• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ayat Yang Berkenaan Dengan Minuman

DAFTAR PUSTAKA

E. Ayat Yang Berkenaan Dengan Minuman

1. Nash Ayat

ﱠﻧ ﻦِﻣ ُﺮَﺒْﻛَأ ﺎَﻤُﮭُﻤْﺛِإَو ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ ُﻊِﻓﺎَﻨَﻣَو ٌﺮﯿِﺒَﻛ ٌﻢْﺛِإ ﺎَﻤِﮭﯿِﻓ ْﻞُﻗ ِۖﺮِﺴْﯿَﻤْﻟاَو ِﺮْﻤَﺨْﻟا ِﻦَﻋ َﻚَﻧﻮُﻟَﺄْﺴَﯾ۞ َﻚَﻧﻮُﻟَﺄْﺴَﯾَو ۗﺎَﻤِﮭِﻌْﻔ

َﻟ ِتﺎَﯾ ْﻵا ُﻢُﻜَﻟ ُ ﱠﷲ ُﻦﱢﯿَﺒُﯾ َﻚِﻟ َٰﺬَﻛ َۗﻮْﻔَﻌْﻟا ِﻞُﻗ َۖنﻮُﻘِﻔﻨُﯾ اَذﺎَﻣ َنوُﺮﱠﻜَﻔَﺘَﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌ

Artinya:“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa

manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka

nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah

20Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, 2002, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir ,Surabaya: PT Bina Ilmu, h. 323

21Ibnu Mahzhur, op.cit., h. 2222. 22

Tim Penyusun Ensiklopedia al-Qur'an, op.cit., h. 943 23Ibid.

(Q.S. Al-Baqarah : 219)

ْزَ ْﻷاَو ُبﺎَﺼْﻧَ ْﻷاَو ُﺮِﺴْﯿَﻤْﻟاَو ُﺮْﻤَﺨْﻟا ﺎَﻤﱠﻧِإ اﻮُﻨَﻣَآ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﺎَﮭﱡﯾَأ ﺎَﯾ ُهﻮُﺒِﻨَﺘْﺟﺎَﻓ ِنﺎَﻄْﯿﱠﺸﻟا ِﻞَﻤَﻋ ْﻦِﻣ ٌﺲْﺟِر ُم َﻻ

َنﻮُﺤِﻠْﻔُﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, judi,

berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah

perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S. Al-Maidah

: 90)

َﻋ ْﻢُﻛﱠﺪُﺼَﯾَو ِﺮِﺴْﯿَﻤْﻟاَو ِﺮْﻤَﺨْﻟا ﻲِﻓ َءﺎَﻀْﻐَﺒْﻟاَو َةَواَﺪَﻌْﻟا ُﻢُﻜَﻨْﯿَﺑ َﻊِﻗﻮُﯾ ْنَأ ُنﺎَﻄْﯿﱠﺸﻟا ُﺪﯾِﺮُﯾ ﺎَﻤﱠﻧِإ ِﻦَﻋَو ِ ﱠﷲ ِﺮْﻛِذ ْﻦ

ْﻧَأ ْﻞَﮭَﻓ ِةﻼﱠﺼﻟا َنﻮُﮭَﺘْﻨُﻣ ْﻢُﺘ

Artinya: “Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan

permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan

pekerjaan itu)”. (Q.S. Al-Maidah : 91) 2. Makna Mufradat (Kosakata Sulit)

kata ُﺮْﻤَﺨْﻟاadalah minuman yang dapat memabukkan yang dapat menutupi akal sehat.24Para ulama berbeda pendapat tentang makna khamr, Abu Hanifa membatasinya pada air anggur yang diolah dengan memasaknya sampai mendidih dan mengeluarkan busa, kemudian dibiarkan higga menjernih. Yang ini, hukumnya haram untuk diteguk sedikit atau banyak, memabukkan atau tidak. Adapun selainnya, seperti perasan aneka buah-buahan yang berpotensi memabukkan atau mengandung alkohol yang berpotensi memabukkan, maka ia dalam pandangan Abu Hanifah, tidak dinamai khamr. Pendapat ini ditolak oleh ulama-ulama mazhab lainnya yakni Imam Malik, Imam Syafi’I dan Imam Hambali berpendapat bahwa apapun yang apabila diminum atau digunakan dalam kadar normal oleh

24 Imam Jalaluddin Al-mahalli dan Imam Jalaluddin As-suyuti, 2009, Tafsir

kurma, gandum ataupun dari bahan lainnya, maka ia adalah khamr. Kata ُﺮِﺴْﯿَﻤْﻟاَو(berjudi) atau taruhan.26

Kata ( ﺮﺴﯿﻣ) maysir terambil dari kata ( ﺮﺴﯾ) yusr yang berarti mudah. Judi dinamai maysir karena pelakunya memperoleh harta dengan mudah, kehilangan harta dengan mudah. Kata ini juga berarti pemotongan dan pembagian. Dahulu masyarakat Jahiliah berjdi dengan unta untuk kemudian mereka potong dan mereka bagi-bagikan dagingnya sesuai kemenangan yang mereka raih27, Penulis tafsir Al Kasysyaf mengatakan “termasuk kelompok maisir adalah segala bentuk perjudian, seperti dadu, catur dan lainnya.” Penulis tafsir Ruhul Ma’ani berkata: “termasuk jenis maisir adalah segala macam perjudian, seperti dadu, catur dan lain sebagainya.” Mengenai catur Imam Syafi’i berkata: “apabila catur itu dilakukan tanpa ada taruhan, tanpa omongan yang jorok dan tanpa melalaikan shalat, makatidaklah haram dan tidak termasuk maisir.”28

Dari segi hukum, maysir/ judi adalah segala macam aktifitas yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk memenangkan suatu pilihan dengan menggunakan uang atau materi sebagai taruhan.29

ُبﺎَﺼْﻧَ ْﻷاَو(berkorban untuk untuk berhala) patung-patung sesembahan. Maksud berkorban disini yaitu menyembahnya (mengagungkannya) atau melakukan penyembelihan atas namanya. ُم َﻻْزَ ْﻷاَو(mengundi nasib dengan

anak panah) permainan undian dengan anak panah ٌﺲْﺟِر[7]

(perbuatan keji) menjijikkan lagi kotor. ِنﺎَﻄْﯿﱠﺸﻟا ِﻞَﻤَﻋ ْﻦِﻣ(termasuk perbuatan setan) maksudnya perbuatan yang dihiasi oleh setan.30 ٌﺲْﺟِر ِنﺎَﻄْﯿﱠﺸﻟا ِﻞَﻤَﻋ ْﻦِﻣ menunjukkan bahwa meminum khamr, judi, berkorban untuk berhala dan

mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji (menjijikkan dan

kotor) yang termasuk perbuatan setan (dihiasi oleh setan).

25 Muhammad Ali Ash-shabuni, Rawai’ul Bayan, 1994, Tafsir ayat-ayat hukum,

Semarang : CV. Asy-syifa, h. 434

26Jalaluddin, Tafsir Jalalain, h. 470.

27Ar razi, Ahkaamu Al qur’an, juz 2 h. 11

28Ash-Shabuni, Rawai’ul Bayan, h. 440

29

M.quraish shihab, Al-Mishbah, h. 193

terkandung di dalam perbuatan-perbuatan itu, jangan sampai kamu melakukannya. (هﻮﺒﻨﺘﺟﺎﻓ) fajtanibuhu, mengandung kewajiban menjauhinya dari segala aspek pemanfaatan. Bukan saja tidak boleh diminum, tetapi juga tidak boleh dijual dan tidak boleh dijadikan obat. Demikian pendapat al-Qurthubi. Menurut Thahir Ibn ‘Asyur menjauhi hal-hal di atas adalah dalam konteks keburukan yang dikandung sesuai dengan sifat masing-masing larangan itu. Menjauhi khamradalah menjauhi dari segi meminumnya. Menjauhi perjudian adalah dari segi taruhannya. Menjauhi berhala dari segi penyembelihan atas namanya. Menjauhi panah-panah dari segi menggunakannya sebagai alat pilihan dalam menentukan nasib.31

3. Asbabun Nuzul

Ahmad telah meriwayatkan dari Abu Hurairah, beliau berkata: Rasulullah SAW mendatangi kota Madinah sedangkan mereka (penduduk Madinah) dalam keadaan meminum minuman keras (khamar) dan memakan hasil judi, lantas mereka menanyakan perihal kedua perkara ini kepada Rasulullah SAW, maka turunlah ayat tersebut. Lalu mereka berkata: “Hal itu tidak diharamkan kepada kita”, Ia sesungguhnya berfirman “(adalah) dosa yang besar”, dan mereka pun meminum khamar hingga suatu ketika salah satu kaum muhajirin sholat dan mengimami sholat maghrib lalu berbuat kesalahan dalam bacaan sholatnya, maka Allah SWT menurunkan ayat yang lebih tegas dari sebelumnya yaitu:

َنﻮُﻟﻮُﻘَﺗ ﺎﻣ اﻮُﻤَﻠْﻌَﺗ ﻰﱠﺘَﺣ ىرﺎﻜُﺳ ْﻢُﺘْﻧَأَو َةﻼﱠﺼﻟا اﻮُﺑَﺮْﻘَﺗ ﻻ اﻮُﻨَﻣآ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﺎَﮭﱡﯾَأ ﺎﯾ kemudian turunlah ayat lain yang lebih keras darinya yakni:

ُﺮْﻤَﺨْﻟا ﺎَﻤﱠﻧِإ اﻮُﻨَﻣآ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﺎَﮭﱡﯾَأ ﺎﯾ ِنﺎﻄْﯿﱠﺸﻟا ِﻞَﻤَﻋ ْﻦِﻣ ٌﺲْﺟِر ُمﻻْزَ ْﻷاَو ُبﺎﺼْﻧَ ْﻷاَو ُﺮِﺴْﯿَﻤْﻟاَو

hingga ayat َنﻮُﮭَﺘْﻨُﻣ ْﻢُﺘْﻧَأ ْﻞَﮭَﻓ, mereka pun berkata: “Tuhan kita (sungguh) telah melarang kita”.32

Pelarangan khamar dilakukan secara bertahap, mulai dari paling ringan terus meningkat sampai kepada larangan yang bersifat qath’I (pasti yang tidak dapat ditawar lagi) yakni QS. Al-Maidah ayat 90-91. Telah

31M.quraish shihab, Al-Mishbah, h. 193.

ayat 219 dari surat al-Baqarah yang berbunyi “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi, katakanlah ‘ keduanya itu adalah dosa besar dan

ada manfaatnya bagi manusia, dan (tetapi) dosanya lebih besar daripada

manfaatnya.” Maka sebagian sahabat masih terus meminum khamr karena mendengar adanya manfaatnya, akan tetapi sebagian lain telah meninggalkan sama sekali karena mendengar dosa besar itu.33

Kemudian turun ayat 43 dari surat an-Nisaa’ yaitu “janganlah kamu

hampiri shalat sedang mabuk” maka ada pula sebagian sahabat yang

langsung meninggalkannya, sedang sebagian yang lain tidak meminumnya pada waktu siang, melainkan hanya pada malam harinya saja ketika hendak tidur.34Hingga terjadinya suatu peristiwa yang menimpa dua kabilah dari kalangan kaum Anshar yang gemar minum khamr.

Imam Nasa-I dan imam Baihaqi telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas telah berkata: “sesungguhnya ayat pengharaman khamr itu diturunkan berkenaan dengan peristiwa yang menimpa dua kabilah dari kalangan kaum Anshar yang gemar minum khamr. Pada suatu hari mereka minum-minum khamr hingga mabuk, sewaktu keadaan mabuk mulai menguasai mereka, sebagian dari mereka mempermainkan sebagian lainnya. Dan tatkala mereka sadar dari mabuknya, seseorang diantara mereka melihat bekas-bekasnya pada wajah, kepala, dan janggutnya. Lalu ia mengatakan: “Hal itu tentu dilakukan oleh si Fulan saudaraku’. Mereka adalah bersaudara, di dalam hati mereka tidak ada rasa dengki atau permusuhan antara sesamanya. Selanjutnya laki-laki tadi berkata: ‘Demi Allah, andai kata si Fulan itu menaruh belas kasihan dan sayang kepadaku, niscaya ia tidak akan melakukan hal ini terhadap diriku’.

Akhirnya setelah peristiwa itu rasa dengki mulai merasuk di dalam dada mereka, lalu Allah SWT. menurunkan ayat 90-91 dari surat al-Maidah ini.35 Hukum yang termuat dalam Surah Al- Baqarah 219 dan Al-Maidah ayat 90-91mempunyai hikmah yang terdapat dalam firman Allah“ َﻚَﻧﻮُﻟَﺄْﺴَﯾ

ِﺮِﺴْﯿَﻤْﻟاَو ِﺮْﻤَﺨْﻟا ِﻦَﻋ” pada ayat ini dan setelahnya dari ayat-ayat yang berkenaan

33Abdul Halim Hasan, 2006, Tafsir Ahkam, Jakarta : Kencana, h. 390

34Ibid

35

Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, 1993, Terjemah Ibnu Katsir, Surabaya : PT Bina Ilmu, h. 168.

sebab-sebab diturunkannya. Jika dilihat dari kacamata sejarah pembentukan tasyri’ (hukum Islam) pada dasarnya pemberian label hukum haram pada khamar tidaklah sekaligus. Setidaknya ada 4 tahap yang dilalui sampai terbentuknya label haram. 4 tahap tersebut dapat kita ketahui melalui pengkajian terhadap Asbab An-Nuzul ayat-ayat yang berkaitan dengan khamar. a. Tahap pertama ِﻘْﻌَﯾ ٍمْﻮَﻘِﻟ ًﺔَﯾﻵ َﻚِﻟَذ ﻲِﻓ ﱠنِإ ﺎًﻨَﺴَﺣ ﺎًﻗْزِرَو اًﺮَﻜَﺳ ُﮫْﻨِﻣ َنوُﺬِﺨﱠﺘَﺗ ِبﺎَﻨْﻋﻷاَو ِﻞﯿِﺨﱠﻨﻟا ِتاَﺮَﻤَﺛ ْﻦِﻣَو ﴿ َنﻮُﻠ ٦٧ ﴾

Artinya: “Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang

memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi

orang yang memikirkan” (QS. An-Nahl 67)

Pada ayat di atas Allah sama sekali tidak menyinggung tentang dosa dan juga keharaman bagi peminum khamar. Dengan kata lain pada saat awal Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad Sallahu’alaihi Wa Sallam datang khamar bukanlah minuman yang haram untuk dikonsumsi.

b. Tahap kedua ْﻔَﻧ ْﻦِﻣ ُﺮَﺒْﻛَأ ﺎَﻤُﮭُﻤْﺛِإَو ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ ُﻊِﻓﺎَﻨَﻣَو ٌﺮﯿِﺒَﻛ ٌﻢْﺛِإ ﺎَﻤِﮭﯿِﻓ ْﻞُﻗ ِﺮِﺴْﯿَﻤْﻟاَو ِﺮْﻤَﺨْﻟا ِﻦَﻋ َﻚَﻧﻮُﻟَﺄْﺴَﯾ ﺎَﻤِﮭِﻌ … ﴿ ٢١٩ ﴾

Artinya:“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya…”. (QS.

Al-Baqarah 219)

Mudjab Mahalli dalam bukunya Asbabun Nuzul (Studi Pendalaman Alquran) menyebutkan bahwa ayat tersebut adalah ayat pertama yang menyinggung tentang khamar.36Ayat itu turun ketika Nabi Muhammad SAW pertama kali memasuki kota Madinah. Pada saat itu Beliau mendapati penduduk Madinah gemar meminum arak (minuman yang memabukkan) dan makan dari hasil perjudian. Kemudian mereka menanyakan tentang kebiasaan tersebut. Sehubungan dengan hal itu Allah menurunkan ayat ke-219 dari Surah Al-Baqarah tentang mereka yang menanyakan khamar. Setelah mendapat jawaban mereka berkata “Tidak diharamkan kita

36A. Mudjab Mahalli, 2002, Asbabun Nuzul (studi Pendalaman Alquran), Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, h. 94

meneruskan kebiasaan tersebut.37 c. Tahap Ketiga

﴿ َنﻮُﻟﻮُﻘَﺗ ﺎَﻣ اﻮُﻤَﻠْﻌَﺗ ﻰﱠﺘَﺣ ىَرﺎَﻜُﺳ ْﻢُﺘْﻧَأَو َةﻼﱠﺼﻟا اﻮُﺑَﺮْﻘَﺗ ﻻ اﻮُﻨَﻣآ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﺎَﮭﱡﯾَأ ﺎَﯾ ۶٣

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang

kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu

ucapkan…” (QS.An-Nisa 43)

Ayat di atas merupakan tahapan selanjutnya sebelum pemberian label haram pada khamar. Imam Alqurtubhi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa ayat tersebut turun dilatar belakangi suatu kejadian dimana ada seorang laki-laki yang meminum khamar kemudian maju untuk mengimami shalat. Karena khamar yang diminum menyebabkan ia mabuk, bacaan yang dibacanya pun menjadi keliru. Ia keliru membaca ayat ﺎَﻣ ُﺪُﺒْﻋَأ َنوُﺮِﻓﺎَﻜْﻟا ﺎَﮭﱡﯾَأ ﺎَﯾ ْﻞُﻗ َنوُﺪُﺒْﻌَﺗyang seharusnya dibaca َنوُﺪُﺒْﻌَﺗ ﺎَﻣ ُﺪُﺒْﻋَأ ﻻ َنوُﺮِﻓﺎَﻜْﻟا ﺎَﮭﱡﯾَأ ﺎَﯾ ْﻞُﻗ. Sehubungan dengan itu turunlah ayat ke-43 dari surah An-Nisa.38

Meskipun demikian ternyata masyarakat Muslim belumlah dapat meninggalkan kebiasaan mereka meminum minuman keras. Di samping itu memang belum ada larangan tegas tentang keharaman meminumnya.

d. Tahap Keempat َﻋ ْﻦِﻣ ٌﺲْﺟِر ُمﻻْزﻷاَو ُبﺎَﺼْﻧﻷاَو ُﺮِﺴْﯿَﻤْﻟاَو ُﺮْﻤَﺨْﻟا ﺎَﻤﱠﻧِإ اﻮُﻨَﻣآ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﺎَﮭﱡﯾَأ ﺎَﯾ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ ُهﻮُﺒِﻨَﺘْﺟﺎَﻓ ِنﺎَﻄْﯿﱠﺸﻟا ِﻞَﻤ ﴿ َنﻮُﺤِﻠْﻔُﺗ ٩٠ ْﻢُﻛﱠﺪُﺼَﯾَو ِﺮِﺴْﯿَﻤْﻟاَو ِﺮْﻤَﺨْﻟا ﻲِﻓ َءﺎَﻀْﻐَﺒْﻟاَو َةَواَﺪَﻌْﻟا ُﻢُﻜَﻨْﯿَﺑ َﻊِﻗﻮُﯾ ْنَأ ُنﺎَﻄْﯿﱠﺸﻟا ُﺪﯾِﺮُﯾ ﺎَﻤﱠﻧِإ ﴾ ْﻦَﻋ ﴿ َنﻮُﮭَﺘْﻨُﻣ ْﻢُﺘْﻧَأ ْﻞَﮭَﻓ ِةﻼﱠﺼﻟا ِﻦَﻋَو ِ ﱠﷲ ِﺮْﻛِذ ٩١ ﴾

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)

khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka

jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak

menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari

37Ibid

38

Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi Juz 6, alih bahasa Ahmad Rijali Kadir, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008, h. 474

mengerjakan pekerjaan itu). (QS.Al-Maidah 90-91)

Ayat di atas merupakan akhir dari tahap pengharaman khamar. Setelah ayat tersebut turun khamar menjadi haram. Imam Al-Qurthubi menyebutkan bahwa sampai-sampai sebagaian umat Muslim mengatakan bahwa Allah SWT tidak pernah mengharamkan sesuatu yang sangat dahsyat kecuali khamar.39

Abu Maisarah berkata, “Ayat ini turun sebab Umar bin Khatab. Sesungguhnya ia menyampaikan kepada Nabi Saw kelemahan-kelemahan khamar dan pengaruhnya terhadap manusia, maka ia pun berdo’a kepada Allah SWT agar khamar diharamkan seraya berkata, “Ya Allah jelaskan kepada kami mengenai hukum khamar dengan penjelasan yang memuaskan” maka turunlah ayat-ayat tersebut. Kemudian Umar berkata, “kami menyudahinya, kami menyudahinya”.40

Salah satu hikmah yang dapat kita ambil dari tahapan-tahapan pengharaman khamar ialah hal ini membuktikan bahwa Islam bukanlah Agama yang memberatkan umatnya. Islam mengajarkan bahwa untuk mencapai suatu tujuan yang besar diperlukan tahapan yang tidak sebentar. Ini juga menunjukan bahwa untuk membiasakan suatu hal yang baru haruslah dimulai dari tahap yang paling mudah tidak langsung kepada tahap yang sulit.

F. Kesimpulan

1. Hukum Islam melalui al-Qur’an dan hadis telah menetapkan beberapa jenis makanan danminuman yang haram dikonsumsi umat Islam, antara lain bangkai, darah, babi, binatang yangdisembelih dengan menyebut nama selain Allah, serta khamar dan semua jenis minuman yangmemabukkan. Sedangkan makanan dan minuman yang tidak disebutkan sebagai makanan danminuman haram dalam al-Qur’an dan hadis, dan tidak menjijikkan atau membahayakankesehatan (jiwa)

39Ibid. h. 683

40 Imam Al-Qurthubi, 2008, Tafsir Al-Qurthubi Juz 5, alih bahasa Ahmad Rijali Kadir, Jakarta: Pustaka Azzam, h. 683.

yang halal.

2. Menurut hukum Islam makanan dan minuman yang dikonsumsi umat Islam, di samping harusberkualitas halal, juga harus thayyib, yaitu makanan yang berguna bagi tubuh, tidak merusak,tidak menjijikkan, enak, tidak kadaluarsa dan tidak bertentangan dengan perintah Allah, karenatidak diharamkan. Jadi, kata “thayyiban” menjadiillah (alasan dihalalkan sesuatu dari makanan).Sebaliknya, jika tidak memiliki kualitas thayyiban,

3. Makanan dan minuman tersebut diharamkan karena mengancam jiwa manusia, bertentangandengan pemeliharaan jiwa (hifz al-nafs), pemeliharaan akal (hifz al-‘aql) dan pemeliharaan harta(hifz al-mal) dalammaqasid al-syari’ah.

Abdul Halim Hasan, 2006, Tafsir Ahkam, Jakarta : Kencana

A. Mudjab Mahalli, 2002, Asbabun Nuzul (studi Pendalaman Alquran), Jakarta: PT Raja GrafindoPersada

Bahreisy, Salim Bahreisy dan Said. 1993. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu

Katsir. Surabaya: PT Bina Ilmu.

...2002, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu

Katsir. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Hadi, Abu Sari’ Muhammad Abu. 1997. Hukum Makanan dan Sembelihan

dalam PandanganIslam. Jakarta Pusat: Tragenda karya.

Hamka. 2004. Tafsir al-Azhar juz 2. Jakarta: Pustaka Panjimas.

Imam Jalaluddin Al-mahalli dan Imam Jalaluddin As-suyuti, 2009, Tafsir

Jalalain, Bandung: Sinar Baru Algesindo

Imam Al-Qurthubi, 2008, Tafsir Al-Qurthubi Juz 5, alih bahasa Ahmad Rijali Kadir, Jakarta: Pustaka Azzam

Ibnu Kasir Ad-Dimasqy. 2004. Tafsir Ibnu Kasir Juz II. Sinar Baru Algesindo.

Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuti,. 2011. Tafsir

Jalalan. Bandung: sinar Bara Algesindo.

Kementrian Agama RI. 2011. Al-Qur’an & Tafsirnya. Jakarta: Widya Cahaya.

Mahmudiyah, Lindayati. 2006. Makanan Menurut Al-Qur’an. Skripsi: IAIN Sunan Ampel Surabaya.

hukum (Semarang : CV. Asy-syifa

Mustafa, Ahmad. 1993. Al Maragi. Semarang: PT Karya Toha Putra

Quthb, Sayyid. 2000. Tafsir Fi Dzilalil-Qur’an, Juz 1. Jakarta: Gema Insani Shihab, M. Quraish. 1996. Wawasan al-Qur’an. Bandung: PT Mizan. ……….. 2002. Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan

MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL DAN HARAM