• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.5 Basis Akuntansi

Basis akuntansi adalah perlakuan pengakuan atas hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi keuangan. Perbedaan metode pencatatan basis akan berpengaruh terhadap proses pencatatan dan penyajian laporan keuangan. Menurut Mu’am (2011) basis akuntansi merupakan salah satu prinsip dalam akuntansi yang digunakan untuk menentukan periode pengakuan dan pengukuran suatu transaksi ekonomi dalam laporan keuangan.

Dalam akuntansi dikenal adanya dua basis, yaitu basis kas dan basis akrual. Selanjutnya, penjelasan dari masing-masing basis dalam akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Basis Akuntansi Kas (Cash Basis of Accounting)

Akuntansi berbasis kas (PSAP 01 Paragraf 8) adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Menurut Bastian (2006) dalam Wibowo (2018) akuntansi berbasis kas mampu menyediakan informasi yang penting dan obyektif. Tetapi disisi lain, informasi pendapatan dan modal serta biaya operasionasl selama periode tertentu

tidak dapat dimunculkan. Keuntungan dan kerugian merupakan hal yang penting bagi organisasi baik sektor publik maupun sektor swasta.

Menurut Weygandt dan Warfield (2008) basis akuntansi kas murni dimana pendapatan hanya diakui pada saat kas diterima dan beban hanya diakui pada saat kas dibayarkan. Di Indonesia basis kas pada praktiknya digunakan untuk menyajikan Laporan Realisasi Anggaran yang berarti bahwa pendapatan diakui saat pada kas diterima oleh Rekening Kas Umum Negara/Daerah, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Menurut Bastian (2005) basis kas adalah mengakui dan mencatat transaksi keuangan pada saat kas diterima atau dibayarkan. Apabila suatu transaksi belum menimbulkan perubahan pada kas maka transaksi tersebut tidak dicatat. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa basis kas dianggap kurang tepat dalam melakukan pengukuran dan pencatatan atas berbagai aktivitas didalam akuntansi dan pelaporan dana pemerintah.

Akuntansi berbasis kas ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan-kelebihan akuntansi berbasis kas ini adalah Laporan Keuangan yang memperlihatkan sumber dana, alokasi, dan penggunaan sumber-sumber kas, mudah dijelaskan, mudah dimengerti oleh pembaca, pembuat Laporan Keuangan pun tidak membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang akuntansi. Sementara itu, kekurangan-kekurangan akuntansi berbasis kas adalah hanya berfokus pada arus kas dalam periode laporan yang sedang berjalan saja, dan mengabaikan arus sumber daya lain yang

mungkin bisa berpengaruh pada kemampuan pemerintah untuk meyediakan barang-barang dan jasa-jasa saat sekarang dan saat mendatang, laporan posisi keuangan (neraca) pun tidak dapat disajikan karena tidak terdapat pencatataran secara double entry, tidak dapat menyediakan informasi mengenai biaya pelayanan (cost of service) sebagai alat untuk penetapan harga, kebijakan kontrak publik, untuk kontrol dan evaluasi kinerja (Mustofa, 2008).

2. Basis Akrual (Accrual Basis)

Dasar umum IAS dan IPSAS adalah basis akrual murni, yaitu proses akuntansi berbasis akrual sehingga menghasilkan Laporan Keuangan tanpa modifikasi apapun. Pendapatan diakui saat saat transaksi terjadi tanpa perlu memperhatikan penerimaan kas terlebih dahulu, dan beban diakui saat terjadinya transaksi tanpa perlu memperhatikan pembayarannya (dibayar dimuka, biaya saat tunai, atau biaya timbul walaupun belum dibayar). Menurut Kieso (2008) basis akuntansi akrual (accrual basis) adalah dimana pendapatan dan beban diakui saat transaksi terjadi, tanpa memperhatikan waktu penerimaan atau pembayaran kas.

Menurut Ahyani (2007) dan Mardiasmo (2009) menyatakan bahwa aplikasi berbasis akrual dalam sektor publik pada dasarnya adalah menentukan biaya pelayanan dan harga pelayanan publik, yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik serta menentukan harga pelayanan yang akan

dibebankan kepada publik. Penerapan dasar akrual memberikan hasil yang lebih baik dan memberikan keuntungan sebagai berikut :

1. Memberikan ketelitian dalam penyajian Laporan Keuangan pemerintah daerah dan memungkinkan untuk melakukan penilaian secara lengkap terhadap kinerja pemerintah.

2. Lebih akurat dalam melaporkan nilai aset, kewajiban, maupun pembiayaan pemerintah.

3. Memungkinkan dilakukan pemisahan suatu periode Laporan Keuangan dengan periode yang lain (cut off) secara lebih sempurna dan menginformasikan nilai-nilai ekonomis yang terkandung dalam suatu periode tertentu.

4. Meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan pemerintah dalam rangka akuntabilitas publik.

Adapun kekurangan dari akuntansi berbasis akrual menurut IFAC, (2003) sebagai berikut :

1. Biaya untuk penilaian aset.

2. Biaya untuk persiapan kebijakan akuntansi.

3. Biaya membangun sistem akuntansi termasuk memberikan sarana dan prasana untuk mendukung penerapan sistem akuntansi berbasis akrual.

4. Biaya untuk menyiapkan sumber daya yang kompeten untuk menangani masalah akuntansi berbasis akrual.

Pengimplementasian akuntansi berbasis akrual pada sektor pemerintah bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan, dan tidak berjalan mulus tanpa hambatan dalam penerapannya. Banyak kekurangan yang masih diperdebatkan oleh para pembuat Laporan Keuangan berbasis akrual ini. Menurut Faradillah (2013) kompleksitas dalam penerapan basis akrual membutuhkan sistem yang lebih terpadu dan didukung teknologi informasi yang mumpuni, tentu saja hal ini membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit untuk dapat mewujudkannya.

Mardiasmo (2009) menambahkan bahwa negara yang telah berhasil dalam mengimplementasikan akuntansi akrual secara penuh adalah Selandia Baru yang telah diberlakukan sejak tahun 2001. Akuntansi berbasis akrual di Selandia Baru terbukti memberikan kontribusi yang besar dalam menghasilkan informasi yang lebih komprehensif dibandingkan dengan sistem akuntansi berbasis kas dalam hal kuantitas dan kualitasnya. Namun, beberapa negara seperti Italia menunjukan hasil yang kurang dalam menerapkan basis akrual. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan basis akrual dengan berhasil tidak dapat dilakukan secara radikal. Aspek Sumber Daya Manusia perlu dipersiapkan serta komitmen dan dukungan politik dari para pengambil keputusan pada pemerintahan mutlak diperlukan, agar penerapan basis akrual secara penuh dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang lebih besar (Yamamoto, 1997 dalam Mardiasmo, 2009).

Dokumen terkait