• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aturan yang Ditetapkan Toke Kepada Penjual

Dalam dokumen PENJUALAN PAKAIAN BEKAS (Halaman 129-133)

PENJUALAN PAKAIAN BEKAS SEBAGAI BIDANG SOSIAL SEMI- SEMI-OTONOM DI PASAR SIMPANG MELATI

4.6. Aturan yang Ditetapkan Toke Kepada Penjual

4.6.1 Adanya Cicilan yang diberikan Tokeh Kepada Penjual

Cicilan merupakan pembayaran yang dilaksanakan secara berangsur-angsur dalam kurun waktu yang disepakati oleh toke dan penjual-penjual yang diikuti dengan beberapa persen bunga. Artinya uang yang dibayarkan secara mencicil oleh penjual-penjual kepada tokeh ini bertambah menjadi dua kalipat, namun tidak memberatkan karena pembayarannya dapat dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu sehingga meringankan beban penjual-penjual.

Aturan yang ditetapkan ataupun dibuat oleh tokeh disini adalah aturan yang berupa cicilan. Aturan cicilan yang diberikan tokeh ini terjadi apabila penjual-penjual tidak memiliki cukup uang untuk membayar lunas pakaian bekas yang dibelinya. Hal ini dikarenakan dapat terjadi karena penjual-penjual merupakan orang yang pemula dalam berjualan pakaian bekas, selain itu penjual-penjual yang belum memiliki modal yang cukup untuk berjualan, banyaknya pungutan-pungutan yang harus dibayar kepda actor-aktor yang terlibat lainnya guna mendukung usahanya, Tingginya harga bal pakaian bekas sehingga penjual-penjual tidak mampu membeli pakaian bekas dengan kontan.

Aturan cicilan ini tidak diberikan oleh sembarang orang. Biasanya aturan cicilan ini diberikan oleh tokeh kepada penjual-penjual yang sudah dikenalnya.

Seandainya adapun penjual yang belum dikenal oleh tokeh namun ingin memiliki pakaian bekas dengan mencicil ini dapat dilakukan apabila si penjual-penjual memiliki teman atau kerabat yang sudah memiliki ikatan emosional dengan tokeh, sehingga si penjual-penjual dapat memperoleh pakaian bekas dengan membayar secara cicilan.

Apabila ternyata si penjual-penjual tidak memiliki teman ataupun kerabat yang membantunya untuk mendapatkan cicilan pakaian bekas dari tokeh, maka si penjual-penjual ini dapat memberikan jaminan sesuatu barang kepada tokeh guna mendapatkan cicilan pembayaran untuk mendapatkan pakaian bekas. Jaminan sesuatu barang ini dapat berupa perhiasan, dan buku hitam kendaraan bermotor. Adanya jaminan merupakan tanda adanya kepercayaan antara tokeh kepada penjual-penjual untuk memberikan barangnya berupa pakaian bekas dengan pembayaran secara cicilan, sehingga apabila ada niat tidak baik dari penjual-penjual semisalnya lari dari tanggung jawab membayar cicilan seperti halnya melarikan diri dari tanggung-jawabnya maka ada suatu jaminan yang menggantinya seperti perhiasan dan buku hitam kendaraan bermotor.

4.6.2 Adanya Pembagian Tipe-Tipe Pakaian Bekas

Toke dan penjual bahkan pengecer yang berjualan pakaian bekas di pasar simpang melati memiliki nilai-nilai ataupun aturan-aturan tersendiri yang mereka sepakati bersama dalam menentukan tipe-tipe pakaian bekas berdasarkan kualitas pakaian diantaranya:

a. Pakaian Bekas Dengan Tipe Kepala

Dikatakan kepala karena pakaian bekas tersebut memiliki kualitas yang bagus misalnya bermerk Versace dan Hannes. Selain itu memiliki warna yang cerah tanpa noda, tanpa cacat, atau luntur bahkan tidak robek sedikitpun. Umumnya penentuan pakaian dengan tipe kepala ini merupakan kesepakatan dan aturan khusus antara si tokeh dengan penjual yang ingin mendapatkan pakaian bekas tanpa harus membeli bal. Kesepakatan dan aturan dalam pembelian pakaian bekas berdasarkan tipe kepala ini hanya dipahami dan disepakati oleh tokeh. Tokeh adalah aktor yang berhak untuk menentukan harga tiap

potong pakaian bekas, sedangkan penjual ataupun pengecer merupakan aktor yang harus mengikuti aturan tokeh apabila ingin membeli pakaian bekas dengan tipe kepala.

Penjualan pakaian bekas dengan tipe kepala yang dilakukan toke dimaksudkan untuk mengembalikan modal awal pembelian bal tokeh.

Penjualan pakaian bekas berdasarkan tipe kepala ini merupakan nilai-nilai ataupun aturan-aturan tersendiri yang muni dibuat/ditetapkan oleh tokeh (selaku pemilik modal yang mampu membeli bal pakaian bekas). Tanpa campur tangan dari siapapun.

Biasanya harga perpotong pakaian bekas yang ditetapkan oleh tokeh ini berdasarkan harga satu bal pakaian bekas. Jikalau harga satu bal pakaian bekas tinggi maka akan tinggi pula harga perpotong pakaian bekas tersebut.

Misalnya jika harga satu bal kemeja wanita Rp.4000.000, maka tokeh menetapkan harga perpotong pakaian bekas Rp.35000 dan si penjual yang ingin memilikinya harus membeli pakaian bekas tersebut sebanyak 100 potong. Berarti si tokeh disini sudah mengembalikan modal awalnya sebesar Rp.3500.000 dan sisanya bisa dijual secara pilihan dan restand. Dalam hal ini si tokeh hanya membeli bal pakaian bekas saja, sedangkan si penjual bebas memilih pakaian bekas dengan tipe kepala yang berjumlah 100 potong. Kepakatan/ aturan ini disebut dengan Membeli secara menarget oleh si tokeh. Keistimewaan yang diberikan tokeh kepada penjual yang membeli pakaian bekas secara menarget adalah penjual berhak untuk memilih secara langsung isi bal pakaian bekas tanpa diganggu oleh siapapun sebanyak 100 potong. Artinya bal dibuka secara bersama antara tokeh dan penjual, dan hanya si penjual saja yang berhak terlebih dahulu memilih beraneka ragam pakaian bekas yang terbungkus dengan karung terpal plastik ini tanpa campur tangan dari pihak siapapun. Dan setelah dipilih 100 potong pakaian bekas

kemudian ditetapkanlah harga tersebut berdasarkan harga perbal oleh tokeh, dan si penjual harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh tokeh dalam hal membeli pakaian bekas dengan menarget.

b. Pakaian Bekas Dengan Tipe Nomor 2

Dikatakan dengan tipe pakaian bekas tipe nomor 2 ini adalah sisa pembelian pakaian bekas yang dibeli secara menarget. Para penjual dan tokeh sering menyebutnya sebagai sisa pilihan. Apabila penjual ingin membeli pakaian bekas dengan tipe ini, maka haruslah terlebih dahulu menunggu selesainya penjual lain yang membeli secara menarget kepada tokeh. Sisa dari targetan inilah disebut istilahnya dengan sisa pilihan, dan harganya juga ditentukan secara mutlak oleh tokeh. Dikarenakan tokeh merupakan pemilik modal dan pemilik bal. Sehingga si penjual harus mematuhi kesepakatan tersebut kalau memang benar-benar menginginkan membeli barang/pakaian bekas dari tokeh.

Umumnya kalau membeli pakaian bekas secara menarget, maka diharuskan membeli pakaian bekas 100 potong. Berbeda halnya dengan tipe sisa pilihan (nomor 2), umumnya membeli dengan tipe ini diwajibkan oleh tokeh untuk membeli pakaian bekas sebanyak 50 potong dengan harga Rp.25000 tiap potongnya. Harga ini merupakan harga mutlak tanpa dipengaruhi oleh siapapun yang ditetapkan oleh tokeh, kecuali harga bal semakin meningkat akibat adanya pungutan liar dari aparat kemanan maka harganya dapat berubah-ubah sewaktu-waktu.

Kekurangan dari tipe sisa pilihan (nomor 2) adalah tidak semua pakaian bekas yang kita pilih bagus dan menarik kualitasnya. Dikarenakan kepalanya (tipe pakaian bekas yang bagus kualitasnya) sudah terlebih dahulu dipilih dan dibeli oleh penjual yang membeli secara menarget. Pakaian Bekas Dengan Tipe Nomor 2 dapat juga

dikatakan dengan tipe pakaian bekas sisa dari kepala yang tidak laku terjual. Hal ini dapat terlihat apabila selama 4 minggu pakaian bekas dengan tipe kepala ini yang dipajang dipatung dan dihanger tidak dibeli oleh pembeli, maka tipe pakaian bekas yang kedua ini dinilai oleh penjual sebagai tipe pakaian bekas kepala 2. Biasanya harga pakaian bekas dengan tipe ini disesuaikan tokeh berdasarkan kualitas dan sesuatu yang unik dari pakaian bekas tersebut sehingga pembeli dapat tertarik untuk membeli pakaian bekas dengan tipe ini.

Dalam dokumen PENJUALAN PAKAIAN BEKAS (Halaman 129-133)