• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spesifikasi Kendaraan Dinas Operasional Berdasarkan Jabatan pada Pejabat/Pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang

HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

5. Pengawasan dan Pengendalian

4.4. Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang

4.4.1.6. Spesifikasi Kendaraan Dinas Operasional Berdasarkan Jabatan pada Pejabat/Pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang

Adanya kendaraan dinas operasional pada tip-tiap SKPD sangat diperlukan, karena untuk kelancaaran pelaksanaan kegiatan operasional pejabat/pegawai. Dapat kita ketahui juga dalam menjalankan tupoksinya pejabat/pegawai tersebut, tidak hanya ditentukan oleh kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh pejabat/pegawai tersebut, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor lain seperti sarana perlengkapan kerja yang memadai yaitu kendaraan dinas operasional. Adanya kendaraan dinas operasional sangat diperlukan dalam menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional pejabat/pegawai, akan tetapi harus memperhatikan aspek manfaat dan sesuai pada tugas pokok dan fungsi serta anggaran yang tersedia. Oleh karena itu, perlunya adanya pengatuan kendaraan dinas operasional pada pejabat/pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang sesuai dengan spesifikasinya berdsarkan dengan jabatan pada pegawai/pejabat Pemerintah Kabupaten Tangerang. Kemudian dapat kita ketahui berdasarkan dengan yang diutarakan oleh Kepala Sub Bagian Inventarisasi, bidang aset, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang :

“Yang pertama, sesuai dengan ketentuan KDO diatur pada ketentuan Prasarana Pemerintah Daerah, ketentuannya yaitu sebenernya yang diberikan KDO itu, hanya Kepala Bidang(Eselon III), sedangkan untuk pegawai Eselon IV itu hanya berupa kendaraan roda dua secara peraturan seperti itu, namun karena banyaknya kendaraan dinas operasional yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang, hampir seluruh pegawai Eselon IV dapat memegang kendaraan dinas operasional, dan mekanisme untuk mendapatkan Kendaraan Dinas Operasional sesuai denngan

peraturan Bupati, yang jelas mengajukan permohonan oleh Sekertariat daerah sebagai pengelola dari pengadaannya pun juga dilakukan oleh Sekertariat Daerah bagian Umum. (wawancara dengan informan I1-1, Kamis 31 Oktober 2016, di Kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang).

Berdasarkan informan I1-1, dapat diketahui bahwa proses pendistribusian kendaraan pada pejabat/pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu pada Sekretariat Daerah, akan tetapi sebenarnya kendaraan dinas operasional hanya diberikan untuk eselon III, sedangkan untuk penggunaan kendaraan dinas operasional pada eselon IV yaitu hanya berupa kendaraan roda dua, kemudian hal ini juga serupa dengan yang diutarakan oleh informan I1-5yaitu, proses pendistribusian pada kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten berdasarkan pengajuan atau permohonan terlebih dahulu dari tiap-tiap SKPD kepada Sekretariat Daerah bagian umum, kemudian setelah itu, Sekretariat Daerah bagian umum menyesuaikan sesuai dengan anggaran yang tersedia, dan lebih mendahulukan permohonan dari kendaraan dinas operasional pada SKPD yang lebih membutuhkan terlebih dahulu, artinya tidak semua SKPD yang mengajukan kendaraan dinas operasional dapat langsung diadakan kendaraan dinas operasional, akantetapi Sekretariat Daerah lebih mengutamakan pada SKPD yang memang lebih membutuhkan kendaraan dinas operasional untuk tupoksinya.

Jadi berdasarkan informan-informan peneliti diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan, bahwa proses pendistribusian yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tangerang, berdasarkan dengan permohonan pada tiap-tiap SKPD yang diajukan pada Sekretariat daerah bagian umum, akan tetapi disesuaikan

dengan kegiatan operasionalnya, dimana SKPD yang lebih membutuhkan lebih diutamakan. Dari sini dapat kita ketahui juga, sebenarnya jika proses pendistribusian kendaraan dinas operasional berdasarkan jabatan pada pejabat/pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang belum berjalan dengan baik, karena seperti yang telah diutarakan oleh informan I1-1 yaitu, ketentuan spesifikasi pada kendaraan dinas operasional untuk kendaraan roda empat hanya diperuntukkan untuk Eselon III saja, sedangkan untuk eselon IV, hanya berupa kendaraan bermotor. Hal ini juga sebenarnya berdasarkan dengan Peraturan Menteri Kuangan Nomor 76/PMK.06/2015, Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007. Dan sudah ditentukan dalam menggunakan kendaraan dinas operasional sesuai dengan spesifikasi mesin berdasarkan jabatan pada pejabat/pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang, seperti yang tertera dalam Peraturan Menteri Nomor 76/PMK.06/2015 tentang Standar Barang dan Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan di Dalam Negeri yaitu :

Tabel 4.6

Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Kendaraan Dinas Operasional.

No. Jabatan Jenis Jum. Kapasitas Mesin

1. Eselon Ia dan yang setingkat Sedan/SUV 1 2.000 cc/3.500 cc 2. Eselon Ia dan yang setingkat Sedan 1 2.000 cc

3. E.selon IIa dan yang setingkat SUV 1 2.500 cc 4 Eselon IIb dan yang setingkat SUV 1 2.000 cc 5. Eselon III dan yang setingkat,

berkedudukan sebagai Kepala Kantor

MPV 1 2.000 cc bensin /2.500 cc diesel 6. Eselon IV dan yang setingkat, Kepala

Kantor dgn min Wilayah kerja kurang 1 kab/kota

MPV 1 1.500 cc

7. Eselon IV dan yang setingkat, Kepala Kantor dgn min Wilayah kerja kurang 1 kab/kota

Sepeda Motor

1 225 cc

Sebagai yang sudah tercantum pada peraturan tersebut, tentu saja Pemerintah Kabupaten Tangerang sudah harus mengacu kepada ketentuan peraturan-peraturan tersebut. Akan tetapi yang terjadi pada Pemerintah Kabupaten Tangerang, masih saja terdapat pegawai/pejabat yang belum sesuai dengan spesifikasi kendaraan dinas operasional berdasarkan jabatan pada pejabat/pegawai, seperti yang terjadi pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Tangerang, dimana terdapat Kepala Unit Pelayanan Terpadu (KUPT) Koperasi dan Usaha Makro, Kecil, dan Menegah Kabupaten Tangerang menggunakan jenis mobil MPV dengan kapasitas mesin 2.500 cc, padahal seharusnya Kepala Unit Pelayanan Terpadu (KUPT) Koperasi dan Usaha Makro, Kecil, dan Menegah Kabupaten Tangerang, menggunakan mobil berjenis MPV dengan kapasitas mesin 1.500cc, hal ini berdasarkan dengan yang diutarakan informan I1-2. Namun setelah ditelusuri oleh peneliti, dapat diketahui dari informan I1-11, bahwa sebenarnya memang Kepala Unit Pelayanan Terpadu (KUPT) Koperasi dan Usaha Makro,

Kecil, dan Menegah Kabupaten Tangerang menggunakan jenis mobil MPV dengan kapasitas mesin 2.500 cc, hal ini dikarenakan untuk menujang kegiatan operasional dari KUPT Koperasi dan Usaha Makro, Kecil, dan Menegah Kabupaten Tangerang, dimana kegiatan operasional yang dilakukan oleh KUPT harus menelusuri daerah-daerah Kabupaten Tangerang bagian Pantai Utara, yang mana jika dilihat dari medan perjalanan yang ditempuh, tidak memungkinkan menggunakan kendaraan dinas operasional dengan spesifikasi mesin 1.500 cc, tetapi jika dilihat-lihat sebenarnya juga dapat menggunakan kendaraan dinas operasional dengan spesifikasi mesin 1.500 cc, hal ini sudah pernah dilakukan, tetapi tentunya hal ini memerlukan biaya perawatan terus-menerus, dikarenakan medan perjalanan yang tidak mendukung, jadi kami melakukan pengajuan untuk pengadaan kendaraan dinas operasional dari Kepala Unit Pelayanan Terpadu (KUPT) Koperasi dan Usaha Makro, Kecil, dan Menegah Kabupaten Tangerang menggunakan kendaraan dinas operasional yang memungkinkan untuk membantu kami dalam menjalankan kegiatan operasional, tanpa terus-menerus mengeluarkan biaya perawatan dari kendaraan dinas operasional yang dikarenakan dengan medan perjalanan yang tidak mendukung, maka diputuskan bahwa kendaraan dinas operasional untuk Kepala Unit Pelayanan Terpadu (KUPT) Koperasi dan Usaha Makro, Kecil, dan Menegah Kabupaten Tangerang menggunakan kendaraan dinas operasional dengan spesifikasi 2.500 cc agar dapat menunjang kegiatan operasional.

Jadi dapat diketahui, ternyata spesifikasi kendaraan dinas operasional berdasarkan jabatan pada pegawai/pejabat Pemerintah Kabupaten Tangerang,

yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang sudah sesuai akan tetap belum sesuai denga prosedur, karena Pemerintah Kabupaten dalam menetukan spesifikasi kendaraan dinas operasional berdasarkan jabatan pada pegawai/pejabat, lebih mendahulukan dengan kebutuhan agar dapat membantu kegiatan operasional pada tiap-tiap SKPD tersebut.

4.4.2. Legal Audit

Legal audit merupakan sebagai lingkup kerja manajemen aset yang berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau pengalihan aset. Selanjutnya, identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal dan strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan dan pengalihan aset. Masalah yang sering dihadapi dalam legal audit, menyangkut status penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain, dan lain-lain.

Jadi dalam penelitian ini siklus legal aduit dideskripsikan mengenai hal-hal seperti landasan hukum dalam penguasaan aset dan mengamankan kendaraan dinas perasional, dasar hukum dalam menggunakan kendaraan dinas operasional.

4.4.2.1. Legal Audit pada Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah