• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

F. Karya Kerasulan

1. Semangat yang Menggerakkan untuk Melaksanakan Karya Pastoral Kunjungan Keluarga

Berdirinya Kongregasi MASF karena keprihatinan akan penderitaan yang dialami oleh perempuan dan anak-anak. Banyak ibu yang meninggal waktu melahirkan, juga bayi meninggal karena tidak mendapat pertolongan medis yang memadai. Banyak anak dan para gadis yang tidak mendapat pendidikan formal maupun non-formal, dan banyak keluarga yang kurang mampu berkembang menjadi keluarga Kristiani sejati karena kurangnya pembinaan dan pendampingan.

Sebagai Suster Misi dan Adorasi dari Santa Familia, mencari inspirasi dari Keluarga Kudus Nasareth dalam melaksanakan karya kerasulan Gereja. Berusaha mengikuti teladan dan sikap Keluarga Kudus yang ditandai dengan kesederhanaan, tekun bekerja, melayani dengan cinta dan selalu berada dalam hubungan dengan Bapa. Keluarga Kudus yang terlibat berada di tengah-tengah realitas kehidupan, hidup dalam ketidakpastian, diusir dan dikejar serta hanya bersandar pada iman akan Allah. Dalam segala situasi saling menguatkan dan saling meneguhkan Konst., (2008: no. 11).

Inspirasi Keluarga Kudus diwujudnyatakan dengan menjalin relasi dengan sesama, keterlibatan, dan solidaritas dengan semua orang demi keselamatan dan

pembebasan. Para suster MASF menghayati spiritualitas Keluarga Kudus yang membawa perubahan pandangan dan pembentukan dalam hidup bersama dan berusaha setiap komunitas menjadi oase yang menginspirasikan lewat doa, dan dialog, memahami budaya, memiliki harapan untuk maju bersama, menjadi kawan seperjalanan yang baru yang saling menemani dan menguatkan dalam mewujudkan kerajaan Allah Konst., (2008 : 28).

Perutusan sebagai misioner, dijiwai oleh semangat Injil kita ambil bagian dalam misi Yesus dalam Gereja-Nya, Konst., (2008: 29). Karya pastoral yang ditangani oleh para suster disesuaikan dengan kebutuhan Gereja setempat seperti: mendampingi kelompok-kelompok doa, pembinaan katekumen, mendampingi ibu-ibu WKRI, mendampingi di lembaga kemasyarakatan (LP), keluarga yang sakit, kelompok Misdinar, kelompok mudika dan salah satunya adalah kunjungan keluarga. Perutusan sebagai misioner untuk mencari mereka yang tersingkir kaum miskin, yang terasing dari Gereja Kristus dan masyarakat Konst., (2008:31).

Menurut Budyapranata (1994: 31), kunjungan keluarga pada hakikatnya merupakan kesedian kita untuk memahami dan melibatkan diri pada situasi orang lain. Maka yang diharapkan dari kunjungan keluarga bukan datang untuk mempertobatkan atau memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh para keluarga Katolik. Kunjungan keluarga yang sebenarnya adalah kerelaaan kita untuk memberikan perhatian dan membina sebuah persaudaraan sebagai umat beriman. Maka dalam kunjungan keluarga dibutuhkan sikap keterbukaan antar si pengunjung dan keluarga yang di kunjungi, suatu perjumpan dari hati ke hati sehingga ada penerimaan satu sama lain.

Tujuan dari kunjungan keluarga yang dilakukan oleh para suster MASF adalah kesediaan untuk berbagi pengalaman iman dengan sesama baik dalam suka maupun dalam duka dan membantu mereka berkembang dalam iman yang sejati. Perkembangan keluarga-keluarga Katolik dalam iman maupun dalam segala aspek kehidupan merupakan kebahagian para suster MASF.

Spiritualitas Kongregasi menjadi sumber penggerak bagi para suster MASF dalam menjalani kunjungan keluarga. Kharisma dan spiritualitas Kongregasi senantiasa menjadi penggerak bagi setiap anggota suster MASF untuk kembali ke jati diri sebagai seorang religius dan menyadari akan karya perutusannya.

Kehadiran para suster MASF bagi mereka yang miskin dan lemah terutama keluarga-keluarga Katolik menandai ciri semangat Kongregasi yang terpanggil secara istimewa terlibat dalam tugas perutusan Gereja, dan berusaha memberikan kesaksian iman kita dengan sungguh bahwa Allah sungguh mengasihi kita Konst., (2008: no. 12).

Dalam bidang pastoral sangat jelas tampak dalam jiwa Pater Trampe bagaimana menempatkan Keluarga Kudus Nasareth sebagai teladan para anggota Kongregasi. Inspirasi Keluarga Kudus bagi anggota MASF yakni kesedian untuk saling melayani, bersedia untuk mendengarkan dari hati ke hati, bekerja keras, saling memahami, melayani, hidup dalam ketidakpastian namun tetap bersandar pada iman akan Allah dan hidup dalam keheningan doa.

Lima penuntun hidup Kongregasi yang meliputi kharisma, spiritualitas, Visi, Misi dan konstitusi menjadi pedoman sekaligus sebuah tantangan bagi para anggota suster MASF dalam menjalankan tugas perutusannya khususnya dalam bidang pastoral kunjungan keluarga.

Kenyataan yang terjadi di zaman ini banyak keluarga Katolik yang mengalami permasalahan yang sangat kompleks. Gereja sebagai paguyuban sungguh merasakan sebagai kebutuhan yang mendesak untuk ditangani. Dijiwai oleh semangat Injil, dalam Gereja-Nya, para suster memberikan diri tanpa syarat demi pembebasan dan kebahagian sesama dengan bekerja sama dengan tim pastoral keluarga paroki setempat dalam membantu keluarga-keluarga Katolik.

Kunjungan keluarga merupakan salah satu bentuk pastoral yang diselenggarakan oleh paroki dan para suster mengambil bagian dan terlibat secara rutin setiap minggu. Kunjungan keluarga dilakukan secara individu maupun secara kelompok, dan kahadiran para suster hanya untuk mendengarkan, sharing pengalaman iman, dan tanyajawab tentang hidup menggereja dan sebagainya.

Kehadiran para suster mendapat respon yang positif dari sebagian keluarga, namun tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian keluarga yang kurang terbuka dengan permasalahan yang sedang dihadapi baik dalam kehidupan menggereja maupun kehidupan sosial. Selain itu juga ada kendala intern dari para suster yakni kurangnya pengetahuan yang luas dan pemahaman baik tentang kunjungan keluarga itu sendiri misalnya bagaimana harus bersikap sebagai seorang pengunjung, dan kurang mempunyai program yang jelas sehingga kunjungan berjalan seadanya.

Melihat keprihatinan yang ada, khususnya bidang pastoral kunjungan keluarga kurang mendapat perhatian dari Kongregasi. Kongregasi MASF belum ada sebuah program yang jelas dan tetap dalam kunjungan keluarga. Untuk menjawab kebutuhan iman umat maka perlu dipersiapkan dan pembekalan bagi tenaga pastoral keluarga, khususnya bagi para suster harus memiliki pengetahuan dan wawasan luas tentang kunjungan keluarga itu sendiri, mental untuk menghadapai

permasalahan-permasalahan yang dihadapi ketika mengadakan pastoral keluarga, dan bagi Kongregasi MASF untuk mempunyai sebuah program yang jelas dan tetap.

Keterlibatan dalam bidang pastoral keluarga membutuhkan sebuah tenaga pastoral keluarga yang profesional sesuai dengan tuntutan zaman artinya; seorang tenaga pastoral keluarga yang harus menjalani studi khusus dalam bidang pastoral keluarga. Seorang tenaga pastoral keluarga yang memliki ketrampilan dalam pendampingan dan mempunyai kepribadian yang matang dan dewasa, membentuk tim dalam Kongregasi MASF, mengadakan evaluasi secara rutin dan sebagainya.

Sebagai anggota Gereja, para suster MASF terpanggil untuk mengambil bagian dalam karya perutusan penyelamatan-Nya agar semua orang memperoleh keselamatan Konst., (2008: no. 32). Para suster MASF menerima perutusan menjadi tanda cintakasih serta mempersembahkan diri untuk kepentingan Gereja lokal Konst., (2008: no. 29).

2. Karya Pastoral Kunjungan Keluarga Menurut Spiritualitas Kongregasi

Dokumen terkait