• Tidak ada hasil yang ditemukan

Batas Akhir Penggunaan Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang

HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

5. Pengawasan dan Pengendalian

4.4. Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang

4.4.1.5. Batas Akhir Penggunaan Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang

Penentuan batas akhir penggunaan kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang pada pengguna kendaraan dinas operasional, merupakan hal yang perlu diperhatikan agar dapat terus menjaga, mengamankan, mengawasi serta memanfaatkan kendaraan dinas operasional sesuai dengan fungsinya, jadi diharapkan bagi pengelola barang disetiap SKPD Pemerintah Kabupaten Tangerang harus dapat mengawasi dan mengetahui setiap pergeseran dari kendaraan dinas operasional pada SKPD nya, sehingga hal ini dapat membantu Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten

Tangerang dalam menyajikan data yang valid. Dalam penentuan batas akhir penggunaan kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang pada pengguna kendaraan dinas operasional tentu saja memiliki waktu dimana pengguna kendaraan dinas operasional tersebut tidak lagi menggunakan atau mengembalikan kendaraan dinas operasional yang dipegangnya yaitu seperti yang diutarakan oleh Kepala Sub Bagian Inventarisasi Bidang Aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset daerah(BPKAD) Kabupaten Tangerang yaitu :

”pengguna kendaraan tidaklagi memakai kendaraan dinas operasional ketika pensiun, meninggal dunia, dan diberhentikan”. (wawancara dengan informan I1-1, 31 Oktober 2016 pukul 10.00 WIB di Kantor Aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset daerah(BPKAD) Kabupaten Tangerang )

Berdasarkan pernyataan informan I1-1, dapat diketahui bahwa pengguna barang tidak dapat menggunakan kendaraan dinas operasional ketika pengguna barang tersebut sudah pensiun, meninggal, dan diberhentikan dari jabatannya, maka pegawai tersebut harus mengembalikkan kendaraan dinas operasional tersebut. Hal ini juga sama dengan yang diutarakan dengan informan I1-2, I1-3, I1-6,

I1-8, I1-9,I1-10, I1-11,bahwa pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang tidak dapat

menggunakan Kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang, ketika pegawai tersebut pensiun, meninggal dunia, dan diberhentikan

Akan tetapi seperti yang terjadi pada salah satu SKPD di Pemerintah Kabupaten Tangerang, terdapat kendaraan dinas operasional yang tidak dapat dibuktikan fiisiknya, hanya tercantum pada data kendaraan dinas opersional Pemerintah Kabupaten Tangerang, berikut merupakan daftar kendaraan dinas operasional yang tidak ditemukan fisiknya :

Tabel 4.4

Daftar Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang yang Tidak Diketemukan Fisiknya

SKPD Jenis

Kendaraan Spesifikasi

Kondisi

Kendaraan Keterangan

Kecamatan Gunung Kaler

Sepeda

Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukan Fisiknya Kecamatan Gunung Kaler

Sepeda

Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukan Fisiknya Kecamatan Gunung Kaler

Sepeda

Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukan Fisiknya Kecamatan Gunung Kaler

Sepeda

Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukan Fisiknya Kecamatan Gunung Kaler

Sepeda

Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukan Fisiknya Kecamatan Gunung Kaler

Sepeda

Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukan Fisiknya Kecamatan Gunung Kaler

Sepeda

Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukan Fisiknya Kecamatan Gunung Kaler

Sepeda

Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukan Fisiknya Kecamatan Gunung Kaler

Sepeda

Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukan Fisiknya Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

Kecil dan Menengan Mini Bus SUZUKI baik

Tidak Di ketemukan Fisiknya Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

Kecil dan Menengan Mini Bus SUZUKI baik

Tidak Di ketemukan Fisiknya (Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, 2015)

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa masih ada kendaraan yang tidak diketemukan fisiknya oleh pengelola barang, tentu saja hal ini dapat mempengaruhi pada keakuratan nilai aset di neraca pemerintah daerah. Adapun

penjelasan dari Kepala Sub Bagian Inventarisasi Bidang Aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset daerah(BPKAD) Kabupaten Tangerang yaitu :

“Banyak sekali pengguna kendaraan dinas operasional yang tidak mau menghadirkan kendaraan dinas operasional tersebut, dengan alasan tidak membawa kendaraan tersebut dan rusak, dan kendaraan dinas opersional susah ditelusuri dan ditemukan fisiknya, khususnya kendaraan Roda Dua yang berada di Kecamatan-Kecamatan dan di desa-desa yang berada di kecamatan tersebut, karena Camat dan Kepala Desa sebelum-sebelumnya ketika lengser darijabatannya tidak mengembalikan kendaraan dinas operasional yang beroda dua tersebut.” (wawancara dengan informan I1-1, 31 Oktober 2016 pukul 10.00 WIB di Kantor Aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset daerah(BPKAD) Kabupaten Tangerang )

Berdasarkan pernyataan informan I1-1, masih banyak kendaraan dinas operasional yang terjadi di SKPD lain yang dibawa pensiun, padahal seharusnya sesuai dengan peraturan, dalam pengajuan pensiun yang ditandatangani Kepala SKPD, didalamnya terdapat peraturan bahwa dalam mengajukan permohonan pensiun, pegawai tidak lagi memegang barang milik daerah jenis apapun termasuk kendaraan dinas operasional. Akan tetapi, yang terjadi pada Pemerintah Kabupaten Tangerang masih saja terdapat kendaraan dinas operasional yang dibawa pensiun, padahal sesuai denga peraturannya tidak dapat dibawa pensiun.

Hal ini juga berdasarkan yang diutarakan oleh Kepala Sub Bagian Inventarisasi Bidang Aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset daerah(BPKAD) Kabupaten Tangerang yaitu :

”Didalam persyaratan pengajuan pensiun terdapat surat pernyataan yang ditandatangani oleh Kepala SKPD, yang menyatakan bahwa Pegawai tersebut tidak lagi memegang Barang Milik Daerah termasuk Kendaraan Dinas Operasional,hal ini lebih kepada tanggung jawab dari Kepala SKPD masing masing”(wawancara dengan informan I1-1, 31 Oktober 2016 pukul

10.00 WIB di Kantor Aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset daerah(BPKAD) Kabupaten Tangerang)

Berdasarkan pernyataan informan I1-1, telah diketahui bahwa dalam pengajuam pensiun, berarti begawai tersebut telah mengembalikkan barang milik daerah khususnya kedaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang. Dimana hal ini merupakan tanggung jawab dari Kepala SKPD yang bersangkutan, yang memiliki peran dalam mengawasi pengguna kendaraan dinas operasional ketika pendistribusian maupun ketika masa akhir jabatan, karena setiap Berita Acara dari kendaraan dinas operasional dalam hal apapun berdasarkan persetujuan Kepala SKPD masing-masing.

Tabel 4.5

Daftar Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang yang Tidak Diketemukan

Dinas Koperasi, Usaha

Mikro, Kecil dan Menengan Mini Bus SUZUKI baik

Tidak Di ketemukan Fisiknya Dinas Koperasi, Usaha

Mikro, Kecil dan Menengan Mini Bus SUZUKI baik

Tidak Di ketemukan Fisiknya (Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, 2015).

Namun adapun penjelasan yang diutarakan oleh informan I1-10yaitu selaku pengelola barang Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu, kendaraan dinas operasional yang tidak ditemukan pada tabel diatas, sebenarnya ada, akan tetapi pengelola barang tidak melampirkan data kendaraan dinas

operasional tersebut dengan foto, jadi adanya kendaraan dinas operasional yang tidak diketemukan fisiknya yang terdapat pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten Tangerang dikarenakan ketika melakukan rekonsiliasi aset di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, Pengelola Barang tidak melampirkan foto dari kendaraan dinas operasional tersebut. Dimana berdasarkan dengan informan I1-2,selaku staff Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, bidang aset, bagian inventarisasi aset dan selaku Pembantu Pengelola Barang Daerah yaitu mengutarakan bahwa kendaraan dinas operasional dengan keterangan tidak diketemukan fisiknya hal itu dikarenakan waktu seluruh pengelola barang SKPD melakukan rapat rekonsiliasi aset, terdapat pengelola yang tidak melampirkan foto, disitu kami anggap berarti kendaraan dinas operasional tersebut tidak diketemukan fisiknya, kemudian adapun hal lain terkait keterangan tidak diketemukan fisiknya pada kendaraan dinas operasional dikarenakan dibawa pensiun, dan hilang .

Adapun permasalahan lain yang terjadi pada SKPD Pemerintah Kabupaten yang diutarakan oleh Pengelola Barang Dinas Bina Marga dan Pengairan yaitu :

“Banyak kendaraan yang dibawa pensiun, jadi kalau di Dinas Bina Marga dan Pengairan ini, dari barang bergerak seperti kendaraan, laptop, tidak pernah ada Laporan Mutasi atau Berita Acara ke saya selaku pengurus barang, jadi itupun baru ada Berita Acaranya setelah 3 bulan kedepan, jadi saya kadang selakuu Pengurus barang cuman tahu hanya pengguna barang, selebihnya seperti fisik atau kondisinya tidak tahu, makanya kadang untuk Kendaraan Dinas Operasional banyak yang dibawa pensiun. .”(wawancara dengan informan I1-9, pukul 10.00 WIB, di Kantor Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang).

Berdasarkan pernyataan informan I1-9, dapat diketahui pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang, bahwa Pengelola Barang Dinas Bina Marga dan Pengairan tidak mengetahui pergeseran dari setiap kendaraan dinas operasionalnya, pengelola barang hanya mengetahui pemegang awalnya saja, hal ini dikarenakan oleh pengguna barang tidak pernah melaporkan setiap pergeseran barang milik daerah khususnya kendaraan dinas opersional, padahal telah kita ketahui bahwa setiap pergerakan dari kendaraan dinas operasional harus disertai oleh Berita Acara agar memudahkan pengelola barang dalam mengamankan serta mengawasi kendaraan dinas Pemerintah Kabupaten Tangerang. Sehingga hal ini membuat pengguna barang ketika masa akhir jabatan dapat membawa kendaraan dinas operasional milik Pemerintah Kabupaten Tangerang, yang seharusnya sesuai dengan peraturan harus dikembalikan.

Padahal sebenarnya kendaraan dinas operasional tidak dapat dimiliki oleh pegawai/pejabat tersebut, akan tetapi pejabat/pegawai tersebut dapat mengukuti lelang terbatas dengan mengajukan permohonan kepada BPKAD Kabupaten Tangerang, akan tetapi perlu digaris bawahi bahwa lelang terbatas hanya dapat dilakukan oleh pejabat eksekutif saja seperti Bupati, Wakil Bupati, Kepala Sekertariat Daerah, Ketua dan Wakil DPR Kabupaten Tangerang. Hal ini berdasarkan dengan informan I1-1, namun adapun informan lain yang mengatakan bahwa proses pelalangan dapat dilakukan oleh pegawai/pejabat Pemerintah Kabupaten Tangerang yang mengajukan kepada BPKAD Kabupaten tangerang seperti informan I1-2,dan informan I1-8.

Kemudian berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti, kendaraan dinas operasional yanng dibawa pensiun, dikarenakan perawatan kendaraan tersebut biasanya menggunakan perawatan dari kendaraan dinas operasional tersebut berasal dari dana sendiri oleh pengguna barang tersebut. Hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi antara pengguna barang dengan pengelola barang, selain itu hal ini terjadi karena adanya peraturan yang menyebutkan kendaraan dapat dihapuskan apabila umur kendaraan tersebut diatas 8(delapan) tahun diperbolehkan unntk dihapuskan, dan yang terjadi dilapangan adalah kendaraan yang dibawa pensiun adalah kendaraan yang telah berusia diatas 8(delapan) dengan kondisi rusak berat, yang telah termasuk dalam kategori boleh dihapuskan.

Berdasarkan semua penjelasan yang diutarakan informan-informan diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan, batas akhir penggunaan kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang pada pengguna kendaraan dinas operasional belum berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan masih banyak kendaraan dinas yang dibawa pensiun oleh pengguna barang tersebut, padahal sesuai dengan peraturannya dalam pengajuan pensiun bagi pegawai, pegawai tersebut berarti sudah menyatakan bahwa pegawai tersebut tidak lagi memegang atau menggunakan kendaraan dinas operasional, yang mana dalam pengajuan pensiun harus menyerahkan Berita Acara Serah Terima dari kendaraan dinas operasional tersebut, dan tentu saja hal ini berdasarkan tanggung jawab dari Kepala SKPD terkait. Karena pengajuan permohonan tersebut berdasarkan persetujuan yang diketahui oleh Kepala SKPD.

4.4.1.6.Spesifikasi Kendaraan Dinas Operasional Berdasarkan Jabatan pada