• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengaji sebagai bagian dari Tradisi Masyarakat

BAB II TRADISI MENGAJI AL-QUR’AN DALAM KEHIDUPAN

C. Mengaji sebagai bagian dari Tradisi Masyarakat

Tradisi merupakan penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada dipercaya merupakan suatu kebenaran. Selain itu, diartikan pula sebagai adat atau kebiasaan turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan di masyarakat.13 Dalam sebuah tradisi terdapat elemen-elemen penting yang dihadapkan pada realita keragaman masyarakat itu sendiri.

12 Sunansih, “Kemampuan Membaca Al-Qur’an Bagi Anak Usia Dini Bagian dari Kemampuan Bahasa”, Artikel: Seminar Nasional Kedua Pendidikan Berkemajuan dan Mengembirakan, 642.

13 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama,2008), 1.483.

Keragaman tersebut meliputi sekte, interpretasi atau mazhab pemikiran yang terdapat di dalam masyarakat. 14

Masyarakat Indonesia memiliki banyak sekali tradisi beragam di setiap sudut daerah salah satunya adalah tradisi keagamaan. Pada dasarnya tradisi keagamaan senantiasa menjadi rutinitas masyarakat Indonesia. Akan tetapi Di jaman modern seperti sekarang ini banyak hal-hal penting yang semakin pudar, baik secara sadar maupun tidak sadar, banyak yang ditinggalkan karena dirasa tidaklah penting, padahal banyak di antara hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang sakral menyangkut kehidupan sehari-hari. Seperti halnya tradisi mengaji, yang dimaksud mengaji di sini ialah kegiatan rutin membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Mengaji memiliki arti belajar atau mempelajari. Dalam membaca kitab suci al-Qur’an dapat mempelajari, membaca, dan memahami isi dan makna dari tiap ayat al-Qur’an yang baca, perlu mengenal setiap huruf-huruf hijaiyah, dan mempelajari ilmu tajwid yakni tanda-tanda baca dalam tiap ayat-ayat al-Qur’an.

Mengaji al-Qur’an sejak dulu telah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Namun, akhir-akhir ini mengaji al-Qur’an sudah mulai ditinggalkan Umat Islam, terutama generasi muda lebih memilih sibuk bermain media sosial, game dan sibuk dengan urusan pendidikan di sekolah daripada membaca al-Qur’an. Di era yang modern ini orang tua sangatlah mempunyai peran penting akan minat seorang anak dalam belajar mengaji.

Orang tua haruslah bisa memberikan penjelasan terhadap anak bahwa selain pendidikan sekolah pendidikan mengaji di luar sekolah juga sangatlah penting. Orang tua harus tahu bahwa mengaji akan memberikan dampak positif akan perkembangan anak di masa depan. Mereka dapat

14 Bambang Pranowo, Memahami Islam Jawa (Tangerang:Pustaka Alvabet dan Indonesian Institute For Society Empowerment (INSEP), 2009), 12.

31 menyekolahkan anaknya di lembaga atau TPA (Taman Pendidikan al-Qur’an)15

Kegiatan mengaji selain mengajarkan anak untuk dapat membaca al-Qur’an, juga untuk memberikan pelajaran-pelajaran tentang agama Islam.

Mengaji ialah tempat untuk belajar berbagai norma dan aturan agama.

Kegiatan mengaji dapat menambah pengetahuan mereka akan perilaku-perilaku apa saja yang boleh mereka lakukan dan perilaku-perilaku apa saja yang tidak boleh mereka lakukan sesuai aturan agama Islam. Sehingga, dalam kegiatan ini individu dapat membedakan hal mana yang baik dan mana yang buruk.

Macam – macam tradisi yang berkembang di masyarakat dan menyertakan kegiatan pembacaan atau mengaji al-Qur’an yang masih berlangsung hingga saat ini di antaranya adalah tradisi tahlilan, Maghrib Mengaji dan pembacaan al-Qur’an dalam upacata siklus hidup seperti kehamilan dan perayaan lainnya.

1. Tradisi Tahlilan di Masyarakat

Tahlil secara bahasa berasal dari sighat mashdar dari kata “hallala”

yang bisa berarti membaca kalimat la ilaha illallah. Tahlilan (istilah Islam Jawa yang dalam bahasa Indonesia yang benar adalah ‘bertahlil’) adalah menggunakan atau memakai bacaan tahlil tersebut untuk maksud tertentu.

Pada saat ini tahlilan digunakan sebagai istilah bagi perkumpulan orang untuk melakukan do’a bersama bagi orang yang sudah meninggal, di mana bacaan tahlil menjadi inti dan puncak bacaan, berdasarkan keyakinan bahwa

“kunci pembuka gerbang surga adalah ucapan tahlil”.

Dengan berkumpulnya masyarakat dalam satu tempat di kediaman orang telah meninggal tersebut, mereka memiliki harapan agar orang yang

15 Ayu Irawan Asih,Azhar Haq, Khoirul Asyfiyak. “Komparasi Minat Mengaji Antara Anak Tlogoagung Kedungadem Bojonegoro dengan Lawang Malang.” Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 4 No.3 (2019). 105.

sudah meninggal itu diterima segala amal ibadahnya, dan diampuni segala dosa-dosanya. Harapan ini berdasarkan firman Allah dalam Q.S. al-Hasyr/59:10.16

َلََو ِّنﺎَيمِّْﻹِّبِ َنَّﻮُﻘَ بَﺳ َنيِّذَّﻟا ﺎَنِّناَﻮْخِِّّﻹَو ﺎَنَﻟ ْﺮِّفْغا ﺎَنَّ بَر َنﻮُﻟﻮُﻘَ ي ْمِّهِّﺪْﻌَ ب ْنِّﻣ اوُءﺎَﺟ َنيِّذَّﻟاَو ٌميِّﺣَر ٌفوُءَر َكَّنِّإ ﺎَنَّ بَر اﻮُنَﻣآ َنيِّذَّلِّﻟ اﻼِّغ ﺎَنِّبﻮُلُ ق ِّفِ ْلَﻌَْتَ

Artinya : “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".

Dalam ayat tersebut, selain seorang mukmin meminta ampunan bagi dirinya, juga memintakan ampunan bagi saudara seiman yang sudah terlebih dahulu meninggalkan dunia. Setelah ritual tahlilan selesai, pada umumnya tuan rumah menghidangkan makanan dan minuman untuk jama’ah yang hadir. Kadang kala masih di tambah dengan berkat atau buah tangan dalam bentuk makanan yang sudah matang. Hidangan dan pemberian ini dimaksudkan sebagai shadaqah, yang pahalanya di peruntukkan kepada orang yang sudah meninggal untuk di doakan, selain itu sebagai bentuk ungkapan rasa cinta dan ksih sayang dan silaturrahmi rohani.17

Tradisi tahlilan adalah pertemuan atau perkumpulan untuk membaca tahlil yang dilakukan masyarakat di berbagai tempat, yaitu dengan membaca surah yāsin, istigfar, tahlil, sholawat, dzikir kepada Allah Subḥanahu wa ta‘ālā dan diakhiri dengan do’a kepada Allah Subḥanahu wa ta‘ālā yang isinya agar pahala dan bacaan yang telah dibaca yang

16 Muhammad Solikhin, Ritual Tradisi Islam Jawa,(Yogyakarta, Narasi,2010) 409.

17 Muhammad Solikhin, Ritual Tradisi Islam Jawa, 409.

33 dihaajatkan kepada roh sanak saudara yang telah meninggal dunia serta memohon ampun kepadaNya.18

Tradisi tahlilan masih dilaksanakan di setiap lapisan masyarakat Indonesia. Tradisi turun temurun ini dimaknai sebagai apresiasi keimanan yang bertujuan mendekatkan manusia dengan Tuhan karena iman bisa berada pada tingkat keabstrakan yang sangat tinggi yaitu sulit ditangkap hubungannya dengan perilaku. Untuk menengahi antara iman yang sering berubah-ubah dan tingkah laku serta amal perbuatan yang masih belum sempurna harus di tingkatkan melalui ibadah.19

Berkumpul untuk melakukan tahlilan merupakan tradisi yang telah diamalkan secara turun temurun oleh mayoritas umat Islam Indonesia.

Meskipun tidak diajarkan secara langsung oleh Rasulullah Ṣalla Allāh

‘alaihi wa sallam, namun kegiatan tersebut dianggap diperbolehkan, dengan alasan bahwa tidak satupun unsur-unsur yang terdapat di dalamnya bertentangan dengan ajaran Islam, menurut para pengamalnya. Di dalam tradisi tahlilan biasanya para peserta membacakan bacaan surah Yasiin, tahlil, tahmid, tasbih dan juga surah-surah serta ayat-ayat tertentu dari al-Qur’an, sehingga dapat dikatakan bahwa tradisi ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari kegiatan pembacaan ayat-ayat al-Qur’an yang hidup dalam keseharian masyarakat muslim Indonesia yang sudah berlangsung turun temurun hingga sekarang.

2. Tradisi Maghrib Mengaji

Mengaji merupakan salah satu aktifitas ibadah yang sangat melekat dengan mmasyarakat muslim di Indonesia sejak mula berkembangnya Islam. Sejumlah rumah ibadah seperti surau, musholla, langgar, masjid, dan

18 Thohir Abdullah Al-Kaff, Status Tahlil dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits (Surabaya;

Al Ustadz Umar Baradja,1997) ,1.

19 Muhyidin Abdos Somad, Tahlil dalam Pandangan Al-Qur’an dan As-Sunnah (Kajian kitab Kuning) (Surabaya PP. Nurul Islam 2005), 7.

lain-lain senantiasa diramaikan dengan kegiatan mengaji, khususnya di waktu sore usai shalat Ashar maupun ba’da Maghrib. Bagi kaum muslim di Indonesia mengaji tak ubahnya menjadi lembaga pendidikan keagamaan nonformal bagi semua anak didik.

Arus modernisasi zaman dari perkembangan media masa elektronik pada saat ini telah melahirkan pergeseran nilai, budaya, kulturm dan tradisi masyarakat, baik di perkotaan dan lebih-lebih di pedesaan. Dan akibatnya telah melahirkan perubahan sosial yang sangat signifikan di tengah-tengah masyarakat. Imbasnya, tradisi baik pada kelompok masyarakat pada saat ini telah tergerus oleh asupan budaya dan nilai-nilai yang berseberangan dengan kondisi dan tradisi masyarakat Indonesia termasuk budaya Maghrib Mengaji.

Kebijakan pemerintah melalui Kementrian Agama RI mencoba menggalakkan kembali kegiatan pembacaan al-Qur’an secara rutin di masyarakat dalam program yang telah dirancang yaitu Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (GEMMAR MENGAJI). Program ini sungguh sebuah keinginan dari Kemenag untuk mengajak serta menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang telah dilakukan sejak dulu. Melalui Gemmar Mengaji, masyarakat muslim Indonesia perlu diingatkan dan ditingkatkan dalam mempelajari al-Qur’an, yaitu bukan hanya sekedar mengejar target lancar membaca Qur’an, tapi ditingkatkan ke arah substansi pemahaman al-Qur’an yang baik dan benar. Hal ini dirasa penting, mengingat komitmen untuk merealisasikan ajaran al-Qur’an dalam perilaku keseharian sulit terwujud.20

Gerakan mengaji pada waktu maghrib adalah langkah efektif untuk membendung budaya global dan pengaruh negativ tayangan TV. Gerakan

20 Euis Sri Mulyati, Pedoman Masyarakat Maghrib Mengaji (GEMMAR MENGAJI), (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2014), 2.

35 Maghrib Mengaji dapat dianggap sebagai langkah strategis dalam menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal yang selama ini hampir dilupakan. Misalnya, shalat berjama’ah di masjid, di musholah, dan budaya mengaji setelah shalat Ashar dan juga setelah Maghrib.

Gerakan Maghrib Mengaji juga diharapkan dapat mengembalikan identitas masyarakat muslim Indonesia yang kian pudar dan luntur karena arus globalisasi. Gerakan masyarakat Maghrib Mengaji dengan demikian sebagai salah satu upaya untuk mencintai dan melestarikan kembali tradisi dan kultur masyarakat dalam konteks keislaman dalam ke-Indonesiaan.

Kemunduran dan keterbelakangan umat Islam di berbagai bidang kehidupan selama ini banyak dipengaruhi oleh semakin jauhnya ruh dan pesan al-Qur’an. Tradisi mengaji al-Qur’an seusai shalat Maghrib yang dulu banyak dijumpai di tengah-tengah masyarakat muslim Indonesia, kini semakin lenyap oleh kebiasaan menonton televisi.21

Seperti halnya yang terjadi di wilayah Jakarta Selatan, Bapak Walikota Marullah Matali memberikan anggaran untuk salah satu program kerjanya yaitu program Maghrib Mengaji. Program ini diberlakukan untuk mencegah kenakalan remaja saat ini. Marullah menyebut masjid sebagai tempat yang aman bagi anak-anak remaja agar tidak melakukan tawuran, mengosumsi narkoba, dan melakukan kejahatan lainnya. Program ini dilakukan empat kali dalam satu bulan.

3. Tradisi Pembacaan al-Qur’an di Masa Kehamilan

Sudah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat Islam, tidak saja di Indonesia, jika sanak saudara atau seorang istri tengah hamil mencapai usia 120 hari (4 bulan), maka diadakan ritual yang disebut dengan upacara ngapati atau ngupati. Ritual ini dilaksanakan terkait dengan makna hadits

21 Fadjri Wahyu, “Pengembangan Masyarakat Islam; Program Maghrib Mengaji Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat,” Jurnal al-Fuad, Vol.1 No.2 (Januari-Juni 2018): 115-116.

yang sudah dikemukakan, bahwa pada masa usia kehamilan mencapai 120 hari atau 4 bulan maka Allah Subḥanahu wa ta‘ālā meniupkan ruh kepada janin yang ada dalam kandungan. Sementara ruh ditiupkan pada saat itu, seperti dikemukakan dalam hadits “ditentukan rizki, ajal, dan peruntungan nasibnya di dunia sampai akhirat, kecelakaannya atau kebahagiaannya”.

Hal ini menandakan di mulainya kehidupan ruh bagi sang janin. Oleh sebagian ulama pada saat kehamilan 4 bulan ini juga di jadikan patokan tidak diperbolehkannya melakukan aborsi. Tujuan dari kegiatan tradisi ini adalah memohon kepada Allah agar janin dalam kandungan dan ibunya selalu diberi keselamatan, kesehatan, dan kebahagiaan.

Tradisi empat bulanan ini dimaksudkan sebagai langkah antisipasi, memohon kepada Allah agar semuanya menjadi baik di sisi Allah Subḥanahu wa ta‘ālā. Tradisi ini di lakukan dengan berdoa sebagai rasa sikap bersyukur, ketundukan dan kepasrahan sekaligus permohonan perlindungan. Mengajukan permohonan kepada Allah Subḥanahu wa ta‘ālā agar nanti anak yang akan lahir menjadi manusia dengan organ tubuh yang lengkap, sehat, dianugerahkan rizki yang baik dan lapang, dan dapat menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Selain berdo’a kegiatan ini dilakukan dengan memberi sedekah yang di berikan kepada tetangga terdekat, anak yatim, dan sanak keluarga. Bentuk dari shadaqah bermacam-macam dari mengadakan pengajian, menyembelih kambing, hingga membagikan uang, pakaian dan sebagainya. Dengan diadakannya tradisi empat bulanan ini.22

Selain tradisi empat bulanan ada juga tradisi peringatan tujuh bulan kehamilan. Ketika kandungan kehamilan memasuki usia tujuh bulan maka masyarakat Jawa menyebutnya “wes mbobot” (sudah berbobot, atau sudah berkualitas) mengapa disebut sudah berkualitas ? karena pada usia itu,

22 Muhammad Solikhin, Ritual Tradisi Islam Jawa, 71.

37 bentuk bayi yang ada di dalam kandungan sudah sempurna. Tradisi ini juga biasa disebut dengan mitoni atau tingkepan. Disebut mitoni karena tradisi ini dilaksanakan saat kehamilan berusia tujuh bulan. Tujuh dalam bahasa Jawa adalah pitu, maka jadilah mitoni. Disebut “tingkeban” karena selamatan kehamilan usia tujuh bulan dimana “tingkeb” maksudnya adalah

“sudah genap”, yakni genap artinya sudah waktunya dimana bayi sudah bisa dianggap wajar jika lahir.

Kegiatan tradisi tujuh bulanan ini hampir sama dengan pengajian empat bulanan, yakni disamping dilaksanakan dengan mengadakan pengajian yang disertai dengan bersedekah kepada tetangga, anak yatim dan sanak saudara dengan mengharap si bayi yang ada dalam kandungan diberikan keselamatan di dunia maupun di akhirat. Akan tetapi pada sebagian msyarakat muslim saat ini, sebelum mengadakan selametan di mulai terlebih dahulu dengan mengadakan acara sima’an, yaitu pembacaan al-Qur’an 30 juz dengan di simak bersama-sama. Kemudian pada malam hari diadakan pembacaan beberapa kitab jenis al-maulid atau manaqib.

Pembacaan al-Qur’an dan kitab-kitab tersebut memiliki tujuan agar anak yang akan lahir kelak selalu menggunakan al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan dapat mentauladani Rasulullah Ṣalla Allāh ‘alaihi wa sallam serta tokoh-tokoh ulama.23

Pada kenyataannya ada banyak kegiatan pembacaan al-Qur’an yang berkembang secara turun temurun dan masih dilakukan hingga saat ini, yang menjadi bagian dari tradisi mengaji al-Qur’an dalam keseharian hidup masyarakat muslim Indonesia, seperti ditunjukkan dalam tradisi tahlilan, maghrib mengaji, dan pembacaan al-Qur’an di masa kehamilan, serta

23 Muhammad Solikhin, Ritual Tradisi Islam Jawa, 79.

kegiatan lainnya yang memperkaya dinamika al-Qur’an dengan kearifan lokal masyarakat muslim Indonesia.

39 BAB III

PROFIL WILAYAH BALEKAMBANG A. Profil Kelurahan Condet Balekambang

Kelurahan Balekambang merupakan salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Kramat Jati, Kotamadya Jakarta Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kelurahan Balekambang Jakarta Timur

Table 3.1 Batas-batas Wilayah Kelurahan Concet Balekambang Wilayah Batas- Batas Wilayah

Sebelah Utara Jalan Buluh, berbatasan dengan Kelurahan Cililitan

1 Laporan Tahunan Kelurahan Condet Balekambang, Tentang Gambaran Umum Wilayah, (Jakarta: Oktober 2009), 1

Sebelah Timur Jalan Raya Condet, berbatasan dengan Kelurahan

Batuampar dan Kelurahan Gedong Kecamatan Pasar Rebo

Sebelah Selatan

Kelurahan Gedong Kecamatan Pasar Rebo

Sebelah Barat Sungai Ciliwung, Wilayah Jakarta Selatan

Kelurahan Condet Balekambang merupakan salah satu kelurahan yang ditetapkan sebagai cagar budaya dan buah-buahan sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. D. 1-7903/A/30/1975, tertanggal 18 Desember 1975 tentang “Penetapan Kelurahan Condet Balekambang dan Kelurahan Kampung Tengah, Kecamatan Kramat Jati Wilayah Jakarta Timur, sebagai daerah buah-buahan”2.

Luas wilayah Kelurahan Condet Balekambang adalah 167,450 hektar, dengan jumlah penduduk 32.083 jiwa, dan jumlah kepadatan 19.563 jiwa/km². Kelurahan ini terbagi menjadi 5 RW dan 53 RT. Status tanah kelurahan Condet Balekambang terdiri dari:

a. Tanah Negara: 22,75%

b. Tanah milik Adat: 70,08% dan c. Tanah Wakaf: 7,16%

Dari jumlah keseluruhan luas wilayah Condet Balekambang, memiliki tanah yang di peruntukan sebagai:

a. Perumahan: 100,47 Ha

b. Pendidikan dan Peribadatan: 6,70 Ha c. Perkantoran: 7,53 Ha

2 Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Permusiuman, Culture & Heritage, cet Ke-II, (Jakarta: Dinas Kebudayaan dan Permusiuman,2005), 17.

41 d. Fasilitas Umum atau Balai Rakyat: 16,75 Ha

e. Pemakaman: 0,72 Ha

f. Kebun dan lain-lain: 35,28 Ha

Adapun untuk masalah tanah wakaf yang berada di wilayah tersebut yang di prosentasekan 7,16% umumnya di pergunakan untuk bangunan masjid dan mushola serta pemakaman umum. Sedangkan yang lainnya digunakan untuk jalan kendaraan dan tanah kepentingan umum lainnya misalnya untuk sekolah.

Pada umumnya keadaan geografis Kelurahan Condet Balekambang berbentuk tebing dengan kemiringan antara 15 sampai dengan 30 derajat.

Sebagai adanya akibat sungai Ciliwung yang melintas wilayah Kelurahan Condet Balekambang dan lokasi ini umumnya di tumbuhi pohon buahbuahan seperti salak, duku, melinjo, kecapi dan lainnya dan terkadang masih terlihat binatang jenis kera dan landak, sehingga tahun 1975 Kelurahan Balekambang ditetapkan sebagai kawasan cagar buah-buahan khas Jakarta (Betawi) di Kelurahan Condet Balekambang yang pengawasan dan pembinaannya dilaksanakan oleh pemerintah DKI Jakarta.3

Sementara itu, keadaan iklim Kelurahan Condet Balekambang seperti suhu rata-rata pertahun adalah 27 derajat celcius dengan tingkat kelembaban 80% sampai dengan 90%. Pada bulan November sampai dengan April, arah angin dipengaruhi oleh angin Muson Barat, dan pada bulan Mei sampai dengan Oktober oleh angin Muson Timur. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun adalah 2000 militer, di mana curah hujan seperti

3 Laporan Tahunan Kelurahan Condet Balekambang, Tentang Gambaran Umum Wilayah, 2.

pada umumnya tertinggi terjadi sekitar Januari dan terendah sekitar bulan September.4

B. Data Sosial dan Keagamaan

Berdasarkan data sensus kependudukan yang di keluarkan oleh Kelurahan, sampai bulan Oktober 2019 sebanyak 5.088 kepala keluarga (KK) terdiri dari KK laki-laki: 4.405 KK dan KK perempuan: 683 KK, dengan keseluruhan penduduk berjumlah 21.933 jiwa. Terdiri dari laki-laki:

11.631 jiwa dan perempuan: 10.302 jiwa. Dalam tabel berikut bisa kita lihat keadaan jumlah penduduk di Kelurahan Condet Balekambang.5

Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Berdasar Umur dan Jenis Kelamin

Umur WNI WNA Jumlah

LK PR LK PR WNA+WNI 0 – 4 2.575 1.541 1 - 4.117

5 - 9 1.258 1.369 1 - 2.628 10 – 14 1.318 1.171 - - 2.489 15 – 19 1.134 1.122 - - 2.256 20 – 24 1.022 673 - - 1.695 25 – 29 867 842 - - 1.709 30 – 34 701 655 - - 1.356 35 – 39 626 626 - - 1.252 40 – 44 539 512 - - 1.051 45 – 49 348 432 - - 780 50 – 54 441 423 1 - 865 55 – 59 389 403 - - 792

4 Titin Wirdatin, Asimilasi Sosial Budaya Komunitas Keturunan Arab di Kelurahan Balekambang Condet Jakarta Timur, Skripsi S1,. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), 49

5 Laporan Tahunan Kelurahan Condet Balekambang, Tentang Gambaran Umum Wilayah, 5.

43 60 – 64 156 173 - - 329

65 – 69 120 148 - - 268 70 – 74 78 99 - - 177 75 - Dst 56 113 - - 169 Jumlah 11.628 10.302 3 - 21.933

Jumlah prosentase penduduk menurut agama terdiri dari 97,87%

penduduk di Condet Balekambang memeluk agama Islam, 1,08% agama Kristen Protestan, 0,92% agama Hindu, dan 0,08% agama Budha. Berikut ini adalah Data Tempat Ibadah di Wilayah Kelurahan Balekambang

Tabel 3.3 Data Tempat Ibadah di Wilayah Kelurahan Balekambang

No Data Tempat Ibadah Tahun Berdiri

1 Masjid Ash-Sholihin 1994

2 Masjid Al-Ikhlas 1970

3 Masjid Al-Mabruk 1874

4 Masjid Hidayatul Musyawarah 1990

5 Masjid Darussalam 2000

6 Masjid Azzahra 2010

7 Masjid Al-Hidayah 2000

8 Masjid Nurul Huda 2011

9 Musholah Baiturrohmah 1976

10 Musholah Al-Maghfiroh 1953

11 Musholah As-Sa’dah 1980

12 Musholah Al-Barokah 1969

13 Musholah Ar-Ridwan 1970

14 Musholah An-Nur 1981

15 Musholah Al-Muttaqin 1965

16 Musholah Sa’adatul Darain 1966

17 Musholah Al-Awabin 1970

18 Musholah Darul Mu’minin 2000

19 Musholah Al-Mu’tamar 1980

20 Musholah Al-Istiqomah 1995

21 Musholah An-Nisa 1998

22 Musholah Haqul Yakin 1997

23 Musholah Nurul Haq 1985

24 Musholah Al-Amin 1960

25 Musholah Nurul Huda 1965

26 Musholah Al-Ahyar 1990

27 Musholah Al-Hikmah 1970

28 Musholah Al-Muhajirin 1970

29 Musholah Al-Farohi 2000

30 Musholah Al-Rasyid 1999

31 Musholah Al-Hidayah 1995

32 Musholah Rahmatullah 2002

33 Musholah Al-Ikhsan 2003

34 Musholah Al-Muhsinin 2004

35 Musholah Al-Mukhlasin 2004

Di wilayah kelurahan balekambang terdapat 35 lembaga-lembaga pendidikan diantaranya seperti yang tertera dibawah ini :

Tabel 3.4 Data Nama Sekolah di wilayah Kelurahan Balekambang

No Nama Sekolah Alamat

1 BKP Paud Tunas Harapan II Jl. Eretan 1 Rt.05/01

2 KB Buah Hati Jl. Dermaga No.19

3 Paud Teratai 02 Jl. Gardu RT.07/02

4 RA Al-Arif Jl. Kayu Manis No.13

45 5 RA Azzahra Al Ihsan Jl. Gardu No. 4A.

6 RA Tapak Sunan Jl. Kayu Manis Amd Rt. 003 Rw. 05 7 RA. Al-Irfan Jl. Eretan II No.97 Rt/rw. 002/001 8 SPS BKB PAUD Tunas Harapan I Jl. Rawa Elok No.70 Rt.04/01 9 SPS PAUD al-Qur’an Al-Utsmani Jl. Munggang No.6 Rt.08/01 10 SPS BKB PAUD Putra Maju JL. AMD 28 Rt.004/05 11 SPS PAUD Balkam Ceria Jl.. Gardu Kober Rt.009/.02 12 TK Global islamic school Jl. Raya Condet No.05 13 TK IT Buah Hati Jl. Dermaga No.19 Rt.10/03 14 TK Islam Nurul Hasanah Jl. Raya Condet Rt 005/02 No.5A 15 TK Islam Babul Ilmi Jl. Jembatan III No.32

16 TK Islam Amalia Jl. Kayu Manis No.8 Rt 09/3 17 TK Islam Al Fathiyah Jl. Manunggal XIII No.28 Rt.01/04 18 TK Baituth Tholibin Jl. Astawana No.68

19 TK Al Islamiyah JL. Balekambang RT.3/3

20 MAS Tapak Sunan Jl. Kayu Manis AMD 28 Rt.003/05 21 MIS Hudatul Khairiyah Jl. Masjid Al-Mabruk Rt.12/03 22 MTs Tapak Sunan Jl. Kayu Manis AMD 28 Rt.003/05 23 SDN Balekambang 03 Pagi Jl. Gardu Rt.001/02

24 SDN Balekambang 01 Pagi Jl. Rawa Elok 25 SDS Al-Fathiyah Jl. Pucung No.14A 26 SDS Global Islamic School Jl. Raya Condet No.05

27 SDS Hudatul Khairiyah Jl. Masjid Al-Mabruk Rt.12/03 28 SMAS Adi Luhur Jl. Raya Condet No.04

29 SMP Al Fathiyah Jl. Pucung No.14 30 SMP Global Islamic School Jl. Raya Condet No.05