• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRADISI MENGAJI AL-QUR AN DI CONDET KELURAHAN BALEKAMBANG JAKARTA TIMUR. Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TRADISI MENGAJI AL-QUR AN DI CONDET KELURAHAN BALEKAMBANG JAKARTA TIMUR. Skripsi"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

TRADISI MENGAJI AL-QUR’AN DI CONDET KELURAHAN BALEKAMBANG JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Winda Ayu Pertiwi NIM 111503400000295

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H / 2020 M

(2)

i Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Winda Ayu Pertiwi NIM 11150340000295

Pembimbing

Moh. Anwar Syarifuddin, M.A NIP. 197205181998031003

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H / 2020 M

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertàndatangan di bawah ini:

Nama : Winda Ayu Pertiwi NIM : 11150340000295 Fakultas : Ushuluddin

Jurusan : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Judul Skripsi : Tradisi Mengaji Al-Qur’an di Condet Kelurahan Balekambang Jakarta Timur

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya rujuk dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang belaku di UIN Syarif Hisayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil plagiasi dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya,

Jakarta, 18 September 2020

Winda Ayu Pertiwi NIM 11150340000295

(4)

dc

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul TRADISI MENGAJI AL-QUR'AN DI CONDET KELURAHAN BALEKAMBANG JAKARTA TIMUR telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Oktober 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Jakarta, 13 Januari 2021 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Eva Nugraha, M.A. Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Drs. Ahmad Rifqi Muchtar, MA Muslih, M.Ag

NIP. 19690822199703 1 002 NIP. 19721024 200312 1 002

Pembimbing,

Moh. Anwar Syarifuddin, M.A NIP. 19720518 199803 1 003

(5)

iv

ABSTRAK

Winda Ayu Pertiwi NIM 11150340000295

Tradisi Mengaji Al-Qur’an di Condet Kelurahan Balekambang Jakarta Timur.

Penelitian ini mengkaji tentang Tradisi Mengaji Al-Qur’an di Condet Kelurahan Balekambang Jakarta Timur. Pertanyaan yang akan dibahas pada penelitian ini, bagaimana tradisi mengaji di Condet Kelurahan Balekambang Jakarta Timur berlangsung. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini penulis menemukan masih terselenggaranya tradisi mengaji di masyarakat Condet Kelurahan Balekambang, seperti yang terjadi di sekolah SMK Pariwisata Adi Luhur yang mengadakan kegiatan tadarus al- Qur’an rutin setiap hari para peserta didik dapat menghafal bacaan al- Qur’an dan ilmu agama, sehingga para siswa-siswi mampu menambah bacaan al-Qur’an, hukum-hukum tajwid, dan ilmu kegamaan lainnya. Di Taman Pendidikan al-Qur’an al-Irfan juga mengadakan kegiatan belajar membaca al-Qur’an untuk kalangan anak-anak diajarkan membaca dan memahami al-Qur’an, hukum-hukum tajwid, hafalan surah-surah pada juz 30, praktik dan bacaan sholat, adab dan doa harian, menghafalkan ayat pilihan dari surah-surah tertentu yang berisi tuntunan aqidah, syari’ah, akhlak, dan ayat-ayat kauniah, Para anak-anak ini juga diajarkan pelajaran tentang keagamaan lainnya seperti fiqih, aqidah, tauhid dll. Para ibu-ibu juga mengadakan kegiatan mengaji di Majelis Ta’lim al-Irfan mereka belajar membaca al-Qur’an mulai dari iqro sampai lancar membaca al- Qur’an dengan baik dan benar, para ibu-ibu diajarkan menghafal doa sehari- hari, dan bacaan sholat yang bisa mereka amalkan, dan mereka dianjurkan untuk mengulang bacaan al-Qur’an, dan melakukan tadarus al-Qur’an dirumah masing-masing. Bapak-bapak dan anak remaja ikut serta tradisi mengaji al-Qur’an di wilayah kel. Balekambang. Setiap Kamis malam setelah sholat maghrib berjama’ah mereka mengadakan kegiatan membaca yāsin dan tahlil bersama-sama kegiatan ini dapat memperkuat tali silaturrahmi antar para jama’ah.

Kata Kunci : al-Qur’an, Masyarakat, Condet

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subḥanahu wa ta‘ālā. Atas segala nikmat, iman, jasmani dan rohani tiada henti kepadanya. Penulis meminta agar selalu diberi kesehatan, kemudahan, kesabaran dan kekuatan dalam menyelesaikan skripsi ini, berkat kasih sayang serta petunjuk dan rahmat- Nya penulis dapat mengolah data menjadi kata, menjadi kalimat serta paragraf-paragraf yang berisi ide, kemudian dari kumpulan paragraf menjadi bab-bab dan akhirnya jadilah skripsi ini.

Shalawat serta salam, senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda Rasulallah Ṣalla Allāh ‘alaihi wa sallam. Yakni Nabi Muhammad Ṣalla Allāh ‘alaihi wa sallam. Beserta keluarga dan para sahabatnya.

Sesungguhnya Beliau dan merekalah yang sangat berjasa dalam menyampaikan pesan itu sampai kepada semua saat ini.

Dalam perjalanan penelitian ini, penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul:

“Tradisi Mengaji Al-Qur’an di Condet Kelurahan Balekambang Jakarta Timur” ini tidak akan selesai dengan daya upaya penulis sendiri, tetapi dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis, akhirnya tulisan ini selesai. Maka, pada kesempatan ini penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof Dr, Amany Burhanudin Lubis, Lc., MA. Selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2019-2024. Beliau merupakan rektor perempuan pertama di UIN Jakarta. Semoga di bawah kepemimpinannya UIN semakin baik dari sisi akademis, keilmuan dan lain-lain sehingga cita-cita UIN menjadi World Class University dapat segera terwujud.

(7)

vi

2. Dr. Yusuf Rahman, MA., Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin beserta jajarannya. Semoga Ushuluddin bisa lebih baik lagi dari segala sisi, agar fakultas tercinta ini akan tetap menjadi jantungnya UIN Jakarta dan dapat bersaing dengan Fakultas UIN lainnya dari dalam maupun luar negeri.

3. Dr. Eva Nugraha, M.Ag., selaku ketua Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu al- Qur’an dan Tafsir, dan kepada seluruh dosen Fakultas Ushuluddin Khususnya Dosen Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang dengan sabar dan ikhlas telah mengajarkan dan memberikan berbagai wawasan, ilmu serta pengalaman kepada penulis.

4. Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH. Selaku dosen pembimbing akademik yang telah mendoakan dan memberi banyak masukan kepada penulis selama studi di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Moh. Anwar Syarifuddin, M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak mencurahkan waktu di tengah kesibukan yang beliau miliki. Penulis secara pribadi mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya selalu sabar membimbing, memberi masukan, arahan, saran, dan motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga beliau selalu diberikan umur panjang, selalu disehatkan badannya agar beliau bisa memberikan ilmu kepada para mahasiswa yang beliau ajarkan.

6. Kepada Kedua orang tua yang saya sayangi dan cintai Bapak Slamet Haryanto dan Mama Maryam yang tidak pernah lelah memberi dukungan, do’a, semangat yang sangat penuh, serta cinta dan kasih sayangnya kepada penulis tanpa henti. Dan tidak lupa juga untuk para kakakku Riska Maria Eka Fratiwi, Wening Ambar Pertiwi, Rachmad Agung Nugroho dan para kakak iparku Khadianto, Vikry, dan Laras Panglipur Kasih serta ponakanku Ashilah Asyamdri Nugroho mereka

(8)

selalu memberikan dukungan, dan semangat kepada penulis sampai akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada kepala sekolah SMK Pariwisata Adi Luhur Bpk Drs. Junaedi, M.M, guru agama Bpk Ahmad Budiman, M.Pd beserta para guru.

Kepada Ketua Yayasan TPA Al-Irfan dan Majelis Ta’lim Al-Irfan Ustadah H. Helwani serta para guru Kepada Ketua Masjid Nurul Huda Ustadz H. Adi Zayadi beserta para jama’ah terimakasih telah menerima penulis untuk melakukan penelitian dan meluangkan banyak waktu untuk memberikan banyak informasi kepada penulis hingga skripsi penulis berjalan dengan lancar atas dukungan dan bantuan dari kalian.

8. Kepada yang terkasih Suamiku, Bobby Kurniawan terima kasih telah menemani, memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini dengan do’a dan dukungan yang penuh kasih sayang. Semoga Allah Subḥanahu wa ta‘ālā selalu menjaganya dan melindunginya.

9. Kepada Kelurga Besar Yayasan Pendidikan Ihsaniyah terimakasih atas dukungan, arahan, dan motivasi kalian kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada Sahabat penulis, Farhani Najah, Afifah Thoyyibah, Fitri Rahmadhani yang sudah menemani, mengingatkan, memberikan dukungan, serta motivasi penulis agar selalu semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada seluruh teman-teman Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2015, khususnya kepada Sahabat Cansolku Nada Silvia, Siti Nafisah, Kholisoh Qathrunnada, Nabilah Bulqois, Fitrah Amaliah, Ulfa Fauziah, Fiza Intan, dan Munirah Humairah terimakasih telah setia menemani perjuangan semasa kuliah dan terimakasih telah mengingatkan, mensupport selama berjalannya skripsi ini dan selalu ada di saat penulis membutuhkannya.

(9)

viii

12. Dan untuk sahabat-sahabati PMII 2015 Afiyanti Harirah Astri, Dedeh, Angga, Acil, Sahal, Rizka Safrina, Duhan, Nafis, Macan dan yang lainnya yang tak bisa penulis tuliskan satu persatu, terima kasih yang selalu mengingatkan penulis untuk menyelesaikan kuliah di waktu yang tepat.

13. Kepada Keluarga PMII Komfuspertum, HMJ Tafsir Hadis 2018, HIQMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengalaman serta menjadi bagian dari perjalanan penulis saat berorganisasi. semoga Allah membalas kebaikan kalian semua, Amin.

Terakhir, semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah khazanah keilmuan bagi siapa pun yang membacanya.

Jakarta, 18 September 2020

Winda Ayu Pertiwi

(10)

PEDOMAN TRANSLITERASI

Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor: 0543 b/u/1987 1. Padana Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf

Arab Huruf Latin Keterangan

ا

Tidak dilambangkan

ب

b Be

ت

t Te

ث

es dengan titik atas

ج

j Je

ح

ha dengan titik bawah

خ

kh ka dan ha

د

d De

ذ

Ż zet dengan titik atas

ر

r Er

ز

z Zet

س

s Es

ش

sy es dan ye

ص

es dengan titik bawah

ض

de dengan titik bawah

ط

te dengan titik bawah

ظ

zet dengan titik bawah

(11)

x

ع

Koma terbalik di atas hadap kanan

غ

gh ge dan ha

ف

f Ef

ق

q Qi

ك

k Ka

ل

l El

مـ

m Em

ن

n En

و

w We

ه

h Ha

ء

Apostrof

ي

y Ye

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ـَــ A Fathah

ـِــ I Kasrah

ـُــ U Dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ـَــ Ai a dan i

(12)

و ـَــ Au a dan u 3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

اَى Ā a dengan topi di atas

يِى Ī i dengan topi di atas

وُى Ū u dengan topi di atas

4. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijāl bukan ar-rijāl, al-dīwān bukan ad- dîwân.

5. Syaddah (Tasydīd)

Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda (ـّــ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata

(

ةروﺮﻀﻟا

) tidak ditulis ad-darūrah melainkan al-darūrah, demikian seterusnya.

6. Ta Marbūtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/

(lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika tamarbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na‘t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta

(13)

xii

marbūtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

1

ﺔﻘ ﯾ ﺮط

Tarīqah

2

ﺔ ﯿ ﻣﻼﺳﻹا ﺔﻌﻣﺎﻟﺠا

al-jāmī’ah al-islāmiyyah

3

دﻮﺟﻮﻟا ةﺪﺣو

wahdat al-wujūd

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskanpermulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abū Ḥāmid al-Ghazālī bukan Abū Ḥāmid Al-Ghazālī, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al- Palimbani, tidak ‘Abd al- Samad al-Palimbānī; Nuruddin al-Raniri, tidak Nūr al-Dīn al-Rānīrī.

(14)

8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (Fi‘il), kata benda (Isim), maupun huruf (Ḥarfu) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan- ketentuan di atas

Kata Arab Alih Aksara

ُكَﻟ َلَﻌَﺟ ُهٰللّاَو

ْمُكِّسُفْ نَا ْنِّٰﻣ ْم

Wallahu jaʻala lakum min

anfusikum

ُتهبِّٰيَّطﻟا ُمُكَﻟ َّلِّﺣُا َمْﻮَ يْﻟَا

ۗ

Alyawma uḥilla lakumu al-

ṭayyibātu

ِّتهبِّٰيَّطلِّﻟ َنْﻮُ بِّٰيَّطﻟاَو َْيِّْبِّٰيَّطلِّﻟ ُتهبِّٰيَّطﻟاَو

Wa al-ṭayyibātu li al-ṭayyibīna wa al-ṭayyibūna li al-ṭayyibāti Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka.

Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu dialihaksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nūr Khālis Majīd;

Mohamad Roem, bukan Muhammad Rūm; Fazlur Rahman, bukan Fazl al- Rahmān.

9. Singkatan

Huruf Latin Keterangan

Swt Subḥanahu wa ta‘ālā

Saw Ṣalla Allāh ‘alaihi wa sallam

QS. Quran Surat

M Masehi

H Hijriah

W Wafat

(15)

xiv

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ix

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Pembatasan dan Perumuan Masalah ... 10

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

D.Tinjauan Pustaka ... 12

E.Metode Penelitian... 17

F. Sistematika Penulisan... 19

BAB II TRADISI MENGAJI AL-QUR’AN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT ... 21

A.Tradisi Mengaji Al-Qur’an Dalam Kehidupan Sehari-hari ... 21

B.Keutamaan Membaca al-Qur’an ... 25

C.Mengaji sebagai bagian dari Tradisi Masyarakat... 29

BAB III PROFIL WILAYAH BALEKAMBANG ... 39

A.Profil Kelurahan Condet Balekambang ... 39

B.Data Sosial dan Keagamaan ... 42

C.Profil Lembaga yang Diteliti ... 46

1. SMK Pariwisata Adi Luhur ... 46

2. TPA Al-Irfan dan Majelis Ta’lim Ibu-ibu Al-Irfan ... 50

3. Masjid Nurul Huda ... 51

BAB IV TRADISI MENGAJI DI KELURAHAN BALEKAMBANG ... 57

A.Program Tadarus al-Qur’an di SMK Adi Luhur ... 57

1. Praktik Kegiatan Tadarus ... 58

2. Manfaat Kegiatan Tadarus al-Qur’an ... 60

(16)

3. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan tadarus al-Qur’an

di SMK Pariwisata Adi Luhur ... 61

B.Kegiatan Belajar Mengaji di TPA Al-Irfan ... 62

1. Praktik Kegiatan Mengaji al-Qur’an ... 64

2. Manfaat Kegiatan Mengaji di TPA Al-Irfan ... 69

3. Faktor Penghambat dan Pendukung Kegiatan Mengaji di TPA Al-Irfan ... 71

C.Kegiatan Mengaji di Majelis Ta’lim Ibu-Ibu Al-Irfan ... 72

1. Praktik Kegiatan Mengaji di Majelis Ta’lim Al-Irfan ... 73

2. Manfaat Kegiatan Majelis Ta’lim Al-Irfan ... 74

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Mengaji di Majelis Al-Irfan ... 76

D.Kegiatan Mengaji Yāsin dan Tahlil di Masjid Nurul Huda ... 76

1. Praktik Kegiatan Membaca Yāsin dan Tahlil ... 77

2. Manfaat Kegiatan Yāsin dan Tahlil di Masjid Nurul Huda .... 80

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Mengaji di Masjid Nurul Huda ... 81

BAB V PENUTUP ... 84

A.Kesimpulan ... 84

B.Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN ... 93

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Batas-batas Wilayah Kelurahan Concet Balekambang ...38

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasar Umur dan Jenis Kelamin ...41

Tabel 3.3 Data Tempat Ibadah di Wilayah Kelurahan Balekambang ...42

Tabel 3.4 Data Nama Sekolah di Wilayah Kelurahan Balekambang ...43

Tabel 3.4 Data Siswa SMK Pariwisata Adi Luhur ...46

Tabel 3.6 Data Guru dan Tenaga Pendidik SMK Pariwisata Adi Luhur ...46

Tabel 3.7 Sarana dan Prasarana SMK Pariwisata Adi Luhur ...48

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kelurahan Balekambang Jakarta Timur ...38

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai umat Muslim yang beriman langkah pertama yang harus diakukan untuk mencintai al-Qur’an adalah dengan mempelajari bacaan Al- Qur’an. Al-Qur’an merupakan kumpulan firman Allah dalam satu kitab suci yang amat mulia. Ketika membacanya akan mendapat pahala dan bernilai ibadah terlebih ketika mempelajari, mendengarkan, mengajarkan, menghafalkan bahkan mengamalkannya, sungguh menjadi tabungan besar di dunia dan di akhirat sebagai umat muslim yang mendambakan rahmat dan pertolongan dari-Nya1.

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-Hijr ayat 9 :

َنﻮُظِّفﺎََلَ ُهَﻟ َّنَِّّإَو َﺮْكِّٰذﻟا ﺎَنْﻟَّزَ ن ُنَْنَ َّنَِّّإ

Artinya “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” (Q.S. al-Hijr: 9).2

al-Qur’an merupakan kitab suci yang mudah untuk dipelajari dari segi kosakata, panjang pendeknya bacaan, serta hukum-hukum tajwidnya tidak berubah dan mudah diingat serta dipraktikakan. Hal ini menjadi anugerah bagi umat Islam. Namun dalam mempelajari al-Qur’an harus memiliki guru yang kompeten di bidangnya agar bacaan benar dan sesuai dengan kaidah tajwidnya.3

1 Muhammad Makhdlori, Keajaiban Membaca Al- Qur’ān; Mengaurai Kemukjizatan Fadhilah Membaca Al-Qur’ān Terhadap Kesuksesan Anda (Yogyakarta : Diva Press 2007), 189.

2 https://tafsirweb.com/4159-surat-al-hijr-ayat-9.html, diakses pada 16/10/2019 15.37.

3 Muhammad Ilham Nur, “Ketika Al-Qur’ān Tak Lagi Diagungkan” (Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2017) 38.

(20)

Al-Qur’an di samping dianggap sebagai kitab suci, ia juga merupakan kitab petunjuk untuk umat manusia. Al-Qur’an selalu dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari bagi umat Islam dalam konteks apapun yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Islam dengan al-Qur’an sebagai pokok ajarannya, senantiasa mampu memperbaharui diri dan berkembang dalam merespon perubahan zaman. Selain itu, juga mampu berdialog dengan kondisi masyarakat yang berbeda-beda seperti yang ada di Indonesia ini. Dengan demikian tidak heran jika al-Qur’an selalu hidup dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat.4

Interaksi antara umat Muslim dengan kitab suci al-Qur’an, dalam lintas sejarah Islam, selalu mengalami perkembangan yang dinamis. Bagi umat Islam, al-Qur’an sebagai kitab suci yang menjadi pedoman hidup. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk berinteraksi dengan al-Qur’an dengan cara mengekpresikan melalui lisan, tulisan, maupun perbuatan, baik berupa pemikiran, pengalaman emosional maupun spiritual.5

Namun jika melihat perkembangan di era modern saat ini, dimana al- Qur’an mulai terasa asing dan terlupakan di hati manusia. Dunia tahu bahwa al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam, mengimaninya merupakan salah satu dari enam rukun Iman yang wajib diimani oleh setiap Muslim. Al- Qur’an merupakan fitrah dan pedoman hidup setiap Muslim yang menginginkan kebahagiaan dunia maupun di akhirat. Manusia menjalani kehidupan di dunia ini telah dibekali Allah buku petunjuk berupa kitab suci

4 Umi Nuriyatur Rohmah, dalam Artikel yang berjudul “Penggunaan Ayat-Ayat Al- Qur’an Dalam Ritual Rebo Wekasan (Studi Living Qur’an di Desa Sukoreno Kec. Kalisat Kab. Jember)” Jurnal Al Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Hadist, (Mei 2018): 66-99.

5 Ahmad Atabik. “The Living Qur’an : Potret Budaya Tahfiz Al-Qur’an Nusantara”

dalam Jurnal Penelitian Vol. 8, No. 1, Februari (2014) 162.

(21)

3 yang mulia yang mempelajari, membaca, menghafal, mengamalkannya mendapatkan pahala.6

Seperti firman Allah dalam Q.S. al-‘Alaq ayat 1-5 :

)۳( ُمَﺮْكَْلْا َكُّبَرَو ْأَﺮْ قا )٢(قَلَع ْنِّﻣ َنﺎَسْنِّْﻹا َقَلَخ )۱(َقَلَخ يِّذَّﻟا َكِّٰبَر ِّمْﺳِّبِ ْأَﺮْ قا )٥( ْمَلْﻌَ ي َْلَ ﺎَﻣ َنﺎَسْنِّْﻹا َمَّلَع )٤( ِّمَلَﻘْﻟِّبِ َمَّلَع يِّذَّﻟا

Artinya : “Bacalah, dengan nama Tuhanmu Dzat Yang Menciptakan.

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan perantara kalam. Dia mengajarkan manusia sesuatu yang tidak diketahui.7

Ayat diatas adalah ayat yang pertama turun sebagai tanda bahwa nabi Muhammad Ṣalla Allāh ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Perintah pertama Allah untuk Rasulullah adalah ‘Bacalah’. Perintah ini menunjukkan kepada bahwa untuk menguasai sesuatu harus dipelajari dan dibaca terlebih dahulu, termasuk al-Qur’an. Kitab suci umat Islam dimana ketika membacanya termasuk sebagai ibadah dan mendapatkan pahala, mampu menentramkan jiwa, obat dari segala penyakit, dan mampu memberikan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang mempunyai beraneka ragam budaya dari warisan nenek moyang yang selalu dijaga dengan kuat. Selain itu, sebagai negara yang mayoritas beragama Islam, umat Muslim di Indonesia memiliki kebiasaan mengaji al-Qur’an di setiap harinya. Dulu tradisi keluarga Islam Indonesia sering melakukan tradisi mengaji selepas maghrib menjadi hal yang dinilai ‘wajib’. dapat menjumpai di sudut-sudut kota ataupun desa, sayup-sayup suara lantunan ayat-ayat al-Qur’an saling bersahut-sahutan dari masjid ke masjid. Tradisi mengaji sering dilakukan

6 Aulia Rosada, “Sejarah Tradisi ‘Ngaji’ al-Qur’ān”, Artikel Islam Santun, (Juli 2019), 1.

7 https://tafsirweb.com/37371-surat-al-alaq.html diakses 19/10/2019 11.31.

(22)

oleh masyarakat dari berbagai usia, mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, serta anak-anak melakukan tradisi mengaji al-Qur’an. Pembacaan al-Qur’an menghasilkan pemahaman yang beragam sesuai kemampuan masing-masing, dan pemahaman tersebut melahirkan perilaku yang beragam pula sebagai tafsir al-Qur’an dalam implementasi kehidupan yang mengamalkannya, baik pada segi teologis, filosofis, psikologis, maupun kultural.8

Tapi seiring perkembangan zaman, budaya tersebut nampaknya kian hari kian luntur, bahkan budaya itu hampir hilang. Mengapa demikian ? karena perkembangan zaman dan teknologi yang menjadi penyebab lunturnya kegiatan ini. Selain itu, kesibukan pekerjaan juga menjadi faktor lunturnya tradisi ini. Pada zaman sekarang, perkembangan teknologi semakin terdepan. Manusia pada zaman millennial ini lebih sering memainkan gadget mereka dibanding membaca muṣhāf al-Qur’an. Berapa banyak kaum Muslim yang di hatinya terdapat banyak penyakit hingga akhirnya berpengaruh kepada akhlak yang dilakukan. Manusia saat ini sering merasa gelisah, akhlak yang rusak, cepat putus asa, kurangnya sopan santun terhadap sesama, malas untuk belajar agama, korupsi, seks bebas, mencuri, membunuh, dikuasai oleh hawa nafsu dan semua sifat-sifat buruk yang dikendalikan oleh setan. Itu semua karena jauh dari Allah dan tidak menjadikkan al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Sehingga tidak bisa mengendalikan diri karena terlalu terlena dengan kehidupan dunia dan melupakan kehidupan di akhirat nanti.

Al-Qur’an merupakan pedoman bagi seluruh umat muslim, akan tetapi kini budaya membaca al-Qur’an mulai memudar karena kemajuan teknologi. Banyak dari kalangan remaja yang lebih memilih untuk

8 Umi Nuriyatur Rohmah, dalam Artikel yang berjudul “Penggunaan Ayat-Ayat Al- Qur’an Dalam Ritual Rebo Wekasan (Studi Living Qur’an di Desa Sukoreno Kec. Kalisat Kab. Jember)”, 66-99.

(23)

5 membuka handphone dari pada membaca al-Qur’an. Ini merupakan salah satu contoh bahwa pembiasaan membaca dan mempelajari al-Qur’an harus kembali ditingkatan, agar peserta didik dapat mengetahui kitab suci umat muslim. Dan pembiasaan ini pasti akan sangat membutuhkan bimbingan dari guru selaku orang tua dan pendidik yang ada di lembaga pendidikan.9

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.10 Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha atau upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, berakhlak mulia dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan al-Qur’an dan Hadits, melalui bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.11

Kurikulum sebagai sistem pada dasarnya mendudukkan kurikulum sebagai bagian terpenting dalam sistem pendidikan. karena sistem pendidikan merupakan bagian dari sistem kehidupan maka tidak bisa di pisahkan diantara keduanya. Penerapan kurikulum di sekolah sebagai sistem kehidupan akan memberi kontribusi terhadap pendidikan generasi muda agar dapat hidup di tengah masyarakat dengan baik. Terdapat di sejumlah sekolah di Jakarta yang menerapkan sistem Kurikulum Berbasis

9 Lilis Suryawati, “Pembiasaan Tadarus al-Qur’an dalam meningkatkan kualitas membaca al-Qur’an siswa di MTs Negeri 2 Tuluangung” (Skripsi S1., IAIN Tuluangung, 2017), 2.

10 Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I, Pasal 1, Ayat 1.

11 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. V (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), 21.

(24)

Al-Qur’an (KBQ) sebagai suatu sistem kurikulum yang cukup realistik dan rasional jika dikembangkan. Al-Qur’an yang memiliki sifat ajaran yang dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari memungkinkan konsep ajarannya dapat diturunkan ke dalam kata kerja operasional dan indikator kompetensi kurikulum. Aspek ini lebih kuat dari pada ajaran moral manapun karena mengandung harapan akan pahala dan rasa takut akan murka dari Allah Subḥanahu wa ta‘ālā, sehingga dampaknya lebih konsisten berkesinambungan. Dalam konteks ini, al-Qur’an dapat diposisikan untuk digali dan dengan bebas diapresiasi oleh anak didik.

Masalahnya tentu saja harus diperkuat dalam prinsip metode penafsiran al- Qur’an.12

Melihat kondisi umat muslim sekarang ini masih banyak remaja maupun anak-anak yang tidak pandai baca tulis al-Qur’an, besar kemungkinan hal itu disebabkan kurangnya perhatian dan motivasi yang diberikan keluarga terhadap anak. Selain itu muatan kurikulum yang ada di lembaga pendidikan formal (sekolah) yang hanya memberikan porsi yang sedikit terhadap pelajaran tulis baca al-Qur’an merupakan faktor yang turut mempengaruhi kurangnya kemampuan siswa dalam baca tulis al-Qur’an.

Rendahnya motivasi belajar siswa dalam pelajaran Agama Islam khususnya materi al-Qur’an telah menjadi permasalahan bagi guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Adi Luhur Jakarta Timur.

Kenyataannya masih banyak siswa yang belum mampu membaca al- Qur’an secara benar dan fasih sesuai dengan kaidah hukum-hukum dalam ilmu tajwid. Penerapan program sekolah tentang diberlakukannya Kurikulum Berbasis Al-Qur’an (KBQ) dengan program tadarus al-Qur’an

12 Ahmad Yani. “Kurikulum berbasis al-Qur’an (KBQ) alternatif pengembangan sekolah unggulan” Artikel Staf Pengajar Universitas Pendidikan Indonesia dan sekarang Pengurus Pusat Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN), (Juli 2015):7- 10.

(25)

7 secara bersama-sama di dalam mushola pada pagi hari sebelum jam pertama pelajaran berjalan. Masih banyak kendala yang dialami oleh guru agama terhadap persiapan program tadarus ini salah satunya ialah masih ada peserta didik yang masih bermalas-malasan untuk mengikuti program sekolah tersebut. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan para siswa untuk menyetor hafalan yang sudah di ajarkan di kelas maupun pada saat program tadarus dilakukan dan beberapa siswa masih ada yang tidak membawa buku juz ‘amma. Alasannya karena mereka lupa atau buku juz ‘amma itu hilang.

Kurangnya kesadaran para siswa untuk berkumpul setiap pagi sebelum program tadarus itu dimulai seperti halnya teman-teman yang lain.

Siswa kurang serius dalam mengikuti pelajaran sehingga suasana kelas tampak pasif, umumnya mereka hanya mendengar saja penjelasan atau ceramah dari gurunya, siswa cenderung tidak berani bertanya tentang pelajaran yang belum dipahaminya dan tidak terbiasa mengajukan gagasan yang bermanfaat bagi dirinya, serta tidak mampu ketika para siswa disuruh untuk membaca ayat-ayat al-Qur’an karena para siswa masih kurang menguasai pengetahuan tentang ilmu tajwid. Diantara sekolah umum yang berada di sekitar Condet Kelurahan Balekambang penulis hanya menemukan SMK Pariwisata Adi Luhur yang melakukan kegiatan tadarus al-Qur’an rutin setiap hari. Dari penjelasan diatas maka penulis tertarik meneliti SMK Pariwisata Adi Luhur.

Orang tua harus ikut andil dalam meningkatkan kecintaan al-Qur’an terhadap anak remaja. Langkah pertama yang harus dipersiapkan orang tua terhadap anak- anaknya yaitu membaca al-Qur’an dan memahami maknanya. Al-Qur’an adalah kitab suci yang paling sempurna diturunkan Allah, yang isinya mencakup sebagai pokok-pokok syari’at yang tidak terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Oleh karena itu setiap orang yang mempercayai al-Qur’an, akan bertambah cinta

(26)

kepadanya, cinta untuk membaca, untuk mempelajari dan memahaminya.

Hal itu mengingat al-Qur’an telah dijamin oleh Allah Subḥanahu wa ta‘ālā.

tidak dapat dipalsukan dan terpelihara keasliannya.13

Pengajaran al-Qur’an pada tingkat pertama berisi pengenalan huruf hijaiyah dan kalimat (kata). Selanjutnya diteruskan dengan memperkenalkan tanda-tanda baca. Sebaiknya tentu kata yang terdapat dalam al-Qur’an itu sendiri yang digunakan sebagai bahan. Melatih dan membiasakan mengucapkan huruf Arab dengan makhrajnya yang betul pada tingkat permulaan, akan membantu dan mempermudah mengajarkan tajwid dan lagu pada tingkat membaca dengan irama. Cara mengucapkan huruf dan kalimat Arab itu tidak mudah bagi anak-anak, karena itu bukan bahasa ibunya. Itu sebabnya perlu latihan dan pembiasaan. Guru-guru yang sudah kompeten dalam mengajarkan al-Qur’an mereka mengajarkan muridnya dengan cara membaca lancar dengan lagu atau nagham, itu akan diajarkan setelah mereka sudah mengenal bacaan al-Qur’an. Mereka diberikan pengertian dan sugesti agar mereka senang membaca dan menulis al-Qur’an. Dan mengajarkan mereka agar bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan tajwid dan makharijul hurufnya.14

Seperti firman Allah dalam Q.S. al-Muzammil ayat 4 :

ًﻼيِّتْﺮَ ت َنآْﺮُﻘْﻟا ِّلِّٰتَرَو ِّهْيَلَع ْدِّز ْوَأ

Artinya : “Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan”. 15

13 Enjang Eko Milliawati, “Pengaruh Kebiasaan Tadarus Al-Qur’ān Terhadap Kelancaran Membaca Al-Qur’ān Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek”

(Skripsi S1., IAIN Tuluangung, 2017), 3.

14 Eva Septiani. “Peran guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa MIN 4 Tulungagung” (Skripsi S1., IAIN Tuluangung, 2018), 5.

15 https://tafsirweb.com/11500-surat-al-muzzammil-ayat-4.html diakses 19/10/2019 12.27

(27)

9 Akan tetapi masih ada juga masyarakat yang masih menjalankan tradisi wajib mengaji ini, seperti yang terjadi di masyarakat Condet Kelurahan Balekambang. Masih banyak anak Muslim di daerah ini yang masa kecilnya dihabiskan dengan belajar al-Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) pada sore hari, mereka mengaji TPA sembari mengeyam pendidikan di Sekolah Dasar. Seperti halnya di Yayasan Pendidikan Taman Pendidikan al-Qur’an al-Irfan yang berada di Kelurahan Balekambang ini. Banyak kalangan anak-anak kecil berbondong-bodong datang untuk mengaji al- Qur’an. Tradisi ini harus terus dipertahankan, jangan sampai luntur oleh kemajuan teknologi. Jika setiap Muslim menghabiskan jatah masa anak- anaknya dengan belajar al-Qur’an maka bisa dipastikan pada fase-fase pertumbuhan selanjutnya anak tersebut bisa dengan lancar mengaji al- Qur’an. Disini peran orang tua sangat penting agar generasi Muslim tidak lepas dari al-Qur’an, agar generasi muslim sejak dini sudah diajarkan untuk mencintai al-Qur’an dan semangat dalam mempelajari dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tak hanya anak-anak yang masih menjalani tradisi wajib mengaji, ibu- ibu yang tergabung dalam majelis ta’lim al-Irfan setiap hari kamis juga mengadakan kegiatan mengaji al-Qur’an yang dipimpin oleh seorang ustadzah. Kegiatan tradisi mengaji juga diterapkan di masjid Nurul Huda Kelurahan Balekambang. Sehubungan dengan ini peneliti memandang bahwa begitu pentingnya belajar agama, terutama sebagai generasi penerus umat Islam harus mampu memahami, mempelajari, mengajarkan, membaca, dan mengamalkan kitab sucinya yaitu al-Qur’an, sehingga tradisi wajib mengaji tidak dilupakan oleh masyarakat dimasa yang akan datang.

Dari semua argumen di atas penulis memilih judul :

“TRADISI MENGAJI AL-QUR’AN DI CONDET KELURAHAN BALEKAMBANG JAKARTA TIMUR”

(28)

B. Pembatasan dan Perumuan Masalah

Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini, maka diberi identifikasi, batasan serta rumusan masalah yang akan dibahas.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat di identifikasi beberapa permasalahan yang timbul kemudian. Adapun permasalahan tersebut yaitu:

Dari hasil analisis penelitian terdahulu kebanyakan meneliti tentang pengertian al-Qur’an, kegunaan al-Qur’an, kemukjizatan al-Qur’an, metode tahfidz di sekolah, program tadarus di sekolah, kurikulum mengenai al-Qur’an di sekolah. Tradisi mengaji di sebuah pesantren. Penggunaan ayat al-Qur’an, untuk penyembuhan, atau ritual tertentu, Peran guru dalam meningkatkan membaca al-Qur’an, tradisi ayat tertentu dalam kegiatan acara keagamaan.

Banyak dari kalangan remaja yang lebih memilih untuk membuka handphone dari pada membaca al-Qur’an. Ini merupakan salah satu contoh bahwa pembiasaan membaca dan mempelajari al-Qur’an harus kembali ditingkatan, agar peserta didik dapat mengetahui kitab suci umat muslim.

Melihat kondisi umat muslim sekarang ini masih banyak remaja maupun anak-anak yang tidak pandai baca tulis al-Qur’an. dan dari kalangan orang tua juga masih banyak yang buta dengan bacaan al-Qur’an.

Untuk itu penulis akan meneliti lebih lanjut apakah tradisi mengaji di masyarakat masih di lestarikan atau tidak, dan bagaimana tradisi mengaji al-Qur’an di Condet Kelurahan Balekambang Jakarta Timur berlangsung.

2. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Setelah dilakukan pengidentifikasian masalah, kemudian yang menjadi fokus penelitian disini ialah tradisi mengaji al-Qur’an di Condet Kelurahan

(29)

11 Balekambang Jakarta Timur berlangsung. Apa Pengaruh dari Kegiatan Membaca dan Memahami al-Qur’an dalam Kehidupan Mereka.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis membatasi pembahasan yaitu : Dari pembatasan masalah tersebut, maka pokok masalah dalam pembahasan skripsi ini dapat dirumuskan, yaitu :

“Bagaimana Tradisi Mengaji Al-Qur’an di Condet Kelurahan Balekambang Jakarta Timur Berlangsung ?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menujukkan adanya suatu hal yang diperbolehkan setelah penelitian selesai. Dengan demikian pada dasarnya tujuan penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan diperoleh setelah selesai penelitian.16

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk memenuhi tugas akhir (skripsi) perkuliahan dalam rangka persyaratan dalam memperoleh S1 (strata 1) dan gelar S.Ag

2. Untuk mendapatkan data empiris mengenai kebiasaan masyarakat dalam menjalankan tradisi wajib mengaji.

3. Untuk mengetahui berapa banyak lembaga yang masih mengadakan tradisi wajib mengaji di Kelurahan Balekambang.

4. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an siswa siswi SMK Adi Luhur dan Murid-murid TPA Al-Irfan dalam kegiatan program tadarus.

5. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an di kalangan ibu-ibu majelis ta’lim.

6. Untuk mengetahui efektifitas tradisi mengaji bagi masyarakat Condet Kelurahan Balekambang Jakarta Timur.

16 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Penelitian dan Aplikasinya (Bogor, Ghalia Indonesia, 2002), 44.

(30)

Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penulisan ini adalah : 1. Manfaat akademis

Memberikan pengetahuan terbaru mengenai hal-hal terkait Tradisi Mengaji di Condet Kelurahan Balekambang Jakarta Timur

2. Manfaat praktis

Hasil studi ini diharapkan menjadi sebuah referensi baru di dalam perpustakaan sebagai bahan rujukan dalam bidang akademis.

D. Tinjauan Pustaka

Sepanjang ini belum ada peneliti yang khusus mengkaji masalah Tradisi Mengaji di Condet Kelurahan Balekambang Jakarta Timur. Untuk itu, peneliti terlebih dahulu mencari penelitian-penelitian sebelumnya baik itu berupa skripsi, tesis, jurnal, artikel, maupun buku yang memiliki kemiripan tema serta judul dengan rencana penelitian yang saya ini. Dari hasil penelitian tersebut, penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang memiliki kemiripan tema serta judul, diantaranya adalah:

Ahmad Yani, Artikel dengan judul “Kurikulum berbasis al-Qur’an (KBQ) alternatif pengembangan sekolah unggulan”. Ia menjelaskan bagaimana al-Qur’an mengemas konsep dasar tentang pendidikan manusia, dan apakah kurikulum berbasis al-Qur’an merupakan kosep realistik dan nasional ?. penelitian ini bermanfaat bagi kalangan penyelenggara sekolah yang merintis lembaganya untuk menjadi sekolah unggulan. Terminologi sekolah unggulan mengacu pada sekolah alternatif yang menggunakan kurikulum terpadu, misalnya sekolah yang mengabungkan kurikulum sekolah ‘umum’ dengan kurikulum sekolah ‘madrasah’.17

Umi Nuriyatur Rohmah, dalam Artikel yang berjudul “Penggunaan Ayat-Ayat al-Qur’an Dalam Ritual Rebo Wekasan (Studi Living Qur’an di

17 Ahmad Yani. “Kurikulum berbasis al-Qur’an (KBQ) alternatif pengembangan sekolah unggulan” (Juli 2015), 7-10.

(31)

13 Desa Sukoreno Kec. Kalisat Kab. Jember)”. Ia menjelaskan tentang Ritual Rebo wekasan dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada hari rabu terakhir bulan Shafar. Tujuan dilaksanakannya ritual tersebut adalah untuk menolak musibah yang turun pada hari rabu terakhir bulan Shafar. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab tajwid Madura, Allah menurunkan 320.000 malapetaka pada hari rabu terakhir bulan Shafar. Barang siapa yang menunaikan shalat sebanyak empat raka’at, dan tiap raka‟at setelah membaca surah al-fatihah, membaca surat al-Kausar sebanyak tujuh belas kali, kemudian surat al-Ikhlas sebanyak lima kali, serta surat al-Falāq dan an-Nās satu kali, kemudian membaca do’a dan membuat jimat. Maka Allah akan melindunginya dari malapetaka yang turun pada hari tersebut.

Sedangkan penggunaan ayat-ayat al-Qur’an, terletak pada dua pelaksanaan;

pertama, dalam shalat talak bala’ dibacakan empat surat didalamnya, yaitu surat al-Kausar, surat al-Ikhlas, surat al-Falāq dan surat an-Nās. Kedua, dalam tulisan jimat, terdapat potongan-potongan ayat al-Qur’an yaitu Surat Yāsin ayat 58, Surat al-Shaffāt ayat 79-80, Surat al-Shaffāt ayat 109-110, Surat al-Shaffāt ayat 130-131, Surat az-Zumar ayat 73, Surat al-Rād ayat 24, dan Surat al-Qadr ayat 5.18

Ahmad Atabik, dalam jurnal yang berjudul “The Living Qur’an : Potret Budaya Tahfiz al-Qur’an Nusantara”. Ia menjelaskan tentang aktifitas tahfîdz bagi komunitas pesantren tampak sudah biasa. Namun bagi para peneliti living Qur’an, aktivitas ini menjadi sangat menarik mengingat aktifitas tersebut dilakukan secara terus menerus dan pada waktu-waktu tertentu. Studi living Qur’an adalah kajian atau penelitian ilmiah tentang berbagai peristiwa sosial terkait dengan kehadiran al-Qur’an atau keberadaan al-Qur’an di sebuah komunitas muslim tertentu. Dari sana pula

18 Umi Nuriyatur Rohmah, dalam Artikel yang berjudul “Penggunaan Ayat-Ayat Al- Qur’an Dalam Ritual Rebo Wekasan (Studi Living Qur’an di Desa Sukoreno Kec. Kalisat Kab. Jember), 66-99.

(32)

akan terlihat respons sosial (realitas) komunitas muslim untuk membuat hidup dan menghidup-hidupkan al-Qur’an melalui sebuah interaksi yang berkesinambungan.19

Eva Nugraha, Jurnal dengan judul “Living Mushaf : Penelusuran atas Sakralitas Penggunaan Mushaf dalam Keseharian”. Ia memaparkan tentang mengapa umat Islam saat ini memberikan sifat kesucian pada penggunaan mushaf dalam keseharian mereka. Ia menyimpulkan bahwa Untuk kondisi saat ini ekspresi atas kesakralan mushaf al-Qur’an terlihat dari pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sumpah jabatan, dan terlihat pada simbol keindahan serta keagungan yang dituangkan oleh para seniman kaligrafi dan illuminasi mushaf. Dengan demikian, budayalah yang telah membentuk keimanan kaum Muslimin al-Qur’an bertambah, sehingga ia bisa lebih mudah dibaca, dipahami dan diamalkan untuk menjadi orang yang bertaqwa.20

Eva Septiani, Skripsi dengan judul “Peran guru dalam meningkatkan kemampuan membaca AlQur’an siswa MIN 4 Tulungagung”. Ia menjelaskan tentang peran guru dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an di MIN 4 Tulungagung. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi peran guru dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa MIN 4 Tulungagung.21

Iyan Robiansyah, Skripsi dengan judul “Living Qur’an dalam Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Masyarakat Banten (Studi Terhadap Pelaksanaan Panjang Mulud di Kota Serang)”. Ia menjelaskan bagaimana Tradisi perayaan maulid Nabi dijadikan sebagai salah satu unsur kebudayaan bagi

19 Ahmad Atabik. “The Living Qur’an : Potret Budaya Tahfiz Al-Qur’an Nusantara, 168.

20 Eva Nugraha, “Living Mushaf : Penelusuran atas Sakralitas Penggunaan Mushaf dalam Keseharian”. Ilmu Ushuluddin Vol.1 No.5 (Januari 2013) 439.

21 Eva Septiani. “Peran guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa MIN 4 Tulungagung” 5.

(33)

15 umat Islam. Sehingga maulid bukan lagi menjadi perkara yang harus dilarang, melainkan harus dikembangkan secara ilmiah. Di era modern ini banyak kalangan umat Islamyang menjadikan perayaan maulid sebagai sarana ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Subḥanahu wa ta‘ālā, serta mengagungkan Nabi Muhammad Ṣalla Allāh ‘alaihi wa sallam.

melalui syair-sya'ir dalam kitab barzanji yang dilandasi dengan al- Qur’an dan Hadits. Di samping itu, maulid juga dijadikan sebuah kebutuhan sosial sebagai asas kebersamaan bagi pemerintah dan masyarakat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk pelaksanaanMaulid Nabi di Kota Serang?, Bagaimana cara merayakan Maulid Nabi di Kota Serang? Dan Sejauh mana implementasi masyarakat dalam tradisi mengaji ayat-ayat al-Qur’an?.22

Lilis Suryawati, Skripsi dengan judul “Pembiasaan Tadarus al-Qur’an dalam meningkatkan kualitas membaca al-Qur’an siswa di MTs Negeri 2 Tuluangung”. Ia menjelaskan tentang Bagaimana proses pelaksanaan pembiasaan tadarus al-Qur’an siswa di MTsN 2 Tulungagung, Bagaimana metode pembiasaan tadarus al-Qur’an siswa di MTsN 2 Tulungagung, dan Mengapa diadakan pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTsN 2 Tulungagung.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh berkurangya kesadaran masyarakat islam akan pentingnya belajar terutama belajar al-Qur’an. Selain itu, kurangnya pengetahuan mereka tentang al-Qur’an yang menjadikan masyarakat enggan mempelajarinya, padahal al-Qur’an menjadi pedoman utama umat islam dalam menjalankan kehidupan di dunia.23

22 Iyan Robiansyah, “Living Qur’an dalam Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Masyarakat Banten (Studi Terhadap Pelaksanaan Panjang Mulud di Kota Serang)” (Skripsi S1., IAIN Sultan Hasanuddin, Banten, 2016), 1.

23 Lilis Suryawati. “Pembiasaan Tadarus al-Qur’an dalam meningkatkan kualitas membaca al-Qur’an siswa di MTs Negeri 2 Tuluangung,” 2.

(34)

Musbah, Skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur’an Murid kelas IV dengan Menggunakan Metode Hattawiyah di Sekolah Dasar Negeri 012 Pulau Beralo Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi”. Dalam skripsinya ia menjelaskan tentang bagaimana upaya meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an murid kelas IV dengan menggunakan metode Hattawiyah di Sekolah Dasar Negeri 012 Pulau Beralo Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an bagi murid dan bagi guru sendiri berguna sebagai usaha memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan dan meningkatkan kemampuan guru untuk menciptakan proses belajar dan mengajar yang efektif dan efisien serta meningkatkan kualitas sekolah melalui peningkatan kualitas pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi pembelajaran membaca al-Qur’an.24

Rita Sulistiana, Skripsi dengan judul “Penanaman Cinta al-Qur’an Melalui Tadarus pada Siswa MTs Ma’arif NU Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas”. Ia membahas tentang Bagaimana penanaman cinta al-Qur’an Melalui tadarus pada sisws MTs Ma’arif NU 1 Purwokerto Barat. Dengan kegiatan tadarus di pagi hari pukul 06.45-07.00 WIB membekali siswa untuk belajar membaca al-Qur’an yang benar dan baik sesuai dengan makhoijul huruf, syiar islam melalui tadarus dan juga dapat mendisiplinkan siswa agar berangkat awal untuk tadarus. Dengan diadakannya penanaman cinta al-Qur’an melalui tadarus adalah memperoleh dampak positif yang akan dirasakan dari membaca al-Qur’an sangat besar bagi masing-masing individu, Salah satu upaya untuk mencapai Visi dan Misi sekolah. Serta

24 Misbah.“Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Murid kelas IV dengan Menggunakan Metode Hattawiyah di Sekolah Dasar Negeri 012 Pulau Beralo Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi” Skripsi S1, UIN Sultan Syarif Qasim, Riau, 2010), 10.

(35)

17 pemberian motivasi bagi siswa untuk meningkatkan minat membaca al- Qur’an sebagai generasi umat Islam.25

Marzuki, Thesis dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca al- Qur’an dengan Menggunakan Strategi Mengulang (Rehearsal Strategies) dan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tanah Pasir Kabupaten Aceh Utara”. Ia menjelaskan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan guna perbaikan proses pembelajaran terhadap peningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an pada siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tanah Pasir.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk Mengetahui peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an siswa sebelum pelaksanaan strategi mengulang dan penggunaan media audio visual, Mengetahui pelaksanaan strategi mengulang dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an pada siswa kelas VIII, Mengetahui penggunaan media audio visual dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an pada siswa kelas VIII, dan Mengetahui peningkatan kemampuan membaca al- Qur’an siswa sesudah pelaksanaan strategi mengulang dan penggunaan media audio visual.26

E. Metode Penelitian

Dalam membahas masalah-masalah dalam penelitian ini, diperlukan suatu penelitian dalam pendekatan kualitatif untuk memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dan gambaran dari masalah

25 Rita Sulistiana, Skripsi dengan judul “Penanaman Cinta Al-Qur’an Melalui Tadarus pada Siswa MTs Ma’arif NU Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas” Skripsi S1, IAIN Purwokerto, 2018), 18.

26 Marzuki. “Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an dengan Menggunakan Strategi Mengulang (Rehearsal Strategies) dan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tanah Pasir Kabupaten Aceh Utara” Thesis S2, IAIN Sumatera Utara, Medan, 2012) 8.

(36)

tersebut secara jelas. Ada beberapa metode yang akan penulis gunakan antara lain:

1. Jenis dan model penelitian

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan ini adalah sumber datanya diambil dari objek penelitian secara langsung di daerah penelitian.27 Penelitian ini dipusatkan di empat lokasi yaitu di SMK Adi Luhur, TPA Al-Irfan, Majelis Ta’lim Al- Irfan, dan Masjid Nurul Huda ini semua berada di Condet Kelurahan Balekambang Jakarta Timur.

2. Sumber data

Penelitian primer yaitu data yang di dapat dari hasil wawancara langsung dengan guru-guru dan para murid yang mengikuti tradisi wajib mengaji. Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara secara mendalam dengan menggunakan pokok-pokok permasalahan sebagai pedoman wawancara. Pokok-pokok tersebut guna menghindari terjadinya penyimpangan dari waktu penelitian selama wawancara.28

Penelitian sekunder dalam penelitian ini data yang digunakan penulis adalah data yang dilihat dari keseharian masyarakat dalam menjalankan tradisi wajib mengaji, pada waktu penelitian dimulai data telah tersedia.29

3. Teknik pengumpulan data

Setelah pengumpulan data yang cukup, baik dari sumber primer maupun sekunder, maka selanjutnya kata-kata tersebut diolah agar menjadi sebuah teori yang matang dan siap pakai. Untuk mengolah data tersebut penulis

27 Yayan Sopyan, Pengantar Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2010), 32, https://scholar.google.com/scholar?cluster=18344327652629096592

&hl=en&oi=scholarr.

28 M. Ali, Konsep dan Eksistensi Kafa’ah Nasab dalam Perkawinan Masyarakat Keturunan Arab (Studi Tentang Masyarakat Keturunan Arab di Kecamatan Condet Jakarta Timur), Skripsi S1, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015), 48.

29 Tomi Hendra Purwaka, Metodelogi Penelitian Hukum, (Jakarta, Universitas Atmaja,2007) 29.

(37)

19 menggunakan teknik analisis isi, menurut B. Berelson sebagaimana dikutip oleh Hasan Sadily analisis isi yaitu suatu teknik penyelidikan yang berusaha untuk menguraikan secara objektif, sistematis, dan kuantitatif isi yang termanifestaskan dalam suatu komunikasi.30

a. Menggunakan metode observasi, yaitu dengan cara mengadakan analisa, pengamatan dan pencatatan secara teperinci serta sistematis dari keempat lembaga yang sudah diteliti.

b. Interview (wawancara) adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan bertanya dan mendengarkan jawaban langsung dari sumber utama data.31

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini menjadi sistematis, maka penulis membagi skripsi ini kedalam lima bab yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun sistematikanya adalah sebagi berikut:

Bab pertama adalah Pendahuluan yaitu Pembahasan mengenai Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah yang berisi Identifikasi Masalah dan Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian yang berisi Manfaat Akademis, dan Manfaat Praktis, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian berisi tentang Jenis dan Model Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, dan yang terakhir Sistematika Penulisan.

Bab kedua adalah Tradisi Mengaji al-Qur’an dalam kehidupan masyarakat yang berisi tentang Keutamaan Membaca al-Qur’an, Mengaji sebagai bagian dari Tradisi Masyarakat berisi tentang Tradisi Tahlilan di Masyarakat, Tradisi Maghrib Mengaji dan Tradisi Pembacaan al-Qur’an di Masa Kehamilan

30 M. Alfatih Suryadilaga,dkk, Metodelogi Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2005), 76.

31 Ronny Kountur, Metode Penelitian: Untuk Penelitian Skripsi dan Tesis, (Jakarta:

Penerbit PPM, 2004), 186.

(38)

Bab ketiga Profil Wilayah Condet Kelurahan Balekambang yang berisi tentang Profil Kelurahan Condet Balekambang, Data Sosial dan Data Keagamaan, Profil Lembaga yang Diteliti berisi tentang SMK Adi Luhur yang di dalamnya berisi Sejarah SMK Pariwisata Adi Luhur, Jurusan dan Ekstrakulikuler dan Sarana dan Prasarana, TPA Al-Irfan dan Majelis Ta’lim Al-Irfan berisi tentang Sejarah Berdirinya TPA dan Majelis Ta’lim Al-Irfan, Masjid Nurul Huda berisi tentang Sejarah Berdirinya Masjid Jami’ Nurul Huda, Visi dan Misi, Struktur Kepengurusan dan Program Kegiatan

Bab keempat Kegiatan Wajib Mengaji Kelurahan Balekambang di dalamnya terdapat Kegiatan Wajib Mengaji di Kelurahan Balekambang, pada bagian Sub bab terdapat Kegiatan Tadarus al-Qur’an di SMK Pariwisata Adi Luhur di dalamnya berisi Praktik Kegiatan Tadarus, Manfaat Kegiatan Tadarus al-Qur’an dan Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Tadarus a al-Qur’an l-Qur’ān di SMK Pariwisata Adi Luhur.

Kegiatan Belajar Mengaji di TPA Al-Irfan di dalamnya berisi Praktik Kegiatan Mengaji al-Qur’an, Manfaat Kegiatan Mengaji di TPA Al-Irfan, Faktor Penghambat dan Pendukung Kegiatan Mengaji di TPA Al-Irfan.

Kegiatan Mengaji di Majelis Ta’lim Ibu-Ibu Al-Irfan berisi tentang Praktik Kegiatan Mengaji di Majelis Ta’lim al-Irfan, Manfaat Kegiatan Majelis Ta’lim al-Irfan, Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Mengaji di Majelis Ta’lim al-Irfan. Kegiatan Mengaji di Masjid Nurul Huda berisi tentang Praktik Kegiatan Membaca Yāsin dan Tahlil , Manfaat Kegiatan Yāsin dan Tahlil di Masjid Nurul Huda dan Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Mengaji di Masjid Nurul Huda

Bab kelima Penutup, dalam bagian ini terdapat kesimpulan menjawab semua masalah yang diangkat dan saran untuk penggunaan praktis dan penelitian selanjutnya. Terdapat juga Bibliografi dan Lampiran

(39)

21 BAB II

TRADISI MENGAJI AL-QUR’AN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

A. Tradisi Mengaji Al-Qur’an Dalam Kehidupan Sehari-hari

Tradisi Mengaji al-Qur’an Dalam Kehidupan Sehari-hari merupakan bagian dari living Qur’an, Ditinjau dari makna bahasa, Living Qur’an adalah gabungan dari dua kata yang berbeda, yaitu living yang berarti

‘hidup’ dan Qur’an yang berarti kitab suci umat Islam. secara istilah living Qur’an bisa diartikan dengan ‘(teks) al-Qur’an yang hidup di masyarakat’.

1 Living Qur’an yaitu pembahasan atau penelitian ilmuah tentang suatu peristiwa yang terkait dengan al-Qur’an. Ada beberapa fungsi al-Qur’an yang biasa dipraktekkan di tengah masyarakat. Al-Qur’an kerap berfungsi sebagai terapi jiwa dari persoalan hidup. Selain itu, al-Qur’an juga berfungsi sebagai obat untuk mengobati penyakit fisik ataupun penyakit mental. Al- Qur’an diyakini sebagai kitab suci bagi umat Islam yang di dalamnya berisi banyak hal yang memuat semua jenis ilmu dan pengetahuan. Atas dasar status itulah al-Qur’an mampu memenuhi berbagai fungsi di dalam kehidupan umat Islam.

Selain fungsi-fungsi yang sudah dijelaskan di muka, al-Qur’an juga sering dijalankan fungsinya dalam berbagai aspek kehidupan lainnya, seperti sebagai pembela kaum yang tertindas, penyemangat perubahan, penentram hati, dan penyelamat manusia dari malapetaka. Oleh karena itu, selain dibaca al-Qur’an juga dikaji, dipelajari, bahkan dikembangkan kajiannya hingga saat ini, bahkan oleh golongan non-muslim sekalipun.

1 Didi Junaedi, “Living Qur’an; Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian al-Qur’an”

(Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec. Pabedilan Kab.

Cirebon) Jurnal Of Qur’an and Hadith Studies Vol.4 No.2 (2015) 172.

(40)

Mengingat hubungan antara manusia dengan al-Qur’an sangat beragam, tidak hanya menafsirkang teks al-Qur’an tetapi meperlakukan al-Qur’an sebagai sesuatu yang bernilai tinggi atau disebut dengan living Qur’an.

Ahmad Atabik menjelaskan secara garis besar studi al-Qur’an dibagi menjadi tiga kelompok besar penelitian. pertama, penelitian yang menempatkan al-Qur’an sebagai objek penelitian, sebagaimana yang disebutkan oleh Amin al-Khuli (kemudian diikuti oleh Bint al-Syathi’) dengan istilah dirasat al-nash yang mencakup dua kajian: (a) fahm al-nash (the understanding of text) dan (b) dirasat ma hawl al-nash (study of surroundings of text). Kedua adalah penelitian tentang hasil pembacaan terhadap teks al-Qur’an, baik berwujud teori-teori penafsiran maupun yang berbentuk pemikiran eksegetik. Ketiga ialah penelitian yang mengkaji pendapat atau sikap sosial terhadap al-Qur’an atau hasil pembacaan al- Qur’an. Penelitian yang ketiga ini kemudian di era kontemporer lebih terkenal dengan istilah studi living Qur’an.2

Syamsudin mengatakan bahwa “teks al-Qur’an yang ‘hidup’ dalam masyarakat itulah yang disebut the Living Qur’an, sementara pelembagaan hasil penafsiran tertentu dalam masyarakat dapat disebut dengan ‘the living tafsir’. Apa yang dimaksudnya dengan “teks al-Qur’an yang hidup dalam masyarakat”? Tidak lain adalah pendapat masyarakat terhadap teks al- Qur’an dan hasil penafsiran seseorang. Kegiatan sosial terhadap al-Qur’an dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti tradisi membaca surah atau ayat-ayat tertentu pada acara atau kegiatan sosial keagamaan.3

2 Ahmad Atabik, “The Living Qur’an; Potret Budaya Tahfidz al-Qur’an di Nusantara”

Jurnal Penelitian. Vol.8 No.1 Februari (2014)

3 Sahiron, Syamsudin, Ranah-ranah Penelitian dalam Studi al-Qur’an dan Hadis dalam Sahiron Syamsudin (ed) Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta:

TH. Press, 2007) 117

(41)

23 Penulis lain, M. Mansur, berpendapat bahwa pengertian the Living Qur’an sebenarnya bermula dari fenomena Qur’an in everyday life yang tidak lain adalah makna dan fungsi al-Qur’an yang benar dipahami dan dialami oleh masyarakat muslim.4 Penulis menyimpulkan maksudnya sebagai praktik memfungsikan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari di luar kondisi tekstualnya. Fungsi al-Qur’an seperti itu muncul karena adanya praktek pemaknaan al-Qur’an yang tidak mengacu pada pemahaman atas pesan tekstualnya sendiri, tetapi berlandaskan pada adanya ‘fadhilah’ dari unit-unit tertentu teks al-Qur’an, bagi kepentingan kehidupan keseharian umat.

Living Qur’an juga dapat diartikan sebagai fenomena yang hidup di tengah masyarakat muslim dengan al-Qur’an sebagai objek studinya. Oleh karena itu, kajian tentang living Qur’an dapat diartikan sebagai kajian tentang berbagai peristiwa sosial terkait dengan kehadiran al-Qur’an atau keberadaan al-Qur’an di sebuah komunitas muslim tertentu. Dengan pengertian seperti ini, maka dalam bentuknya yang paling sederhana living Qur’an pada dasarnya sudah sama tuanya dengan al-Qur’an itu sendiri secara historis. Meskipun demikian, praktek-praktek tersebut belum menjadi objek kajian penelitian mengenai al-Qur’an, sampai ketika para ilmuwan Barat tertarik untuk meneliti fenomena living Qur’an tersebut.5

Dari beberapa pendapat di atas, tidak nampak adanya perbedaan dengan pendapat Abdul Mustaqim. Dalam tulisannya ia menyatakan bahwa kajian living Qur’an mempunyai beberapa arti penting. Menurutnya, terdapat tiga arti penting yang di utarakannya. Pertama, memberikan kontribusi yang

4 M. Mansyur, “Living Qur’an dalam Lintasan Sejarah Studi Al-Qur’an” dalam Sahiron Syamsudin (ed) Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: TH. Press, 2007) 5

5 Heddy Shri Ahimsa Putra, “The Living al-Qur’an; Beberapa Prespektif Antropologi”

Jurnal Walisongo Vol.20 No.1 Mei (2012) 236-237

Gambar

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kelurahan Balekambang Jakarta Timur ...........38
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kelurahan Balekambang Jakarta Timur
Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Berdasar Umur dan Jenis Kelamin
Tabel 3.3 Data Tempat Ibadah di Wilayah Kelurahan Balekambang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan nilai wajar dalam menilai aset perusahaan dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang tidak direalisasi keuntugan atau kerugian yang tidak

Media bahan alam dalam kegiatan untuk meningkatkan kemampuan mengurukan pola adalah media yang kongkret dan menarik sehingga anak kelompok A1 TK Desa Wonolopo lebih tertarik dan

Kategoriler tartışmaya açıldığında toplumsal cinsiyetin gerçek­ liği de krize girer: Gerçeğin nasıl gerçekdışından aynlacağı belir­ sizleşir. İşte bu

Berdasarkan tabel MRP diketahui bahwa jumlah persediaan ekstrak kayumanis di gudang masih dapat memenuhi proses produksi pesanan - pesanan tersebut, sehingga Cokelat

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H1) pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bid-ask spread, market value, dan variance return secara simultan

Sumber data yang digunakan dalam kajian ini yaitu hasil uji yang dilakukan terhadap 59 orang guru dengan menggunakan tes kebahasaan yang terdiri atas 50 butir

Berdasar klasifikasi m-Learning [Georgiev dkk, 2005], aplikasi ini dibatasi pada penggunaan perangkat berupa telepon genggam yang telah mendukung aplikasi Java

Heaven and earth cry out Your name Nations rise up and seek Your face And Your kingdom is established As I live to know You more Now I will never be the same Spirit of God my