• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Data Intervensi Tindakan

Subjek penelitian ini yaitu siswa SMA Darussalam Ciputat kelas XI4 sebanyak 29 orang. Pelaksanaan penelitian pendahuluan dilakukan sebanyak dua kali. Observasi pertama pada saat peneliti sedang melaksanakan kegiatan PPKT di SMA Darussalam Ciputat pada bulan februari sampai bulan juni

2013, dan observasi ke dua pada pada tanggal 14 November 2013. Pada penelitian pendahuluan ini peneliti mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran akuntansi tanpa adanya bantuan dari observer.

Adapun hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Kurangnya persiapan siswa dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajran akuntansi. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya siswa yang berada di luar kelas pada saat pergantian jam pelajaran. Kemudian banyak siswa yang belum mempersiapkan buku pada saat guru sudah memulai pelajaran.

b. Hanya beberapa siswa yang serius memperhatikan dan mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal ini dapat dilihat bahwa pada saat guru menjelaskan materi, banyak siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya dan tidak memperhatikan. Sehingga konsentrasi siswa kurang terfokus pada pembelajaran akuntansi.

c. Pada saat pembelajaran berlangsung minat belajar akuntansi siswa sangat kurang (rendah). Hal ini terlihat ketika guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang diberikan, siswa tidak mengerjakannya dan tidak berminat untuk mencari penyelesaian dari soal tersebut tetapi lebih senang menunggu guru menyelesaikan soal tersebut. Ketika guru mengajukan pertanyaan mengenai materi, siswa tidak menjawab dengan baik bahkan beberapa siswa menjawab asal-asalan. Jika pertanyaan guru mudah atau hanya melengkapi, mereka menjawab secara bersama-sama. Jika guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan, mereka hanya terdiam dan tidak akan menjawab hingga guru memanggil nama mereka. Sehingga proses pembelajaran terlihat pasif, karena kebanyakan siswa tidak percaya diri dengan kemampuannya. Bahkan banyak siswa merasa malu atau takut bertanya kepada gurunya jika ada materi yang menyulitkannya. Selain itu banyak juga siswa yang malas mencatat, bahkan mengantuk pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran akuntansi.

d. Metode yang digunakan yaitu metode ceramah, sehingga membuat siswa merasa bosan dan jenuh dalam proses pembelajaran. Bahkan siswa merasa sulit ketika menyelesaikan soal yang diberikan guru karena kurang tepatnya pemilihan metode belajar. Akhirnya keberadaan guru di kelas kurang mendapat perhatian siswa.

e. Hasil belajar akuntansi siswa rendah, karena kurangnya minat siswa untuk belajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Hal ini terlihat bahwa banyak siswa yang mendapat nilai di bawah standar ketuntasan hasil belajar minimum (SKHBM).

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan tersebut, maka diperlukan suatu intervensi tindakan oleh peneliti. Intervensi tindakan berupa penerapan suatu metode belajar yang dapat menjawab atau menyelesaikan masalah-masalah siswa pada saat proses pembelajaran di kelas. Dalam hal ini peneliti mencoba menerapkan suatu metode yang belum pernah digunakan oleh guru mata pelajaran akuntansi. Metode yang diterapkan oleh peniliti dalam pembelajaran akuntansi yaitu metode peer teaching atau tutor sebaya, dengan harapan metode ini dapat meningkatkan minat belajar akuntansi siswa.

Metode peer teaching merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. Layaknya model pembelajaran kooperatif, metode peer teaching lebih mengedepankan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini metode peer teaching merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa. Karena dalam metode peer teaching memakai sistem pembelajaran kelompok, jadi sangat diharapkan terjalinnya interaksi antar siswa dan memupuk rasa kerjasama serta tanggung jawab dari masing-masing siswa atau anggota kelompok. Sehingga proses pembelajaran akuntansi di kelas menjadi kondusif.

Berdasarkan penelitian pendahuluan, maka peneliti dan guru mata pelajaran yang berperan sebagai observer mengembangkan rencana tindakan berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran yang aktif. Tujuannya untuk memperbaiki proses pembelajaran akuntansi dan meningkatkan minat belajar akuntansi siswa.

2. Siklus 1

Dalam penelitian tindakan terdiri dari beberapa siklus, dimana setiap siklus terdiri dari empat tahapan yang berkaitan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

a. Petemuan Pertama 1) Tahap Perencanaan

Pertemuan pertama yaitu pada tanggal 21 November 2013. Dalam perencanaan tindakan, peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat hand out terkait materi yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa, menyiapkan latihan soal, menyiapkan instrumen (berupa angket, lembar observasi guru dan siswa).

2) Tahap Pelaksanaan

Pada pertemuan pertama jumlah siswa yang hadir yaitu 29 siswa. Guru akuntansi hadir untuk memberikan bantuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran diawali dengan memberi salam dan menyapa siswa, kemudian mengabsen siswa. Selanjutnya guru memberikan apersepsi pada siswa dengan tujuan menstimulus siswa agar timbulnya rasa ingin tahu mengenai materi yang akan dipelajari. Dalam hal ini siswa akan berfikir mengenai materi yang akan dipelajari, menjawab pertanyaan guru serta mengungkapkan pendapatnya. Kemudian guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran materi tersebut. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dimana tiap kelompok terdapat satu tutor. Setelah itu guru memberikan angket kepada seluruh siswa untuk diisi, tujuannya untuk mengetahui minat belajar akuntansi siswa sebelum intervensi tindakan. Namun sebelum membagikan angket kepada para siswa untuk diisi, guru terlebih dahulu menjelaskan metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran akuntansi yaitu metode peer teaching atau tutor sebaya.

Setelah pengisisan angket, guru membagikan bahan ajar dalam bentuk hand out kepada para siswa. Kemudian guru menjelaskan materi secara keseluruhan, dan dilanjutkan dengan memberikan soal latihan yang berbeda pada tiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan dengan menggunakan metode tutor sebaya. Tugas guru disini adalah mengawasi kegiatan siswa. Setiap kelompok yang telah selesai mengerjakan soal latihan, guru memanggil dua sampai tiga siswa dari setiap kelompok untuk menyelesaikan soal latihan di depan kelas. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa siswa mengerti materi yang dipelajari dengan menggunakan metode peer teaching dalam proses pembelajaran. Kemudian guru menyimpulkan materi yang kurang atau bahkan tidak dipahami oleh siswa, dan diakhiri dengan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Setelah pembelajaran selesai, peneliti meminta kepada seluruh siswa untuk merapihkan meja dan kursi seperti keadaan semula.

Kendala-kendala yang didapat pada pertemuan pertama ini antara lain yaitu lamanya siswa dalam mengatur posisi duduk sesuai kelompok, belum terbiasanya tutor menjelaskan materi kepada anggotanya karena merasa malu dan takut salah, masih ada beberapa siswa yang berjalan mengunjungi kelompok lain dan tidak perduli dengan kelompoknya, serta masih ada beberapa siswa yang mengobrol dengan teman satu kelompoknya. Hal ini mengakibatkan banyak waktu belajar yang terbuang. Namun pertemuan pertama ini dapat dimaklumi, karena siswa belum terbiasa dengan metode yang diterapkan dan siswa perlu adanya penyesuaian terlebih dahulu. Kemudian kendala-kendala tersebut dapat diminimalisir dengan adanya bimbingan dan arahan dari peneliti dan guru bidang studi yang bertindak sebagai kolaborator sekaligur observer.

3) Tahap Observasi/Pengamatan

Pada tahap ini guru mata pelajaran yang berperan sebagai observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses

pembelajaran menggunakan metode peer teaching berlangsung. Kemudian melakukan penilaian angket sebelum intervensi tindakan, dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

4) Tahap evaluasi dan Refleksi

Dalam tahap ini peneliti bersama observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada pertemuan pertama, apakah tindakan yang diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian. Kemudian hasil penelitian pertemuan pertama dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Sedangkan refleksi bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas saat diberikan inetrvensi tindakan didiskusikan kembali bersama observer untuk mencari solusi dari kendala-kendala yang baru muncul.

b. Pertemuan Kedua 1) Tahap Perencanaan

Pertemuan ke-2 yaitu pada tanggal 23 November 2013, dengan siswa yang hadir sebanyak 29 siswa. Materi yang diajarkan masih mengenai jurnal umum, akan tetapi pada pertemuan kali ini adalah menganalisis dan menyususn transaksi ke jurnal umum.

Tahap perencanaan kali ini peneliti mendiskusikan dan membuat RPP dan dilakukannya pengacakan siswa tiap kelompok, menyiapkan materi pengajaran dalam bentuk hand out, membuat latihan soal, menyiapkan lembar observasi serta semua keperluan untuk observasi selama pembelajaran berlangsung.

2) Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu seperti biasa proses pembelajaran diawali dengan memberi salam dan menyapa siswa, kemudian mengabsen siswa. Kemudian guru memberikan apersepsi pada siswa dengan tujuan menstimulus siswa agar timbulnya rasa ingin tahu mengenai materi yang akan dipelajari. Dalam hal ini siswa

akan berfikir mengenai materi yang akan dipelajari, menjawab pertanyaan guru serta mengungkapkan pendapatnya. Setelah itu guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran materi tersebut.

Sebelum memulai pembelajaran, siswa mengatur posisi duduk sesuai kelompok yang telah dibagikan pada pertemuan pertama. Untuk pertemuan kedua ini adanya pengacakan siswa dalam tiap kelompok. Pengacakan ini dilakukan hanya kepada siswa yang masih mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung. Kemudian peneliti meminta bantuan kepada tutor masing-masing kelompok untuk mengumpulkan PR yang telah dikerjakan. Ternyata masih banyak siswa yang belum menyelesaikan tugasnya di rumah. Setelah tutor mengumpulkan seluruh PR anggotanya, peneliti memulai pembelajaran dengan membahas latihan soal yang ditugaskan menjadi pekerjaan rumah (PR).

Pada saat kegiatan membahas PR, seluruh siswa dalam kelompok dipersilahkan untuk menanyakan soal materi yang dianggap sulit. pada pertemuan kedua ini hanya ada beberapa siswa yang berani menanyakan kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan PR, selanjutnya peneliti memanggil dua siswa dari tiap kelompok untuk menyelesaikan PR tersebut di depan kelas. Tiba-tiba kelas menjadi sunyi, seluruh siswa mulai membuka hand-out dan kemudian bertanya kepada tutor masing-masing kelompok mengenai soal-soal yang telah dikerjakannya. Namun demikian jawaban soal latihan yang telah dikerjakan oleh beberapa siswa relatif banyak yang benar.

Setelah selesai membahas soal selama kurang lebih 20 menit, selanjutnya tutor diarahkan untuk memulai dan memimpin kelompoknya masing-masing dalam mendiskusikan materi pertemuan kedua pada hand-out yang telah dibagikan. Seperti pertemuan sebelumnya peneliti berkeliling kelas untuk membimbing siswa dalam proses pembelajaran dengan metode peer teaching, sekaligus memberikan arahan untuk kelompok yang menemui kesulitan dalam

memahami pokok bahasan. Kali ini kolaborator sekaligus observer ikut berkeliling sambil membawa lembar observasi dengan tujuan membimbing sekaligus mengamati siswa tiap kelompok, dan sesekali waktu kolaborator menceklis lembar observasi untuk menilai sikap siswa selama pertemuan kedua. Adapun lembar panduan observasi kegiatan siswa dalam belajar akuntansi dapat dilihat pada lampiran 5.

Usai mendiskusikan materi, peneliti mempersilahkan kepada tutor tiap kelompok untuk menjelaskan kembali atau membahas contoh soal kepada seluruh siswa di depan kelas dengan dilanjuti penjelasan oleh penelit. Pada pertemuan kali ini beberapa tutor masih terlihat gugup saat menjelaskan materi kepada para anggotanya. Kemudian siswa dipersilahkan untuk mengerjakan latihan soal secara individu. Seperti biasa peneliti bersama observer kembali berkeliling kelas untuk membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan latihan soal. Sebelum bel pergantian jam pelajaran, peneliti meminta bantuan kepada para tutor untuk mengumpulkan latihan soal yang telah dikerjakan. Selanjutnya peneliti menutup pelajaran dan menugaskan kepada seluruh siswa untuk mempelajari materi laporan keuangan. 3) Tahap Observasi/Pengamatan

Pada tahap ini observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode peer teaching berlangsun, dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

4) Tahap Evaluasi dan Refleksi

Pada tahap ini peneliti bersama observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada pertemuan kedua, apakah tindakan yang diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian. Kemudian hasil penelitian pertemuan kedua dibandingkan dengan pertemuan pertama dan indikator keberhasilan, agar dapat memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya jika ada masalah-masalah yang baru muncul.

c. Pertemuan Ketiga 1) Tahap Perencanaan

Pertemuan ke-3 yaitu hari kamis tanggal 28 November 2013, jumlah siswa yang hadir 29 siswa. Seperti biasa peneliti bersama observer mendiskusikan dan membuat RPP dan dilakukannya pengacakan siswa., menyiapkan materi pengajaran dalam bentuk hand out, membuat latihan soal, menyiapkan lembar observasi serta semua keperluan untuk observasi selama pembelajaran berlangsung.

2) Tahap Pelaksanaan

Seperti pertemuan sebelumnya, yaitu siswa langsung berkumpul sesuai kelompoknya masing-masing dan dilakukannya pengacakan siswa kembali. Kali ini siswa terlihat lebih cepat dalam mengatur posisi duduk sesuai kelompoknya masing-masing, sehingga waktu untuk belajar dapat dimaksimalkan. Peneliti langsung mempersilahkan para tutor untuk membuka dan memimpin jalannya diskusi pokok bahasan pertemuan ketiga pada hand-out. Peneliti dan kolaborator berkeliling kelas untuk membimbing dan memberikan bantuan bagi kelompok yang menemui kesulitan saat mendiskusikan materi dan membahas contoh soal dalam proses pembelajaran berlangsung.

Pertemuan kali ini kegiatan belajar siswa terlihat lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan aktifnya seluruh anggota pada beberapa kelompok. Beberapa tutor yang pertemuan sebelumnya terlihat gerogi, sudah mulai berani dan terlihat percaya diri saat menjelaskan materi kepada anggotanya meski sesekali terbata-bata saat menjelaskan materi. Setelah waktu diskusi berlalu selama 20 menit, seluruh siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan ulang materi jurnal umum oleh peneliti. Pada saat peneliti masuk pada pembahasan contoh soal, peneliti menawarkan kepada seluruh siswa untuk menjelaskan contoh soal tersebut di papan tulis.

Sekitar 21 siswa mengacungkan tangan ingin maju ke depan kelas untuk menjelaskan contoh soal. Karena terlalu banyak siswa yang

menujuk, maka peneliti memilih 5 siswa dari 21 siswa untuk maju ke depan kelas dan menjelaskan contoh soal. Saat siswa memberikan penjelasan di depan kelas, peneliti berkeliling dengan tujuan mengamati seluruh siswa dalam memperhatikan penjelasan dan tidak lupa peneliti juga mengamati siswa dalam memberikan penjelasan contoh soal tersebut.

Setelah kelima siswa tersebut selesai memberikan penjelasan bahasan contoh soal, peneliti mempersilahkan seluruh siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Ada 6 siswa yang mengacungkan tangan untuk bertanya, lalu peneliti mempersilahkan seluruh siswa untuk menanggapi pertanyaan tersebut. Kemudian beberapa siswa mengacungkan tangannya untuk menanggapi dan menjawab pertanyaan temannya tersebut. Hal ini menandakan minat siswa meningkat yang dapat dilihat dari meningkatnya perhatian, pemahaman, perasaan tertarik, perasaan senang serta rasa ingin tahu siswa. Sehingga membuat siswa termotivasi ingin maju kedepan untuk menjelaskan contoh soal dengan cara mengancungkan tangan mereka.

Setelah selesai jam pembelajaran, peneliti memberikan soal latihan untuk dikerjakan di rumah masing-masing. Peneliti juga menugaskan kepada seluruh siswa untuk mempelajari kembali pelajaran yang telah diberikan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, karena diawal pelajaran peneliti selalu meriview materi-materi sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa. 3) Tahap Observasi/Pengamatan

Pada tahap ini observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode peer teaching berlangsung, dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

4) Tahap Evaluasi dan Refleksi

Pada tahap ini peneliti bersama observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran, apakah tindakan yang diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian. Kemudian hasil

penelitian pertemuan ketiga dibandingkan dengan pertemuan sebelum-sebelumnya dan indikator keberhasilan.

d. Pertemuan keempat 1) Tahap Perencanaan

Pertemuan ke-4 dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 30 November 2013, dimana seluruh siswa hadir saat pembelajaran akuntansi. Tahap perencanaan kali ini peneliti bersama observer mendiskusikan dan membuat RPP dan dilakukannya pengacakan siswa, menyiapkan materi pengajaran dalam bentuk hand out, membuat latihan soal, menyiapkan angket untuk mengukur tingginya minat akuntansi siswa setelah intervensi tindakan, menyiapkan lembar observasi serta semua keperluan untuk observasi selama pembelajaran berlangsung. 2) Tahap Pelaksanaan

Pada pertemuan keempat ini, seluruh siswa sudah terbiasa dengan penerapan metode peer teaching. Dimana sebelum memulai pembelajaran dilakukannya pengacakan siswa pada tiap kelompok. Dan sebelum masuk materi, seluruh tutor tiap kelompok terlebih dahulu mengumpulkan PR yang telah dikerjakan di rumah. Materi yang diajarkan pada pertemuan kali ini yaitu masih mengenai laporan keuangan, hanya saja kali ini siswa membuat dan menyususn laporan keuangan dari kolom jurnal umum.

Pertemuan kali ini disebarkannya angket minat dengan tujuan untuk mengukur minat belajar akuntansi siswa setelah intervensi tindakan dengan menerapkan metode peer teaching atau tutor sebaya. Dan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan, maka peneliti memberikan tes latihan soal berbentuk esay. Latihan soal ini hanya sebagai penguat bahwa siswa telah mengerti dengan materi yang sudah dipelajari.

3) Tahap Observasi/Pengamatan

Tahap observasi ini observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode peer

teaching berlangsung. Kemudian melakukan penilaian angket setelah intervensi tindakan, dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. 4) Tahap Evaluasi dan Refleksi

Tahapan terakhir yaitu analisis dan refleksi. Dalam hal ini peneliti bersama observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran, apakah tindakan yang diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian. Kemudian hasil penelitian pertemuan keempat ini dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya dan indikator keberhasilan.

Dokumen terkait