Bayi baru lahir disebut dengan neonatus adalah bayi yang berusia 0-28 hari (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram (Dewi & Sunarsih, 2010).
Penimbangan berat badan pada bayi baru lahir bila dilakukan dengan menggunakan selimut, maka hasil timbangannya dikurangi oleh berat selimut (Kemenkes RI, 2013). Normal berat badan pada bayi baru lahir adalah 2500 gram sampai 4000 gram, dalam minggu pertama berat badan bayi biasanya turun kemudian naik kembali. Penurunan berat badan maksimal pada bayi baru lahir adalah 10 % (Kemenkes RI, 2013).
(2) Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000gram, umur kehamilan pada saat lahir 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan (Kemenkes RI, 2010).
Menurut Rukiyah (2013) bayi baru lahir normal adalah bayi yang nilai APGAR nya >7.
(3) Jadwal Kunjungan Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2013) jadwal kunjungan pada bayi baru lahir antara lain:
(1) Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1) (2) pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2) (3) pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3) (4) Asuhan Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Rukiyah (2013) Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
1. Jaga kehangatan bayi 2. Bersihkan jalan nafas
3. Keringkan dan jaga bayi agar tetap hangat
4. Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir
5. Segera lakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
6. Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) atau oftalmia neonatorum, perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata tetrasiklin 1%
(Oktarina, 2016).
7. Berikan suntikan vitamin K 1 mg intramuskuler, dipaha kiri anterolateral setelah IMD. Bayi baru lahir sangat membutuhkan vitamin K, bayi yang baru lahir sangat rentan mengalami defisiensi
vitamin K. ketika bayi baru lahir, proses pembekuan darah (koagulan) menurun dengan cepat, dan mencapai titik terendah pada usia 48-72 jam. Salahsatu sebabnya adalah karena selama dalam rahim, plasenta tidak siap menghantarkan lemak dengan baik (seperti yang diketahui bahwa vitamin K larut dalam lemak). Selain itu, saluran cerna bayi baru lahir masih steril sehingga tidak dapat menghasilkan vitamin K (Oktarina, 2016).
8. Beri imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml, secara intramuskuler, di paha kanan anterolateral, diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K
9. Pemberian identitas
10. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
11. Pemulangan bayi baru lahir normal, konseling dan kunjungan ulang (5) Kebutuhan Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Rukiyah &Yulianti (2013) terdapat beberapa kebutuhan pada bayi baru lahir, yaitu sebagai berikut:
1) Pemberian Minum
Salahsatu minuman pokok pada bayi baru lahir dan diberikan secara dini adalah Air susu ibu (ASI), karena ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. ASI mengandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Berikan ASI sesering mungkin, setiap 2-3 jam (paling sedikit 4 jam), berikan ASI sampai payudara benar-benar
kosong. Berikan ASI secara ekslusif sampai bayi berumur 6 bulan.
Inisiasi menyusu dini adalah proses dimana bayi menyusu segera setelah lahir (Maryunani, 2015).. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati & Tarmi (2013) bahwa terdapat hubungan antara inisiasi menyusu dini dengan bounding attachment pada ibu nifas dan disebabkan karena adanya hubungan inisiasi menyusu dini, skin to skin antara ibu dan bayi akan terjadi sehingga bayi akan merasa hangat, ibu pun mulai melakukan kontak mata dengan bayinya, maka ibu dan bayi akan terjalin ikatan emosional yang akan menimbulkan interaksi positif pada bounding attachment. Penelitian ini pun sejalan dengan penelitian Nasution (2017) bahwa inisiasi menyusu dini (IMD) adalah salahsatu program yang memberikan peran penting dalam kemelekatan (attachment) dan hubungannya dengan peningkatan kesehatan secara fisik maupun psikis. Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Setyaningrum (2009) bahwa adanya pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap jumlah perdarahan kala dua hingga kala empat.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kuswinarno (2013) bahwa adanya hubungan antara inisiasi menyusu dini dengan dengan refleks menyusu pada bayi baru lahir, hal ini menandakan bahwa bayi baru lahir yang dilakukan inisiasi menyusu dini akan memiliki refleks menyusu 5.571 kali lipat lebih baik daripada yang tidak dilakukan inisiasi menyusu dini. Menyusu pada bayi baru
lahir merupakan keterpaduan antara tiga refleks yaitu refleks mencari (rooting refleks), refleks menghisap (sucking refleks) dan refleks menelan (swallowing refleks).
2) Membantu BAB (Buang Air Besar) pada Bayi
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah anatara hari ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium), dikeluarkan sejak hari ketiga sampai ke enam. Bayi baru lahir yang diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan tinja daripada mereka yang diberi makan kemudian.
Tinja dari bayi yang disusui ibunya berbeda dengan tinja yang diberikan oleh susu botol. Tinja dari bayi yang disusui ibunya lebih lunak berwarna kuning emas dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi. Bayi mulai memiliki pola defekasi pada minggu kedua kehidupannya. Setiap kali BAB, maka segera bersihkan daerah bokong bayi, agar tidak lecet dan mengganggu kenyamanan bayi, karena jika bokong lembab dan kotor mudah mengalami lecet sehingga nantinya bayi akan rewel, untuk membersihkan daerah bokong, sebaiknya memakai air hangat dan sabun, kemudian segera keringkan dengan handuk secara lembut.
3) Membantu Buang Air Kecil (BAK)
Biasanya jumlah urin yang terdapat pada kandung kemih bayi sedikit, sehingga normal jika bayi tidak buang air kecil dalam waktu
12-24 jam setelah lahir. Buang air kecil sering terjadi setelah periode tersebut, bisa 6-10 kali perhari dengan warna urin pucat menunjukkan masukkan cairan yang cukup atau berkemih >8 kali pertanda ASI yang diberikan cukup. Umumnya bayi cukup bulan mengeluarkan urin 15-16 ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka setelah BAK harus diganti popoknya.
4) Kebutuhan Istirahat/Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Neonates sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam perhari. Pada umunya bayi mengenal malam hari pada usia 3 bulan.
Sediakan selimut dan ruangan yang hangat, pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi.
5) Menjaga Kebersihan Kulit Bayi
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir.
Sebelum dimandikan periksa bahwa suhu bayi (suhu aksila antara 36,5-37,5C), jika suhu tubuh bayi masih dibawah batas normal maka selimuti tubuh bayi, tutupi bagian kepala, tempatkan bersama ibunya, tunda memandikan bayi sampai suhu tubuhnya stabil dalam waktu 1 jam.
6) Menjaga Keamanan Bayi
Bayi tidak dianjurkan ditinggalkan sendiri tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian apapun ke mulut bayi selain ASI,
karena bayi bisa tersedak, tidak dianjurkan menggunakan alat penghangat buatan ditempat tidur bayi.
7) Mendeteksi Tanda Bahaya Pada Bayi
Jika menemukan kondisi ini harus segera dilakukan pertolongan dan orangtua harus mengetahuinya seperti kesulitan bernafas atau lebih dari 60 kali/menit, terlalu hangat (terlalu hangat (38C) atau terlalu dingin (<36C), kulit bayi kering terutama dalam 24 jam pertama, biru, pucat atau memar, hisapan lemah saat menyusu, rewel, sering muntah, mengantuk berlebihan, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah, tanda-tanda infeksi seperi suhu tubuh meningkat, tidak bab dalam 3 hari, tidak bak dalam 24 jam, tinja lembek/encer, sering berwarna hijau tua, ada lendir atau darah, menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
8) Penyuluhan Sebelum Bayi Pulang (1) Perawatan Tali Pusat
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuniyati, Suryandari &
Anasari (2009) menunjukkan bahwa perawatan tali pusat menggunakan alcohol 70didapatkan waktu pelepasan yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan kasa kering steril.
Bidan hendaknya memberikan penjelasan agar ibu tidak membubuhkan apapun pada sekitar tali pusatnya karena dapat mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya
kelembaban menciptakan kondisi yang ideal bagi tumbuhnya bakteri. Setiap kali selesai memandikan, tali pusat di lap hingga kering dan biarkan terbuka, jika tali pusat terkena kotoran bayi bersihkan segera dengan air bersih dan sabun kemudian keringkan.
(2) Posisi Menyusui
Posisi bayi saat menyusu sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI dan mecegah lecet putting susu. Pastikan ibu memeluk bayinya dengan benar. Berikan bantuan dan dukungan jika ibu memerlukannya, terutama jika ibu pertama kali menyusui atau ibu berusia sangat muda.
(3) Jaga Kehangatan Bayi
Kontak antara ibu dengan kulit bayi dapat menjaga kehangatakan dan meningkatkan panas tubuh bayi. Jika kain basah ganti dengan kain kering, bungkus bayi dengan selimut dan gunakan topi pada kepala untuk mencegah kehilangan panas.
(4) Tempatkan Bayi di Lingkungan yang Hangat
Idealnya bayi ditempatkan ditempat tidur yang sama dengan ibunya.
(5) Tanda-tanda Bahaya
Jika timbul tanda bahaya, anjurkan ibu untuk melakukan pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu dan sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan medis lanjutan, bawa bayi ke rumah sakit untuk perawatan tindakan lebih lanjut.
(6) Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan memasukkan suatu zat ke dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral.
Imunisasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kekebalan aktif seseorang terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin dalam tubuh bayi atau anak (Manggiasih & Jaya, 2016).
Imunisasi BCG (Bacillus Calmet Guerin) bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC). Dosis pada imunisasi BCG yaitu 0,05 ml dan disuntikkan pada tangan kanan, secara intracutan (IC). Imunisasi polio yaitu vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit polio dan diberikan dengan dosis dua tetes (Manggiasih & Jaya, 2016).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Triana Vivi (2016) bahwa dalam pemberian imunisasi ini pengetahuan, peran orangtua, motivasi orangtua, dan informasi imunisasi terdapat hubungan yang signifikan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi.
9) Perkembangan Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Herlina (2014) Masa bayi baru lahir merupakan periode tersingkat (2 minggu) dari semua periode perkembangan.
Pada tahap perkembangan fisik biasanya terjadi penurunan berat
badan akibat kesulitan bayi baru lahir untuk menyesuaikan diri secara cepat dengan lingkungan. Penyesuaian diri ini meliputi perubahan suhu, mengisap dan menelan, bernapas, dan pembuagan kotoran. Namun pada bayi Ny.R tidak terjadi penurunan berat badan. Lalu, pada perkembangan motorik biasanya gerakan-gerakan bayi baru lahir bersifat acak dan tidak berhubungan dengan kejadian-kejadian di lingkungannya Herlina (2014). Hal ini sesuai dengan kondisi pada bayi Ny.R, sehingga jika bayi merasa lapar, sakit, gerah dan lain-lain bayi Ny.R akan menimbulkan gerakan-gerakan. Selain itu, pada perkembangan bahasa bayi Ny.R bisa dilihat dari menangis. Pada perkembangan kesadaran dan emosi bayi baru lahir masih kabur yang artinya, bayi belum menyadari sepenuhnya apa yang terjadi dengan lingkungan sekitar Herlina (2014). hal ini telah sesuai dengan bayi Ny.R yaitu bila di panggil oleh ibunya bayi Ny.R terkadang tidak menolehnya.
10) Seringnya frekuensi Buang Air Besar
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Noverita, dkk (2011) bahwa bayi yang mendapatkan ASI ekslusif memiliki frekuensi defekasi lebih tinggi pada minggu pertama, hal tersebut disebabkan karena kolostrum ASI yang merupakan laksatif alami keluar pada satu minggu pertama setelah bayi lahir, rentang terluas terdapat pada kelompok ASI yaitu 1-12 kali perhari. Selain itu, ASI kaya dengan protein dan oligosakarida yang tidak dapat dicerna,
sehingga dapat meningkatkan volume, osmolaritas, dan akhirnya dapat meningkatkan frekuensi defekasi. Frekuensi menetek yang sering akan menyebabkan stimulasi pada reflex gastrokolik dan frekuensi defekasi yang lebih sering. Kandungan prostaglandin dalam ASI memiliki peran terhadap motilitas gastrointestinal yang membantu terjadinya peristaltic. Frekuensi defekasi yang sering tersebut tidak memenuhi kriteria diare, karena bayi tidak mengalami kehilangan cairan (dehidrasi) dan elektrolit dari saluran cerna.