• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bela nj a Pem erint a h Pusa t M enurut Fungsi

Dalam dokumen Kementerian PPN Bappenas :: Ekonomi 2007 APBN (Halaman 108-111)

Berdasarkan kemajuan yang dicapai dalam tahun 2005 dan perkiraan tahun 2006, serta tantangan yang akan dihadapi dalam tahun 2007, tema pembanguan pada pelaksanaan tahun ketiga RPJM 2004 – 2009 adalah meningkatkan kesempatan kerja dan menanggulangi kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tema pembangunan tersebut, selanjutnya dijabarkan dalam sembilan prioritas pembangunan, sebagaimana tertuang dalam RKP tahun 2007.

RKP tahun 2007 memuat program-program yang akan dilaksanakan oleh semua kementerian/lembaga, termasuk Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Alokasi anggaran untuk masing-masing K/L didasarkan atas program-program yang akan dilaksanakan oleh masing-masing K/L. Program-program tersebut pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari fungsi-fungsi yang dijalankan pemerintah. Berdasarkan alokasi anggaran menurut fungsi tersebut, dapat diketahui sampai sejauh mana pemerintah telah menjalankan tugas pokoknya dalam menyediakan barang dan jasa, serta mendistribusikan kembali pendapatan dan kekayaan melalui transfer. Dalam penjelasan Pasal

11 ayat (5) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, antara lain dijelaskan rincian anggaran belanja negara (termasuk belanja pemerintah pusat) menurut

fungsi pemerintah, yaitu: (i) fungsi pelayanan umum; (ii) fungsi pertahanan; (iii) fungsi ketertiban dan keamanan; (iv) fungsi ekonomi; (v) fungsi lingkungan hidup; (vi) fungsi perumahan dan fasilitas umum; (vii) fungsi kesehatan; (viii) fungsi pariwisata dan budaya; (ix) fungsi agama; (x) fungsi pendidikan; dan (xi) fungsi perlindungan sosial.

Sebagaimana pelaksanaan APBN pada tahun-tahun sebelumnya, dalam APBN tahun-tahun 2007 ini, fungsi pelayanan umum, fungsi pertahanan, fungsi ketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi, dan fungsi pendidikan merupakan fungsi-fungsi yang mendapat alokasi anggaran yang cukup besar. Namun demikian, hal ini tidaklah berarti bahwa program-program dalam fungsi-fungsi pemerintahan yang lain tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Fungsi pelayanan umum tidak saja mencerminkan program-program yang dilaksanakan oleh K/L, melainkan juga menampung program-program yang dijalankan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara

Umum Negara. Dalam APBN tahun 2007,

alokasi anggaran pada fungsi pelayanan umum mencapai Rp296,8 triliun (8,4 persen terhadap PDB), atau menyerap sekitar 58,8 persen dari keseluruhan alokasi anggaran belanja pemerintah pusat sebesar Rp504,8 triliun. Apabila dibandingkan dengan alokasi anggaran pada fungsi pelayanan umum yang ditetapkan dalam APBN tahun 2006 sebesar Rp263,4 triliun (8,7 persen terhadap PDB), maka alokasi anggaran pada fungsi pelayanan umum dalam APBN tahun 2007 tersebut berarti mengalami peningkatan Rp33,4 triliun (12,7 persen). Peningkatan alokasi anggaran pada fungsi pelayanan umum dalam tahun 2007 tersebut berkaitan terutama dengan tiga faktor

utama. Pertama, lebih tingginya alokasi

anggaran pada subfungsi pelayanan umum lainnya, yang dianggarkan mencapai Rp198,9 triliun (6,4 persen PDB). Hal ini terutama

APBN % thd PDB APBN-P % thd

PDB APBN

% thd PDB

001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 146,6 0,0 161,4 0,0 196,1 0,0 002 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 1.183,0 0,0 1.184,5 0,0 1.519,2 0,0 004 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 614,8 0,0 658,7 0,0 1.105,4 0,0 005 MAHKAMAH AGUNG 2.182,2 0,1 2.047,3 0,1 3.091,7 0,1 006 KEJAKSAAN AGUNG 1.506,0 0,1 1.512,4 0,0 1.716,1 0,0 007 SEKRETARIAT NEGARA *) - - 984,2 0,0 1.594,8 0,0 007 KEPRESIDENAN *) 1.370,2 0,1 - - - -008 WAKIL PRESIDEN *) 217,9 0,0 - - - -010 DEPARTEMEN DALAM NEGERI 1.174,6 0,0 1.446,5 0,0 3.839,1 0,1 011 DEPARTEMEN LUAR NEGERI 4.747,1 0,2 4.096,3 0,1 5.447,2 0,2 012 DEPARTEMEN PERTAHANAN 28.229,2 1,1 27.484,1 0,9 32.640,1 0,9 013 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM 3.376,9 0,1 3.511,5 0,1 4.039,9 0,1 015 DEPARTEMEN KEUANGAN 6.617,9 0,3 6.301,8 0,2 9.607,7 0,3 018 DEPARTEMEN PERTANIAN 6.284,5 0,2 5.916,2 0,2 8.789,6 0,2 019 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN 1.044,9 0,0 1.247,0 0,0 1.899,4 0,1 020 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 5.382,4 0,2 5.394,8 0,2 6.458,2 0,2 022 DEPARTEMEN PERHUBUNGAN 8.451,9 0,3 8.881,0 0,3 10.467,8 0,3 023 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 36.755,9 1,4 40.125,3 1,3 44.058,4 1,2 024 DEPARTEMEN KESEHATAN 13.523,6 0,5 14.291,4 0,5 17.236,3 0,5 025 DEPARTEMEN AGAMA 9.720,9 0,4 10.901,7 0,3 13.799,3 0,4 026 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 2.163,7 0,1 2.253,6 0,1 2.882,6 0,1 027 DEPARTEMEN SOSIAL 2.255,6 0,1 2.344,3 0,1 3.347,1 0,1 029 DEPARTEMEN KEHUTANAN 1.790,5 0,1 1.829,3 0,1 2.503,9 0,1 032 DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2.646,6 0,1 2.836,7 0,1 3.265,9 0,1 033 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM 18.013,8 0,7 21.299,7 0,7 24.213,4 0,7 034 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 88,7 0,0 88,6 0,0 151,0 0,0 035 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN 104,7 0,0 96,3 0,0 143,0 0,0 036 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT 76,5 0,0 117,7 0,0 104,5 0,0 040 DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 626,7 0,0 656,5 0,0 982,3 0,0 041 KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA 204,5 0,0 198,8 0,0 217,3 0,0 042 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 276,5 0,0 432,3 0,0 446,2 0,0 043 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 401,0 0,0 363,5 0,0 530,2 0,0 044 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 938,6 0,0 1.006,7 0,0 1.488,4 0,0 047 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 132,3 0,0 135,6 0,0 165,1 0,0 048 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA 209,9 0,0 195,9 0,0 247,5 0,0 050 BADAN INTELIJEN NEGARA 899,0 0,0 978,5 0,0 1.072,6 0,0 051 LEMBAGA SANDI NEGARA 638,5 0,0 698,5 0,0 913,9 0,0 052 DEWAN KETAHANAN NASIONAL 25,8 0,0 30,8 0,0 30,2 0,0 054 BADAN PUSAT STATISTIK 950,8 0,0 969,8 0,0 1.297,8 0,0 055 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS 243,5 0,0 242,9 0,0 360,5 0,0 056 BADAN PERTANAHAN NASIONAL 1.603,0 0,1 1.592,9 0,1 1.971,7 0,1 057 PERPUSTAKAAN NASIONAL 133,8 0,0 144,5 0,0 211,3 0,0 059 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI 2.061,5 0,1 1.447,0 0,0 2.458,8 0,1 060 KEPOLISIAN NEGARA 16.778,2 0,7 16.618,3 0,5 20.041,5 0,6 063 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 337,2 0,0 327,0 0,0 456,5 0,0 064 LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL 59,1 0,0 79,1 0,0 151,5 0,0 065 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 282,4 0,0 282,4 0,0 347,1 0,0 066 BADAN NARKOTIKA NASIONAL 246,7 0,0 244,5 0,0 278,2 0,0 067 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 564,6 0,0 491,2 0,0 658,0 0,0 068 BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL 689,3 0,0 667,8 0,0 1.045,6 0,0 074 KOMISI NASIONAL HAK AZASI MANUSIA 49,3 0,0 43,8 0,0 59,7 0,0 075 BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA 536,5 0,0 533,9 0,0 657,1 0,0 076 KOMISI PEMILIHAN UMUM 692,3 0,0 669,7 0,0 781,5 0,0 077 MAHKAMAH KONSTITUSI 218,1 0,0 232,8 0,0 196,8 0,0 078 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN 78,0 0,0 74,0 0,0 98,0 0,0 079 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 454,1 0,0 681,0 0,0 545,3 0,0 080 BADAN TENAGA NUKLIR INDONESIA 252,5 0,0 253,4 0,0 333,2 0,0 081 BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 367,5 0,0 397,4 0,0 522,5 0,0 082 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL 166,3 0,0 172,8 0,0 204,4 0,0 083 BADAN KOORDINASI SURVEY DAN PEMETAAN NASIONAL 158,5 0,0 162,9 0,0 252,2 0,0 084 BADAN STANDARISASI NASIONAL 40,1 0,0 66,1 0,0 66,0 0,0 085 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 53,5 0,0 252,5 0,0 63,2 0,0 086 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 148,3 0,0 148,9 0,0 201,6 0,0 087 ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 86,7 0,0 81,4 0,0 108,7 0,0 088 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 236,7 0,0 237,3 0,0 374,2 0,0 089 BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN 476,4 0,0 475,1 0,0 562,0 0,0 090 DEPARTEMEN PERDAGANGAN 1.259,5 0,0 1.386,9 0,0 1.600,6 0,0 091 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT 413,8 0,0 407,1 0,0 532,7 0,0 092 KEMENTERIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAH RAGA 486,0 0,0 502,1 0,0 663,4 0,0 093 KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 222,2 0,0 284,4 0,0 247,7 0,0 094 BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI NAD DAN NIAS 9.617,6 0,4 12.264,3 0,4 9.998,8 0,3 095 DEWAN PERWAKILAN DAERAH 192,8 0,0 186,2 0,0 281,6 0,0 100 KOMISI YUDISIAL RI 47,0 0,0 47,0 0,0 101,9 0,0 103 BADAN KOORDINASI NASIONAL PENANGANAN BENCANA **) - - - - 61,5 0,0 JUMLAH KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 204.227,3 8,0 214.377,6 6,9 258.004,7 7,3

II BAGIAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAN PERHITUNGAN

061 CICILAN DAN BUNGA UTANG 76.779,0 3,0 82.555,2 2,6 85.086,5 2,4 062 SUBSIDI DAN TRANSFER LAINNYA 114.659,3 4,5 142.852,7 4,6 134.939,8 3,8 069 BELANJA LAIN-LAIN 31.932,7 1,2 38.463,8 1,2 26.745,2 0,8 JUMLAH BAGIAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAN PERHITUNGAN (II) 223.371,0 8,7 263.871,7 8,5 246.771,5 7,0 JUMLAH ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT (I+II) 427.598,3 16,7 478.249,3 15,3 504.776,2 14,3 *) Perubahan Nomenklatur BA 007 Kepresidenan dan BA 008 Wakil Presiden menjadi BA 007 Sekretariat Negara.

**) Penambahan BA 103 Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana. Sumber: Departemen Keuangan RI

(dalam miliar rupiah)

2006 2007

Tabel IV. 5

REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT ORGANISASI TAHUN 2006-2007

berkenaan dengan: (i) meningkatnya alokasi anggaran untuk program subsidi dan transfer lainnya yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp134,9 triliun (4,5 persen PDB), antara lain dipengaruhi oleh perubahan asumsi harga minyak

mentah Indonesia dan nilai tukar rupiah, dan (ii)

lebih tingginya alokasi anggaran untuk program pembiayaan lain-lain, yang direncanakan mencapai Rp43,0 triliun (1,4 persen PDB), terutama berasal dari tambahan anggaran untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Provinsi DIY dan Jateng, serta peningkatan anggaran untuk

penanggulangan bencana. Kedua, meningkatnya

alokasi anggaran pada subfungsi pinjaman pemerintah berkenaan dengan program pembayaran bunga utang yang direncanakan mencapai Rp85,1 triliun, yang dipengaruhi antara lain oleh perubahan asumsi suku bunga SBI 3 bulan dan kebijakan pengelolaan utang secara

keseluruhan di sisi pembiayaan anggaran. Ketiga,

meningkatnya alokasi anggaran pada subfungsi lembaga eksekutif dan legislatif, keuangan dan fiskal, serta urusan luar negeri, yang direncanakan mencapai Rp84,8 triliun (2,4 persen dari PDB), berkenaan dengan program penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemimpinan untuk mendukung kelancaran pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

Selain fungsi pelayanan umum, terdapat empat

fungsi lain yang direncanakan mendapat alokasi anggaran yang cukup signifikan. Keempat fungsi tersebut adalah fungsi pendidikan, fungsi ekonomi,fungsi pertahanan, serta fungsi ketertiban dan keamanan, yang masing-masing 10,7 persen, 10,2 persen, 6,5 persen, dan 5,8 persen dari keseluruhan pagu belanja pemerintah pusat.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional, Pemerintah akan terus berusaha semaksimal mungkin melaksanakan amanat UUD 1945 untuk memprioritaskan alokasi anggaran pendidikan sekurang-kurangnya sebesar 20 persen dari APBN. Berkaitan dengan itu, dalam APBN tahun 2007 alokasi anggaran pada fungsi pendidikan ditetapkan sebesar Rp54,1 triliun (1,5 persen terhadap PDB). Jumlah ini berarti mengalami peningkatan sebesar

Rp10,8 triliun atau 24,9 persen dari alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang ditetapkan dalam APBN tahun 2006 sebesar Rp43,3 triliun (1,4 persen terhadap PDB). Peningkatan alokasi anggaran pada fungsi pendidikan dalam tahun 2007 tersebut terutama berkaitan dengan lebih tingginya alokasi anggaran yang dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama, antara lain untuk:

(i) program wajib belajar pendidikan dasar

sembilan tahun; (ii) program pendidikan

menengah; (iii) program pendidikan tinggi; dan

(iv) program peningkatan mutu pendidikan dan

tenaga kependidikan.

Sementara itu, dalam rangka meningkatkan peranan pemerintah dalam menstimulasi perekonomian dan mendukung agenda pembangunan melalui program-program yang lebih berpihak pada pertumbuhan, penyerapan tenaga kerja, dan pengurangan kemiskinan, dalam

APBN tahun 2007 alokasi anggaran pada

fungsi ekonomi sebesar Rp51,2 triliun (1,5 persen terhadap PDB). Apabila dibandingkan dengan alokasi anggaran pada fungsi ekonomi yang ditetapkan dalam APBN tahun 2006 sebesar Rp39,6 triliun (1,3 persen terhadap PDB), maka alokasi anggaran pada fungsi ekonomi dalam tahun 2007 tersebut berarti mengalami peningkatan sebesar Rp11,6 triliun (29,3 persen). Peningkatan alokasi anggaran pada fungsi ekonomi dalam tahun 2007 tersebut terutama berkaitan dengan tingginya alokasi anggaran untuk program-program yang dilaksanakan oleh:

(i) Departemen Pekerjaan Umum, melalui

program peningkatan/pembangunan jalan dan jembatan; program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan; program pengembangan, pengelolaan, dan konservasi sungai, danau, dan sumber air lainnya; dan program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan

irigasi lainnya; (ii) Departemen Energi dan

Sumber Daya Mineral, melalui program peningkatan kualitas jasa pelayanan sarana dan prasarana ketenagalistrikan;

(iii) Departemen Perhubungan, melalui program peningkatan dan pembangunan sarana dan prasarana perkeretaapian, serta program

pembangunan transportasi laut ; (iv) Departemen

pengembangan sumber daya perikanan;

(v) Departemen Pertanian, melalui program

pengembangan agrobisnis, program ketahanan pangan, dan program peningkatan kesejahteraan

pertanian; serta (vi) Kementerian Komunikasi

dan Informasi, melalui program pengembangan, pemerataan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pos dan telematika.

Selanjutnya, dalam upaya untuk meningkatkan rasa aman, dan mengoptimalkan tugas dan fungsi pertahanan keamanan, dalam APBN tahun 2007

alokasi anggaran pada fungsi pertahanan

sebesar Rp32,7 triliun (0,9 persen terhadap

PDB). Jumlah ini berarti mengalami peningkatan

sebesar Rp4,4 triliun atau 15,7 persen dari alokasi anggaran pada fungsi pertahanan dalam APBN tahun 2006 sebesar Rp28,3 triliun (0,9 persen terhadap PDB). Peningkatan alokasi anggaran pada fungsi pertahanan dalam tahun 2007 tersebut terutama berkaitan dengan adanya tambahan alokasi anggaran untuk program-program yang dilaksanakan oleh Departemen Pertahanan,

diantaranya: (i) program pengembangan

pertahanan integratif; (ii) program

pengembangan pertahanan matra darat;

(iii) program pengembangan matra udara; serta

(iv) program pengembangan matra laut.

Sedangkan untuk menjaga keutuhan negara Republik Indonesia, serta menciptakan rasa aman

di dalam negeri, dalam APBN tahun 2007 alokasi

anggaran pada fungsi ketertiban dan keamanan sebesar Rp29,2 triliun (0,8 persen dari PDB). Apabila dibandingkan dengan alokasi anggaran pada fungsi ketertiban dan keamanan yang ditetapkan dalam APBN tahun 2006 sebesar Rp25,3 triliun (0,8 persen terhadap PDB), maka alokasi anggaran pada fungsi ketertiban dan keamanan dalam tahun 2007 tersebut berarti mengalami peningkatan sebesar Rp3,9 triliun (15,5 persen). Peningkatan alokasi anggaran pada fungsi ketertiban dan keamanan dalam tahun 2007 tersebut, terutama berkaitan dengan peningkatan alokasi anggaran untuk program-program yang dilaksanakan oleh Kepolisian

Negara RI, diantaranya: (i) program

pengembangan sumber daya manusia kepolisian;

(ii) program pemeliharaan kamtibmas; dan

(iii) program pengembangan sarana dan

prasarana kepolisian. Selanjutnya, rincian anggaran belanja pemerintah pusat menurut fungsi secara lebih lengkap dalam APBN tahun 2007

dapat dilihat pada Tabel IV.6.

Dalam dokumen Kementerian PPN Bappenas :: Ekonomi 2007 APBN (Halaman 108-111)