• Tidak ada hasil yang ditemukan

BANGUNLAH BADANNYA, BANGUNLAH JIWANYA!

Dalam dokumen KISAH SUKSES INDONESIAN NURSES DARI 5 BENUA (Halaman 105-111)

BANGUNLAH BADANNYA, BANGUNLAH JIWANYA!

by Bandu Jatra Murwasuminar

N

ama saya Bandu, seorang perawat di RSJ Provinsi Jawa Barat. Kenapa namanya Bandu??? Udah jelas karena orang Bandung. Lulus tahun 2006 dari Universitas Padjadjaran dan sekarang sedang menempuh pendidikan Master Keperawatan di Unpad juga tingkat akhir.

Ada yang menarik kalau saya mengenang Unpad sebagai “Kampung Halaman Belajar”. Ketika ditanya, apa yang menarik dari Keperawatan Unpad. Selalu saya jawab, saya adalah manusia tiga generasi di Universitas Padjadjaran. Wuih Gaya.

Ketika saya kuliah S1 dulu, namanya masih PSIK-FK (Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran) Unpad. Pas saya lulus sarjana dan masuk profesi, berubah menjadi FIK (Fakultas Ilmu Keperawatan ) Unpad. Dan tahun 2011, ketika saya mulai kuliah lagi, namanya berubah lagi menjadi F.Kep (Fakultas Keperawatan) Unpad.

Pernah saya ditanya oleh seorang dosen ketika sedang belajar.

“Bandu kamu ada keinginan untuk melanjutkan sekolah lagi nggak?”

Singkat saja saya menjawab “Sebelum 2015 saya sudah harus sekolah S3, tapi kayaknya gak di Unpad pak” Kenapa? Tanya dosennya,

”Karena Fakultas Keperawatan Unpad namanya gak akan mungkin berubah lagi pak!”

Seneng sekali bisa ikut menulis di INT, biasanya hanya menjadi pembaca. Akan tetapi anjuran pak Syaifoel Hardy tentang Enjoy Nursing sepertinya sangat indah sekali.

Akhirnya saya memberanikan diri menulis setelah melihat ada beberapa teman sekelas menyumbang tulisan di forum ini.

Bangunlah Badannya, Bangunlah Jiwanya! | 89 Ilmu jiwa, merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan yang masih kurang dikenal banyak oleh perawat itu sendiri. Jadi, kalo saya tanya kepada beberapa mahasiswa, mau gak jadi perawat jiwa, mereka sering menjawab gak ah pak, Lieur (Pusing), gak ngerti, banyak anehnya.

Sayang sekali, banyak mahasiswa berpandangan seperti itu, padahal keperawatan jiwa tidak kalah dengan yang lainnya.

Jadi!!!!! Apa sih enaknya jadi perawat jiwa ???

1. Ahli dalam masalah Romansa.

Hampir 15 persen pasien yang masuk ke RSJ, pasti penyebabnya ada hubungannya dengan masalah cinta. Jangankan pasien, kita sendiri pun masih banyak yang bermasalah dengan hal yang dianggap sulit ini.

Bangunlah Badannya, Bangunlah Jiwanya! | 90 Memang, ilmu tentang “Bobogohan” (Percintaan) tidak diajarkan dalam kurikulum pendidikan. Tapi dalam ilmu jiwa tingkat sedang dan lanjut, hal ini ternyata dipelajari dengan baik (kalau anda ingin belajar) sampai dengan taraf aplikasi.

Kadang saya bicara ke mahasiswa, “Hanya dengan komunikasi, saya bisa membuat anda suka dengan saya hanya dalam waktu 10 menit, dan anda dalam kondisi sadar” (gak dihipnosis maksudnya).

“Ah Masak pak?” “Bener lho!!”

Ketika mengajar (sebagai dosen) dan berinteraksi dengan mahasiswa di lahan praktik, saya sering bertanya kepada mahasiswa laki-laki,”Siapa yang masih jomblo….” Mahasiswa menjawab. “Saya pak”. Terus saya balik tanya. “Kenapa anda masih jomblo?” “Karena saya ditolak wanita pak”.

Trus saya tanya lagi. Kenapa anda ditolak wanita, para mahasiswa menjawab dengan macam-macam. Dan akhirnya, saya jawab sendiri “Karena anda masih menembak wanita!'

Ah kalau gitu kami juga tahu pak”

Saya melanjutkan. “Klo gitu Gimana caranya supaya dapet wanita/pacar tapi gak nembak”. Mahasiswa pada bingung. Mau saya kasih tahu jawabannya. Mau pak!

Jawabannya suruh 'Wanita yang nembak anda!'

Lalu mahasiswanya ngedumel. ”Klo gitu kami juga tahu pak”.

“Nah sekarang kalau anda sudah tau, gimana caranya supaya wanita nembak anda? Nah ini dia makanya belajar ilmu jiwa."

Bangunlah Badannya, Bangunlah Jiwanya! | 91 Bagi rekan-rekan yang mengerti tentang NLP, Komunikasi Terapeutik, Seduction dsb, mungkin sudah tidak asing lagi dengan konsep ini dan tentu saja tidak akan dijabarkan lebih lanjut oleh saya, karena bukan tempatnya.

2. Bekerja dengan suasana yang FUN

Salah satu keasyikan tersendiri apabila bergaul dengan pasien jiwa adalah banyak pengalaman menarik dan lucu, yang kita dapatkan dari tingkah laku pasien sendiri.

Beribu kisah komedi - yang kayaknya bisa dirangkum dalam sebuah buku humor dan dijadikan bahan Stand Up Comedy, saya jalani sendiri ketika bekerja di ruangan dan berinteraksi dengan pasien.

Dengan bekerja di rumah sakit jiwa, saya mengenal tokoh-tokoh dunia, baik dalam maupun luar negeri, baik yang masih hidup maupun yang sudah berpulang….Nah Lho.

Saya pernah berbincang-bincang dengan Patimura, Pangeran Diponegoro, Soeharto, Ajudannya Soekarno, Prabu Siliwangi, adiknya Megawati dsb.. Sampai dengan tokoh luar negri seperti produsernya John Lennon (Beatles), pengawalnya Umar bin Khatab!

Alhamdulillah, pengetahuan sejarah saya bertambah.

Bukan hanya itu!

Pernah suatu hari ketika saya sedang melakukan pengkajian kepada pasien di ruang tenang yang baru dipindahkan. Saya bertanya.”Apa pekerjaan bapak?”, terus dia menjawab. “Saya seorang tukang pijit pak”.

Lalu saya berkata…”Ah masak, emang bener bapak bisa mijit”. “Iya pak saya memang tukang pijit, klo bapak tidak percaya, sini saya buktikan”. Pasiennya langsung menawarkan saya untuk dipijit, padahal saya hanya bercanda. (Melanggar etik gak ya?).

Bangunlah Badannya, Bangunlah Jiwanya! | 92 3. Menolong orang dengan cepat

Ketika saya praktik jiwa masyarakat, banyak orang yang menganggap jiwa itu kental dengan mistik.

Saya sering menemui pasien (non psikotik tentunya), keluarga pasien dan masyarakat yang menceritakan tentang masalah emosional mereka.

Pengalaman yang paling menarik mungkin ketika saya bertemu dengan seorang wanita yang merasa berdosa karena dia “selingkuh”, dan menutupi masalahnya dari keluarganya.

”Pak gimana caranya, saya merasa berdosa karena saya sudah mengkhianati suami saya dan dia tidak tahu, saya merasa berdosa, saya ingin perasaan berdosa saya dihilangkan, dan saya tidak mau menceritakannya kepada bapak dan siapapun."

Trus saya jawab, “Oh gitu bu. Ibu masih punya hubungan dengan “pacar” ibu itu” ”Ya itu sudah tidak pak, tapi saya masih merasa tertekan.” Kata sang wanita.

Akhirnya, saya bilang saja. “Ya udah bu, ibu mau perasaan berdosa ibu dihilangkan tanpa rahasia ibu terbongkar kepada siapapun termasuk saya. Tapi ada syaratnya bu”. Kata saya. “Apa pak”, terus saya jawab.

“Ibu tidak boleh lagi melakukan kesalahan yang kedua kali. Ibu bersedia?”. “Ya pak” dia menjawab.

Alhamdulillah, singkat kata, saya hipnosis klien, dan hanya dalam waktu 15 menit pasien ketika bangun perasaan tertekannya sudah hilang. Alhamdulillah!

Terapi seperti Terapi Kelompok, CBT, Hipnoterapi, RET, EFT dan terapi psikis lainnya, sudah banyak dipergunakan oleh praktisi kesehatan jiwa. Saya tidak mengatakan ini hanya digunakan dalam ranah jiwa, di keperawatan lainnya juga banyak dipraktikkan.

Bangunlah Badannya, Bangunlah Jiwanya! | 93 Dalam situasi tertentu saya banyak mempergunakannya untuk menghilangkan masalah masalah emosional klien. Dari masalah cemas karena kunci mobil hilang, Phobia buah semangka dan yang lainnya sampai dengan gangguan emosional yang sudah mengganggu kehidupan berumah tangga dan bermasyarakat.

Ya...

Begitulah sedikit pengalaman saya sewaktu bekerja di Rumah Sakit Jiwa!

Terus terang, menulis seperti ini sedikit mengurangi ketegangan di pikiran. Thesis belum beres, laporan menumpuk… sedih ditinggal istri keluar negeri (Perawat, sekolah S2 juga), anak di rumah masih kecil….sapa yang ngasuh nih…..?

Lho kok jadi curhat?

Yang jelas dengan membaca tulisan para sahabat di INT, kita jadi sadar, kita punya komunitas besar yang terus maju dan berjuang.

Keep dreaming, keep reading…keep smiling!

Bandung, 09 Desember 2012

Email: bandujatra@gmail.com

FB: www.facebook.com/bandu.murwasuminar

Dalam dokumen KISAH SUKSES INDONESIAN NURSES DARI 5 BENUA (Halaman 105-111)