• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

5. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Minat belajar menurut kamus besar indonesia terdiri dari dua suku kata, yaitu kata minat dan belajar. Dari segi bahasa minat merupakan “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”.20 Kecenderungan seseorang terhadap sesuatu itu menandakan adanya minat terhadap suatu objek yang dituju.

Secara sederhana Muhibbin Syah mengatakan bahwa minat berarti “kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap seseuatu”.21 Seseorang yang mempunyai minat, maka akan mempunyai keinginan yang besar dalam hal tertentu. Misalnya dalam belajar, ketika siswa mempunyai minat belajar maka siswa akan memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan minat dapat menyebabkan perhatian, di mana minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa dan perhatian serta seseolah-olah-seolah-olah menonjolkan fungsi pikiran. Artinya apa yang menarik minat menyebabkan siswa berperhatian, dan apa yang menyebabkan berperhatian siswa tertarik, minatpun menyertainya. Jadi ada hubungan antara minat dan perhatian. Seperti ungkapan Reber yang

menyatakan bahwa “minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena

ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.”22

Kecenderungan terhadap sesuatu yang menandakan adanya suatu minat biasanya bersifat menetap. Kecenderungan yang menetap maksudnya yaitu bahwa minat maerupakan ketertarikan dan kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat secara terus menerus terhadap sesuatu (orang, benda, kegiatan) yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari serta membuktikannya lebih lanjut. Ketika seseorang memperhatikan dengan rasa keingintahuannnya yang begitu tinggi, maka pemahaman akan dicapainnya. Pemahaman yang diperoleh dari adanya perhatian yang tinggi, disebabkan pula adanya rasa ketertarikan seseorang terhadap sesuatu yang mengakibatkan timbulnya perhatian.

Berdasarkan pemaparan mengenai minat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat mengandung beberapa unsur yaitu perhataian, keingintahuan, motivasi, rasa senang atau suka, rasa ketertarikan, dan pemahaman. Dengan demikian minat merupakan kompleksitas internal individu yang mengandung unsur perhatian, keingintahuan, motivasi, rasa senang, ketertarikan, dan unsur pemahaman.

21Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 152

Sedangkan definisi belajar menurut Slameto adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.23 Jadi belajar merupakan suatu usaha untuk suatu perubahan tingkah laku yang baru, yang terbentuk dari adanya suatu interaksi di lingkungan siswa. Kemudian perubahan dari adanya kegiatan belajar tidak hanya ditandai dengan bertambahnya ilmu saja, melainkan perubahan pada tingkah laku siswa juga merupakan adanya perubahan dari proses belajar. Hal ini sesuai dengan tanggapan sudi man, yaitu “pe ubahan tidak hanya be kaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap,

penge tian, ha ga di i, minat, watak dan penyesuaian di i.”24

Menurut Jomes O. Wittaker dalam buku Wasty Soemanto dengan judul bukunya Psikologi pendidikan, belajar merupakan “suatu proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.”25

Sedangkan menu ut Mo gan dalam Pu wanto mengemukakan bahwa ”Belaja adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu

hasil da i latihan atau pengalaman”.26

Pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Alasannya, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan.

Dari definisi-definisi belajar di atas, maka dapat dismpulkan bahwa ciri-ciri adanya proses belajar itu yaitu adanya perubahan tingkah laku, perubahan itu bersifat relatif tetap dan perubahan itu terjadi karena adanya latihan dan pengalaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto yang mengatakan bahwa ada beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu :

23 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. 5, h. 2

24 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet. 10, h. 21

25 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990), cet. 3, h. 98-99 26 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1985), Cet. 2. h. 80-81.

1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik.

2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.

3) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan tingkah laku itu harus relatif menetap.27

Dari berbagai definisi yang tersebutkan diatas, jika dikaitakan antara minat dengan belajar, maka minat belajar merupakan kecenderungan hati dalam diri seseorang untuk selalu memperhatikan dan mengingat secara terus menerus terhadap sesuatu (orang, benda atau kegiatan) yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajarinya serta membuktikannya dalam perubahan tingkah laku atau sikap yang sifatnya menetap.

b. Macam-macam Minat Belajar

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain berdasarkan timbulnya minat dan berdasarkan arahnya minat. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Minat primitif

Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan beraktivitas dan lainnya.

2) Minat sosial

Minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan kita sendiri. Misalnya minat belajar, individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi harga dirinya.

Sedangkan minat berdasarkan arahannya menurut Abdul Rahman yaitu:

27Ibid., h. 81

“(1) Minat intrinsik, yaitu minat yang langsung berhubungan dengan aktifitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar. Misalnya, seseorang belajar karena memang pada ilmu pengetahaun atau karena memang senang membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan. (2) Minat ekstrinsik, yaitu minat yang berhubunnga dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang. Misalnya, seseorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas”.28

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Keberhasilan suatu pendidikan ditentukan oleh proses pendidikan, karena pada proses pendidikan diperlukan peran siswa secara aktif. Sementara itu, keaktifan seorang siswa dalam proses belajar mengajar erat kaitannya dengan kondisi minat belajarnya. Minat belajar tiap-tiap siswa tidaklah sama. Ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak hal yang mempengaruhi minat belajar, sehingga ia dapat belajar dengan baik atau tidak. Demikian juga halnya dengan minat siswa terhadap pelajaran akuntansi, ada yang minatnya tinggi dan ada juga yang rendah. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya dalam pelajaran akuntansi.

Secara garis besar timbulnya minat belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

1) Faktor Internal a) Kebutuhan

Seseorang akan melakukan seseuatu jika ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapainya. Kebutuhan sebagai faktor yang mempengaruhi minat dan menjadi tolak ukur tinggi rendahnya minat terhadap suatu objek. Misalnya siswa yang ingin menang dalam olimpiade akuntansi, maka rasa ingin menang tersebut akan menimbulkan minat untuk belajar lebih giat dari sebelumnya.

b) Bakat

Menurut Chaplin, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Kemampuan itu

28Abdul Rahman, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,

baru terealisasi menjadi keberhasilan setelah belajar dan berlatih. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya pun akan baik karena ia belajar dengan perasaan senang. Misalnya, siswa yang mempunyai bakat berhitung akan lebih mudah mengerti pelajaran akuntansi dengan konsep persamaan akuntansi dan jurnal umum, dibandingkan siswa yang kurang berbakat dalam berhitung.

c) Sikap

Seseorang tentu memiliki kecenderungan untuk menerima atau menolak sesuatu berdasarkan penilaian, apakah sesuatu itu bermanfaat bagi dirinya atau tidak. Misalnya, apakah mempelajari akuntansi dirasakan bermanfaat bagi kehidupan siswa atau tidak.? Apabila dirasakan bermanfaat bagi siswa, maka akan melahirkan sikap positif terhadap pelajaran akuntansi. Namun sebaliknya, jika dirasakan kurang atau tidak bermanfaat bagi siswa, maka akan melahirkn sikap negatif dalam diri siswa terhadap pelajaran akuntansi. Sikap negatif yang terjadi akan terus menerus menjadi sesuatu kebiasaan yang akhirnya akan memepengaruhi minat siswa terhadap pelajaran akuntansi.

2) Faktor Eksternal a) Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan. Sabaliknya, bahan pelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan leh siswa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik bagi siswa. b) Guru

Guru adalah penanggung jawab dalam proses pembelajaran. Menurut Kurt Singer bahwa guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya, berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan murid-muridnya. Guru yang pandai, baik, ramah, disiplin, serta disenangi siswa sangat besar pengaruhnya dalam

membangkitkan minat siswa. Sebaliknya gruru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh siswa, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat dan perhatian siswa.

c) Metode pembelajaran

Faktor-faktro yang dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar tidak hanya bahan pelajaran dan gruru, tetapi metode pemeblajaran juga merupakan faktor yanga dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar.

Belajar sebagai suatu proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dari sekian banyak faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Faktor-faktor Stimuli Belajar.

Maksud dari faktor-faktor stimuli belajar disini yaitu segala hal diluar individu yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimuli dalam hal ini mencakup materiil, penegasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima atau dipelajari oleh si pelajar. Berikut ini dikemukakan beberapa hal yang berhubungan dengan faktor-faktor stimuli belajar:

a) Panjangnya bahan pelajaran, semakin panjang bahan pelajaran, semakin panjang pula waktu yang diperlukan oleh individu untuk mempelajarinya. b) Kesulitan bahan pelajaran, mengandung tingkat kesulitan yang berbeda. c) Berartinya bahan pelajaran, belajar memerlukan modal pengalaman yang

diperoleh dari belajar sebelumnya.

d) Berat-ringannya tugas, sesuai dengan tingkat kemampuan individu.

e) Suasana lingkungan eksternal, menyangkuta banyak hal, diantaranya: cuaca, waktu, kondisi tempat, dan sebagainya.

2) Faktor-faktor Metode Belajar.

Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut:

a) Kegiatan berlatih atau praktek, dalam hal ini dapat diberikan dalam dosis besar ataupun kecil.

b) Overlearning dan Drill, yaitu untuk memantapkan reaksi dalam belajar. c) Resitasi selama belajar, yaitu lebih cocok untuk diterapkan pada belajar

membaca atau belajar hafalan.

d) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar selanjutnya.

e) Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, mempunyai kelemahan karena membutuhkan banyak waktu dan pemikiran sebelum belajar yang sesungguhnya berlangsung.

f) Penggunaan modalitas indra, yaitu indera yang dipakai oleh masing-masing individu dalam belajar tidaklah sama, baik oral, visual, maupun kinestetik. g) Penggunaan set dalam belajar, yaitu “suatu arah atau sikap terhadap

pekerjaan, dalam hal ini mengarahkan perhatian hal-hal yang relevan dengan kebutuhan dan motivasi si pelajar, serta menemukan tujuan atau alternatif tindakan yang paling baik.”29

h) Bimbingan dalam belajar, diberikan dalam batasan-batas yang diperlukan oleh individu.

i) Kondisi-kondisi insentif, yaitu obyek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi motif individu. Dalam hal ini merupakan alat untuk mencapai tujuan.

3) Faktor-faktor Individual.

Faktor-faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang, adapun faktor-faktor individual itu menyangkut hal-hal berikut:

a) Kematangan, yaitu dicapai oleh individu dari proses pertumbuhan fisiologisnya, termasuk sistem syaraf dan fungsi otak menjadi berkembang sehingga akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang yang akhirnya akan mempengaruhi hal belajar seseorang.

b) Faktor usia kronologis, yaitu pertambahan dalam hal usia selalu dibarengi dengan pertumbuhan dan perkembangan, usia kronologis merupakan faktor penentu dari pada tingkat kemampuan belajar individu.

c) Faktor perbedaan jenis kelamin, yaitu dalam hal peranan dan perhatian antara pria dan wanita berbeda terhadap pekerjaan yang merupakan akibat dari pengaruh kultural.

d) Pengalaman sebelumnya, yaitu lingkungan mempengaruhi perkembangan individu karena banyak memberikan pengalaman yang ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya.

e) Kapasitas mental, yaitu dimana individu mempunyai kapasitas-kapasitas mental yang berkembang akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisiologis pada sistem syaraf dan jaringan otak.

f) Kondisi kesehatan jasmani, yaitu orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat.

g) Kondisi kesehatan rohani, dalam hal ini gangguan serta cacat-cacat mental pada seseorang sangat mengganggu hal belajar orang yang bersangkutan. h) Motivasi, yaitu berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan yang

sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar.30

d. Peranan Minat Dalam Belajar

Keberhasilan belajar siswa di sekolah salah satunya disebabkan oleh minat yang tinggi, karena minat merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa. Dengan tumbuhnya minat pada diri siswa, maka minat menjadi stimulus atau perangsang terhadap suatu kegiatan sehingga berperan dalam menunjang belajarnya.

Menurut peneliti yang pernah dilakukan, telah banyak menunjukkan bahwa penyebab dari kegagalan belajar siswa secara lebih rinci adalah berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar adalah:

1) Minat dapat melahirkan perhatian serta merta.

Perhatian terhadap sesuatu dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhatian yang serta merta dan perhatian yang dipaksakan. Perhatian serta merta terjadi secara optimal, bersifat wajar, dan tumbuh sukarela yang muncul dalam diri seseorang. Adapun perhatian yang dipaksa timbul karena ada sesuatu (luar diri siswa) yang memaksanya dan bukan muncul dari kehendak siswa maupun kerelaan siswa.

Bila perhatian dikaitakan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, maka bagi siswa yang memiliki minat tinggi dalam proses pembelajaran akuntansi akan berpengaruh terhadap perhatian serta merta yang terjadi secara optimal. Hal ini disebabkan semakin besar minat seseorang, maka akan semakin besar spontanitas perhatiannya.

2) Memudahkan terjadinya kosentrasi.

Dengan timbulnya minat pada siswa dalam proses pembelajaran, maka kan memudahkan terciptanya kosentrasi belajar. Kemudian perhatian yang serta merta yang dicurahkan siswa dalam belajar akan memudahkan berkembangnya kosentrasi. Dengan demikian pembelajaran yang dihadapi siswa tanpa disertai minat maka kosentrasi belajarnya sukar dikembangkan.

3) Mencegah gangguan perhatian.

Minat sangat berpengaruh dalam menunjang keberhasilan belajar siswa. Selain berperan sebagai mengembangkan kosentrasi, dapat juga mencegah gangguan perhatian dari luar. Dalam hal ini siswa mudah mengalihkan perhatian yang melibatkanya dari luar diri siswa. Dan siswa mudah mengalihkan perhatian dari pelajaran kepada sesuatu hal bila minat yang ada dalam dirinya kecil.

4) Memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

Bertalian erat dengan kosentrasi terhadap pelajaran yaitu mengingat bahan pelajaran. Pengingatan hanya mungkin terlaksana jika siswa berminat terhadap pelajaran. Dengan demikian minat memiliki peranan penting dan memprmudah melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

5) Memperkecil kebosanan yang ada dalam diirnya.

Penghapusan kebosanan dalam belajar siswa hanya bisa terlaksana dengan jalan menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat sebenar-benarnya. Dengan demikian minat merupakan suatu kewajiban yang menyertai siswa di kelas pada setiap kali belajar dan dapat memungkinkan siswa berhasil dalam kegiatan belajar.

6. Hakikat Pembelajaran Akuntansi

Dokumen terkait