• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Kendala-Kendala Dalam Menjalankan Standar Akuntansi Pemerintahan

4.4.1 Sumber Daya Manusia dan Tenaga IT

BPKAD Kabupaten Serang memandang bahwa Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual tidak terlalu menjadi tantangan yang terlalu sulit, karena pada tingkatan BPKAD seluruh pegawainya sudah memahami apa yang dimaksud dengan SAP berbasis akrual. Hal ini dikemukakan oleh partisipan K2 ketika peneliti bertanya apakah SAP berbasis akrual menjadi hal yang sulit bagi pegawai BPKAD sebagai berikut:

“Jika melihat tingkat kesulitan tidak terlalu signifikan karena penyusunan LO, LP-SAL, dan LPE kita sudah menggunakan aplikasi, Cuma yang jelas saya sebagai konsolidator harus melakukan sosialiasi kepada OPD-OPD untuk penguatan laporan keuangan pada tingkat OPD. Karena tadi itu sebetulnya sewaktu menggunakan kas basis kita juga sudah menggunakan akrual basis tapi hanya pada Neraca saja. Jadi intinya begini, ketika beralih ke PP 71 yang dimaksud dengan akrual tetap hanya Neraca, LO, LPE, dan LP-SAL. Sedangkan untuk LRA dan LAK nya tetap menggunakan kas basis, karena LRA itu kan berdasarkan uang keluar. Jadi walaupun LRA dan LAK itu ada pada PP 71 tapi tetap sifatnya menggunakan kas basis.”

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh pendapat dari partisipan K3 yang mengungkapkan sebagai berikut:

“Sebenernya untuk penyusunan laporan keuangan berbasis akrual itu lebih gampang di banding berbasis kas, karena waktu

menjurnalnya juga tinggal masukkin aja setiap transaksi yang terjadi walaupun belum mendapatkan uang. Apalagi kan sekarang sudah dibantu dengan aplikasi dan karena kita kan mengetahui dasar-dasar akuntansinya, kita udah tau pondasinya, kalau udah tau pondasinya kan kesananya tinggal menyesuaikan aja mas.”

Dari pernyataan kedua partisipan diatas justru yang menjadi kendala adalah ketika BPKAD mengkonsolidasi laporan keuangan OPD-OPD hal itu dikarenakan sumber daya manusia yang ada pada OPD-OPD-OPD-OPD masih banyak yang belum memahami SAP berbasis akrual, hal itu juga dikarenakan sumber daya manusia pada OPD-OPD tidak dilatarbelakangi dengan pendidikan akuntansi, tetapi dari pihak BPKAD selalu memberikan pemahaman kepada para fungsi akuntansi di OPD-OPD agar memahami bagaimana cara membuat laporan keuangan yang baik dan benar sehingga muaranya akan mempermudah BPKAD untuk mengkonsolidasi laporan keuangan pemerintah Kabupaten Serang.

Selain itu para pejabat-pejabat daerah dalam hal ini Bupati dan Dewan juga kurang memahami isi laporan keuangan berbasis akrual, padahal seharusnya justru mereka harus paham dengan isi laporan keuangan tersebut, karena jika mereka benar-benar memahami isi laporan keuangan berbasis akrual akan sangat bagus dalam menganalisa secara global dan cara mengambil keputusannya. Hal ini dikemukakan oleh partisipan K2 sebagai berikut:

“...Ini terkait dengan persepsi pembacaan laporan keuangan orang yang memang harus paham dan mengerti tentang isi laporan tersebut, sebenarnya diluar internal BPKAD itu kalau ke akrual basis justru kurang dalam pemahaman isi laporan keuangan, baik itu dewan, bupati, ataupun inspektorat...”

Menurut partisipan K2 yang menjadikan para pejabat diluar internal BPKAD kurang memahami isi laporan keuangan berbasis akrual salah satunya adalah karena penganggaran dan pelaporan keuangannya menggunakan basis yang berbeda, penganggaran menggunakan basis kas sedangkan laporannya menggunakan basis akrual, hal ini membuat para pejabat diluar BPKAD Kabupaten Serang melihat isi laporan keuangan sedikit rumit dan masih nyaman dengan basis kas. Padahal seharusnya mereka memahami isi laporan keuangan berbasis akrual karena jika mereka memahami isinya hasilnya akan bagus dalam mengambil keputusan. Penjelasan dari partisipan K2 dibawah ini menggambarkan bagaimana isi laporan keuangan berbasis akrual akan meningkatkan dalam pengambilan keputusan:

“Jika mereka membacanya secara teliti. Kalau di kas basis pendapatan itu dicatat berdasarkan kas yang masuk, saya kasih contoh pajak hotel tahun 2018 Cuma dapet 100 juta, ini di kas basis ya, sedangkan ketika menggunakan akrual basis ternyata pajak hotel 2018 dapet 150 juta, dimana selisihnya ini ? ternyata 50 jutanya ini adalah piutang yang bakal pasti kita terima. pendapatan dari pembacaan kas basis 100 juta, sedangkan dari pembacaan akrual basis 150 juta. Lalu ada belanja dari pembacaan kas basis 200 juta, itu kan jadi kita defisit 100 juta ya, belanja dari pembacaan akrual basis 200 juta juga, itu jadi defisit 50 juta. Nah dari informasi tersebut dalam kas basis pemerintah berarti harus lebih menggenjot pendapatan agar tidak defisit sampe 100 juta, padahal dalam akrual basis pemerintah minimal hanya perlu mendapatkan pendapatan 50 juta agar balance, kan begitu ? nah itulah yang membedakan pembacaan kas basis dengan akrual basis, dalam pengambilan keputusan lebih tepat.”

Dari pernyataan diatas juga dapat diambil kesimpulan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan dapat meningkatkan nilai dalam isi

laporan keuangan dan sangat bermanfaat bagi mereka yang benar-benar paham dengan isi laporan keuangan berbasis akrual.

Selain Sumber Daya Manusia yang dijelaskan diatas, tenaga IT sangatlah diperlukan untuk membangun sistem akuntansi. Dalam membangun sistem akuntansi yang sesuai dengan keinginan pemerintah Kabupaten Serang bukanlah hal yang mudah, mengingat SDM yang menguasai teknologi yang tersedia sangatlah terbatas. Namun, BPKAD Kabupaten Serang dibantu tenaga IT dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang awalnya membangun aplikasi SIMDA. Pemerintah Kabupaten Serang tidak membangun sistem sendiri karena tidak memiliki tenaga IT yang memadai. Hal ini disampaikan oleh partisipan K2 sebagai berikut:

“Kita sangat keterbatasan dengan tenaga IT, itu sudah jelas kita tidak memiliki tenaga IT yang bisa memprogram, membuat aplikasi pengelolaan keuangan daerah, sehingga pilihannya pada waktu itu ada penawaran dari BPKP dengan adanya SIMDA tadi, kita diundang ke kantor BPKP, dijelaskan mengenai aplikasi SIMDA. Nah kita coba menerapkan aplikasi SIMDA ini pada Kabupaten Serang akhirnya, kita tidak mengembangkan sendiri aplikasinya sendiri karena keterbatasan tenaga IT tadi dan memang pada waktu itu tenaga IT langka sekali.”

Namun rekruitmen tenaga IT bukanlah orang yang hanya menguasai IT saja, tapi juga harus menguasai bidang akuntansi, agar mempermudah dalam mengembangkan, mengoperasikan, dan memelihara sistem yang sesuai dengan keingin pemerintah kabupaten serang. Sehingga pemerintah kabupaten serang nantinya bisa menekan biaya operasional untuk jangka panjang.

Dokumen terkait