• Tidak ada hasil yang ditemukan

Assertive Self-Presentation Ridwan Kamil

Assertive self-presentation dimaksudkan untuk mengembangkan atau

menciptakan identitas. Ridwan Kamil paling banyak menggunakan taktik ini sebanyak 97%. Hal ini merupakan perbandingan yang jauh dengan taktik

defensive self-presentation. Taktik ini dibuat oleh Ridwan Kamil untuk

menciptakan identitas dirinya sebagai calon gubernur Jawa Barat 2018. Assertive

mempromosikan diri dengan hal-hal yang menyenangkan dengan menggambarkan jati dirinya seperti tipe orang dengan keyakinan tertentu, pengemuka pendapat, mempunyai pengetahuan , berkarakter , atau pengalaman (Aleksander et all., 2002).

Grafik 4.6 Presentase Taktik Assertive Ridwan Kamil Sumber: Olahan Peneliti, 2018

Ridwan Kamil menggunakan taktik terbesar adalah ingratition sebagai taktik assertive self-presentation terbesar dengan jumlah 37 unggahan. Dalam menciptakan atau mengembangkan identitas taktik ingratition dapat dilakukan untuk mendapat keuntungan membentuk identitas positif. Sedangkan taktik yang tidak digunakan adalah taktik blasting. Taktik ini dapat membentuk identitas negatif dipendukung lawan Ridwan Kamil karena menjelek-jelekkan seseorang atau kelompok.

a. Ingratiation

Tabel 4.12 Taktik Ingratiation Ridwan Kamil

Ingratiation

Taktik Jumlah Koding Presentase

Menyenangkan 20 54.05 % Menarik simpati 14 37.83 % Keseragaman 3 8.10 % Total 37 100% Ingratiat ion Intimida tion Supplica tion Entitlem ent Enhance

ment Blasting Basking

Exempli fication Series1 37 3 1 7 20 0 9 10 0 5 10 15 20 25 30 35 40

Sumber: Olahan Peneliti, 2018

Taktik ingratiation didefinisikan sebagai tingkah laku yang didesain untuk membangkitkan interpersonal dan daya tarik sesuai dengan keinginan (e.g., Wortman & Linsenmeier, 1977). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan koding sejumlah 90 unggahan foto beserta caption Instagram Ridwan Kamil. Dalam unggahan tersebut Ridwan Kamil menampilkan taktik terbesar pertama adalah

ingratition sebanyak 41% dari keseluruhan taktik self-presentation. Taktik ingratition sendiri memunculkan tiga sub-taktik yaitu terlihat menyenangkan,

menarik simpati dan keseragaman.

Sub-indikator terlihat menyenangkan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mendapat hal lain seperti menjadi yang utama sehingga dapat memperoleh keuntungan dari orang lain (pusat publik). Ketika menginginkan sesuatu, Ridwan Kamil akan terlihat baik. Menunjukkan selera humor atau keceriaan. Sub-indikator ini paling banyak yaitu 54.04%. Sebanyak 20 unggahan, Ridwan Kamil menunjukkan diri sebagai seseorang yang yang memiliki selera humor tinggi, dan menginginkan menjadi pusat publik di media sosial Instagram.

Gambar 4.11 Foto Unggahan Sub-Indikator Ingratition Ridwan Kamil Sumber: www.instagram.com/ridwankamil

Gambar 4.12 Foto Unggahan Asli @songjoongkionly Sumber: www.instagram.com/songjoongkionly

Song Joong-ki merupakan seorang aktor, model, dan pembawa acara dari Korea Selatan. Adapun foto yang diunggah Ridwan Kamil merupakan foto editan yang menampakan wajah dirinya bersama Song Jong-ki. Hal ini merupakan sebuah bentuk untuk menunjukkan kesukaan Ridwan Kamil dengan mengaitkan diri dengan aktor Korea. Dari survei kumparan, 56 persen fans K-pop menghabiskan waktu 1-5 jam “memelototi” media sosial untuk mencari tahu segala informasi tentang idola mereka. Sebanyak 28 persen fans bahkan menghabiskan 6 jam lebih di jagat maya untuk melihat berbagai aktivitas sang idola. (Fanatisme Fans K-Pop: Candu dan Bumbu Remaja, Kumparan.com, 7 Januari 2018)

Unggahan tersebut menjadikan Ridwan Kamil ingin menjadi pusat publik dengan mengaitkan diri dengan aktor Korea. Selain itu terdapat caption “Annyeonghaseyo. Salam #RINDU dari kami semua. Selfie oleh @songjoongkionly”. Caption tersebut menggunakan salam korea yang artinya hai, dengan hashtag RINDU yang artinya Ridwan Kamil dan UU Uu Ruzhanul Ulum. Oleh karena itu, Ridwan Kamil ingin menunjukkan sebagai seseorang yang terlihat menyenangkan dengan mengkampanyekan nama pasangan calon gubernur yang diusungnya dengan pesan yang ringan dan humoris. Pesan yang disertai humor mudah diterima, enak dan menyegarkan (Cangara, 2011).

Sub-indikator menarik simpati dengan cara memberi tahu orang lain tentang citra diri positif yang dimilikinya. Cara lain adalah dengan menggunakan pujian untuk menarik perhatian orang lain atau untuk mendapat dukungan. Selain

itu bisa dengan memberi hadiah untuk menarik simpatisan. Sub indikator menarik simpati Ridwan Kamil sebanyak 37,83%.

Foto 4.13 Sub-indikator Menarik Simpati Ridwan Kamil Sumber: www.instagram.com/ridwankamil

Ridwan Kamil dalam foto tersebut mengucapkan terimakasih untuk dokter dan tim medis yang selalu tanggap melayani perawatan kesehatan warga tidak mampu di rumahwarga. Ia juga mempromosikan program kerjanya yaitu layad rawat. Hal ini dikarenakan dalam menarik simpati, Ridwan Kamil ingin menununjukan kedekatan dengan orang lain yang berjasa dalam kinerjanya.

Sub-indikator keseragaman dengan menyatakan sikap yang sama dengan orang lain untuk dapat diterima maupun menyatakan pendapat yang disukai orang lain. Sub-indikator keseragaman Ridwan Kamil sebanyak 3 unggahan dengan mengkomunikasikan kehidupan pribadinya.

Foto 4.14 Sub-indikator Keseragaman Unggahan Pertama Ridwan Kamil Sumber: www.instagram.com/ridwankamil

Foto 4.15 Sub-indikator Keseragaman Unggahan Kedua Ridwan Kamil Sumber: www.instagram.com/ridwankamil

Foto 4.16 Sub-indikator Keseragaman Unggahan Ketiga Ridwan Kamil Sumber: www.instagram.com/ridwankamil

Keseluruhan taktik ingratition Ridwan Kamil menunjukkan kepada kehidupan pribadinya mengenai keluarga. Unggahan pertama, ia menunjukkan diri sebagai anak yang sedang meminta doa ibu dan keluarga sebelum berangkat ke KPU Jawa Barat untuk mendaftarkan diri menjadi calon gubernur Jawa Barat. Unggahan kedua, Ridwan Kamil menunjukkan sebagai sosok ayah bagi putrinya sewaktu kecil. Sedangkan unggahan ketiga mengenai sosoknya sebagai suami bagi istrinya. Dalam pengungkapan sub-indikator keseragaman taktik ingratition, Ridwan Kamil mengkomunikasikan diri berperan sebagai anak, ayah dan suami.

b. Intimidation

Tabel 4.13 Taktik Intimidation Ridwan Kamil

Intimidation

Taktik Jumlah Koding Presentase

Ancaman 0 0 %

Berkuasa 3 100 %

Total 3 100 %

Sumber: Olahan Peneliti, 2018

Taktik intimidation merupakan tindakan untuk menunjukkan sebagai seseorang yang berkuasa dan berbahaya, menimbulkan rasa takut pada lawan, dan meningkatkan efisiensi ancaman (Lee et al., 1999). Sub-indikator taktik

intimidation tidak digunakan oleh Ridwan Kamil adalah ancaman. Hal ini

Sedangkan ada tiga unggahan sub-indikator berkuasa yang digunakan Ridwan Kamil. Menggunakan ukuran dan kekuatan untuk mempengaruhi orang ketika diperlukan. Menyatakan kepemimpinannya sebagai pihak yang berkuasa. Menginginkan kekuasaan lebih dengan mengkomunikasikan dirinya layak.

Gambar 4.17 Sub-indikator Menunjukkan Kekuasaan Ridwan Kamil Sumber: www.instagram.com/ridwankamil

Dalam sub-indikator menunjukkan kekuasaan, Ridwan Kamil menunjukkan diri sebagai calon pemimpin nomor satu. Ia menggunakan #RINDU untuk nama pasangan calon nomor satu gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat. Adapun Ridwan Kamil sangat jarang menunjukkan taktik intimidation ini dikarenakan efek yang ditimbulkan bisa berupa ketakutan. Pesan yang menakutkan (fear appeal) yang dapat menimbulkan ketakutan pada khalayak. Taktik intimidation digunakan untuk mendorong ketakutan dilawan dan meningkatkan efeektivitas ancaman (Jones & Pittman 1989). Sehingga sangat jarang Ridwan Kamil menggunakan taktik ini untuk mempersuasi masyarakat. Tentu ada beberapa taktik yang ditambahkan untuk menunjang agar taktik

intimidation dengan sub-indikator menunjukkan kekuasaan tanpa menakuti

c. Suplication

Tabel 4.14 Taktik Supplication Ridwan Kamil

Supplication

Taktik Jumlah Koding Presentase

Meminta bantuan 1 100 %

Merendahkan diri 0 0 %

Total 1 100 %

Sumber: Olahan Peneliti, 2018

Taktik suplication dengan menampilkan diri sebagai orang yang lemah atau tidak berdaya, ingin terlihat memiliki ketergantungan pada orang lain, meminta belas kasihan (Lee et al., 1999). Contohnya ketika Ridwan Kamil menunjukkan ke orang lain bahwa ia sedang tidak dapat melakukan sesuatu untuk mendapatkan simpati bantuan. Hanya ada satu unggahan Ridwan Kamil dalam menggunakan taktik supplication. Ia mengunggah subindikator meminta bantuan, sedangkan merendahkan diri tidak pernah muncul dalam masa pra-kampanye.

Gambar 4.18 Sub-Indikator Meminta Bantuan Ridwan Kamil Sumber: www.instagram.com/ridwankamil

Ridwan Kamil meminta orang lain untuk membantunya karena keterbatasan dirinya. Ia meminta bantuan untuk mengisi survei dengan menggunakan caption yang ditujukan untuk generasi milenial berlatih demokrasi. Ia meminta alas an mengapa generasi milenial memilih atau tidak mau memilih pemimpin. Dengan menjawab poling nomor 1 hingga 9. Adapun seorang individu menampilkan ketergantungan untuk meminta bantuan dari target orang yang dituju. Supplication terjadi ketika para individu meminta bantuan dari orang lain

(Jones & Pittman 1989). Ridwan Kamil yang ingin menunjukan ketergantungan dengan adanya survei “berlatih demokrasi bersama”. Kata bersama tersebut menunjukan bahwa bukan hanya milenial namun juga Ridwan Kamil yang berlatih. Dengan tujuan untuk meminta milenial mengisi surveinya mengapa mereka memilih pemimpin. Ridwan Kamil akan maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat, sehingga diperluka survei untuk pendekatan dengan milenial. Hal ini menunjukkan bahwa Ridwan Kamil memiliki ketergantungan kepada generasi milenial untuk menjawab alasan mengapa memilih pemimpin. Ridwan Kamil menampilkan ketergantungan untuk meminta bantuan dari target orang yang dituju.

d. Entitlement

Tabel 4.15 Taktik Entitlement Ridwan Kamil

Entitlement

Taktik Jumlah Koding Presentase

Hutang budi 0 0 %

Diakui 5 71.42 %

Siap bertanggung jawab 2 28.57 %

Total 7 100 %

Sumber: Olahan Peneliti, 2018

Taktik entitlement digunakan untuk mendapatkan pengakuan atas hasil positif yang dicapai dan mengaku siap bertanggungjawab. Ketika bekerja dalam proyek kelompok, ia membuat kontribusi yang lebih besar dari proyek tersebut (Lee et al., 1999). Taktik entitlement memiliki tiga sub-indikator yaitu hutangbudi, diakui, dan siap bertanggungjawab. Taktik hutangbudi tidak digunakan oleh Ridwan Kamil dikarenakan ia tidak mengklaim berhutang budi untuk hal-hal yang tidak ia lakukan. Itu berarti Ridwan Kamil ingin menunjukkan diri sebagai individu yang tidak mempunyai hutang budi dimasa lalunya.

Sub-indikator diakui merupakan mendapat pujian oleh orang-orang tentang prestasi positifnya. Selain itu juga menunjukkan hal-hal positif yang dilakukan karena orang lain tidak memperhatikan. 71,42% Ridwan Kamil menggunakan sub-indikator ini. Pengakuan dari orang lain, membuat dia

memberikan informasi di akun media sosialnya. Berikut ini prestasi yang diunggah lagi di media sosial Ridwan Kamil sub-indikator diakui:

24 Januari 2018 = Kota Bandung sebagai Urban Solutions

25 Januari 2018 = Kota Bandung Terbaik Akuntabilitas Kinerja A 27 Januari 2018 = Walikota Ridwan Kamil 19 tahun PERSIB juara lagi,

17 tahun mendapat piala adipura lagi

29 Janari 2018 = Kota Bandung meraih ASEAN Tourism Award 2018 9 Februari 2018 = Ridwan Kamil sebagai walikota Bandung

305 Penghargaan baik nasional maupun internasional Dari kelima penghargaan tersebut, Ridwan Kamil mendapat pengakuan yang dipublikasikan agar orang lain mengetahuinya. Ketika menggunakan entitlement, individu mengaku bertanggungjawab atas hasil atau peristiwa positif, bahkan jika mendapatan penghargaan pribadi itu adalah hasil pemberian (Aleksander et al, 2002).

Gambar 4.19 Sub-Indikator Siap Bertanggungjawab Ridwan Kamil Sumber: www.instagram.com/ridwankamil

Ketika bekerjasama dengan yang lain, membuat kontribusi yang lebih besar daripada yang lain. Telah mengaku siap dengan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan (Lee et al., 1999). Dalam foto tersebut terdapat caption yaitu “LAYAD RAWAT. Telpon 119 untuk didatangi dokter dan tim medis ke rumah. Layanan ini diutamakan untuk warga tidak mampu. *Insya Allah akan diperjuangkan hadir di seluruh Jawa Barat.” Ridwan Kamil mengaku siap dengan layanan Layad Rawatt yang ia terapkan di Bandung untuk diperjuangkan haidr di seluruh Jawa Barat. Hal ini yang dimaksud adalah janji politik sebagai calon gubernur Jawa Barat. Oleh karena itu, Ridwan Kamil menunjukkan diri sebagai pemimpin yang siap menjadi Gubernur Jawa Barat.

e. Enhancement

Tabel 4.16 Taktik Enhancement Ridwan Kamil

Enhancement

Taktik Jumlah Koding Presentase Melebih-lebihkan

pencapaian 6 30 %

Aktualisasi kinerja 14 70 %

Total 20 100 %

Sumber: Olahan Peneliti, 2018

Taktik enhancement merupakan taktik kedua terbesar yang digunakan

self-presentation Ridwan Kamil. Enhancement digunakan seorang individu yang

mengklaim bahwa nilai positif dari suatu kegiatan dimana dia bertanggung jawab lebih besar daripada yang dipikirkan kebanyakan orang (Stevens & Kristof, 1995). Ada dua sub-indikator dari taktik enhancement yaitu melebih-lebihkan pencapaian dan aktualisasi kinerja. Sub-indikator melebih-lebihkan pencapaian dengan mengkoreksi orang-orang yang meremehkan hasil kinerja yang ia berikan kepada mereka Selain itu juga memberi tahu orang-orang ketika pekerjaanya menurut orang lain itu sulit (Lee et al., 1999).

Gambar 4.20 Sub-indikator Melebih-lebihkan Pencapian Ridwan Kamil Ada 30% sub-indikator melebih-lebihkan pencapaian dalam taktik

enhancement. Gambar diatas merupakan contoh dari sub-indikator

melebih-lebihkan pencapaian. Hal ini dikarenakan, ia repost postingan dari akun mulkisalman yang mengunggah kemajuan dari alun-alun Cicendo. Selain itu, Ridwan Kamil juga memberi tahu dengan caption “Alun-alun Cicendo yang keren

dan baru diresmikan”. Hal ini merupakan bentuk dari memberi tahu pekerjaan perubahan dari alun-alun Cicendo yang lebih bagus dari sebelumnya.

Gambar 4.21 Sub-indikator Aktualisasi Kinerja Ridwan Kamil Sumber: www.instagram.com/ridwankamil

Sub-indikator kedua yaitu aktualisasi kinerja sebesar 70%. Dalam memberi tahu orang lain tentang hal-hal yang dicapainya, juga memberi tahu mereka tentang hasil kinerja. Ketika berhasil dalam pekerjaannya, ia menekankan kepada orang lain betapa pentingnya pekerjaan itu (Lee et al., 1999). Ridwan Kamil dalam contoh gambar diatas merupakan unggahan untuk melebih-lebihkan kinerjanya dengan caption “inspeksi final, revitalisasi 1 km Sungai Cikapundung yang melintasi tengah kota. Masih hijau, namun dulunya kumuh, banyak hunian ilegal dan tidak terurus, namun sekarang akan bersih dan penuh aktivitas masyarakat. Mari cintai sungai, karena air adalah sumber kehidupan kita. Nuhun. #kerja”. Ciri khas Ridwan Kamil adalah dengan hastag kerja dalam taktik

enhancement. Namun, ia menjelaskan bahwa keadaan dulu adalah kumuh.

Sehingga dengan dirinya, dapat merubah menjadi lebih baik sesuai dengan yang difoto unggahan. Ridwan Kamil ingin menunjukkan diri sebagai individu yang suka bekerja, menghasilkan perubahan yang lebih baik.

f. Blasting

Tabel 4.17 Taktik Blasting Ridwan Kamil

Blasting

Taktik Jumlah Koding Presentase

Pernyataan negatif 0 0 %

Merendahkan lawan 0 0 %

Total 0 0 %

Sumber: Olahan Peneliti, 2018

Taktik blasting ini digunakan untuk menjelek-jelekkan seseorang atau kelompok yang terkait dengannya (Lee et al., 1999). Perilaku yang dimaksud untuk menghasilkan atau mengkomunikasikan evaluasi yang negatif dari orang lain atau kelompok yang berkaitan denggannya (Cialdini & Richardson, 1980). Contohnya ketika Ridwan Kamil melebih-lebihkan hal negatif orang lain yang bersaing dengannya.

Taktik blasting merupakan satu-satunya taktik assertive self-presentation yang tidak digunakan Ridwan Kamil saat pra-kampanye. Ridwan Kamil sendiri pernah menjelaskan saat diwawancarai oleh BBC Indonesia pada tanggal 9 Januari 2018, Ridwan menjelaskan keaktifasannya di media sosial. Saat di tanya oleh pewawancara strategi apa yang digunakan dalam media sosial, Ridwan menjawab “Orang Indonesia khususnya adalah orang yang senang mengkonsumsi informasi berita secara online. Saya punya 13 juta followers. Saya gunakan media sosial hanya untuk positive news, karena bad news banyak. Saya beritakan kegiatan saya, saya jawab pertanyaan-pertanyaan, saya klarifikasi fitnah-fitnah, saya minta maaf kalau saya keliru, I'm just a human kan” (“Ridwan Kamil dan strategi media sosialnya: Kenapa selalu soal jomblo?”, 2018, Januari).

Dari pernyataan Ridwan Kamil tersebut ia membuka diri dimedia sosialnya untuk orang lain mengkonsumsi informasi dirinya. Ia menggunakan media sosial hanya untuk positive news, karena bad news sudah banyak. Oleh karena itu, taktik blasting tidak digunakan oleh Ridwan Kamil diakun media sosial khususnya Instagram.

g. Basking

Tabel 4.18 Taktik Basking Ridwan Kamil

Basking

Taktik Jumlah Koding Presentase

Mengaitkan diri 9 100 %

Mempunyai

kesamaan 0 0 %

Total 9 100 %

Sumber: Olahan Peneliti, 2018

Taktik basking dengan mengaitkan diri dengan orang lain atau kelompok tertentu yang dianggap positif oleh masyarakat, menegaskan nilai-nilai yang sama dengan sebuah kelompok secara positif (Lee et al., 1999). Taktik ini memiliki subindikator yaitu mengaitkan diri dan mempunyai kesamaan.

Gambar 4.22 Sub-Indikator Mengaitkan diri Ridwan Kamil Sumber: www.instagram.com/ridwankamil

Dari gambar diatas, Ridwan Kamil mendukung film Dilan. Selain sebagai pemain, ia juga mempromosikan untuk mendukung film Indonesia. Sub-indikator mengaitkan diri memiliki jumlah sembilan unggahan dan Ridwan Kamil hanya memunculkan sub-indikator ini pada masa kampanye. Adapun taktik basking dengan mengaitkan diri dengan orang lain atau kelompok tertentu yang dianggap positif oleh masyarakat atau mendukung atau didukung pihak tertentu (Lee et al., 1999).

h. Exemplification

Tabel 4.19 Taktik Exemplification Ridwan Kamil

Exemplification

Taktik Jumlah Koding Presentase

Panutan 9 90 %

Berdedikasi 1 10 %

Total 10 100 %

Sumber: Olahan Peneliti, 2018

Taktik exemplification dengan menunjukkan bahwa dirinya bermoral, menunjukkan bahwa dirinya berintegritas. Ingin mendapatkan rasa hormat dan kekaguman dari orang lain. Individu mencoba memberikan contoh agar orang lain mau mengikutinya (Lee et al., 1999). Ada sub-indikator dari taktik

exemplification yaitu panutan dan berdedikasi. Subtaktik panutan memiliki jumlah

presentase 90% dibanding berdedikasi yang hanya 10%.

Sub-taktik panutan yaitu mencoba memberikan contoh positif agar orang lain juga mengikutinya seperti disiplin, jujur, tepat waktu. Ridwan Kamil banyak menunjukkan sub-taktik ini saat dia pergi umrah pada tanggal 24 Januari 2018.

Gambar 4.23 Sub-indikator Panutan Pertama Ridwan Kamil Sumber: www.instagram.com/ridwankamil

Gambar 4.24 Sub-indikator Panutan Kedua Ridwan Kamil Sumber: www.instagram.com/ridwankamil

Gambar 4.25 Sub-indikator Panutan Ketiga Ridwan Kamil Sumber: www.instagram.com/ridwankamil

Gambar sub-indikator pertama, kedua dan ketiga merupakan tanggal Ridwan Kamil sedang pergi umrah. Dalam ketiga unggahan tersebut pada tanggal 25 Januari 2018, 26 Januari 2018 dan 28 Januari 2018 menunjukkan sub-indikator panutan. Menunjukkan sebagai individu yang bermoral dengan membritau nilai-nilai yang dianut baik dalam agama maupun tokoh masyarakat (Lee et al., 1999). Ridwan Kamil ingin menampilkan diri sebagai individu yang bermoral dan menunjukkan nilai-nilai dirinya dengan moment pilihan umrah. Ketiga unggahan tersebut juga merupakan lanjutan darri hashtag hikmah satu sampai tiga.

Unggahan pertama “#Hikmah 1: Selalu optimis” Unggahan kedua “#Hikmah 2: Hakekat waktu”

Unggahan ketiga “#Hikmah 3: Jangan sombong. Always low liver”. Maka Ridwan Kamil menampilkan diri sebagai individu yang mempunyai nilai selalu optimis, hakekat waktu dan tidak sombong. Selain itu, foto yang diunggah merupakan hasil gambar tangan Ridwan Kamil sendiri dengan tipe

gambar sketsa manusia yang sedang beribah. Hal ini menunjukkan bahwa Ridwan Kamil sebagai seseorang yang menganut nilai-nilai agama sebagai panutan di media sosial.

Dokumen terkait