• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Data Hasil Penelitian

2. Data Hasil Observasi

(TS) 3 (S) 4 (SS) Persentase % 7 Rasa Ingin Tahu Saya pernah mencari informasi di internet mengenai sejarah akuntansi. 6,90% 93,10% 100% Pernyataan Negatif 1 (SS) 2 (S) 3 (TS) 4 (STS) Persentase % Saya malu bertanya jika ada yang tidak saya mengerti dari pembelajaran akuntansi. 10,34% 89,66% 100% Jumlah 17,24% 182,76% 200% Rata-rata 8,62% 91,38% 100%

Rasa ingin tahu siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansi setelah adanya intervensi tindakan sangat baik sekali dengan persentase 100% siswa menjawab setuju atau ya dengan pernyataan yang diajukan. Artinya seluruh siswa mengalami peningkatan rasa keingintahuannya terhadap pembelajaran akuntansi. Peningkatan keingintahuan yang sangat signifikan ini tandai dari adanya siswa yang mulai mencari informasi mengenai sejarah akuntansi, dan sudah tidak siswa yang malu bertanya ketika ada materi yang tidak dimengertinya.

2. Data Hasil Observasi

Selain mengambil data dari hasil angket, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap kegiatan aktivitas siswa dan guru yang dituangkan ke dalam lembar observasi. Pengamatan terhadap guru dan siswa dilakukan setiap pertemuan yaitu sebanyak 4 kali selama proses pembelajaran

berlangsung. Pengamatan siswa dilakukan secara berkelompok, karena metode yang diterapkan merupakan salah satu metode belajar dengan membentuk kelompok. Kekurangan dan kelebihan data hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru dapat dilihat di bawah ini.

a. Data Observasi Siswa

Kegiatan siswa diukur menggunakan lembar observasi dengan penilaian secara perkelompok, maka didapatkan hasil bahwa jumlah keterlibatan siswa selalu meningkat pada setiap pertemuannya. Dengan bobot nilai yaitu: 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = cukup; 1 = kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini mengenai data aktivitas siswa selama proses pembelajaran yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.18 Data Aktivitas Siswa Pada Pertemuan ke-I

No. Kategori Pengamatan Skor Tiap Kelompok

1 2 3 4 5 6 1 Kesiapan mengikuti pembelajaran. 2 2 2 2 3 2 2 Tingkat pemahaman penjelasan guru. 2 2 2 2 2 2 3 Berusaha menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru.

2 2 2 3 2 2

4 Kerjasama dalam

kelompok. 2 3 3 3 3 2

5 Keaktifak tutor dalam

memimpin kelompok. 3 2 3 3 4 3 6 Keaktifan bertanya 2 3 3 2 4 2 7 Keaktifan menjawab 2 3 2 3 3 2 8 Keaktifan berpendapat 2 2 2 2 2 3 9 Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban dari soal latihan

yang diberikan guru. 10 Kondusif dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan metode peer teaching.

3 2 3 2 3 2

Jumlah 22 23 25 24 29 22

Skor Persentase 55% 56% 63% 60% 73% 55%

Jumlah Rata-rata 362%/6 = 60%

Pada tabel 4.18 di atas, terlihat bahwa penilaian lembar aktivitas siswa tiap kelompoknya mayoritas berkriteria kurang yaitu berkisar 60%-69%. Kelompok yang berkriteria kurang itu adalah kelompok 1, 2, dan 6. Sedang kelompon 3 dan 4 berkriteria cukup, dan kelompok 5 berkriteri baik. Namun jika dijumlahkan persentase rata-ratanya menjadi 60%. Artinya penilaian aktivitas siswa pada pertemuan pertama berkriteria cukup.

Kriteria cukup dalam aktivitas siswa dari hasil pengamatan perkelompok yaitu rata-rata dari kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, tingkat pemahaman siswa atas penjelasan guru, mengerjakan soal latihan, keaktifan berpendapat, dan ketepatan dalam mengumpulkan tugas.

Hampir seluruh kelompok bernilai cukup pada Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, hanya kelompok 5 yang telah memiliki kesiapan yang baik dalam mengikuti pembelajaran. Kurang siapnya siswa dalam mengikuti pembelajaran diantaranya dapat dilihat dari lamanya siswa dalam mengatur posisi duduk sesuai kelompok, ada beberapa siswa berjalan mengunjungi kelompok lainnya, dan ada beberapa siswa yang keluar untuk ketoilet.

Tingkat pemahaman yang cukup dapat diamati dari kurangnya usaha siswa dalam menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru, karena beberapa siswa terlihat asik mengobrol dengan teman sekelompoknya. Sedikit siswa yang aktif bertanya, menjawab dan berpendapat, sehingga mengakibatkan

proses pembelajaran terlihat kurang kondusif. Namun untuk kerjasama dalam kelompok dan keaktifan tutor tiap kelompok, rata-rata bernilai baik.

Kekurangan-kekurangan yang telah disebutkan di atas, akan menjadi kenadala dalam proses belajar mengajar di kelas. Namun kendala-kendala tersebut dapat peneliti maklumi karena seluruh siswa belum terbiasa dengan metode yang diterapkan. Hal ini juga dikarenakan kurangnya bimbingan secara intens oleh guru dalam hal ini peneliti kepada tiap kelompok siswa, dan hal-hal lainnya yang menjadi kekurangan guru dalam mengajar serta sebagai intropeksi guru untuk memperbaiki cara mengajarnya pada pertemuan selanjutnya.

Kemudian pada pertemuan ke-2, kekurangan pada aktivitas siswa rata-rata pada keaktifan berpendapat. Karena siswa merasa malu dan takut jika pendapatnya itu salah. Akan tetapi ada beberapa siswa yang sudah mulai berani dalam berpendapat, namun masih terlihat sangat gugup dan malu-malu. Selanjutnya pertemuan ke-3 dan ke-4 sudah tidak ada kekurangnan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Artinya kegiatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar di kelas dengan penerapan meetode peer teaching mengalami peningkatan yang dilihat dari lembar observasi siswa. Untuk lebih jelasnya mengenai data pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran.

b. Data Observasi Guru

Selain mengambil data dari kegiatan siswa, peneliti juga mengambil data dari kegiatan guru selama mengajar. Data kegiatan guru ini akan menjadi acuan untuk mengambil tindakan atau langkah selanjutnya dalam mengajar.

Tabel 4.22 Data Observasi Kegiatan Guru

No. Aspek Penilaian Nilai

1 2 3 4

1 Kegiatan Pendahuluan.

a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas.

 Memberi salam dan menyapa siswa.

 Mengabsen siswa.

b. Apersepsi. √ c. Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu

siswa (motivasi).

√ d. Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin

dicapai.

2 Kegiatan Inti.

a. Penggunaan media/alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar.

b. Menggunakan metode peer teaching.

 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dimana terdapat satu tutor pada tiap kelompok. Dan dilakukan pengacalkan siswa pada setiap pertemuannya.

 Memberi soal latihan yang berbeda pada setiap kelompok.

 Membimbing dan mengawasi pelaksaan tugas yang telah diberikan.

 Memanggil dua sampai tiga siswa dari tiap kelompok untuk mengerjakan soal di depan kelas.

 Membahas secara bersama tugas yang telah diselesaikan.

 Mereview materi yang telah dibahas.

c. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran.

√ d. Teknik menjelaskan/menyampaikan materi. √ e. Pengelolaan kegiatan belajar dengan metode

peer teaching.

f. Bimbingan kepada kelompok. √

g. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berfikir.

√ h. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan mengungkapkan pendapat.

√ i. Antusias terhadap jawaban atau pendapat

siswa.

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran. √

k. Memberikan latihan soal untuk dikerjakan di rumah.

3 Kegiatan Penutup.

a. Memberikan motivasi agar siswa lebih giat belajar.

Jumlah - 8 27 16

Skor Maksimum 68

Skor Minimal 17

Skor Rata-rata 51/68 x 100% = 75%

Data aktivitas guru selama mengajar dapat dilihat pada tabel 4.22 di atas, bahwa pada pertemuan pertama total skor penilaiannya baik dengan persentase 75%. Namun ada beberapa dari aspek yang dinilai mendapat skor 2 dengan keterangan cukup, dalam hal ini dianggap sebagai kekurangan pada guru yang harus diperbaiki pada pertemuan selanjutnya. Aspek penilaian yang kurang itu yaitu: 1) pada saat membangkitkan minat atau motivasi siswa, baik pada saat memulai pembelajaran maupun diakhir pembelajaran. 2) pemusatan perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung. 3) memberikan bimbingan kepada kelompok.

Kurangnya membangkitkan motivasi belajar siswa diawal maupun diakhir, dikarenakan jam pembelajaran yang terpakai oleh mata pelajaran sebelumnya. Sebab pada pertemuan pertama, pelajaran akuntansi berada pada jam ke-3 dan ke-4. Jadi ketika pergantian jam pelajaran, guru mata pelajaran sebelumnya tidak langsung keluar kelas. Sehingga memakai jam pelajaran akuntansi dan mengakibatkan guru dalam hal ini peneliti hanya sekedarnya sajah dalam memberikan motivasi belajar.

Sedangkan kurangnya kelemahan dalam memberi bimbingan disini yaitu ketika proses pembelajaran berlangsung, guru hanya berkeliling tanpa memberikan bimbingan yang lebih intens kepada setiap kelompok yang mengalami kesulitan. Sehingga terlihat oleh peneliti beberapa siswa tidak berusaha mengerjakan soal latihan dan asik mengobrol dengan teman sekelompoknya.

Untuk pertemuan ke-2 berdasarkan bimbingan dan arahan dari kolaborator dalam hal ini guru bidang studi, aktivitas guru dalam proses mengajar mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas guru sangat baik dengan persentase 89%. Pada pertemuan ini, guru mendatangi tiap kelompok saat menyelesaikan latihan soal yang diberikan guru. Begitupun halnya pada

pertemuan ke-3 dan ke-4, aktivitas guru dalam mengajar mengalami peningkatan sangat baik dengan persentase 96% dan 99%. Unutk lebih jelasnya data aktivitas guru dapat dilihat pada lampiran 10.

Dokumen terkait