• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Display Ruang Pamer

Dalam dokumen INDAH AYU KUSUMASTUTI I 0208056 (Halaman 176-185)

BAB V Analisis Pendeatan Konsep Perancangan

Skema 5.3 Pola Kegiatan Pengelola Administratif

2. Pembahasan 1) Alternatif Bentuk

5.3.9 Analisis Display Ruang Pamer

Proses perjalanan dan perkembangan perkereta apian Indonesia sudah mengalami proses yang sangat panjang berdasarkan proses tersebut maka banyak sekali benda benda peniggalan yang sangat berharga. Pada sistem pendisplayaan penting sekali akan peranan suatu image yang akan ditampilkan agar dapat memberikan wawasan pendidikan kepada masyarakat sesuai dengan konsep perancangan interior. Maka berdasarkan studi benda koleksi dapat disimpulkan tinggi minimum benda koleksi adalah 1 cm dan batasan tinggi maksimum adalah 200 cm. Studi tinggi benda koleksi juga akan mempengaruhi faktor manusia sehingga perlu adanya studi pandangan, perhitungan berdasarkan pandangan orang dewasa 155 cm dan anak-anak 80 cm maka penting sekali adanya sistem pendisplayan pada furniture. Oleh karena itu maka display yang akan digunakan dibagi menjadi dua jenis yaitu :

commit to user

166 1) Display dengan sistem lepas

Display dengan sistem lepas adalah display yang berdiri sendiri dan tidak menempel pada interior, akan tetapi display ini merupakan bagian dari interior. Beberapa display yang berdiri sendiri adalah dak standar yang dilengkapi dengan sistem keterangan yang menempel pada display dilengkapi denngan fasilitas touch screen.

2) Display yang menempel pada interior

Display yang menempel pada interior adalah display yang merupakan bagian dari interior dan tidak dapat berdiri sendiri, dimana display tersebut diciptakan untuk mendukung konsep dari interior. Beberapa display yang menempel pada interior adalah vitrin dengan sistem keterangan yang menempel pada benda koleksi, dak standar, panel dan diorama yang diciptakan berdasarkan dengan konsep interior yang akan diciptakan. Sarana pameran yang akan digunakan adalah sebagai berikut.

a) Pendisplayan kaca (vitrin)

Benda-benda koleksi yang akan ditempatkan pada vitrin yaitu benda yang berukuran tinggi 1 cm sampai dengan 30 cm. Akan tetapi benda koleksi yang disimpan pada vitrin adalah benda koleksi yang mudah rusak dan memiliki replika yang terbatas jumlahnya. Menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.

- Vitrin tunggal yaitu khusus untuk memajang benda koleksi.

commit to user

167 Gambar 5.48 Vitrin

(Sumber : www.google.co.id diakses pada tanggal 1 maret 2012)

Selain vitrin, koleksi 3 dimensi lainnya yang dipamerkan di luar ruang pamer ialah beberapa lokomotif yang memiliki nilai sejarah. Koleksi ini diletakkan di luar ruangan karena dimensinya (ukuran) yang kurang baik berada di dalam. Selain dari segi efisiensi ruangan, koleksi ini akan lebih menarik jika diletakkan di luar bangunan.

Gambar 5.49 Koleksi Lokomotif Uap

(Sumber : www.google.com diakses pada tanggal 5 Maret 2012) b) Dak Standar

Dak standar berfungsi sebagai alas benda koleksi yang mempunyai ukuran besar yang akan dipamerkan dapat berupa Kotak, kubus, silinder dan sebagainya. Dak standar merupakan alat pameran benda-benda koleksi yang mempunyai sifat tidak mudah rusak dan masyarakat atau pengunjung dapat mengamatinya dengan

commit to user

168 menyentuh. Salah satu benda yang yang akan dipamerkan dengan menggunakan dak standar adalah stupika.

c) Panel

Panel berfungsi untuk memajang benda-benda yang dipamerkan serta dapat juga hanya dimanfaatkan untuk menempatkan barang-barang lain pendukung benda koleksi berupa gambar, peta, lukisan, dan seni pahat.

Gambar 5.50 Koleksi 2 dimensi

(Sumber : www.google.com diakses pada tanggal 5 maret 2012)

d) Diorama

Diorama yaitu lukisan menurut suasana yang sebenarnya, yang diwujudkan dengan gambar, bentuk boneka atau maket. Ini digunakan pada area pameran berfungsi untuk mendukung konsep yang akan diciptakan sesuai dengan tema dari museum.

Pada display akan digunakan fasilitas informasi dimana fasilitas informasi tersebut dapat memberikan penjelasan secara jelas dan menyeluruh untuk mencapain konsep museum sebagai tempat pendidikan. Pada tiap-tiap benda koleksi memiliki keterangan dan cerita yang berbeda-beda. Maka untuk dapat menyampaikanya kepada masyarakat secara lengkap dan mendetail menggunakan dua sistem yaitu sebagai berikut.

commit to user

169 1) Sistem keterangan

Sistem keterangan yang menempel pada display yaitu memberikan keterangan atau informasi secara tertulis kepada pengunjung. Sistem ini digunakan untuk memberikan keterangan pada masyarakat pada tiap-tiap benda koleksi.

2) Multimedia Interaktif

Multimedia interaktif ini digunakan sebagai penjelasan lebih lengkap lagi kelanjutan dari sistem keterangan yang menempel pada benda koleksi untuk memberikan informasi lebih lengkap dan jelas lagi kepada masyarakat. Akan tetapi, hanya dibatasi pada tempat tempat pamer dimana multimedia tersebut berada.

5.4 Utilitas

5.4.1 Pencahayaan 1. Dasar Pertimbangan

1) Tuntutan dan karakter ruang.

2) Pemanfaatan terang langitsebagai sumber cahaya alami. 3) Kenyamanan pelaku kegiatan

4) Syarat kuat penerangan 5) Jenis penerangan

6) Kebutuhan kuat penerangan

7) Mencegah pemborosan energi listrik

2. Pembahasan

Pencahayaan alami yang bersumber dari sinar matahari sebagai pencahayaan yang utama. Kelebihan dalam menggunakan pencahayaan adalah

commit to user

170 penghematan penggunaan energi listrik sehingga meminimalkan pengeluaran biaya. Umumnya pencahayaan alami memiliki kekurangan pada munculnya eek silau maupun panas yang timbul dari sinar matahari. Kekurangan ini dapat diminimalisir dengan pemanfaatan pembayangan dan penyaringan serta penggunaan material kaca double gla zing gla ss sebagai alat untuk menciptakan kenyamanan bagi pengguna.

1) Pencahayaan Alami

a) Keseluruhan gedung diusahakan semaksimal mungkin menggunakan pencahayaan alami terutama pada ruang-ruang public seperti hall dan ruang tangga sedangkan untuk daerah-daerah pemeran pencahayaan alami diolah secara khusus untuk menghindari silau dan menjaga koleksi dari matahari secara langsung

b) Pemanfaatan atap transparan dari fiber glass atau kaca untuk menghasilkan pencahayaan alami dalam ruang.

2) Pencahayaan Buatan

Pada dasarnya pencahayaan buatan digunakan pada malam hari untuk ruang-ruang dalam dan luar dan digunakan pada siang hari ketika pencahayaan alami kurang memungkinkan dan tidak memenuhi kebutuhan ruang-ruang tertentu. Sebagai upaya penghematan penggunaan pencahayaan buatan dapat dilakukan dengan menggunakan saklar otomatis yang dapat mematikan lampu secara otomatis ketika ruangan sedang tiak berpenghuni. Pemakaian alat seperti ini apat menghemat biaya listrik yang cukup besar.

Penerangan buatan yang dapat digunakan berdasar fungsi kegiatan ruang yaitu sebagai berikut.

commit to user

171 a) Mercury

Untuk ruang dengan intensitas penerangan yang tinggi dan untuk pencahayaan luar seperti parker, hall dan jalur kendaraan.

b) Spot Light

Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus untuk menciptakan suasana khusus seperti ruang pamer dan hall. Selain itu juga digunakan untuk member efek penerangan secara khusus pada obyek tertentu seperti sculpture, pintu masuk, materi koleksi dan lain sebagainya.

c) Lampu Flourescent

Digunakan untuk ruang-ruang dengan intensitas sedang, selain itu ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi. Dipilih fluorescent jenis day light dengan berbagai kuat penerangan sesuai dengan kebutuhan seperti koridor, ruang pamer, ruang reparasi dan hall.Lampu fluorescent dipilih karena memiliki cahaya lembut, cahaya lebih terang dan lebih awet dibangingkan lampu pijar.

d) Lampu pijar

Digunakan untuk penerangan yang berkesan wajar dan hangat. Digunakan pada ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan sedang atau kecil.

3. Hasil

1) Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami menggunakan bukaan seperti jendela atau skylight agar sinar matahari dapat masuk secara langsung ke dalam bangunan. Cara seperti ini

commit to user

172 dapat menguntungkan pada siang hari karena dapat menghemat energy listrik dan mengurangi pengeluaran bagi instalasi listrik.

a) Untuk ruang pamer, cahaya alami dimasukka secara tidak langsung melalui bukaan-bukaan cahaya yang dapat menyaring cahaya yang masuk. Cahaya alami yang masuk secara langsung kedalam ruangan yang melalui bukaan-bukaan pada bagian tertentu untuk menambah kejelasan karakter ruang dan obyek pameran.

Gambar 5.51 Bukaan Sebagai Sistem Pencahayaan Alami ( Sumber : www.google.co.id diakses pada tanggal 7 maret 2012)

Untuk menghindari silau, kita dapat menggunakan penahan atau penyaring cahaya langsung sinar matahari atau pemantul sinar matahari (cra te crilling) dan penggunaan material kaca yang dapat mereduksi panas juga sinar matahari seperti double gla zing gla ss.

b) Untuk bangunan perpustakaan (ruang baca) pemanfaatan cahaya alami dilakukan dengan pemantulan cahaya terang langit tanpa penyaringan secara khusus melalui bukaan-bukaan samping. Hal ini juga diberlakukan untuk cafe. c) Agar cahaya matahari dapat masuk ke seluruh bangunan maka perlu adanya

sky light yang mampu menyebarkan cahaya ke ruangan yang tidak mendapatkan cahaya. Sky Light menggunakan material fiber gla ss.

commit to user

173 Gambar 5.52 Skylight Sebagai Sisem Pencahayaan Alami

( Sumber : www.google.co.id diakses pada tanggal 7 maret 2012) 2) Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan menggunakan diantaranya sebagai berikut.

a) Flourescence yang digunakan untuk ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi seperti hall, perpustakaan, ruang pamer, visual theatre dan lain sebagainya.

b) Lampu pijar digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat pencahayaan sedang seprerti pada lift, shaft, kamar mandi/ lavatory.

c) Spot Light (gambar 6.13) digunakan pada ruang pamer yang memerlukan pencahayaan buatan secara khusus yang harus dipenuhi untuk memperjelas obyek dan meningkatkan kualitas serta memperjelas karakter yang ingin ditonjolkan.

Gambar 5.53 Lampu Spotlight

commit to user

174 Penerangan buatan yang akan digunakan diharapkan dapat berfungsi sebagai sistem pencahayaan baik secara tersendiri maupun dengan kombinasi peneranganalami berikut.

a) Menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengunjung melihat detail-detail dari kegiatan visual secara mudah dan cepat

b) Memungkinkan pengunjung dapat berjalan dan bergerak secara mudah dan aman

c) Menciptakan lingkungan visual yang nyaman dan berkesan mengundang.

Dalam dokumen INDAH AYU KUSUMASTUTI I 0208056 (Halaman 176-185)