• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Konsep Teori Nifas 1. Pengertian

2. Kunjungan Nifas

Menurut Astuti, dkk (2015) asuhan pada masa nifas terbagi menjadi sebagai berikut :

1) Asuhan Nifas 2-6 jam Pertama Setelah Persalinan

Asuhan nifas pada minimalnya 2-6 jam pertama setelah persalinan sangat penting untuk menilai apakah terjadi perdarahan yang lebih banyak, agar dapat dilakukan tindakan segera, memeriksa bayi untuk pertama kali untuk memastikan bahwa bayi tetap terjaga kehangatannya dan diberi ASI. Pemeriksaan fisik dan penilaian dilakukan untuk memastikan keadaan ibu mengenali tanda-tanda risiko untuk deteksi dini ibu dan bayi sebagai upaya untuk mengetahui apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Tabel 2.1 Pemeriksaan Fisik dan Penilaian 2-6 Jam Ibu Postpartum

Parameter Penemuan Normal Penemuan Abnormal

Kesehatan umum - Keadan ibu sadar Tanda-tanda vital - Tekanan darah

<140/90 mmHg,

Lochia - Merah hitam

Jalan lahir Tidak terjadi robekan pada jalan lahir

Ibu merasa nyeri dibagian jalan lahir atau terdapat hematoma di dalam vagina

Sumber : Astuti, dkk (2015)

Tujuan asuhan pada ibu nifas antara lain adalah sebagai berikut:

Mencegah Perdarahan Hebat

Setelah persalinan merupakan hal yang normal jika dari jalan lahir ibu mengeluarkan darah seperti pada saat menstruasi. Tindakan yang perlu dilakukan yaitu memeriksa uterus setiap 15 menit selama 1 jam berikutnya dan memeriksa denyut nadi dan tekanan darah setiap 15 menit selama 1 jam, kemudian setiap 1 jam dalam 4 jam berikutnya.

(1) Membantu Agar Uterus Lembek Berkontraksi

Bila uterus teraba lembek, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Memeriksa kandung kemih

Kandung kemih yang terlalu penuh dapat menyebabkan uterus tidak dapat berkontraksi dengan baik, maka ibu perlu dibantu untuk buang air kecil.

b. Masase uterus

Secara perlahan, tangan diletakkan diatas fundus uteri dan masase dengan gerakan berputar sambal menekan fundus selama 15 detik, raba kembali uterus setiap 1-2 menit, jika lembek, ulangi masase ibu.

(2) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya

Isapan bayi dapat merangsang pengeluaran oksitosin.

Oksitosin dapat membuat uterus menjadi berkontraksi atau menjadi keras. Hal ini dapat mengurangi atau mencegah perdarahan. Penelitian yang dilakukan oleh Fahriani, dkk (2014) bahwa faktor yang terbukti mempengaruhi pemberian ASI ekslusif adalah dukungan keluarga, pengetahuan ibu yang benar tentang ASI ekslusif, konseling ASI dari petugas kesehatan dan faktor psikis ibu. Didukung oleh Amalia (2016) pula bahwa memang benar ada hubungan antara stress dengan kelancaran ASI.

(3) Merawat Kebersihan Jalan Lahir

Ibu perlu diberikan penjelasan agar selalu menjaga kebersihan tubuh dan mengganti pembalutnya secara teratur.

Ibu pun perlu diajarkan cara membersihkan daerah genital dengan air dan sabun setiap kali buang air kecil dan buang air besar dari atas (bagian depan) ke bawah daerah anus.

(4) Mengosongkan Kandung Kemih

Kandung kemih akan penuh setelah melahirkan. Ibu dianjurkan untuk buang air kecil dalam 2 jam pertama pascasalin. Semakin lama urin tertahan dalam kandung kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan, misalnya infeksi akibat tidak mobilisasi dini yang sempurna (Febriyani, 2015).

(5) Memberi Minum dan Makan

Ibu dianjurkan untuk makan dan minum setelah melahirkan dengan makanan yang bergizi. Penelitian oleh Nugraheni & Dyah (2014) bahwa kebutuhan gizi yang harus terpenuhi selama masa nifas adalah memperbanyak makan makanan seperti nasi, lauk, sayur, buah, tambahan vitamin dan makan tidak ada pantangan yang berguna untuk memperlancar ASI, mempercepat pemulihan dan kebutuhan gizi tercupi. Ibu dianjurkan untuk sering minum pada beberapa jam pertama.

(6) Mengenali Tanda-tanda Bahaya

Tanda-tanda bahaya yang perlu mendapat perhatian yaitu perdarahan hebat, mengeluarkan gumpulan darah, pusing, lemas yang berlebihan, suhu tubuh ibu >38֯C, nyeri

perut atau lokia berbau dan kejang-kejang. Bila terdapat satu atau lebih tanda bahaya tersebut, maka iberada dalam bahaya, tetapi masih bisa ditolong. Tentukan tindakan yang tepat, bila tidak segera rujuk ke rumah sakit.

2). Asuhan Nifas 2-6 Hari Pertama Setelah Persalinan

Pemeriksaan fisik terfokus kunjungan hari ke-2 sampai hari ke 6 yaitu sebagai berikut:

a. Tanda-tanda Vital

Mencakup pemeriksaan suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.

b. Payudara

Dilakukan pemeriksaan putting dan raba pembengkakakan payudara. Hasil penelitian oleh Najmawati, Nurdin & Asriany (2014) bahwa semakin sering menyusui maka produksi ASI akan semakin meningkat. Sehingga ibu perlu diberikan penjelasan mengenai hal ini.

c. Uterus

Uterus harus teraba keras dan tinggi fundus uteri berada dibawah pusat. Ibu diberikan penjelasan bahwa uterus akan mengecil dalam waktu 2 minggu mendatang dan tidak dapat diraba dari luar.

d. Lokia

Warnanya masih merah, jumlahnya semakin berkurang dan tidak berbau. Ibu diberikan penjelasan bahwa dengan semakin mengecilnya uterus, maka sisa darah akan keluar berupa cairan vagina. Warna akan berubah dan kembali normal seiring berjalannya waktu. Bila tidak terjadi perubahan dan lokia bertambah banyak, maka ibu dianjurkan untuk beristirahat atau segera menghubungi bidan.

e. Perineum

Daerah perineum diperiksa kebersihannya, adanya pembengkakan serta nyeri. Ibu diingatkan untuk mencuci daerah perineum dengan air dan sabun setiap kali selesai BAK dan BAB dari bagian depan ke bagian anus. Setelah itu, ibu harus mencuci tangannya sampai bersih.

f. Pemeriksaan kaki

Dilakukan pemeriksaan terhadap adanya vena varises, kemerahan pada betis, serta edema.

Asuhan nifas 2-6 hari bisa diberikan konseling mengenai:

a. Personal Hygiene

Personal hygiene meliputi kebersihan tubuh, pakaian dan hygiene vagina, serta kebersihan alas tempat tidur dan lingkungan untuk mencegah infeksi.

b. Istirahat

Ibu memrlukan waktu istirahat 8 jam pada malam dan satu jam pada siang hari. Bila ibu kurang tidur atau kurang istirahat, maka akan mempengaruhi ASI nya menjadi kurang, involusi terlambat, perdarahan lebih banyak dan dapat menimbulkan defresi sehingga ibu kurang mampu merawat bayinya.

c. Latihan fisik/olahraga

Olahraga atau latihan dapat dilakukan beberapa menit setiap hari untuk mencegah nyeri punggung. Bagi ibu yang kurang bisa menahan buang air kecil, dapat melakukan latihan atau senam nifas.

d. Gizi

Ibu menyusui akan memerlukan makanan dengan gizi seimbang terutama kebutuhan protein, mineral dan vitamin yang cukup. Penelitian oleh Radharisnawati, Kundre &

Pondaag (2017) diperoleh hasil bahwa kebutuhan gizi ibu menyusui harus lebih banyak dari biasanya karena ibu perlu gizi untuk dua orang yakni ibu dan bayinya. Ibu harus memperhatikan dan meningkatkan kebutuhan gizinya, karena dengan gizi yang seimbang akan mendukung pada kelancaran produksi ASI. Penelitian mengambil kesimpulan adanya

hubungan antara pemenuhan kebutuhan gizi ibu dengan kelancaran ASI.

e. Asupan air

Ibu dapat meminum air 2-3 liter setiap hari dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.

3) Asuhan Nifas 2-6 Minggu Setelah Persalinan

Asuhan nifas minggu ke-2 sampai minggu ke-6 yaitu melanjutkan pemantauan keadan ibu dan bayi dari kunjungan sebelumnya dan asuhan yang diberikan pun hamper sama . tujuan asuhan pada 2-6 minggu setelah persalinan yaitu untuk menanyakan tentang penyulit yang dialami ibu atau bayinya dan memberikan konseling KB.

Rekomendasi WHO (2017) jadwal kunjungan nifas yaitu kontak pertama pada hari ke 3 (42-72 jam) setelah persalinan, kontak kedua hari ke 7 hingga hari ke 14 setelah persalinan dan kontak terakhir pada saat 6 minggu setelah persalinan.

3. Perubahan Fisiologi dan Psikologi pada Masa Nifas

Dokumen terkait