• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Subjektif Keluhan ibu

4. Bayi Baru Lahir

Asuhan pada bayi baru lahir pada bayi Ny.R dilakukan dalam waktu 4 kali kunjungan yaitu saat usia bayi 1 jam, 6 jam, 4 hari, 12 hari dan 27 hari. Hasilnya adalah sebagai berikut:

5. Inisiasi Menyusu Dini

Inisiasi menyusu dini adalah proses dimana bayi menyusu segera setelah lahir (Maryunani, 2015). Penulis sudah menjelaskan inisiasi menyusu dini sejak kehamilan, jadi pada saat segera setelah lahir penulis melakukan inisiasi menyusu dini sudah bukan hal yang aneh bagi Ny.R. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati & Tarmi (2013) bahwa terdapat hubungan antara inisiasi menyusu dini dengan bounding attachment pada ibu nifas dan disebabkan karena adanya hubungan inisiasi menyusu dini, skin to skin antara ibu dan bayi akan terjadi sehingga bayi akan

merasa hangat, ibu pun mulai melakukan kontak mata dengan bayinya, maka ibu dan bayi akan terjalin ikatan emosional yang akan menimbulkan interaksi positif pada bounding attachment.

Penelitian ini pun sejalan dengan penelitian Nasution (2017) bahwa inisiasi menyusu dini (IMD) adalah salahsatu program yang memberikan peran penting dalam kemelekatan (attachment) dan hubungannya dengan peningkatan kesehatan secara fisik maupun psikis. Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Setyaningrum (2009) bahwa adanya pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap jumlah perdarahan kala dua hingga kala empat.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kuswinarno (2013) bahwa adanya hubungan antara inisiasi menyusu dini dengan dengan refleks menyusu pada bayi baru lahir, hal ini menandakan bahwa bayi baru lahir yang dilakukan inisiasi menyusu dini akan memiliki reflek menyusu 5.571 kali lipat lebih baik daripada yang tidak dilakukan inisiasi menyusu dini. Menyusu pada bayi baru lahir merupakan keterpaduan antara tiga reflek yaitu reflek mencari (rooting reflex), reflek menghisap (sucking reflex) dan reflek menelan (swallowing reflex).

6. Asuhan pada bayi baru lahir

Asuhan yang dilakukan pada bayi baru lahir yaitu ketika berusia 1 jam diberikan salep mata dan suntikan vitamim K1 1 mg intramuskuler di paha kiri anterolateral (Dewi, 2010). Penulis

memberikan penjelasan kepada Ny.R bahwa bayinya akan diberi salep mata dan suntikan vitamin K1. Hal ini dilakukan karena bayi baru lahir sangat membutuhkan vitamin K, bayi yang baru lahir sangat rentan mengalami defisiensi vitamin K. ketika bayi baru lahir, proses pembekuan darah (koagulan) menurun dengan cepat, dan mencapai titik terendah pada usia 48-72 jam. Salahsatu sebabnya adalah karena selama dalam rahim, plasenta tidak siap menghantarkan lemak dengan baik (seperti yang diketahui bahwa vitamin K larut dalam lemak). Selain itu, saluran cerna bayi baru lahir masih steril sehingga tidak dapat menghasilkan vitamin K (Oktarina, 2016).

Penulis juga memberikan salep mata. Untuk pemberian salep mata pun dilakukan untuk mencegah penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) atau oftalmia neonatorum, perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata tetrasiklin 1% (Oktarina, 2016).

7. Nutrisi dan Pertumbuhan

Penimbangan berat badan pada bayi baru lahir bila dilakukan dengan menggunakan selimut, maka hasil timbangannya dikurangi oleh berat selimut (Kementerian Kesehatan RI 2013).

Berat badan bayi Ny.R pada saat lahir adalah 3200 gram, termasuk normal. Hal ini sesui dengan teori Kementerian Kesehatan RI (2013) bahwa normal berat badan pada bayi baru lahir adalah 2500

gram sampai 4000 gram, dalam minggu pertama berat badan bayi biasanya turun kemudian naik kembali. Penurunan berat badan maksimal pada bayi baru lahir adalah 10 %. Kenaikan berat badan bayi Ny.R sangat signifikan karena pada usia 3 hari berat badannya 3400 gram, usia 12 hari 3800 gram dan pada usia 27 hari berat badannya 5100gram, bayi Ny.R hanya diberi ASI tanpa makanan pendamping.

8. Perkembangan Pada Bayi Baru Lahir

Menurut Herlina (2014) Masa bayi baru lahir merupakan periode tersingkat (2 minggu) dari semua periode perkembangan.

Pada tahap perkembangan fisik biasanya terjadi penurunan berat badan akibat kesulitan bayi baru lahir untuk menyesuaikan diri secara cepat dengan lingkungan. Penyesuaian diri ini meliputi perubahan suhu, mengisap dan menelan, bernapas, dan pembuagan kotoran. Namun pada bayi Ny.R tidak terjadi penurunan berat badan. Lalu, pada perkembangan motorik biasanya gerakan-gerakan bayi baru lahir bersifat acak dan tidak berhubungan dengan kejadian-kejadian di lingkungannya Herlina (2014). Hal ini sesuai dengan kondisi pada bayi Ny.R, sehingga jika bayi merasa lapar, sakit, gerah dan lain-lain bayi Ny.R akan menimbulkan gerakan-gerakan. Selain itu, pada perkembangan bahasa bayi Ny.R bisa dilihat dari menangis. Pada perkembangan kesadaran dan emosi bayi baru lahir masih kabur yang artinya, bayi belum

menyadari sepenuhnya apa yang terjadi dengan lingkungan sekitar Herlina (2014). hal ini telah sesuai dengan bayi Ny.R yaitu bila di panggil oleh ibunya bayi Ny.R terkadang tidak menolehnya.

9. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kekebalan aktif seseorang terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin dalam tubuh bayi atau anak (Manggiasih & Jaya, 2016).

Pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi sangat penting. Penulis menjelaskan imunisasi dasar lengkap beserta manfaat dan efek sampingnya kepada klien, klien pun pemahaman tentang imunisasinya cukup baik, jadi setelah penulis jelaskan dan tiba saatnya jadwal imunisasi, ia langsung membawanya ke bidan untuk memberikan imunisasi pada bayinya. Saat ini bayi sudah diberikan imunisasi HBO pada saat usia bayi Ny.R 7 hari dan imunisasi BCG+ Polio 1 diberikan pada saat usia bayinya 35 hari.

Hal ini sudah sesuai dengan jadwal imunisasi menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2017) bahwa imunisasi HBO diberikan pada saat usia bayi kurang dari 7 hari dan imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan pada saat usia 1 bulan. Imunisasi BCG (Bacillus Calmet Guerin) bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC). Dosis pada imunisasi BCG yaitu 0,05 ml dan disuntikkan pada tangan kanan, secara intracutan (IC). Imunisasi polio yaitu vaksin yang diberikan untuk mencegah

penyakit polio dan diberikan dengan dosis dua tetes (Manggiasih &

Jaya, 2016). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Triana Vivi (2016) bahwa dalam pemberian imunisasi ini pengetahuan, peran orangtua, motivasi orangtua, dan informasi imunisasi terdapat hubungan yang signifikan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi.

10. Sering buang air besar

Pada usia bayi 4 hari ibu mengeluh bayinya sering buang air besar hingga ±4 kali. Pada kasus ini, penulis menjelaskan bahwa hal tersebut adalah normal terjadi pada bayi baru lahir yang meminum ASI. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Noverita, dkk (2011) bahwa bayi yang mendapatkan ASI ekslusif memiliki frekuensi defekasi lebih tinggi pada minggu pertama, hal tersebut disebabkan karena kolostrum ASI yang merupakan laksatif alami keluar pada satu minggu pertama setelah bayi lahir, rentang terluas terdapat pada kelompok ASI yaitu 1-12 kali perhari. Selain itu, ASI kaya dengan protein dan oligosakarida yang tidak dapat dicerna, sehingga dapat meningkatkan volume, osmolaritas, dan akhirnya dapat meningkatkan frekuensi defekasi.

Frekuensi menetek yang sering akan menyebabkan stimulasi pada reflex gastrokolik dan frekuensi defekasi yang lebih sering.

Kandungan prostaglandin dalam ASI memiliki peran terhadap motilitas gastrointestinal yang membantu terjadinya peristaltic.

Frekuensi defekasi yang sering tersebut tidak memenuhi kriteria diare, karena bayi tidak mengalami kehilangan cairan (dehidrasi) dan elektrolit dari saluran cerna. Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir sudah sesuai dengan standar.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan komprehensif, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Asuhan pada masa kehamilan Ny.R sudah sesuai dengan standar.

2. Asuhan pada masa persalinan Ny.R sudah sesuai dengan standar.

3. Asuhan pada masa Nifas Ny.R sudah sesuai dengan standar.

4. Asuhan pada bayi baru lahir Ny.R sudah sesuai dengan standar.

5. Asuhan pada kasus ketuban pecah dini pada Ny.R sudah sesuai dengan standar.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat meningkatkan pengetatahuan mengenai asuhan kebidanan dan permasalahan yang umum terjadi pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir, serta meningkatkan kemampuannya dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sehingga mampu dan tanggap terhadap masalah yang terjadi.

2. Bagi Profesi

Diharapkan dapat mempertahankan kualitas asuhan kebidanan secara komprehensif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan program yang

telah disusun oleh pemerintah. Selain itu, diharapkan untuk mendeteksi secara dini terhadap masalah yang muncul, sehingga masalah tersebut dapat dicegah melalui tindakan promotif dan preventif.

Dokumen terkait