• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAIRAH DI NEGERI SAKURA

Dalam dokumen KISAH SUKSES INDONESIAN NURSES DARI 5 BENUA (Halaman 197-200)

GAIRAH DI NEGERI SAKURA

by Darmawan Arief Prasojo

B

ismillahirrahmannirrahim……..

Sekelumit perjalanan profesi, yang saya rasa, cukup mengesankan dalam hidup saya. Sesudah lulus, menginjakkan kaki di Taiwan, kemudian lompat ke Jepang!

Perkenalkan nama saya Dharmawan Arief P. Di rumah biasa di panggil wawan, usia 26 tahun, asli Malang, Jawatimur. Dari TK sampai kuliah, semua nya di Malang. Pendidikan terakhir saya D3 keperawatan, Poltekkes Kemenkes Malang, lulus tahun 2008.

Senang sekali saya di ajak pak Syaifoel Hardy, untuk menulis tentang keperawatan. Sebuah kegiatan yang bukan hanya baru bagi saya, tetapi juga perlu kesungguhan. Menulis memang berat! Seperti kata teman-teman di forum INT. Alhamdulillah, saya mulai menyenanginya!

Buktinya? Ya…artikel ini!

Di Jepang ada sekitar 892 perawat indonesia. Penyebarannya, saya kurang tahu persis! Entah, pada ke mana semua! Sungguh, saya tidak banyak tahu! Jepang, meski tidak sebesar Indonesia, namun terdiri dari banyak pulau yang menyebar dari utama ke selatan.

Jepang terkenal akan gila kerja masyarakatnya. Mungkin orang kita sudah pada ketularan! Mungkin juga mereka pada sibuk belajar mempersiapkan ujian, atau memang belum tahu tentang Indonesia Nursing Trainers.

Saat ini, pekerjaan saya sebagai kandidat perawat di Jepang (care giver). Masih cukup panjang perjalanan karir ini. Saya baru bekerja di sini baru saja satu bulan. Mulai tanggal 14 november 2012 tepatnya!

Gairah di Negeri Sakura | 181 Setelah lulus dari kampus (Oktober 2008), saya sebenarnya sudah diterima di internasional SOS. Lulus, sudah tidak bingung cari kerja lagi. Sayangnya, orangtua melarang.

Alhamdulillah, mungkin ada hikmahnya. Setelah berdiskusi dengan orangtua, akhirnya saya memilih mundur. Saya tidak mengerti, mengapa kemudian harus memilih menganggur selama kurang lebih 4 bulan.

Februari 2009 mencoba-coba untuk ikut program perawat (care giver) ke Taiwan. Syukurlah setelah mendaftar, akhirnya lolos juga. Syaratnya cukup berat juga. Harus menunggu selama kurang lebih 6 bulan. Hingga tepatnya pada tanggal 15 Agustus 2009, bersama teman- teman, berangkatlah ke Taiwan.

Di Taiwan beban kerja sungguh berat. Kalau di negeri sendiri rata-rata 7-8 jam. itu belum termasuk sering bolos, ngluyur saat kerja, hingga korupsi waktu. Di Taiwan, tidak tanggung- tanggung! Kami dituntut dalam sehari, kami harus kerja 12! Wah! Sampai kapan harus sperti ini?

Belum lagi ditambah dengan jatah libur yang sangat minim! Dalam sebulan pun jatah libur Cuma satu kali. Atau, paling bnyak dua kali, (terlalu berat) menurut saya. Aturan perburuhannya sangat parah menurut saya! Kayak pembantu rumah tangga aja!

Memang gaji lumayan! Yang bikin tidak betah ya….seperti yang saya sebutkan di atas: beban kerja terlalu berat.

Saya mengambil keputusan: harus lompat! Saya sungguh tidak betah! My God! Please help me!

Cukup dua tahun lah!

Akhirnya, saat-saat yang ditunggu datang! Pada tanggal 15 Agustus 2011, saya kembali ke Indonesia.

Gairah di Negeri Sakura | 182 Saya sangat yakin, rejeki itu bukan suatu kebetulan. Kerja keras penting. Usaha juga wajib. Imbalan dari Allah, adalah sebuah rahmah yang harus kita syukuri. Pengalaman di Taiwan, sepahit apapun, adalah bagian kehidupan yang mengukir perjalanan karir meski terhitung masih dini.

Suatu hari, seorang teman memberi kabar. Ada opportunity di Negeri Sakura. Di Jepang, dibutuhkan care giver. Proses perekrutan perawat ke Jepang melalui BNP2TKI. Goverment to Goverment (G to G). Paling lambat 20 Agustus 2011.

Wah! Gimana nih? Hanya ada waktu 4 hari lagi! Saya pun nekad! Daftar!

Layaknya berjibaku, pontang-panting saya lengkapi persyaratannya. Waktu itu yang saya punya hanya paspor. Sedangkan persyaratan lainnya seperti ktp, akte,kartu kuning, skck, dll belum ada. Saya pikir tak apalah! Alhamdulillah, dalam waktu 3 hari berkutat, terlengkapi! Selesai juga, tanggal 20 Agustus 2011.

Saya mendaftar! Tapi..eh…..kantor BP3TKI Surabaya tutup! Gimana nih? Apa karena Sabtu? Tanggal 22 Agustus (hari senin), saya balik lagi. Mendaftar lagi. Ternyata, ada satu persyaratan medikal yang kurang. Saya pontang-panting lagi! Esoknya tanggal 23 agustus 2011, baru beres. Memasuki tes sekarang! Saya lolos tes administrasi. Nunggu cukup lama sesudah itu. Nyaris 3 minggu lamanya. Ada giliran test lainnya: Psikologi. Harus ke Jakarta.

Menjelang hari H nya, tiket kereta api habis! Payah juga! Saya mencari di malang dan Surabaya. Cukup membuat saya frustasi! Akhirnya saya coba iseng2 ke stasiun Jombang (karena istri saya orang Jombang) siapa tahu, ada calo yang nawarin tiket. Sesampai di stasiun dan bertanya pada petugas, saya benar2 kaget, tiket ke Jakarta masih banyak. Masalahnya, ada gerbong tambahan!

Gairah di Negeri Sakura | 183 Sore nya saya berangkat ke Ibukota, untuk tes psikologis. Sepanjang perjalanan, hanya berdoa & berdzikir sepanjang malam. Itu lebih baik hemat saya!

Esok paginya, sampai di stasiun Jatinegara, kemudian saya naik ojek menuju tempat tes. Cukup bikin deg-degan, karena tidak ada ide, tes macam apa yang bakal saya hadapi. Semuanya saya pasrahkan kepada Allah SWT semata!

Tets psikologi selesai. Saya menginap dirumah saudara di Bekasi selama 3 hari dan menungu hasil test tersebut. Sungguh sangat tidak disangka. Saya mendapat urutan nomer 12 dari 150- an peserta yang lulus tes psikologi!

Rampung psikologi, kini giliran test kesehatan! Yang ini pun, alhamdulillah lulus!

Tahapan inilah yang benar-benar sangat membahagiakan. Saya kemudian bisa sedikit bernafas lega!

Kami, calon-calon perawat yang bakal diberangkatkan ke Japan ada 200 orang (140 calon care giver & 60 calon perawat medis) di perbolehkan mengikuti pendidikan bahasa Jepang. Pelatihan yang diselengarakan oleh The Japan Foundation, selama 6 bulan, dari 12 oktober 2011 sampai 12 april 2012 itu gratis!

Kami tinggal di sebuah penginapan (asrama), makan 3 kali. Disediakan pula buku-buku pelajaran, asuransi, internet wifi, biaya kursus, dan dapat gaji 2,5 juta perbulan.

Tanpa terasa, lantaran sibuknya kegiatan dan padat, waktu cepat berlalu. Separuh perjalanan sudah terlewati. Masih ada satu proses lagi yang harus kami lewati.

Yakni test matching (tes yang paling sulit). Test matching pertama saya gagal, tes matching kedua berhasil. Dari 200 orang peserta, yang lulus hanya 101 orang (50 persen).

Setelah mengikuti pelatihan selama 6 bulan, kami yang sudah lulus matching, di berikan waktu istirahat 1 bulan, mulai 12 April sampai 13 Mei. Sesudah itu disusul tanggal 15-18 Mei 2012, kami mengikuti pembekalan pemberangkatan di Jakarta.

Dalam dokumen KISAH SUKSES INDONESIAN NURSES DARI 5 BENUA (Halaman 197-200)