Asuhan yang diberikan selama kala I persalinan yaitu memonitor kemajuan persalinan dengan partograf, memonitor keadaan ibu dan bayi, menganjurkan posisi dan tindakan yang menyenangkan serta mendukung selama persalinan merupakan ciri dari asuhan kebidanan.
Dukungan tersebut antara lain:
a. Lingkungan
Lingkungan harus dipastikan agar orang yang masuk ke dalam ruangan persalinan bisa sesedikit mungkin dan harus diarahkan untuk menjaga suasana yang santai dan hening.
b. Pendamping persalinan
Dukugan persalinan kala I dapat diberikan dengan cara menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu untuk mendampingi selama proses persalinan seperti suami, keluarga, atau teman dekat dan dianjurkan untuk berperan aktif dalam mendukung dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan kenyamanan bagi ibu. Dukungan yang membawa dampak positif adalah dukungan yang bersifat fisik dan emosional. Dukungan tersebut juga meliputi beberapa aspek perawatan seperti menggosok punggung ibu
atau memegang tangannya, mempertahankan kontak mata, diberikan kepastian bahwa ibu yang berada dalam persalinan tidak akan ditinggal sendirian (Rohani, dkk, 2011).
c. Mobilitas
Ibu dianjurkan untuk mengubah posisi dari waktu ke waktu agar merasa nyaman dan mungkin persalinan akan berjalan lebih cepat karena ibu merasa menguasai keadaan.
Rasa sakit akibat kontraksi akan semakin terasa sesuai dengan bertambahnya pembukaan serviks. Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman. Ada beberapa posisi tertentu yang dapat membantu mengurangi rasa sakit, misalnya posisi duduk, bersandar ke depan, berlutut ke depan, mengurut punggung atau bersandar pada suami (Rohani, dkk, 2011). Dalam mengatur posisi yang nyaman ibu dapat dibantu oleh pendamping persalinan menurut Walyani & Purwoastuti (2015) bahwa ibu dianjurkan untuk berjalan agar membantu proses turunnya bagian terendah janin, dan berbaring miring ke kiri untuk memberi rasa santai, nyaman, tenang dan memberikan oksigenasi yang baik ke janin).
d. Pemberian Informasi
Suami harus diberikan informasi selengkapnya tentang kemajuan persalinan dan perkembangannya selama proses persalinan. Setiap pengobatan atau intervensi yang mungkin dan akan dilakukan harus dijelaskan terlebih dahulu. Ibu dan suami dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
e. Teknik Relaksasi
Menurut Varney (2008) usapan pada punggung menunjukkan perhatian terhadap wanita sekaligus menjamin kehadiran orang lain selama usapan pada punggung diberikan.. pemberian tekanan eksternal pada tulang belakang menghilangkan tekanan internal pada tulang belakang oleh kepala janin sehingga mengurangi nyeri. Didukung penelitian yang dilakukan oleh Dwienda, dkk (2015) bahwa pemberian metode pijat efektif dalam mengurangi nyeri pada persalinan kala 1. Penelitian tersebut pun didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari & Astuti (2017) bahwa ada pengaruh massase punggung terhadap pengurangan nyeri persalinan kala 1 fase aktif.
Menurut Damayanti (2015) bahwa ada hubungan antara teknik pernafasan dengan kemajuan persalinan,
sehingga kemajuan persalinan berjalan dengan lancar, tenang dan dapat mengendalikan rasa sakit. Penelitian tersebut pun didukung dengan penelitian Lestari (2015) bahwa ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala 1 fase aktif.
f. Dorongan Semangat
Bidan harus berusaha memberikan dorongan semangat kepada ibu selama proses persalinanya. Sebagian besar wanita akan mencapai suatu tahap dimana mereka merasa tidak bisa melanjutkan lagi proses persalinanya dan merasa putus asa. Hanya dengan beberpa kata yang diucapkan secara lembut setiap kontraksi atau beberapa kata pujian non verbal, sering sudah cukup memberi semangat.
Ibu dibuat merasa bahwa ia sanggup dan sudah membuat kemajuan besar biasanya akan merespon dengan terus berusaha (Rohani, dkk, 2011).
g. Kebersihan dan kenyamanan
Wanita yang sedang bersalin akan merasa sangat panas dan berkeringat banyak. Bila memungkinkan ibu bisa mandi dan mengganti pakaiannya. Baju yang bersih dan terbuat dari bahan katun akan membuat ibu merasa nyaman (Rohani, dkk, 2011).
h. Memantau Kemajuan Persalinan
Memantau kemajuan persalinan adalah untuk menentukan apakah persalinan dalam kemajuan normal.
Pada fase laten maupun aktif tekanan darah dipantau setiap 4 jam sekali, suhu badan setiap 4 jam fase laten dan 2 jam pada fase aktif, nadi setiap 30 menit sekali pada fase laten dan fase aktif, denyut jantung janin dan kontraksi setiap 1 jam pada fase laten dan setiap 30 menit pada fase aktif, dan pembukaan serviks dipantau setiap 4 jam sekali pada fase laten maupun fase aktif (Walyani & Purwoastuti, 2015).
i. Pemberian Asupan Makanan dan Minuman
Menurut Walyani & Purwoastuti (2015) bahwa asupan makanan dan minuman pada ibu bisa menghindari dehidrasi, karena jika terjadi dehidrasi dapat memperlambat kontraksi menjadi kurang efektif.
j. Membantu pemenuhan eliminasi
Ibu dianjurkan untuk tidak menahan buang air kecil maupun buang air besar. Hal ini sesuai dengan teori Walyani & Purwoastuti (2015) bahwa anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin setiap 2 jam sekali atau lebih sering jika kandung kemih penuh, karena kandung kemih yang penuh dapat memperlambat turunnya
bagian terendah janin, menimbulkan rasa tidak nyaman, meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan.
(2) Asuhan pada kala II persalinan
Asuhan yang diberikan pada kala II meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Menganjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarga/suami selama proses persalinan dan kelahiran bayinya.
b) Menganjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan.
c) Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan atau kelahiran bayi.
d) Membantu ibu memilih posisi yang aman saat meneran.
e) Menganjurkan ibu untuk meneran hanya bila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran pada saat pembukaan sudah lengkap.
f) Menganjurkan ibu untuk minum selama kala II persalinan.
g) Memberikan rasa aman dan semangat serta tentemkan hatinya selama proses persalinan berlangsung.
h) Keadaan hidrasi pada kala II persalinan dipengaruhi oleh hilangnya cairan melalui kulit dalam bentuk keringat dalam kala II persalinan. Wanita dapat berkeringat banyak karena usaha meneran. Oleh karena itu, bidan harus
tanggap terhadap kondisi pasien. Jika tidak ada keinginan untuk meneran, tawarkan ibu untuk minum.
i) Jika pembukaan sudah legkap, tetapi ibu tidak ada dorongan untuk meneran, bantu ibu untuk memperoleh posisi yang nyaman. Posisi berdiri dapat membantu penurunan bayi yang berlanjut dengan dorongan untuk meneran. Ajarkan cara bernapas selama kontraksi berlangsung yaitu bernapas melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut, pantau kondisi ibu dan janin kemudian catat dalam partograf
(3) Asuhan pada kala III Persalinan
Secara fisik ibu dalam kala ini mengalami suatu keadaan yang lelah setelah proses persalinan. Adapun kebutuhan ibu pada kala III menurut Sulistyawati &
Nugraheny (2010) yaitu:
a) Dukungan mental dari bidan dan keluarga atau pendamping.
b) Penghargaan terhadap proses kelahiran janin yang telah dilalui.
c) Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan apa yang akan dilakukan.
d) Penjelasan mengenai apa yang harus ia lakukan untuk membantu mempercepat kelahiran plasenta, yaitu
kapan saat meneran dan posisi apa yang mendukung untuk pelepasan dan kelahiran plasenta.
e) Bebas dari rasa tidak nyaman akibat bagian bawah yang basah oleh darah dan air ketuban.
f) Hidrasi.
Menurut penelitian Nowa Hilwah (2012) manajemen aktif kala tiga terdiri atas intervensi yang direncanakan yaitu untuk mempercepat pelepasan plasenta dengan meningkatkan kontraksi rahim dan mencegah perdarahan pada postpartum dengan menghindari atonia uteri.
(4) Asuhan pada kala IV persalinan
Menurut Rohani, dkk (2011) secara umum dapat disimpulkan bahwa asuhan dan pemantauan kala IV adalah sebagai berikut:
a) Periksa fundus, tanda vital, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua. Jika kontraksi uterus tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembukuh darah untuk menghentikan perdarahan pasca persalinan.
b) Anjurkan ibu untuk minum agar mencegah terjadinya dehidrasi. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian yang bersih dan kering.
c) Biarkan ibu beristirahat karena telah bekerja keras melahirkan bayinya, bantu ibu pada posisi yang nyaman.
d) Biarkan bayi berada di dekat ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi.
e) Segera setelah persalinan bayi langsung diberikan ASI, menyusui dapat membantu uterus berkontraksi.
f) Jika perlu ke kamar mandi, saat ibu dapat bangun, pastikan ibu dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dua jam pasca persalinan.
g) Ajarkan ibu dan keluarga mengenai cara memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi, tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi.
6. Asuhan Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini