• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkungan St. Matius Jetis

C. Usulan Peningkatan Kwalitas Program Kunjungan keluarga bagi Tenaga Pastoral Keluarga Wilayah St. Andreas Songgolangit

1. Latar Belakang Usulan Program

Keluarga mempunyai peranan yang sangat fundamental. Hal ini karena, keluarga adalah sel vital yang paling kecil dari Gereja dan masyarakat. Gereja berusaha dengan berbagai cara untuk membantu pengembangan hidup iman keluarga-keluarga, yaitu dengan mengadakan kunjungan keluarga. Namun muncul beberapa permasalahan atau hambatan, yakni:

a. Tenaga pastoral keluarga yang sedikit jumlahnya tidak seimbang dengan jumlah keluarga yang dilayaninya;

b. Kunjungan dilakukan mengikuti program dan jadwal yang sudah disusun dan ditentukan, sehingga kunjungan terkesan formal oleh pengunjung maupun keluarga yang dikunjungi;

c. Pengetahuan tentang kunjungan atau pendampingan keluarga seharusnya perlu diperhatikan. Hal ini karena, kurangnya materi pendukung, yang mengakibatkan dialog yang terjadi bersifat monoton. Selain itu, waktu pelaksanaan kunjungan bersamaan dengan misa lingkungan, sehingga kurangnya waktu kunjungan.

Sebagai contoh, kunjungan yang dilakukan di wilayah atau lingkungan bersamaan dengan misa lingkungan dan maksimal hanya mengunjungi 5-7 keluarga saja; d. Kesulitan untuk menyesuaikan waktu antara tim pendamping pastoral keluarga

dengan keluarga-keluarga karena masing-masing sibuk bekerja;

e. Tidak semua keluarga mau menerima kunjungan dengan alasan tertentu. Misalnya, tidak berada di rumah, sibuk bekerja, tidak merasa nyaman dengan kehadiran para tenaga pastoral keluarga serta kurang mengenal dengan baik;

f. Kurang memahami tentang kunjungan pastoral keluarga sehingga banyak orang mengira bahwa berkunjung keluarga tersebut karena kurang aktif dalam hidup menggereja dan keluarga yang bermasalah;

g. Kebanyakan keluarga ada kecenderungan mengharapkan kunjungan dari pastor ketimbang sesama kaum awam.

Menanggapi keprihatinan di atas, Gereja berusaha mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan mutu pelayanan, yakni pembekalan atau pelatihan tentang kunjungan serta kerja sama antar tenaga pastoral keluarga dengan pimpinan Gereja setempat, para biarawan/biarawati, prodiakon, dan kelompok-kelompok tertentu untuk membantu tenaga pastoral keluarga dalam melaksanakan kunjungan keluarga. Tenaga pastoral keluarga berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda. Mereka adalah tenaga sukarela Gereja untuk membantu mengembangkan iman keluarga-keluarga Katolik. Mereka memiliki dedikasi yang sangat tinggi, berani mengorbankan: waktu, tenaga, pikiran, dan materi demi melayani keluarga-keluarga Katolik. Para tenaga pastoral keluarga berusaha dengan berbagai kegiatan mewujudkan semangat Injil dalam hidup dan karya pelayanan mereka bagi keluarga-keluarga Katolik. Dengan berbagai usaha maupun kegiatan yang

dilaksanakan, sangat diharapkan tenaga pastoral keluarga dapat menjadi rekan kerja bagi keluarga-keluarga Katolik dalam pertumbuhan masa depan Gereja.

Dalam kenyataannya, para tenaga pastoral keluarga kurang mendapatkan pelatihan, secara khusus mengenai proses kunjungan. Padahal, selama ini mereka harus berbagi waktu dengan pelatihan, yang lebih banyak mengenai kursus perkawinan, sehingga menjadi sulit bagi tenaga pastoral keluarga yang tidak mempunyai dasar mengenai proses kunjungan yang baik.

Namun, berdasarkan hasil deskripsi data secara keseluruhan menunjukkan bahwa tenaga pastoral keluarga di wilayah St. Andreas Songgolangit Paroki St. Paulus Kleco Surakarta sudah memiliki kemampuan yang baik dalam kunjungan, yakni dari aspek pengetahuan, keterampilan, maupun spiritualitas hidupnya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai keseluruhan, diperoleh mean sebesar 217,48. Sedangkan, nilai mean aspek tenaga pastoral keluarga sendiri sebesar 16,55, yang menunjukkan bahwa dalam beberapa hal, pengetahuan tenaga pastoral keluarga memadai. Nilai mean aspek program kerja diperoleh 22,8571, menunjukkan bahwa program kerja tenaga pastoral keluarga telah terlaksana. Sedangkan untuk aspek kerjasama, diperoleh nilai mean sebesar 16,32, menunjukkan bahwa para tenaga pastoral keluarga sangat mampu bekerjasama dalam menjalankan programnya dan tugas pelayanan mereka. Sedangkan untuk aspek keterlibatan keluarga, diperoleh nilai mean sebesar 55,01 yang berarti bahwa banyak keluarga-keluarga Katolik terlibat mengikuti kegiatan hidup menggereja dan bermasyarakat. Sedangkan untuk aspek spiritualitas kongregasi, diperoleh nilai mean sebesar 106,74 mengandung pengertian bahwa para suster MASF, sebagai salah satu tenaga pastoral keluarga sungguh menghayati spirtualitas kongregasinya dalam menjalankan tugas pelayanannya.

Pengetahuan tentang kunjungan keluarga, program, dan kerjasama yang baik, diimbangi dengan penghayatan spiritualitas kongregasi, sebagai seorang pelayan sangat penting dimiliki oleh tenaga pasoral sehingga mampu memberikan motivasi bagi keluarga-keluarga dalam mengembangkan kehidupan iman mereka. Sebagai seorang tenaga pastoral keluarga, sangatlah penting mempunyai pengetahuan mengenai pengertian kunjungan, dasar pastoral kunjungan, tujuan kunjungan keluarga, proses kunjungan, makna kunjungan dalam rangka pembangunan iman keluarga-keluarga, dan keterampilan yang memadai berkaitan dengan kunjungan. Pengetahuan tentang kunjungan yang memadai sangat membantu tenaga pastoral keluarga dalam melihat apa saja yang perlu ditingkatkan dalam kunjungan, syarat keberhasilan dalam kunjungan, peranan kunjungan di paroki, sikap mana yang perlu dimiliki oleh pengunjung, cara yang benar dan tepat dalam mengadakan kunjungan, dan proses dalam kunjungan.

Pengetahuan tentang kunjungan dapat diperoleh dengan berbagai informasi melalui membaca buku, mengikuti berbagai kegiatan seperti seminar, pelatihan-pelatihan, workshop, dan sharing sejauh mendukung tugas pelayanan. Dari segi pengetahuan, tenaga pastoral keluarga dituntut memiliki kemampuan memahami ajaran-ajaran Gereja, Kitab Suci, masalah-masalah aktual yang terjadi dalam keluarga-keluarga, tujuan yang dicapai dalam kunjungan, dan memiliki keterampilan dalam kunjungan, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil analisis data, wawancara, dan studi dokumen mengenai pengetahuan tentang kunjungan keluarga, menunjukkan bahwa tenaga pastoral keluarga sudah mempunyai pengetahuan yang baik misalnya mampu mendengarkan, sharing iman dengan keluarga yang dikunjungi, mampu memberikan motivasi bagi

keluarga-keluarga dalam mengatasi permasalahan iman yang dihadapi. Namun tidak semua proses kunjungan dikuasai oleh tenaga pastoral keluarga, sehingga terkadang kehadiran dalam kunjungan keluarga-keluarga kurang menyentuh dan mengena pada sasaran.

Berdasarkan aspek program kerja, tenaga pastoral keluarga dituntut menyiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kunjungannya dengan baik. Menurut pandangan keluarga-keluarga, program kerja yang telah disusun oleh tenaga pastoral keluarga berjalan dengan baik, dengan diadakannya beberapa kegiatan yang rutin. Namun kenyataannya, kunjungan selalu dilaksanakan bertepatan dengan misa lingkungan. Hal ini berarti bahwa hasil kuesioner dan wawancara, tidak sejalan dengan pelaksanaan di lapangan sesuai dengan program yang telah direncanakan.

Kerjasama yang dibangun oleh tenaga pastoral keluarga cukup baik dengan beberapa kegiatan yang terlaksana dengan baik. Berdasarkan analisis data kuesioner, diperoleh bahwa tenaga pastoral keluarga, program, dan kerjasama tenaga pastoral keluarga berada dalam kriteria yang memadai, terlaksana, dan baik. Hal tersebut sungguh baik karena menurut pandangan keluarga, tenaga pastoral keluarga sudah mampu menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan kunjungannya dengan baik. Namun, kenyataannya di lapangan bahwa kunjungan dilakukan saat bersamaan dengan misa lingkungan dengan alasan bahwa banyak keluarga dan tenaga pastoral keluarga yang sibuk bekerja.

Data hasil wawancara dan kuesioner yang diperoleh sesuai dengan kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kunjungan yang diadakan masih kurang maksimal. Melihat kenyataan tersebut, maka perlu ada tindakan khusus yang berkesinambungan

agar tenaga pastoral keluarga semakin maksimal dalam kunjungan keluarga, sehingga target untuk mengunjungi keluarga terpenuhi.

Pengetahuan tenaga pastoral keluarga, program kerja, kerjasama, dan keterlibatan keluarga, yang memadai dan baik, harus diimbangi dengan penghayatan spiritualitas yang menjiwai setiap pribadi dalam menjalani tugas pelayanan. Oleh karena itu, tenaga pastoral keluarga harus mampu menghayati spiritualitas hidupnya sebagai seorang pelayan Tuhan. Berdasarkan hasil analisis data dan wawancara, diperoleh hasil yang signifikan, dimana tenaga pastoral keluarga dinyatakan sangat mampu menghayati spiritualitas hidupnya dan mampu menerapkan dalam melaksanakan tugas pelayanan mereka.

Spiritualitas diperoleh dengan memotivasi diri sendiri, sharing kelompok, sebagai satu tim tenaga pastoral keluarga. Selain itu, spiritualitas juga dapat dibina oleh pihak paroki dengan melakukan kegiatan sehingga makin menumbuh kembangkan spiritualitas tenaga pastoral keluarga, misalnya melalui pembinaan rekoleksi, pendalaman iman, atau pelatihan-pelatihan yang mendukung dalam menumbuhkan semangat tenaga pastoral keluarga.

Bertolak dari pemaparan di atas, maka sangat penting peranan tenaga pastoral keluarga dalam mengadakan kunjungan terhadap keluarga-keluarga Katolik untuk membantu mereka mengembangkan imannya. Maka, penulis mengusulkan suatu program pendampingan melalui pelatihan kunjungan bagi tenaga pastoral keluarga Wilayah St. Andreas Songgolangit, sebagai pengembangan lebih lanjut. Model pelatihan ini dipilih mengingat hasil penelitian tenaga pastoral keluarga sudah memiliki kemampuan kunjungan yang baik. Maka, pelatihan ini sebagai pengayaan kembali akan hal-hal yang perlu diperhatikan (yang masih kurang maksimal) dan

sebagai pengembangan lebih lanjut agar tenaga pastoral keluarga semakin memahami hal-hal baru, sehingga semakin mampu mempertahankan, meningkatkan, serta mengembangkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, maupun sikapnya dalam mengadakan kunjungan.

Kegiatan pelatihan ini dapat dilakukan di Gereja Santo Paulus Kleco. dengan waktu 3 hari berturut-turut. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dalam Minggu I pada bulan Januari 2014. Mengingat bahwa kurangnya pelatihan kunjungan secara keseluruhan untuk para tenaga pastoral keluarga yang ada di wilayah, maka kegiatan ini terbuka bagi tenaga pastoral keluarga lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya koordinasi dari pihak panitia penyelenggara.

Dokumen terkait