidaya air tawar, komoditas yang dibudidayakan adalah patin dan lele. Selain itu, terdapat juga budidaya rumput laut yang banyak terdapat di daerah Tanjung Karis, Sekatak, dan Bunyu.

Serupa dengan perikanan tangkap, subsektor perikanan budidaya di Bulungan juga didominasi pengusaha asal Tarakan mengingat tambak udang dan rumput laut yang ada kebanyakan dimiliki oleh penduduk Tarakan. Di samping itu, isu regulasi juga muncul mengingat tambak kebanyakan berada di KBK. Regulasi terkait KBK bukan domain dari Pemda sehingga menghambat kebijakan pengembangan

diharapkan bisa mengoptimalkan tambak yang berada di kawasan KBNK (Kawasan Budidaya Non Kehutanan). Budidaya rumput laut di Tanjung Palas Timur juga terkendala status kawasan yang merupakan kawasan konservasi

Isu ini sudah coba dicarikan jalan keluarnya, antara lain dengan skema: (1) tukar guling (swap antara wilayah KBK yang sudah terlanjur ada penangkapan atau tambak udang dengan wilayah lain yang belum tergarap); (2) pinjam pakai dimana Pemda meminjam wilayah KBK untuk pengembangan budidaya atau penangkapan udang. Saat ini sedang disusun rencana implementasi dibantu dengan WWF. Selain itu, ada pula ketertarikan dari WWF untuk membantu memfasilitasi pengembangan tambak udang ramah lingkungan di KBK (sertifikasi).

Sejatinya masih banyak potensi perikanan dan kelautan di Kabupaten Bulungan yang belum tergali. Sebagai contoh, pemanfaatan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) masih belum optimal karena kurangnya informasi mengenai potensi perikanan di kawasan tersebut. Selain itu, ada juga potensi pengembangan tambak udang di daerah Tanah Kuning. Jika dikembangkan dengan konsep budidaya ramah lingkungan maka terbuka peluang ekspor udang ke Eropa. Kemudian, ada potensi budidaya ikan nila untuk melengkapi pengembangan kawasan minapolitan di Tanjung Palas Timur.

Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Sektor pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang rencananya menjadi penopang perekonomian Kabupaten Bulungan sesuai dengan visi daerah sebagai pusat agrobisnis dan agroindustri. Sesuai dengan MP3EI yang ditetapkan pemerintah pusat, terdapat rencana pengembangan Food Estate wilayah Bulungan. Food Estate ditetapkan di 3 kecamatan, yaitu Tanjung Palas Utara, Tanjung Palas Tengah, dan Tanjung Palas Timur. Saat ini sudah ada 20 ha kawasan block plan di Tanjung Buka. Namun sayangnya masih menghadapi kendala tidak tersedianya transportasi darat. Diharapkan nantinya komposisi tenaga kerja di Food Estate adalah 50% penduduk lokal; 50% transmigran. Pokja terkait rencana ini sudah dibentuk namun akselerasinya masih kurang.

Selain Food Estate, terdapat pula rencana pengembangan Kawasan Hortikultura di sepanjang Sungai Kayan yang sudah ditetapkan Pemda. Rencana ini

kawasan yang padat penduduk sehingga dampak ekonominya lebih besar.

Kelapa sawit memiliki potensi untuk dikembangkan di Bulungan, khususnya di Kecamatan Tanjung Palas dan Sekatak. Kendala utama yang dihadapi adalah infrastruktur jalan yang sebagian besar dalam kondisi rusak. Saat ini terdapat 4 perusahaan yang sedang mengajukan izin pembangunan pabrik pengolah sawit di Bulungan. Pengembangan sawit sejalan dengan fokus pembangunan Kaltara dan Bulungan di sektor agrobisnis dan agroindustri.

Di sektor kehutanan, sering terlihat tiap bulan pontoon berisi kayu dari hulu melalui sungai Kayan. Terlepas dari legalitas hasil hutan tersebut, hal ini membuktikan adanya potensi sektor kehutanan di Bulungan yang bisa dikembangkan lebih lanjut.

Industri dan Perdagangan

Kabupaten Bulungan memiliki harapan untuk menjadi sentra agrobisnis dan agroindustri di Kaltara. Keinginan yang tercantum dalam visi dan misi Pemerintah Kabupaten Bulungan ini didasarkan pada adanya potensi untuk mengembangkan industri berbasis pertanian dan perkebunan di wilayah Bulungan. Dengan adanya rencana pembangunan PLTA Sungai Kayan, diharapkan nantinya dapat membantu mendorong pengembangan industri di Bulungan.

Di sektor industri pengolahan misalnya, terdapat potensi untuk mengembangkan industri pengolahan dan pengalengan buah untuk menampung produksi buah-buahan yang seringkali melimpah sesuai dengan musimnya. Meskipun demikian, ada kekhawatiran bahwa melimpahnya buah-buahan di Bulungan bukan karena banyaknya pasokan dari pedalaman namun lebih karena sedikitnya konsumsi sehingga terkesan melimpah. Jangan sampai membangun industri namun nantinya ada masalah kekurangan bahan baku. Di samping itu, perlu ada koordinasi antar kabupaten untuk saling bertukar informasi mengenai harga-harga di tingkat produsen. Selain buah, komoditas yang dapat dikembangkan lebih lanjut melalui industri pengolahan adalah ikan dan udang beku, dimana produk ini sekarang sudah mampu mencapai pasar Jepang.

kerja sampingan. Koperasi di Kabupaten Bulungan berkembang cukup baik. Meskipun ada penurunan jumlah koperasi dari sejumlah 37 unit pada 2012 menjadi 11 unit pada 2013, namun turunnya angka ini lebih disebabkan oleh berhenti beroperasinya koperasi-koperasi yang kurang sehat, sehingga koperasi yang bertahan merupakan koperasi yang benar-benar bagus kinerjanya. Koperasi Ikhtiar Mahabah misalnya, telah mampu memproduksi air mineral dalam kemasan untuk melayani pasar di dalam Bulungan sendiri. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan koperasi dan industri rumahan adalah sumber daya manusia serta biaya produksi yang tinggi. Masih perlu adanya pelatihan-pelatihan khususnya terkait pencatatan keuangan sehingga nantinya dapat mempermudah dalam pengajuan kredit. Selain itu, tingginya harga bahan pokok di Bulungan juga berdampak pada tingginya biaya produksi.

Sosial dan Tenaga Kerja

Sektor pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, di Bulungan mendapat perhatian tinggi. Saat ini sudah ada Universitas Kaltara serta STIE Tanjung Selor yang menyediakan pendidikan tinggi di wilayah Kabupaten Bulungan. Ke depan, pengembangan pendidikan lebih baik difokuskan ke pendidikan kejuruan khususnya bidang pertanian dan pertambangan dengan membangun Politeknik. Selain itu, Pemda juga berencana menghidupkan kembali BLK serta mengadakan pelatihan-pelatihan.

Di sektor ketenagakerjaan, kondisi sekarang Bulungan masih butuh banyak tenaga kerja dari luar daerah untuk menunjang pembangunan. Keterampilan seperti tukang bangunan masih belum dikuasai penduduk asli Bulungan dengan baik sehingga keberadaan tenaga kerja dari luar daerah sangat diperlukan.

Transmigrasi menjadi salah satu faktor penting yang mendorong pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Bulungan. Transmigran di Kabupaten Bulungan menyumbang kurang lebih 25 persen dari penduduk. Kantong-kantong transmigran di Bulungan tersebar di 5 Kecamatan, yaitu Kecamatan Tanjung Selor, Tanjung Palas Utara, Tanjung Palas Timur, Tanjung Palas Tengah, dan Sekatak.

Konflik sosial antara penduduk lokal dengan pendatang dapat dikatakan minimal. Ketegangan akibat isu SARA tidak ada, namun memang ada kesenjangan ekonomi

ke depan.

Dokumen terkait