• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.4 Self-Presentation Penelitian

4.4.2 Self-Presentation Deddy Mizwar

Dari hasil analisis di atas, taktik basking sebanyak 30% merupakan taktik yang paling banyak dimunculkan Deddy Mizwar. Lalu tidak berbeda sedikit dengan ingratiation sebanyak 28%. Dilanjutkan dengan taktik entitlement sebanyak 15% dan taktik exemplification sebanyak 13%. Kemudian diurutan selanjutnya yaitu taktik enhancement sebanyak 7%, taktik disclaimer 5%, taktik

intimidation sebanyak 2%. Ada enam taktik yang tidak digunakan Deddy Mizwar

yaitu taktik excuse, taktik justification, taktik self-handicapping, taktik apology, taktik supplication, dan taktik blasting. Taktik assertive self-presentation paling banyak digunakan oleh Deddy Mizwar daripada taktik defensive self-presentation.

Basking merupakan taktik assertive self-presentation yang paling sering

digunakan oleh Deddy Mizwar melalui Instagram dalam menunjukkan diri terkait dengan oranglain, bagian kelompok tertentu maupun organisasi. Selain itu, taktik

basking merupakan taktik yang digunakan untuk menegaskan nilai-nilai yang

sama dengan oranglain, bagian kelompok tertentu maupun organisasi. Komunikator politik menghubungkan antara golongan elit dengan komunitas mana pun dengan khayalak umum, maka komunikator politik adalah makelar simbol yang menghubungkan para pemimpin satu sama lain dan dengan para pengikut (Nimmo, 2004, p. 42-46). Oleh karena itu, Deddy Mizwar sebagai komunikator politik dapat menggunakan taktik basking untuk menghubungkan antar golongan, maupun dapat sebagai citra dari pengikutnya dalam sebuah kelompok tertentu.

Taktik assertive self-presentation kedua yang paling sering digunakan oleh Deddy Mizwar adalah ingratiation. Tindakan Deddy Mizwar dalam taktik

ingratiation dilakukan untuk menarik simpati orang lain sehingga mendapatkan

keuntungan bagi dirinya. Komunikasi persuasi bahkan tidak hanya tergantung pada kekuatan komunikator yang menyampaikan, tetapi pada kedahsyatan isi atau konten pesan disampaikan untuk mempengaruhi khalayaknya. (Subiakto & Ida, 2014, p.40). Dalam menarik simpatisan, Deddy Mizwar memerlukan komunikasi persuasi yang lebih baik dari segi konten gambar maupun caption dalam Instagram. Penelitian Ahmed (2009, dalam Priyowidodo et al, 2015) menegaskan bahwa “pemimpin harus disiplin dalam „self control’ agar persepsi publik yang minor terhadap penilaian atau postur organisasi dapat dihindari” (p. 33)

Brian Mcnair menegaskan komunikasi politik sebagai purposed

communication politic. Proses komunikasi ini dilakukan oleh politisi dan

aktor-aktor politik lainnya untuk memperoleh tujuan politik tertentu (Mcnair, 2015). Adapun self-presentation yang digunakan Deddy Mizwar dapat menonjolkan atau meniadakan taktik tertentu. Hal ini dikarenakan sebagai politisi ia mempunyai tujuan tertentu dalam mengelola media sosialnya. Dalam menggunakan taktik

self-presentation, Deddy Mizwar tidak menggunakan enam taktik dalam masa

pra-kampanye adalah taktik excuse, taktik justification, taktik self-handicapping, taktik apology, taktik supplication dan taktik blasting. Dari kelima taktik yang tidak digunakan, hanya taktik blasting yang masuk dalam assertive

presentation. Oleh karena itu, Deddy Mizwar sedikit menggunakan defensive self-presentation. Taktik defensive self-presentation digunakan untuk

mempertahankan atau mengembalikan identitas yang kurang baik (Lee et al., 1999). Kecenderungan Deddy Mizwar yang sedikit menunjukkan pesan yang memiliki resiko negatif seperti taktik intimidation. Adapun penggunaan taktik

intimidation ini sangat jarang digunakan oleh Deddy Mizwar dikarenakan efek

yang ditimbulkan. Pesan yang menakutkan (fear appeal) dapat menimbulkan ketakutan pada khalayak. Dalam konteks politik pesan yang menakutkan banyak dilakukan pada masa pemerintahan orde baru (Cangara, 2011).

Adapun Deddy Mizwar dalam masa pra-kampanye tidak sedang dalam situasi dengan identitas buruk. Hal ini berdasarkan pemberitaan dalam media konvensional yang hanya memberitakan kegiatan dan persiapan Deddy Mizwar jelang Pilkada Jawa Barat. Dalam kaitan ini media ikut berperan aktif sebagai penyalur berbagai informasi, hanya saja sejarah menunjukkan bahwa media massa selalu dipengaruhi oleh kekuatan yang ada di masyarakat, baik kekuatan politis penguasa, pemilik modal, maupun kekuatan ekonomi dan politik yang lain. Pada dasarnya media massa selalu dipengaruhi oleh sistem politik yang berlaku. (Subiakto, 2012). Sehingga, Deddy Mizwar jarang menggunakan taktik defensive

self-presentation. dikarenakan belum ada identitas dirinya yang kurang baik di

masyarakat. Orang dapat juga memilih untuk menunjukkan dirinya yang ideal atau diri yang palsu pada media sosial untuk tujuan deception, eksplorasi, atau mengesankan seseorang (Michikyan et al., 2015 dalam Uhlir, 2016).

Deddy Mizwar yang dari latar belakang dari dunia entertainment, rupanya harus menciptakan identitas baru di masyarakat saat mengikuti Pilkada 2018. Jika ia dulu dikenal sebagai pemain film, maka identitas baru mulai dikembangkan lagi untuk menunjukkan bahwa Deddy Mizwar sedang menjadi politisi. Walaupun Deddy Mizwar sudah menjabat sebagai waligubernur Jawa Barat 2013-2018, namun ia tetap mengembangkan identitasnya sebagai calon Gubernur Jawa Barat 2018. Pertemanan melalui media sosial bisa membuat teman-teman dari berbagai konteks pertemanan untuk saling bertemu satu sama lain. Dalam kondisi yang seperti ini, maka bentuk presentasi diri yang dilakukan oleh pengguna menjadi tidak sederhana. Presentasi diri di kantor dan sesama sahabat akan berpotensi tercampur di dalam media sosial. Pengguna yang bisa saja sangat serius dan tidak banyak berekspresi di kantor akan sangat berbeda ketika berada di media sosial.

Presentasi diri yang dilakukan ini akan dilihat oleh teman-temannya yang berasal dari berbagai konteks (Luik, J, 2012).

Brian McNair mendefinisikan iklan politik (kampanye) sebagai, “Sebuah media yang untuk mengirimkan pesan-pesan politik kepada khalayak. Media yang digunakan untuk tujuan ini mencakup bioskop, billboard, pers, radio, televisi dan internet” (McNair, 2015, p. 87). Media sosial yang digunakan Deddy Mizwat menjadi alat sebagai iklan kampanye untuk memperkenalkan dirinya sebagai politisi yang menjadi calon Gubernur Jawa Barat dalam Pilkada 2018. Instagram milik Deddy Mizwar menjadi pesan informasi mengenai dirinya sebagai politisi dengan mengaitkan diri dengan kelompok maupun pihak politisi lainnya yang bercitra positif untuk mendongkrak identitas dirinya.

Diamond dan Bates dalam McNair (2015) mengidentifikasi ada dalam fase pertama iklan politik, identitas calon harus ditetapkan sebagai landasan untuk membangun informasi selanjutnya. Adapun identitas Deddy Mizwar sebagai calon Gubernur telah menjadi landasan untuk membangun informasi sebagai individu yang bernilai positif di media sosial. Kembali lagi pada tujuan komunikasi politik adalah untuk “membuka wawasan atau cara berfikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi target politik” (Canggara, 20011, p.35).

Dokumen terkait