• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Legal Audit pada Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang

HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

5. Pengawasan dan Pengendalian

4.4. Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang

4.4.2.2. Permasalahan Legal Audit pada Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang

Pengamanan terhadap barang milik daerah merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap pengelola barang milik daerah. Pengamanan hukum berarti bahwa setiap barang yang menjadi aset daerah harus memiliki bukti kepemilikan atas nama pemerintah daerah. Pengamanan dari aspek hukum dilakukan dengan cara melengkapi bukti kepemilikan atas nama pemerintah daerah, seperti sertifikat (tanah) dan BPKB (kendaraan).

Kemudian terkait masalah legal yang dimiliki dalam kendaraan dinas operasional, sudah pasti memiliki keterkaitan dengan bukti kepemilikan kendaraan dinas itu milik Pemerintah Kabupaten Tangerang baik itu dibuktikan dari Buku Kepilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK). Dimana bukti dari Buku Kepilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang ini dipegang oleh pengelola aset dan diserahkan oleh Badan Pegelola Keuangan dan Aset daerah (BPKAD) bidang aset sudah dilakukan, sedangkan untuk Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) dipegang oleh Pengguna Barang. Akan tetapi sesuai dengan kenyataannya masih terdapat kendaraan dinas operasional milik Pemerintah Kabupaten yang tidak memiliki BPKB, berikut

merupakan beberapa kendaraan dinas operasional yang tidak memiliki dokumen kepemilikan yaitu ;

Tabel 4.7

Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang yang Tidak memiliki Dokumen Kepemilikan

SKPD Jenis

Kendaraan

Spesifika si

Nomor

Polisi Kondisi Keterangan

Dinas Kesehatan Mobil

Ambulance Isuzu A 9937 A Baik

Tidak ada BPKB

Dinas Kesehatan Sepeda Motor Yamaha B5652 CQ Baik Tidak ada

BPKB

Dinas Kesehatan Sepeda Motor Suzuki B5873 CQ Baik Tidak ada

BPKB

Dinas Kesehatan Sepeda Motor Yamaha B6063NIQ Baik Tidak ada

BPKB Dinas Bina

Marga dan Pengairan

Sepeda Motor Suzuki B 6118 CQ Baik Tidak ada

BPKB Dinas Bina

Marga dan Pengairan

Sepeda Motor Honda B 5118 CQ Baik Tidak ada

BPKB Dinas Bina

Marga dan Pengairan

Sepeda Motor Suzuki

Smash B 6489 NIQ Baik

Tidak ada BPKB Dinas Bina

Marga dan Pengairan

Sepeda Motor Suzuki

Smash B 6411 NIQ Baik

Tidak ada BPKB Dinas Bina

Marga dan Pengairan

Sepeda Motor Honda B 3160 FQ Baik Tidak ada

(Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, 2015). Dari data diatas telah ditemukan 9(sembilan) kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang, dimana telah diketahui bahwa dokumen kepemilikan seperti Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) merupakan dokumen yang sangat penting untuk dapat membuktikan bahwa kendaraan tersebut merupakan kendaraan milik Pemerintah Kabupaten Tangerang. Dimana setiap kendaraan dinas harus dilengkapi dengan BPKB yang disimpan oleh instansi. Akan tetapi, bertentangan dengan hal tersebut, kendaraan dinas operasional yang terdapat pada Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Dinas Bina Marga dan Pengairan, terdapat beberapa kendaraan dinas operasional yang tidak memiliki BPKB, hal ini berdasarkan pada KIB B Pemerintah Kabupaten Tangerang, dimana KIB merupakan laporan tahunan yang harus dibuat oleh SKPD yang digunakan untuk mengetahui kondisi barang milik daerah dengan baik. Jadi dari data diatas yaitu daftar kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang yang Tidak memiliki Dokumen Kepemilikan, dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa pengelola barang belum menginventarisir kendaraan dinas operasionalnya dengan baik, karena terdapat beberapa kendaraan dinas operasional yang tidak memiliki dokumen kepemilikan seperti Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), hal ini juga dapat menandakan bahwa tidak ada kejelasan atas status kepemilikan kendaraan dinas operasional dan bisa menimbulkan terjadinya pengalihan dari kendaraan dinas operasional itu.

Adapun penjelasan yang diutarakan oleh Pengelola Barang Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang yaitu :

“dengan Barang Milik Daerah yang lama, seperti barang atau kendaraan dinas operasional yang berasal dari dari tahun lama yang tidak aada catatannya cuman ada fisiknya dan tidak tau berasal dari APBD tahun berapanya yaitu tahunnya dibawah tahun 2007, karena mulai ada pencatatan di Pemerintah Kabupaten itu sekitar tahun 2007 yaitu dengan mengupload ke SIMDA BMD, dalam artian belum ada pencatatan seperti sekarang, jadi sebelum tahun 2007 belum ada pencatatan, jadi harus melengkapi pencatatan dari kendaraan dinas operasional yang dari tahun 2007. Sebenernya saya sendiri mulai bekerja jadi pengelola barang tahun 2006, jadi karena tidak tau asal usul kendaraan tersebut, yang seperti ini juga bisa mengakibatkan hilangnya BPKB dari beberapa kendaraan, dan sampai sekarang juga proses sensus di Dinas Kesehatan sebenernya belemu selesai, karena salah satunya dikarenakan oleh kendaraan tersebut yang umurnya dibawah 2007.” (wawancara dengan informan I1-10, pukul 10.00, 11 Agustus 2016, di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang).

Berdasarkan dengan informan I1-10, Pemerintah Kabupaten Tangerang baru melakukan kegiatan dengan menggunakan SIMDA BMD tahun 2007, sehingga hal ini memiliki dampak keetidaktahuan mengenai tahun pembelian, berasal dari APBD tahun berapa dari kendaraan dinas operasinal tersebut. Hal ini juga membuat tidak lengkapnya atau tidak jelas keberadaan dokumen kepemilikan kendaraan dinas operasional seperti BPKB apalagi pada kendaraan dina operasional yang masih ada fisikinya akan tetapi berasal dari tahun pembelian APBD dibawah tahun 2006.

Jadi peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan dengan permasalahan legal audit pada kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang yaitu proses legal audit pada kendaraan dinas operasional belum berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan oleh masih ada kendaraan dinas operasinal Pemerintah Kabupaten Tangerang yang belum terinventarisir dengan baik, karena kendaraan tersebut tidak memiliki dokumen kepemilikan yang lengkap seperti BPKB. Padahal proses legal audit pada kendaraan dinas operasional merupakan termasuk

dalam kegiatan tertib dalam hal innventarisasi agar kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten tersebut, dapat diamankan secara baik, dengan cara mengamankannya dengan bukti kepemilikan yang sah yaitu Buku Pemilik Kendaraan Bermotor.

4.4.3. Penilaian Aset

Kesatuan kerja lanjutan dari manajemen aset, yaitu berupa kegiatan penilaian aset sebagai upaya penilaian atas aset yang dikuasai pemerintah daerah dan biasanya kegiatan ini dilakukan oleh konsultan penilaian independent. Hasil dari nilai tersebut akan dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan maupun informasi untuk penetapan harga bagi aset yang ingin dijual.

Penilaian merupakan terjemahan dari istilah appraisal dan valuation. Istilah appraisal lebih banyak digunakan di Amerika Serikat. Sedangkan valuation atau values biasa dipakai di Inggris dan negara anggota pemakmuran, jadi penilaian pada dasarnya merupakan estimasi atau opini, walaupun didukung oleh alasan atau analisis rasional. Penilaian pada pronsipnya merupakan suatu proses indikasi melalui suatu pengetahuan atau metode tertentu terhadap suatu objek suatu kepentingan atau tujuan tertentu. Penilaian barang milik daerah perlu dibedakan menjadi dengan penilaian pada umumnya. Penilaian barang milik daerah merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan seorang penilai untuk mendapatkan estimasi nilai suatu barang milik daerah tertentu. berikut terdapat pernyataan dari staff Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD),

Bidang Aset, Bagian Inventarisasi, selaku Pembantu Pengelola Barang Daerah (PPBD) Kabupaten Tangerang, yaitu :

“Penilaian yanng dilakukan pada Pemerintah Kabupaten yaitu, apabila pemerintah Kabupaten Tangerang mendapatkan Hibah dari pihak eksternal, untuk dapat menetapkan bahwa kendaraan tersebut masuk kedalam buku inventarisasi BPKAD Kabupaten Tangerang, harus dilakukan penilaian pada kendaraan tersebut. Untuk prosesnya melihat dokumen yang diserahkan oleh pihak yang menyerahkan seperti faktur pembelian, nilai kewajiban, pajak pada STNK Kendaraan, dan Berita Acara Hibah.” (wawancara dengan informan I1-2, pukul 10.00 WIB, 19 Oktober 2016, di Kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah)

Berdasarkan dengan informan I1-2, proses penilaian yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang, dapat dilakukan ketika mendapatkan hibah dari pihak ketiga, hal ini dilakukan untuk dapat menetapkan kendaraan yang dihibahkan oleh pihak ketiga kedalam buku inventarisasi BPKAD. Dan untuk proses pencatatannya itu, Bidang Aset, khususnya bagian inventarisasi melihat dokumen yang telah diserahkan oleh pihak ketiga yang menghibahkan kendaraan tersebut. Dokumen tersebut dapat berupa faktur pembelian kendaraan yang dimaksud, nilai kewajiban, pajak pada STNK kendaraan, serta Berita Acara Hibah Kendaraan.

Kemudian berdasarkan pernyataan dari staff Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Bidang Aset, Bagian Inventarisasi, selaku Pembantu Pengelola Barang Daerah (PPBD) Kabupaten Tangerang yaitu :

“Untuk prosesnya kami selaku pegawi tidak tau, karena proses penilaian Kendaraan Dinas Operasional dilakukan oleh penilai independen yang bersertifikat dibidang penilaian asset.” (wawancara dengan informan I1-4, pukul 10.00 WIB, 13 Agustus 2016, di Kator Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang.)

Berdasarkan dengan informan I1-4, dapat kita ketahui bahwa proses penilaian yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dilakukan oleh Pihak Ketiga yaitau penilai independen yang tela memilik sertifikat dibidang penilaian aset, agar dapat membantu Kabupaten Tangerang dalam menetapkan nilai dari kendaraan dinas operasional milik Pemerintah kabupaten Tangerang.

Jadi kesimpulan peneliti, penilaian aset merupakan suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi pada saat tertentu, berdasarkan hasil analisa terhadap fakta—fakta yang objektif dan relevan dengan mennggunakan metode dengan pinsip-prinsip penilaian yang berlaku pada saat tertentu. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Tangerang melakukan kerjasama dengan pihak eksternal untuk dapat melakukan penilaian KDO milik Pemerintah Kabupaten Tangerang, Pemerintah Kabupaten Tangerang tidak melakukan secara mandiri guna mengurangi terjadinya KKN sehingga menyebabkan nilai KDO tersebut menjadi tidak valid. Penilaian ini dilakukan berdasarkan hasil penilaian yang didapatkan , berdasarkan kondisi fisik dan tahunan KDO tersebut.proses penilaian juga dilakukan dalam rangka penyusunan neraca Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Tim penilai ditetapkan oleh Kepala Daerah dan dapat melibatkan penilai independent yamg bersertifikat dibidang penilaian aset.

4.4.4. Optimalisasi Aset

Optimalisasi aset merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/ volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut.

Dalam kegiatan ini aset-aset yang dikuasai Pemda diidentifikasi dan dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan berdasarkan sektor-sektor unggulan yang dapat menjadi tumpuan dalam strategi pembangunan ekonomi nasional, baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Untuk menentukan hal tersebut harus terukur dan transparan, sedangkan aset yang tidak dapat dioptimalkan harus dicari faktor penyebabnya, apakah faktor permasalahan legal, fisik, nilai ekonomi yang rendah ataupun faktor lainnya, sehingga setiap aset nantinya memberikan nilai tersendiri. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi yang berupa sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang dimiliki.

4.4.4.1.Optimalisasi kelayakan fisik pada Kendaraan Dinas Operasional