• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Studi Pengembangan Karir Guru di Korwil Pabelan Semarang)

Abdul Mu’in

muinabdul72@yahoo.com

ABSTRAK

Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah sedikitnya jumlah guru di Korwil Kecamatan Pabelan yang mengajukan kenaikan pangkat. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskripsi kualitatif. Subyek penelitian adalah guru SD di Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan Pabelan. Teknik sampling mengunakan Simple Random Sampling. Sampel penelitian 60 guru dari 160 guru negeri. Metode pengumpulan data dengan kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan deskriptif kualitatif. Tahapan analisis data meliputi: reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Validasi data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa 97% guru mengalami kesulitan dalam kenaikan pangkat. Kesulitan yang mereka alami yaitu: (1) pengembangan diri; (2) publikasi ilmiah; dan (3) karya inovatif. 93% guru yang mengalami kesulitan mengharapkan adanya diklat, seminar, dan workshop penulisan karya tulis ilmiah dan pembuatan karya inovasi. Sisanya menghendaki kenaikan pangkat secara otomatis. Disarankan kepada Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Semarang untuk mengadakan kegiatan yang menunjang pengembangan diri, pembuatan karya inovasi, dan publikasi ilmiah guru.

Kata Kunci: Publikasi ilmiah guru; Pengembangan karir guru; Karya inovatif

Pendahuluan

Guru merupakan salah satu pendidik, seperti yang disebutkan dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 6 memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional akan tercapai apabila tujuan pendidikan di tingkat bawahnya tercapai. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menjelasakan bahwa guru adalah pendidik profesional yang bertugas pada satuan pendidikan dasar dan menengah. Peran guru dalam pencapaian tujuan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencapai 30%. Angka tersebut menunjukan bahwa peran guru dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional sangat tinggi.

Pemerintah selalu berupaya agar kompetensi guru dapat meningkat sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Salah satu upaya terebut adalah dengan dikeluarkannya PermenPAN-RB No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Pada pasal 11 dijelaskan bahwa salah satu unsur yang dinilai angka kreditnya adalah

170

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Pengembangan keprofesian Berkelanjutan meliputi: (1) pengembangan diri, (2) publikasi ilmiah, dan (3) karya inovatif. Dalam pelaksanaannya kemudian dikeluarkan Permen No. 38 Tahun 2010 tentang Penyesuaian Jabatan Fungsional Guru dan Peraturan Bersama Mendiknas dan BKN No. 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Guru dan Angka Kreditnya.

PermenPAN-RB No. 16 Tahun 2009 sebagai pengganti Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 84 Tahun 1993 efektif berlaku pada tanggal 1 Januari 2013. Berdasarkan data dari Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Pabelan, jumlah guru yang mengajukan kenaikan pangkat setiap tahunnya sangat sedikit, khususnya pangkat IIIb ke atas yang sudah membutuhkkan publikasi ilmiah. Berikut data guru di Korwil Kecamatan Pabelan yang mengajukan kenaikan pangkat dari tahun 2013-2018:

Tabel 1

Usulan Kenaikan Pangkat

No. Tahun Jumlah Usulan Pangkat

Sampai IIIa IIIb ke atas

1. 2013 0 0% 0% 2. 2014 13 100% 0% 3. 2015 13 92% 8% 4. 2016 13 92% 8% 5. 2017 8 87% 13% 6. 2018 38 61% 39%

Sedikitnya guru yang mengajukan usulan kenaikan pangkat di Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Pabelan menunjukkan bahwa mereka mengalami kesulitan. Penulis tertarik untuk meneliti permasalahan yang dihadapi guru dalam pengembangan karirnya.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) berapa banyak guru di Korwil Kecamatan Pabelan yang mengalami kesulitan dalam mengajukan kenaikan pangkat, (2) apa kesulitan yang dihadapi guru di Korwil Kecamatan Pabelan dalam mengajukan kenaikan pangkat, dan (3) apa yang dibutuhkan guru di Korwil Kecamatan Pabelan agar kenaikan pangkatnya lancar.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: (1) menganalis banyak guru di Korwil Kecamatan Pabelan yang mengalami kesulitan dalam mengajukan kenaikan pangkat, (2) mengetahui kesulitan yang dihadapi guru di Korwil Kecamatan Pabelan dalam mengajukan

171

kenaikan pangkat, dan (3) menganalisis kebutuhan guru di Korwil Kecamatan Pabelan agar kenaikan pangkatnya lancar.

Metode

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif berdasarkan pada falsafah postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Peneliti berkedudukan sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data, teknik pengumpulan dan analisis data bersifat kualitatif. Hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka penelitian ini mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan, gambar dan bukan angka-angka dengan tujuan untuk memberi gambaran tentang obyek penelitian yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka berdasarkan pada data yang diperoleh.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru sekolah dasar di Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang yang terdiri dari 160 guru PNS. Sementara untuk sampel menggunakan teknik simple random sampling. Sampel penelitian adalah 60 orang guru (37,5%) yang diambil secara acak.

Metode pengumpulan data dengan kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Sebelum pengambilan data dibuat sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk menjelaskan data yang diuraikan melalui kuesioner, wawancara, dan dokumentasi untuk mengetahui: (1) jumlah guru di Korwil Kecamatan Pabelan yang mengalami kesulitan dalam mengajukan kenaikan pangkatnya, (2) jenis kesulitan guru dalam mengajukan kenaikan pangkat, dan (3) kebutuhan guru agar kenaikan pangkat mereka lancar.

Teknik analsisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menginterprestasikan dengan kata-kata sedemikian rupa untuk menggambarkan obyek penelitian, sehingga dapat menggambarkan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan sebagai berikut: (1) Reduksi Data (Data Reduction) adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan data secara kasar dari hasil kuesioner, wawancara dan dokumentasi, kemudian direduksi, dipilih hal yang menonjol atau yang paling penting. (2) Sajian Data (Data Display), data yang telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk matrik, skema, tabel atau jaringan kerjasama yang saling berkaitan. Melalui penyajian data, peneliti akan tahu yang terjadi dan dapat mengerjakan sesuatu pada analisa data atau langkah-langkah lain berdasarkan pengertian tersebut. (3) Penarikan Simpulan

172

(Conclution Drowing) merupakan pengorganisasian benda-benda, keteraturan-keteraturan, pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan proporsisi-proporsisi.

Validasi data menggunakan triangulasi data. Kegiatan yang peneliti lakukan untuk memeriksa keabsahan data yaitu membandingkan data hasil kuesioner dengan hasil wawancara dan data dari dokumen-dokumen tentang kenaikan pangkat guru di Korwil Kecamatan Pabelan guna memperoleh kecocokan dan keabsahan data.

Selain itu peneliti juga mendiskusikan data hasil wawancara dan dokumen-dokumen tentang pelaksanaan kenaikan pangkat guru di Korwil Kecamatan Pabelan dengan teman sejawat, sehingga peneliti dapat mempertahankan sikap obyektif dan terbuka.

Hasil dan Pembahasan

Guru di Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang yang berstatus Penagawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 160 orang. Hampir seluruh guru memiliki kualifikasi akademik S1. Kalau dilihat dari jenis kelamin, kebanyakan perempuan tepatnya 102 perempuan dan 58 laki-laki.

Data diperoleh dengan cara menggunakan kuesioner, wawancara, dan dokumen. Kuesioner diberikan kepada 60 guru secara acak baik secara langsung maupun lewat grup

whatsapp. Wawancara dilakukan kepada guru-guru yang ditemui peneliti secara acak. Data

juga diperoleh dari kantor Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan Pabelan. Setelah pengambilan data, baik melalui kuesioner, wawancara maupun studi dokumentasi kemudian dilakukan reduksi data. Berdasarka data yang diperoleh, mereka rata-rata memiliki masa kerja 25 tahun. Jumlah guru yang memiliki golongan IIIc ke atas sebesar 68%, pangkat terendah IIIa dan pangkat tertinggi IVb. Rata-rata mereka menduduki pangkatnya selama 7 tahun, padahal mereka sudah diperbolehkan mengajukan kenaikan pangkat setelah 2 tahun dari pengajuan pangkat terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru di Korwil Kecamatan Pabelan mengalami kesulitan dalam kenaikan pangkatnya. Berikut sebaran jumlah guru di Korwil Pabelan berdasarkn golongan.

Diagram 1

173

Berdasarkan data yang diperoleh, kesulitan yang dihadapi guru-guru di Korwil Pabelan diantaranya: (1) pengembangan diri, (2) publikasi ilmiah, dan (3) karya inovatif. Kegiatan yang temasuk pengembangan diri adalah diklat fungsional dan kegiatan guru dalam forum KKG. Publikasi ilmiah yang dimaksud adalah publikasi hasil penelitian dan publikasi buku pelajaran, pengayaan dan pedoman guru. Sedang karya inovasi meliputi menemukan teknologi tepat guna, menciptakan karya seni, menemukan media pembelajaran dan mengikuti penyusunan soal atau sejenisnya.Sebaran kesulitan yang dihadapi guru disajikan pada diagram berikut.

Diagram 1

Sebaran Kesulitan Guru

5

2

1

2

Peng e mba ngan Dir i Publikasi Ilmiah Karya Inovasi

3

4

7

36

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa 97% guru mengalami kesulitan dalam pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan pembuatan karya inovasi. Guru-guru yang mengalami kesulitan tersebut 93% mengaku membutuhkan pendidikan dan pelatihan, workshop, seminar dan lain-lain. Sisanya menghendaki kenaikan pangkat secara otomatis.

Pengembangan diri dapat dipenuhi dengan mengikuti diklat fungsional dan kegiatan pada forum KKG. Diklat (pendidikan dan pelatihan) adalah usaha untuk meningkatkan kompetensi seseorang (Pakpahan dkk, 2013). Materi diklat dapat berupa pembuatan karya tulis ilmiah, penyusunan buku ajar, pembuatan karya inovasi pembelajaran dan lain-lain. Selain untuk pengembangan diri, sekaligus melatih guru untuk melakukan publikasi ilmiah

0 50

III a III b III c III d IV a IV b

174

dan pembuatan karya inovasi. Pemateri pada diklat fungsional dapat memanfaatkan guru-guru yang berprestasi di wilayah tersebut. Selama ini kita memiliki guru-guru-guru-guru berprestasi yang masih disimpan dan belum diberdayakan. Susanto (2016) mengatakan bahwa guru-guru berprestasi tersebut seperti permata yang tersimpan dan terpajang rapi di estalase toko.

Pengembangan diri juga bisa dilaksanakan pada forum Kelompok Kerja Guru (KKG). Menurut Purnanda (2013) KKG adalah wahana untuk meningkatkan kompetensi melalui kegiatan kolektif guru. Kegiatan kelompok kerja guru di Korwil Kecamatan Pabelan rutin dilaksanakan setiap bulan. Namun kegiatan ini masih berupa kegiatan tunggal. Kegiatan tersebut hanya membahas permasalahan dalam satu kali pertemuan. Padahal kegiatan pada forum KKG minimal dilakukan selama tiga kali pertemuan berturut-turut untuk memperoleh angka kredit 0,15. Materi yang dibahas dapat berupa paket pengembangan silabus, RPP, bahan ajar, dan lain-lain. Sosialisasi pelaksanaan KKG tersebut harus disampaikan kepada guru-guru di Korwil Kecamatan Pabelan.

Kegiatan pulikasi ilmiah terdiri dari tiga kelompok kegiatan, yaitu: (1) presentasi pada forum ilmiah, (2) publikasi ilmiah hasil penelitian, dan (3) publikasi buku (Kemendikbud, 2010). Presentasi pada forum ilmiah adalah kegiatan guru sebagai pemateri pada forum seminar, lokakarya, dan lain-lain. Sedangkan penelitian yang dimaksud pada poin kedua bisa dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian tindakan sekolah (PTS), maupun penelitian pengembangan. Penelitian terebut harus didiseminasikan minimal di tingkat sekolah yang dihadiri minimal 15 orang dari tiga sekolah yang berbeda.

Penelitian yang paling cocok dilaksanakan oleh guru adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dan penelitian pengembangan. Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilaksanakan untuk memperbaiki sesuatu (Mahmud dan Priatna, 2008). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sagor (1992) yang menyataka bahwa “ action research is conducted by

people who want to do samething to improve their own situation”. Jadi penelitian tindakan

kelas adalah penelitian yang dilakukan di kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian tindakan kelas (PTK) menimal dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

Sedangkan penelitian pengembangan adalah penelitian yang melalui tahapan-tahapan tertentu untuk menghasilkan produk pengembangan (Nugroho dkk, 2013). Produk yang biasa dikembangkan di sekolah adalah media pembelajaran dan modul penggunaan suatu produk. Ciri penelitian ini selain ada produk yang dihasilkan adalah penilaian dari ahli, baik ahli media maupun ahli materi.

175

Guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah dapat melakukan penelitian tindakan sekolah (PTS). Penelitian tindakan sekolah adalah penelitian yang dilalakukan di tingkat sekolah untuk memperbaiki situasi sekolah tersebut (Windayana, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja suatu sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah tersebut. Wayan (2010) menjelaskan bahwa tahapan penelitian tindakan sekolah meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Tahapan penelitian di atas sama seperti tahapan penelitian tindakan kelas.

Sedangkan buku yang bisa ditulis adalah buku teks, pengayaan, pedoman guru, dan pembuatan modul. Buku-buku tersebut harus ber-ISBN. Sedangkan modul cukup diterbitkan sendiri, digunakan dalam proses pembelajaran dan disimpan di perpustakaan sekolah. Membuat buku ber-ISBN tidak sesulit yang kita bayangkan. Jika sudah memiliki konsep buku, kita tinggal mengirimkannya ke penerbit. Penerbit yang akan membuatkan cover, melakukan pengeditan dan penyuntingan serta pengajuan ISBN.

Kegiatan ketiga dari pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah karya inovasi. Karya inovasi ini meliputi menciptakan karya seni, membuat teknologi tepat guna, membuat inovasi pembelajaran, maupun membuat alat praktikum (Kemendikbud, 2018). Semua kegiatan inovasi tersebut harus berkaitan dengan tugas guru sebagai pendidik di sekolah. Menciptakan karya seni meliputi karya seni rupa, seni lukis, seni musik, seni suara, seni teater, dan lain sebagainya. Inovasi ini tidak hanya menciptakan sesuatu yang baru, tetapi juga boleh memodifikasi yang sudah ada.

Pemerintah memfasilitasi inovasi guru dengan mengadakan lomba inovasi pembelajaran yang diselenggarakan setiap tahun oleh Subdit Kesharlindung. Inovasi pembelajaran adalah upaya menemukan hal-hal baru yang berkaitan dengan penelitian, penerapan teknologi tepat guna maupun penemuan seni yang diterapkan dalam pembelajaran (Kemendikbud, 2018). Perlombaan ini diharapkan mampu memotivasi guru untuk melakukan inovasi pembelajaran di sekolahnya (Indrawati, 2017).

Pembuatan karya inovasi pembelajaran ini belum banyak diketahui oleh guru-guru di Korwil Kecamatan Pabelan. Hal tersebut disebabkan oleh sosialisasi yang kurang khususnya lewat Dinas Pendidikan dan kurangnya bimbingan pembuatan karya inovasi pembelajaran oleh dinas terkait.

176

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, simpulan dalam penelitian ini adalah: (1) 97% guru-guru di Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan Pabelan mengalami kesulitan dalam kenaikan pangkatnya, (2) jenis kesulitan yang dihadapi guru di Korwil Kecamatan Pabelan adalah pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan pembuatan karya inovasi pembelajaran, dan (3) guru-guru di Korwil Kecamatan Pabelan membutuhkan diklat fungsional khususnya tentang pembuatan karya tulis ilmiah dan karya inovasi pembelajaran. Diklat dapat dilakukan di tingkat dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten/kota dengan memanfaatkan guru-guru berprestasi di wilayah tersebut sebagai pematerinya

Daftar Pustaka

Indrawati, Lies. 2017. Mau dan Mampu Menulis Karya Ilmiah untuk Peningkatan Karir Guru. Makalah dalam Prosiding Seminar Nasional Kemendikbud Tahun 2017.

Kemendikbud. 2010. Pedoman Kegiatan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Angka Kreditnya. Jakarta: Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Kemendikbud. 2018. Pengembangan Karir Jabatan Fungsional Guru. Jakarta: Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan.

Kemendikbud. 2018. Pedoman Perlombaan Inovasi Pembelajara Guru Sekolah Dasar (SD) Tahun 2018. Jakarta: Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan.

Mahmud dan Priatna, Tedi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Bandung: Tsabita.

Nugroho, Aris P dkk. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Permainan Ular Tangga Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Materi Gaya. Jurnal Pendidikan Fisika, Volume 1, Nomor 1, April 2013, ISSN: 2338-0691.

Pakpahan, Edi S dkk. 2013. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2 No. 1 Tahun 2013, hal 116-121.

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

177

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 38 Tahun 2010 tentang Penyesuaian Jabatan Fungsional Guru.

Purnanda, Aan. 2013. Pelaksanaan Fungsi Kelompk Kerja Guru (KKG) di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Administrasi Pendidikan,

Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013.

Sagor, R. 1992. How to Conduct Collaborative Action Research. Alexandria: SCD.

Susanto, Budi. 2016. Bagai Permata dalam Etalase Perlunya Penguatan Perlindungan

Hukum untuk Hak Kenaikan Pangkat Istimewa/pilihan bagi Guru Daerah Khusus serta Guru Berprestasi Luar Biasa Penerima Satyalancana Pendidikan. Artikel Simposium 2016 tidak

diterbitkan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wayan, A. 2010. Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah dan Penelitian Tindakan Sekolah untuk Kepala Sekolah Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pembelajaran Serta Bahan Belajar Mandiri Dimensi Kompetensi Kepala Sekolah. Jakarta: Az-Zahra

178

PORTAL RUMAH BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL