• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Batasan Operasional

Agar penelitian ini terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang akan diteliti, maka perlu adanya batasan masalah dalam melakukan penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya Pengaruh Ukuran Perusahaan, Dewan Komisaris, Profitabilitas, Leverage dan Tipe Industri Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018.

34 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:80), populasi adalah sekumpulan obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah 159 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dipilih oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017:81). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu dengan mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian atau dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016- 2018 secara berturut dan tidak mengalami delisting serta telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode 2016-2018.

2. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan tahunan dalam mata uang rupiah selama periode 2016-2018.

3. Perusahaan manufaktur yang mengungkapkan data yang berkaitan dengan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian selama tahun 2016-2018.

Tabel 3.1

Daftar Sampel Penelitian

No. Kode

Emiten Nama Emiten (Perusahaan)

Kriteria

36

No. Kode

Emiten Nama Emiten (Perusahaan)

Kriteria

49 GMFI Garuda Maintenance Facility Aero Asia

Tbk × × ×

No. Kode

Emiten Nama Emiten (Perusahaan)

Kriteria

38

No. Kode

Emiten Nama Emiten (Perusahaan)

Kriteria

121 SCCO Supreme Cable Manufacturing and

Commerse Tbk × × × S.30

122 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk × × ×

123 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido

Muncul Tbk S.31

149 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry and Trading

Company Tbk, PT S.38

150 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk × ×

151 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk S.39

152 UNVR Unilever Indonesia Tbk S.40

153 VOKS Voksel Electric Tbk ×

No. Kode

Emiten Nama Emiten (Perusahaan)

Kriteria

Sampel

K1 K2 K3

154 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk S.41

155 WOOD Integra Indocabinet Tbk, PT × × ×

156 WSBP Waskita Beton Precast Tbk × × ×

157 WTON Wijaya Karya Beton Tbk S.42

158 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk ×

159 ZONE Mega Perintis Tbk × × ×

Sumber : Diolah Peneliti (2020)

Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel adalah 42 perusahaan pada tabel 3.1 dengan jumlah periode pengamatan selama tiga tahun sehingga jumlah data observasi berjumlah 126.

3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi-definisi yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan memberikan petunjuk dan batasan dalam penyelesaian masalah. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:

3.4.1 Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2016:39), “Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen atau variabel bebas”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure).

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan diukur dengan angka indeks Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) berdasarkan indikator

40 Global Reporting Initiatives (GRI-G4) yang terdiri dari 91 indikator yang dibagi ke dalam empat kategori, yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, kinerja hak asasi manusia, dan kinerja kemasyarakatan/sosial. Indikator GRI dipilih karena merupakan aturan internasional yang telah diakui oleh perusahaan di dunia.

Pendekatan untuk menghitung indeks tanggung jawab sosial perusahaan pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item tanggung jawab sosial dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Pengukuran dilakukan berdasarkan indeks pengungkapan masing-masing perusahaan yang dihitung melalui pembagian antara jumlah pendapatan bersih perusahaan dengan jumlah item yang diharapkan diungkapkan perusahaan (Haniffa, et al.,2005). Rumus perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut:

𝐶𝑆𝑅𝐷𝐼 = ∑Xi

n 𝑥100%

Keterangan:

CSRDI : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan

∑Xi : Total item diungkapkan perusahaan; 1 = jika item i diungkapkan;

0 jika item tidak diungkapkan

n : Jumlah item yang diharapkan pada perusahaan; n=91

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen menurut Sugiyono (2012:59) sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif atau negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan, Dewan Komisaris, Profitabilitas, Leverage Dan Tipe Industri.

1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan didasarkan kepada total aset perusahaan (Machfoedz, 1994) dalam (Suwito dan Arleen, 2005). Ukuran aset digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan yang diukur sebagai logaritma dari total aktiva.

Secara sistematis dapat diformulasikan sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan = Ln Total Assets Keterangan :

Ln Total Assets = Logaritma natural dari Total Aset

2. Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah wakil shareholder dalam perusahaan yang berbadan hukum perseroan terbatas yang berfungsi melakukan pengawasan dan pemberian nasihat kepada manajemen (direksi) untuk kepentingan perseroan

42 dan sesuai dengan maksud serta tujuan perseroan, (Mulyadi, 2002). Ukuran dewan komisaris (UDK) yang dimaksud di sini adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Ukuran dewan komisaris yang digunakan dalam penelitian ini konsisten dengan Beasley (2000) yaitu jumlah anggota dewan komisaris.

𝑈𝐷𝐾 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛

3. Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir, 2004). Profitabilitas perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan menggunakan aktivanya secara produktif. Dalam penelitian ini digunakan Return On Asset (ROA) yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. ROA diukur dengan perbandingan antara laba bersih setelah pajak yang diperoleh dalam suatu periode dengan total aktiva perusahaan tersebut.

Untuk mengukur ROA menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑅𝑂𝐴 =

Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aktiva

X 100%

4. Leverage

Leverage merupakan alat untuk menggukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. Leverage dapat diartikan sebagai tingkat ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam

membiayai kegiatan operasinya, dengan demikian leverage juga mencerminkan tingkat resiko keuangan perusahaan (Sembiring, 2005).

Leverage yang digunakan dalam penelitian ini yaitu debt to equity ratio yang merupakan rasio yang mengukur total kewajiban terhadap modal sendiri (shareholders equity). Menurut Rindawati dan Asyik (2015) untuk menghitung DER dapat digunakan rumus sebagai berikut:

𝐷𝐸𝑅 =

Total Kewajiban

Total Ekuitas

x 100%

5. Tipe Industri

Tipe Industri merupakan pandangan masyarakat tentang karakteristik yang dimiliki perusahaan berkaitan dengan bidang usaha, resiko, karyawan yang dimiliki dan lingkungan perusahaan. Dalam penelitian ini variabel tipe industri merupakan variabel Dummy yang akan digunakan untuk mengklasifikasikan high-profile dan low-profile. High-profile akan diberi nilai 1 yaitu untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang:

perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, agrobisnis, tembakau dan rokok, makanan dan minuman, media dan komunikasi, kesehatan, transportasi, dan pariwisata. Nilai 0 diberikan untuk perusahaan yang low-profile, yang meliputi bidang bangunan, keuangan dan perbankan, suplier peralatan medis, retailer, tekstil dan produk tekstil, produk personal, dan produk rumah tangga (Sembiring, 2005).

High = 1

Low = 0

44 Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel Penelitian

Dimensi Indikator Skala

Pengukur

Ukuran Perusahaan = Ln Total Assets Rasio

Dewan

ROA =Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aktiva 𝑥100% Rasio

Leverage

3.5 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Soewadji (2012:147), “data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen, publikasi yang sudah dalam bentuk jadi tanpa melakukan peninjauan langsung dan dapat diperoleh melalui website”. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang sudah dipublikasikan di www.idx.co.id. Data pendukung lainnya diperoleh dan dikumpulkan dari jurnal-jurnal ilmiah serta sumber lain yang relevan dengan penelitian.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi sebagai metode untuk pengumpulan data. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data sekunder dengan dua tahap. Tahap pertama adalah melakukan studi pustaka dengan cara mengumpulkan jurnal, buku-buku, skripsi terdahulu, peraturan-peraturan dan bahan lain yang berhubungan dengan judul yang sedang diteliti. Tahap kedua adalah mengumpulkan dan menganalisis data sekunder atau data perusahaan berupa laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018 yang diperoleh dari situs www.idx.co.id.

46 3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan model regresi. Oleh karena itu, analisis ini menggunakan statistik deskriptif dan asumsi klasik. Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah memahami variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2016:147), “statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Analisis deskriptif memberikan gambaran (deskripsi) tentang suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS. Kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup sering, sehingga diperlukan uji asumsi klasik. Uji ini dilakukan agar memberikan hasil yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) yang artinya nilai estimator yang terbaik, estimator yang linear dan estimator yang tidak bias. Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik dapat dinyatakan bahwa: memiliki distribusi

normal, tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel independen, tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, dan tidak terjadi gejala autokorelasi antar residual setiap variabel independen. Pengujian tersebut, meliputi uji normalitas, uji multikkolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dalam suatu model regresi berguna untuk melihat apakah data yang diuji terdistribusi normal. Data yang normal atau mendekati normal adalah model regresi yang baik. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) dengan menggunakan bantuan program statistik. Pengambilan keputusannya, yaitu jika nilai probabilitas < 0,05 berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya bila probabilitas > 0,05 berarti distribusi data normal.

3.7.2.2 Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji keberadaan korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya.

Ghozali (2005:44) menyatakan bahwa deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance, dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, terjadi multikolinearitas.

b. Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas.

48 3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi diperlukan untuk melakukan pendeteksian terhadap ada atau tidaknya masalah autokorelasi pada suatu model regresi yang dapat dikemukakan dengan memperhatikan nilai dari pengujian Durbin-Watson (DW).

Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Metode Durbin-Watson digunakan untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini. Pengambilan keputusan pada uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut.

1. DU < DW < 4-DU maka H o diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi.

2. DW < DL atau DW > 4-DL maka H o ditolak, artinya terjadi autokorelasi.

3. DL < DW < DU atau 4-DU <DW <4-DL, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Model regresi ini diperlukan uji heteroskedastisitas. Langkah ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi yang kita miliki mengandung perbedaan variansi residu dari kasus pengamatan satu ke kasus pengamatan yang lainnya. Jika variansi residu dari kasus pengamatan satu ke kasus pengamatan yang lainnya mempunyai nilai tetap maka disebut homokedastisitas dan jika mempunyai perbedaan maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki homokedastisitas dan bukan memiliki heteroskedastisitas.

Uji ini dapat dilakukan dengan melihat gambar plot antara nilai prediksi variabel

independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2013:139), sebagai berikut:

a. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

b. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis data menggunakan regresi berganda (multiple regression) untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.

Persamaan regresi yang digunakan adalah:

Y = ɑ + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + e Dimana:

Y = Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan X 1 = Ukuran Perusahaan

X 2 = Dewan Komisaris X 3 = Profitabilitas X 4 = Leverage X 5 = Tipe Industri a = Konstanta

b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 = Koefisien regresi e = Error

50 3.7.4 Uji Hipotesis

Metode penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing) adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel.

Variabel diperoleh berdasarkan data dan fakta-fakta. penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta arah hubungan itu terjadi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda, uji koefisien determinasi, uji F (simultan) dan uji t (parsial).

Uji hipotesis menggunakan dua jenis uji statistik untuk pengolahan data yaitu statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Statistik parametrik berhubungan dengan inferensi statistik yang membahas parameter-parameter populasi; jenis data interval atau rasio; distribusi data normal atau mendekati normal. Statistik nonparametrik adalah inferensi statistik yang tidak membahas parameter-parameter populasi; jenis data nominal atau ordinal; distribusi data tidak diketahui atau tidak normal. Penelitian ini menggunakan uji statistik parametrik di mana data dalam penelitian sebagian besar variabel dependen menggunakan jenis data skala rasio dan variabel independen juga mengunakan skala rasio.

3.7.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Koefisien

determinasi ini digunakan karena dapat menjelaskan kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi maka akan semakin baik pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2005:46).

3.7.4.2 Uji F (Simultan)

Uji F dilakukan bertujuan untuk menguji apakah hasil analisis regresi berganda modelnya sudah fix atau belum. Patokan yang digunakan dalam pengujian ini adalah membandingkan nilai sig yang diperoleh dengan derajat signifikansi pada level α = 0,05. Apabila nilai sig yang diperoleh lebih kecil dari derajat signifikansi maka model yang digunakan sudah fix.

3.7.4.3 Uji t (Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:49). Cara untuk mengetahuinya dilakukan dengan melihat p-value dari masing-masing variabel. Hipotesis diterima apabila p-value <5 % (Ghozali, 2005:22).

52 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian

Jenis penelitian ini adalah asosiatif kausal dengan data penelitian data sekunder. Berdasarkan kriteria yang terdapat pada bab 3 maka dapat diketahui jumlah sampel penelitian. Sampel penelitian ini adalah 42 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018, sehingga jumlah pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 126 laporan tahunan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti.

Jumlah sampel pada tiap tahunnya adalah berimbang, yaitu 42 perusahaan. Statistik deskriptif pada penelitian ini difokuskan kepada nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi. Analisis statistik dalam penelitian ini berasal dari variabel Ukuran Perusahaan, Dewan Komisaris, Profitabilitas, Leverage, Tipe Industri dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SIZE 126 25,7986101386 33,4737275008 28,7945792674 1,65673955854

DK 126 2 12 4,53 2,031

ROA 126 ,000281823764 ,920997195368 ,099033490752 ,110155950366 DER 126 ,083298977296 4,18971414856 ,786327401081 ,765243653308

PROFILE 126 0 1 ,74 ,441

CSRD 126 ,076923076923 1,00000000000 ,382871097157 ,287562618872 Valid N (listwise) 126

Sumber: data olahan SPSS versi 25, 2020

Berdasarkan tabel 4.1 tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa dari 42 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah data sebanyak 126 pengamatan yang melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0,382 yang artinya dari 42 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel rata-rata besarnya pengungkapan csr yang diproksikan dengan menggunakan total item yang diungkapkan oleh perusahaan adalah sebesar 0,382, sedangkan nilai standar deviasi 0,287 artinya ukuran dari penyebaran variabel CSRD adalah 0,287. Nilai maksimum sebesar 1 artinya pada keseluruhan perusahaan yang diteliti, pengungkapan CSR tertinggi adalah sebesar 1 yaitu oleh PT Merck Indonesia Tbk pada tahun 2017 dan 2018, sedangkan pengungkapan CSR terendah adalah sebesar 0,0769 yaitu oleh PT Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2016 sampai 2018.

Variabel ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total asset memiliki nilai minimum sebesar 25,798 dan nilai maksimum sebesar 33,473 , sementara nilai rata-rata sebesar 28,794 dan standar deviasi sebesar 1,6567.

54 Perusahaan yang memiliki nilai minimum ukuran perusahaan adalah PT Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2018, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai maksimum ukuran perusahaan adalah PT Astra International Tbk pada tahun 2018. Perusahaan yang memiliki nilai ukuran perusahaan di bawah rata-rata sebanyak 26 perusahaan, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai ukuran perusahaan di atas rata-rata sebanyak 16 perusahaan.

Variabel Dewan Komisaris diukur dengan menghitung total dewan komisaris pada setiap perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 12, sementara nilai rata-rata sebesar 4,53 dan standar deviasi sebesar 2,031. Perusahaan yang memiliki total dewan komisaris di bawah rata-rata sebanyak 23 perusahaan, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai ukuran perusahaan di atas rata-rata sebanyak 19 perusahaan.

Variabel Profitabilitas memiliki nilai rata-rata sebesar 0,099 artinya dari 42 perusahaan yang diteliti selama periode penelitian, kemampuan rata-rata aktiva untuk menghasilkan laba adalah sebesar 0,099, sedangkan standar deviasi sebesar 0,110 artinya ukuran dari penyebaran variabel ROA adalah sebesar 0,110. Nilai maksimum sebesar 0,9209 oleh PT Merck Indonesia Tbk tahun 2018 yang dapat diartikan pada keseluruhan perusahaan yang diteliti kemampuan perusahaan yang tertinggi dalam menghasilkan laba adalah sebesar 0,9209 dari seluruh total aktivanya. Nilai minimum sebesar 0,00028 dimiliki oleh PT Buana Artha Graha Tbk tahun 2018 artinya kemampuan terendah aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba adalah sebesar 0,00028.

Variabel Leverage (Debt to Equity Ratio) yang diukur dengan membandingkan Total kewajiban dengan Total ekuitas memiliki nilai rata-rata sebesar 0,7863 artinya dari 42 perusahaan manufaktur yang diteliti selama periode penelitian dengan 126 data yang digunakan, utang rata-rata perusahaan yang digunakan dalam membiayai perusahaan untuk menghasilkan laba adalah sebesar 0,7863 , sedangkan standar deviasi adalah sebesar 0,1101 artinya ukuran dari penyebaran variabel Debt to Equty Ratio adalah sebesar 0,1101 dari 126 data yang digunakan . Hasil analisis diperoleh nilai maksimum Debt to Equty Ratio adalah sebesar 4,1897 oleh PT Indal Aluminium Industry Tbk tahun 2016. Leverage terendah adalah sebesar 0,0832 yaitu oleh Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk tahun 2016.

Tabel 4.2 Hasil Uji Frekuensi

PROFILE

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 33 26,2 26,2 26,2

1 93 73,8 73,8 100,0

Total 126 100,0 100,0

Sumber: data olahan SPSS versi 25, 2020

Pada output tipe industri, nilai frekuensi high profile industry diperoleh sebesar 93 yang artinya ada 93 total sampel yang termasuk ke dalam tipe high profile industry, sedangkan frekuensi low profile industry diperoleh sebesar 33 yang artinya ada 33 total sampel yang termasuk ke dalam tipe low profile industry. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang termasuk ke dalam tipe high profile

56 industry sebesar 73,8% sedangkan perusahaan yang termasuk ke dalam tipe low profile industry sebesar 26,2% dari 42 perusahaan yang ada.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Robert (1992), perusahaan yang termasuk ke dalam industri high-profile adalah perusahaan perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, penerbangan, agribisnis, tembakau dan rokok, makanan dan minuman, media dan komunikasi, energy (listrik), engineering, kesehatan serta transportasi da pariwisata. Sedangkan perusahaan yang termasuk ke dalam industri low-profile adalah bangunan, keuangan dan perbankan, supplier peralatan medis, property, retailer, tekstil dan produk tekstil, produk personal dan produk rumah tangga.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup sering maka diperlukan uji asumsi klasik. Uji ini dilakukan agar memberikan hasil yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), yang artinya mendapatkan nilai estimator yang terbaik, estimator yang linear dan estimator yang tidak bias. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dapat dinyatakan bahwa memiliki distribusi normal, tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel independen, tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, dan tidak terjadi gejala autokorelasi antar residual setiap variabel independen. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini ada 4, meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 𝛼 = 0,05.

Dasar pengambilan keputusan adalah melihat nilai probabilitas dengan ketentuan jika nilai probabilitas 𝑝 ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi dan jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Tabel 4. 3

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std.

Asymp. Sig. (2-tailed) ,10c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

b. Calculated from data.