• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bangunan Yang Direncanakan

Dalam dokumen INDAH AYU KUSUMASTUTI I 0208056 (Halaman 94-99)

BAB V Analisis Pendeatan Konsep Perancangan

PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBIOSIS

4.8 Bangunan Yang Direncanakan

4.8.1 Karakter Wadah

Dalam perencanaan bangunan museum kereta api sebagai bangunan tambahan yang akan dibangun haruslah dapat menarik minat para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Dengan memunculkan karakter yang dapat mencerminkan fungsi dan peranan bangunan yaitu sebagai tempat rekreasi dan edukasi juga representasi dari sifat atau karakter kereta api. Berdasarkan unsur-unsur pembentuknya di atas, maka karakter yang dapat digunakan ialah sebagai berikut.

1) Dengan melihat karakter kereta api yaitu bergerak dengan cepat dapat diaplikasikan dengan kesan atraktif yang dapat memberikan kesan menyenangkan, dan futuristic.

2) Comfortable (nyaman).

Dengan suasana yang nyaman akan menjadikan para pengunjung merasa betah untuk berwisata dan mencari informasi di museum kereta api ini.

3) Komunikatif

Musuem kereta api sebagai tempat mencari hiburan dan pengetahuan hendaknya dapat memberikan fasilitas yang baik dan mudah dipahami.

commit to user

84 4.8.2 Penerapan Arsitektur Simbiosis dalam Museum Kereta Api dan

Revitalisasi Kawasan Stasiun Jakarta Kota

Keberadaan Museum Kereta Api yang akan direncanakan tidak bisa lepas dari keberadaan kawasan Stasiun Jakarta Kota yang telah ada sebelumnya. Untuk itu, sebagai upaya meningkatkan citra bangunan dan lingkungan yang sudah ada melalui bangunan dan aktivitas yang sudah ada diperlukan penyelesaian arsitektural yang dapat menguatkan satu sama lain antar bangunan dan aktivitas yang akan direncanakan.

Salah satu strategi untuk menguatkan citra bangunan lama dengan bangunan baru yang akan direncanakan yaitu dengan penerapan arsitektur simbiosis. Filosofi simbiosis dalam arsitektur dijabarkan Kisho Kurokawa, yang kita kenal sebagai Japanese Architect dan Urban Planner berpendapat bahwa simbiosis adalah maksud dari semua kerjasama. Adanya bangunan baru yaitu Museum Kereta Api dalam kaitannya sengan strategi revitalisasi kawasan Stasiun Jakarta Kota diharapkan mampu memeberi pengaruh satu sama lain sehingga dapat bersinergis guna menciptakan kesan dan keuntungan lainnya.

Konsep simbiosis pada dasarnya merupakan suatu pluralisme dinamis dimana unsur-unsur dari sejarah yang ada bersimbiosis dengan arsitektur dengan lingkungan melelui simbiosis aktivitas yang saling bersinergis satu sama lain. 4.8.2.1 Arsitektur Bangunan Stasiun Jakarta Kota

Stasiun Beos merupakan karya besar Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan

commit to user

85 art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana meski bercita rasa tinggi. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, “kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju kecantikan”. Stasiun ini dianggap sebagai salah satu monumen terpenting dalam wacana arsitektur bergaya Indis (Indische Bouwen) – gaya yang memadukan unsur arsitektur moderen barat dengan nilai-nilai lokal. (Akihary, H. 2006: 84).

Unit-unit massa Stasiun Jakarta Kota terbagi dalam: unit massa kepala; unit massa sayap, gerbang masuk utama dan peron; unit massa menara (utama/depan, samping, dan gerbang samping). Konfigurasi massa bangunan linier secara keseluruhan membentuk huruf "T".

Peron menggunakan rangka atap frame berbentuk butterfly shed (kupu-kupu) dengan penyangga kolom baja profil dipakai pada stasiun ini. Dinding bagian dalam hall diselesaikan dengan keramik berwarna coklat bertekstur kasar, sedangkan dinding luar bagian bawah seluruh bangunan ditutup dengan plesteran berbutir berwarna hitam. Dinding yang sama pada concourse diselesaikan dengan ubin pola waffle berwarna kuning kehijauan. Lantai stasiun menggunakan ubin berwarna kuning dan abu-abu, dan untuk lantai peron dipakai ubin pola waffle berwarna kuning.

Atap barrel-vault yang digunakan pada stasiun Jakarta Kota terlihat jelas pada hall utama. Dinding bagian dalam hall diselesaikan dengan keramik berwarna coklat bertekstur kasar. Bukaan terbesar terdapat pada lunette yang berfungsi sebagai jendela. Lunette berbentuk busur semisirkular dengan unit bukaan vertikal sebanyak tujuh buah pada lunette utama.

commit to user

86 Bukaan pintu pada Stasiun Jakarta Kota terbentuk akibat penggunaan kolom-kolom penyangga atap (kanopi) yang menghasilkan suatu unit massa sendiri. Pengolahan bidang di sekitar bukaan dengan penggunaan bata kerawang di atas pintu dan ubin waffle pada dinding bagian bawah serta daun pintu tambahan yang berfungsi sebagai pintu angin.

4.8.2.2 Penerapan Arsitektur Modern Dalam Bangunan Museum Kereta Api Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura, bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas). Arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.

Arsitektur modern berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, penemuan teknologi-teknologi baru dan perkembangan kebudayaan yang membeir pengaruh besar terhadap kreasi arsitek untuk menciptakan identitas dari kreasinya dan menjembatani antara idealisme dengan kenyataan yang ada.

Salah satu konsep arsitektur modern adalah konsep form follow function yang dicetuskan oleh Louis Sullivan yang secara umum diartikan sebagai berikut. 1) Ruang-ruang yang direncanakan sesuai dengan fungsinya.

2) Struktur tidak perlu dibungkus dengan bentuk-bentuk jaman ampau (ornamen).

commit to user

87 3) Bangunan tidak harus terdiri dari kepala, kaki, dan badan.

Karakter dari arsitektur modern menurut Bruno Taut ialah sebagai berikut.

1) Syarat utama dari bangunan adalah bangunan mencapai kegunaan yang semaksimal mungkin.

2) Material dan sistem bangunan yang digunakan ditempatkan sesudah syarat tersebut di atas.

3) Keindahan tercapai dari hubungan langsung antara kegunaan, ketepatan penggunaan material dan keindahan sistem konstruksi.

4) Estetika dari arsitektur baru tidak mengenal perbedaan antara depan dan belakang, fasade dengan rencana lantai, jalan dengan halaman dalam, tidak ada detail yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian yang diperlukan bagi keseluruhan.

5) Pengulangan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindarkan tetapi merupaka alat yang penting dalam eksperimen artistik.

Pada bangunan modern umumnya banyak yang menggunakan bahan transparan, contohnya kaca yang merupakan salah satu bahan bagi arsitektur modern. Material kaca diharapkan dapat memberikan kesan yang lebih simpel dan ringan. Penerapan arsitektur modern dapat melelui bukaan-bukaan pada bangunan dan penggunaan material kaca yang transparan yang lebar. Akan tetapi penggunaan kaca sebaiknya susuai dengan letak-letak tertentu. Penggunaan kaca sebenarnya dapat berpengaruh terhadap suhu ruangan, tetapi hal ini dapat diatasi dengan penggunaan teknologi pendingin ruangan.

Penerapan arsitektur modern sebenarnya tidak serta merta dipakai dalam keputusan desain. Hal ini memiliki dasar yang telah dijelaskan dalam buku

commit to user

88 Pedoman Teknis Pelestarian Bangunan Perkereta Apian halaman 58 poin ke 4 gaya ruangan atau bangunan tambahan sangat dianjurkan berkarakter modern sesuai jamannya, dengan memperhatikan karakter bangunan lama sebagai sumber inspirasi (bangunan lama hendaknya tidak dijadikan sebagai model untuk ditiru begitu saja).

Olahan bentuk dapat disesuaikan dengan bentuk bangunan stasiun Jakarta Kota yaitu busur semisirkular agar dapat tetap harmoni dengan stasiun Jakarta Kota. Dengan tidak menggunakan banyak detail dan penggunaan material yang berkesan modern merupakan cirri yang dapat diaplikasikan dalam perencanaan museum kereta api.

4.9 Karakter Komunikatif dan Rekreatif

Dalam dokumen INDAH AYU KUSUMASTUTI I 0208056 (Halaman 94-99)