• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN EKSEKUS

B. Bentuk dan Isi Perjanjian Pembiayaan Konsumen

Perjanjian pembiayaan konsumen termasuk dalam bentuk perjanjian kredit yang mana pihak-pihak pemberi biaya berkewajiban memberi sejumlah uang untuk pembelian suatu barang dan pihak konsumen membayar kembali uang tersebut secara cicilan. Perjanjian mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian, pengelolaan maupun penatalaksanan kredit itu sendiri. Menurut Cb. Gatot Wardoyo yang disitir oleh Djumhana perjanjian mempunyai beberapa fungsi diantaranya: a. Perjanjian kredit berfungsi sebagai perjanjian pokok, artinya perjanjian kredit

merupakan suatu yang menentukan batal atau tidak batalnya perjanjian lain yang mengikutinya misalnya: perjanjian pengikatan jaminan.

b. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batasan hak dan kewajiban diantara kreditur dan debitur.

c. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk melakukan monitoring kredit.46 Di dalam prakteknya pembiayan konsumen perjanjian kredit umumnya dibuat dalam bentuk perjanjian baku atau disebut juga perjanjian standart.

Menurut J. Satrio merumuskan perjanjian standart, sebagai perjanjian tertulis

yang bentuk dan isinya telah dipersiapkan terlebih dahulu, yang mengandung syarat-syarat baku, yang oleh salah satu pihak kemudian disodorkan kepada pihak

lain untuk disetujui.47

Ciri dari perjanjian standart adanya sifat uniform atau keseragaman dari syarat-syarat perjanjian untuk semua perjanjian untuk sifat yang sama. Syarat-syarat baku dalam perjanjian adalah syarat konsep tulis yang dimuat dalam beberapa perjanjian yang akan masih dibuat yang jumlahnya tidak tertentu, tanpa merundingkan terlebih dahulu isinya.48

Dalam perjanjian standart, adakalanya konsumen bertemu dengan klausula yang menentukan bahwa pihak yang memperjanjikan klausula itu, membebaskan diri atau membatasi diri dari tanggung jawab yang timbul dari akibat peristiwa tertentu, yang sebenarnya menurut hukum menjadi tanggungannya. Klausula pembebanan seperti itu disebut klausula eksenoratie. 49

Klausula ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, dapat terbentuk pembebasan sama sekali dari tanggung jawab yang harus dipikul oleh pihaknya apabila terjadi ingkar janji atau wanprestasi, dapat pula berbentuk pembatasan ganti rugi yang dapat dituntut dapat pula berbentuk kewajiban untuk tunduk pada syarat, yang ditentukan kemudian oleh salah satu pihak.

46 M. Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Cita Aditya Bakti, Bandung, 2008,

hal. 228.

47

J. Satrio, Beberapa Segi Hukum Standarisasi Perjanjian Kredit, Disampaikan pada Seminar Masalah Standar Kontrak Dalam Perjanjian Kredit, Surabaya: 11 Desember 1993.

48 Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Mandar Maju, Bandung, 1994, hal.2.

1. Pihak-pihak yang Terkait dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen

Dalam perjanjian kredit, ada tiga (3) pihak yang terkait di dalamnya yaitu:

a. Supplier, merupakan showroom atau dealer yang menyediakan kendaraan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

b. Debitor, merupakan anggota masyarakat yang menerima kredit.

c. Batavia Prosperindo Finance, suatu perusahaan pembiayaan yang merupakan salah satu lembaga keuangan yang memberikan kredit pada masyarakat.

Secara skematis dapat digambarkan ;

a. Hubungan Antara Debitor dengan Showroom

Hubungan antara debitor dengan showroom, dimulai dengan adanya kedatangan calon debitor tersebut ketika melakukan pilihan terhadap kendaraan yang diminatinya. Showroom akan menawarkan pemberian secara tunai atau kredit. Hubungan ini akan berakhir setelah debitor membayar uang muka bagi pembelian kendaraan secara kredit ditambah dengan biaya administrasinya, dan showroom

DEBITOR

menyerahkan kendaraan tersebut setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Batavia Prosperindo Finance.

b. Hubungan Antara Showroom dengan Batavia Prosperindo Finance

Showroom menawarkan pembelian kendaraan secara kredit yang akan

dibiayai oleh PT. Batavia Prosperindo Finance kepada pembelinya, dengan menghubungi staf bagian kredit marketing perusahaan. Di pihak lain, perusahaan membiayai pembelian kendaraan tersebut sebesar harga jual tunainya, dikurangi uang muka yang telah dibayar, sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa

showroom menjual kendaraan tersebut secara tunai. Hubungan antara showroom dan

Batavia Prosperindo Finance untuk satu transaksi penjualan kendaraan akan berakhir setelah showroom menyerahkan BPKB kendaraan yang digunakan sebagai jaminan hutang debitor.

c. Hubungan antara debitor dengan Batavia Prosperindo Finance

Batavia Prosperindo Finance memberikan fasilitas kredit sehingga debitor dapat memiliki kendaraan yang diinginkan dengan cepat dan mudah. Di pihak lain, debitor berkewajiban mengembalikan pokok pinjaman tersebut ditambah dengan bunga yang telah disepakati bersama untuk jangka waktu tertentu, dengan cara mengangsurnya secara bulanan. Sebelum fasilitas kredit dicairkan, kedua belah pihak menandatangani suatu surat perjanjian yang berisikan hak dan kewajiban masing- masing yang berbentuk “Perjanjian Pembiayaan dengan Menyerahkan Hak Milik Secara Fidusia”. Artinya, kendaraan yang dibiayai tetap dipegang dan dipergunakan

oleh debitor, tetapi debitor tidak lagi sebagai pemilik melainkan hanya sebagai peminjam atau pemakai saja dari kreditor, selama kewajibannya belum dibayar lunas. Dalam perjanjian bentuk ini, kreditor hanya mempunyai hak menahan BPKB kendaraan saja. Hubungan antara debitor dan Batavia Prosperindo Finance berakhir ketika debitor melunasi seluruh hutangnya, dan menerima kembali BPKB yang dijaminkannya.

2. Proses Pelaksanaan Kredit

a. Prosedur Pelaksanaan Kredit

PT. Batavia Prosperindo Finance memberikan suatu fasilitas pembiayaan bagi pembelian kendaraan bermotor roda empat secara kredit, baik kendaraan niaga maupun kendaraan non-niaga yang sekaligus merupakan jaminan bagi kredit yang diberikannya. Dalam melaksanakan perjanjian pembiayaan debitor harus terlebih dahulu mengetahui syarat-syarat permohonan kredit. Dengan demikian, setelah memperhatikan syarat-syarat permohonan kredit tersebut dapat memutuskan apakah ia mampu atau tidak untuk melakukan perjanjian tersebut.

Dalam jual-beli mobil secara kredit di PT. Batavia Prosperindo Finance bukan berarti pembeli langsung membeli/melihat barang di PT. Batavia Prosperindo Finance, tetapi Batavia Prosperindo Finance hanya memberikan pendanaan bagi konsumen yang diuraikan di atas. Prosedur yang digunakan oleh PT. Batavia Prosperindo Finance dalam aktivitasnya memberikan fasilitas pembiayaan pada debitor adalah sebagai berikut:

Pertama, customer datang langsung ke supplier yang telah menjadi rekanan

PT. Batavia Prosperindo Finance, untuk memilih sendiri kendaraan yang diminatinya. Disini customer akan dilayani oleh seorang staff customer service ataupun langsung ditangani oleh salah seorang sales officer supplier dan pada saat ini akan dibicarakan mengenai besarnya uang muka kendaraan, biaya administrasi yang dibebankan, tingkat bunga dan jangka waktu kredit beserta dengan syarat-syarat lainnya yang telah menjadi ketentuan sesuai dengan status calon debitor.

Setelah mendapat kesempatan mengenai semua hal-hal tersebut di atas, pihak

supplier akan menghubungi bagian kredit marketing PT. Batavia Prosperindo Finance

untuk dipertemukan dengan calon debitor. Staff kredit marketing inilah yang akan melayani dan memproses pembiayaan lebih lanjut. Calon debitor yang ingin memperoleh bantuan dana, ia harus mengajukan permohonan dengan mengisi formulir aplikasi. Formulir aplikasi ini harus diisi oleh calon debitor dengan data-data dirinya secara benar dan lengkap. Data-data yang diisi customer:

a. Apakah sudah pernah dibiayai oleh PT.Batavia Prosperindo Finance atau belum pernah, status, nomor KTP/KIMS, nama pemohon.

b. Tempat tinggal dan tanggal lahir, jenis kelamin, status pernikahan, nama suami/istri, jumlah tanggungan.

c. Alamat lengkap.

d. Nomor telepon, status rumah, mulai menempati, pendidikan terakhir. e. Nama kantor/perusahaan, bidang usaha, jabatan, mulai berkerja. f. Alamat kantor/perusahaan dan nomor telepon.

g. Pekerjaan sebelumnya, jangka waktu pekerjaan sebelumnya, belum 1 tahun, jabatan, mulai bekerja, alamat untuk keperluan surat-menyurat.

h. Gaji dan penghasilan kotor rata-rata perbulan pemohon.

i. Penghasilan tambahan perbulan pemohon dan suami-istri, total penghasilan kotor perbulan.

j. Nama, alamat dan nomor telepon orang yang dapat dihubungi jika ada keperluan mendadak.

k. Jika ada pinjaman maka harus dicantumkan data penjamin dalam formulir aplikasi yang lain.50

Setelah data diri pemohon diisi, maka showroom akan mengisi data-data kendaraan yang dimaksud. Data-data kendaraan ini diisi guna sebagai salah satu pertimbangan perusahaan dalam hal menyetujui atau menolak permohonan pembiayaan. Di samping itu mengisi data-data yang diharuskan dalam formulir

aplikasi, pemohon juga harus melengkapi dokumen-dokumen lain yang tercantum di dalam formulir aplikasi pembiayaan, yaitu:

1. Jika pemohon berstatus seorang karyawan maka ia harus menyatakan: a. Foto copy KTP pemohon, suami-istri/dan penjamin (jika diperlukan). b. Foto copy Kartu Keluarga.

c. Keterangan penghasilan/slip gaji.

2. Jika pemohon berstatus wiraswasta, maka ia harus menyatakan:

a. Foto copy KTP pemohon, suami-istri dan penjamin (jika diperlukan).

b. Foto copy Kartu Keluarga. c. Rekening koran 3 bulan terakhir. d. Foto copy SIUP.

e. Foto copy NPWP.

f. Foto copy laporan keuangan .

3. Jika pemohon berprofesi tertentu, maka ia harus menyatakan: a. Foto copy KTP pemohon, suami-istri, penjamin.

b. Foto copy Kartu Keluarga. c. Keterangan penghasilan. d. Foto copy izin praktek.

4. Jika pemohon adalah Perseroan Terbatas (PT) atau badan hukum, maka yang harus dilampirkan:

a. Foto copy KTP, Komisaris dan Direktur, atau yang diberi kuasa. b. Rekening koran 3 bulan terakhir.

c. Foto copy SIUP. d. Foto copy NPWP. e. Foto copy TDP/TDR.

f. Foto copy laporan keuangan.

g. Foto copy akte pendirian perusahaan dan perubahannya.51

Informasi mengenai prosedur permohonan pembiayaan dapat dilakukan oleh calon debitor baik dengan cara menelepon, melalui surat ataupun dengan datang

langsung ke kantor perwakilan perusahaan, yang akan ditangani oleh staff customer

service. Bagian ini akan tetap memonitor lebih lanjut calon debitor yang ialah

menghubungi, tetapi belum mengisi aplikasi kredit. Setelah itu staff customer service segera menghubungi bagian kredit marketing untuk segera melaksanakan survey, dan melengkapi kekurangan serta memeriksa keabsahan dokumen. Formulir aplikasi yang diisi oleh calon debitor diserahkan kepada bagian kredit marketing untuk diproses lebih lanjut. Formulir aplikasi yang diisi oleh calon debitor pada bagian kredit

marketing untuk diproses lebih lanjut. Sales officer supplier membawa aplikasi yang

telah diisi untuk diberikan kepada SSO (Showroom Service Officer). Setelah itu dari SSO ke SRO (Showroom Retention Officer) untuk memproses formulir aplikasi dan diregistrasi. Disini data calon debitor dan atau keluarganya dimasukkan ke dalam file dan daftar bad customer, untuk mengetahui apakah calon debitor tersebut merupakan

customer baru atau repeat order dan tidak termasuk bad customer. Jika customer repeat order maka diperiksa sejarah pembayaran dan saldo piutangnya.

Dari SRO beralih ke scoring officer yang bertugas memasukkan data ke komputer dan dilanjutkan ke kredit analis. Analis kredit merapukan serangkaian

pekerjaan penguraian dari segala aspek keuangan. Gunanya untuk mengetahui kemungkinan dapat atau tidaknya suatu permohonanan kredit dipertimbangkan. Penyusunan laporan analisis yang diperlukan, akan berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian berbagai alternatif sebagai bahan pertimbangan, untuk pengambilan keputusan pimpinan dari adanya permohonan kredit. Kredit analis adalah pekerjaan yang meliputi:

a. Wawancara dengan pemohon kredit atau debitor,

b. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan calon debitor,

c. Pemeriksaan atau penyidikan atas kebenaran dana kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukakan calon debitor dan informasi lainnya yang

diperoleh,

d. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah dilaksanakan.52

Dalam melakukan penyidikan dikenal adanya prinsip penilaian 5C, yaitu:

a. Character, untuk mengetahui tingkat kejujuran, integritas serta itikad baik dari

calon debitor.

b. Capacity, penilaian mengenai sejauhmana kemampuan calon debitor untuk

mengembalikan kredit yang akan diterimanya tepat pada waktunya. Penilaian tersebut dapat diketahui melalui catatan perusahaan di masa lalu. Dapat juga dilakukan dengan melakukan kunjungan langsung.

c. Capital, penilaian yang dilakukan atas jumlah modal sendiri yang dimiliki calon

debitor.

d. Collateral, penilaian terhadap jaminan yang diserahkan calon debitor yang

jumlahnya harus cukup untuk menutupi kerugian, apabila di masa depan kredit yang diberikan tidak tertagih.

e. Condition of Economic, situasi dan kondisi ekonomi, sosial politik yang

mempengaruhi keadaan perekonomian setiap saat yang mungkin akan mempengaruhi kelancaran usaha dari calon debitor.

Lalu dilanjutkan dengan survei atas nama domisili dan memastikan alamat koresponden serta data yang diberikan oleh calon debitor. Bila ada data yang tidak lengkap, maka diminta calon debitor untuk melengkapinya, baik pengisian formulir aplikasi permohonan pembiayaan, tanda tangan, peta domisili ataupun data lainnya.

Hasil survei diberikan kepada kredit analis, setelah dilihat hasil penyidikan diberikan oleh OH (Operational Head), disini OH akan membuat permohonan tersebut akan diterima atau ditolak. Apabila diterima maka keputusan OH diberikan kepada kredit analis lagi dan dilanjutkan pada bagian dokumen proses cek. Apabila bagian ini datanya kurang maka akan terjadi panding atau dibatalkan. Bila tidak ada masalah langsung ke bagian A/P Payment dan Banking untuk menandatangani kontrak. Setelah perjanjian pembiayaan itu disetujui maka staff kredit marketing menyiapkan dokumen pembiayaan dan customer dapat segera melakukan pembayaran uang muka kendaraan ditambah dengan biaya administrasi kepada

supplier atau menitipkannya ke teller perusahaan.53

Dalam penandatanganan kontrak perjanjian pembiayaan antara debitor dengan Batavia Prosperindo Finance dilakukan di atas kertas bermaterai, tanpa menggunakan jasa seorang notaris. Begitu perjanjian selesai dilaksanakan, maka perusahaan dapat meminta supplier untuk menyerahkan kendaraan yang telah ditentukan sebelumnya

kepada debitor. Penyerahan kendaraan tersebut dibuktikan dengan adanya faktur tanda terima penyerahan barang yang masing-masing yang ditandatangani oleh debitor dan supplier.

Customer menerima BPKB kendaraan baru dari showroom dan diperiksa

kelengkapan seperti BPKB dan faktur blangko kwitansi dan bila kendaraan bekas pakai ditambah dengan nomor rangka, nomor mesin dan foto copy KTP sesuai dengan nama yang tertera pada BPKB. Juga diperiksa keabsahan semua BPKB dengan sinar ultraviolet, cek tulisan dan ciri-ciri lain. Setelah diterima dokumen pembiayaan yang bercap lunas maka foto copy kontrak perjanjian dan kartu pembayaran angsuran dikirim kepada konsumen disertai dengan tanda tangan debitor pada surat pengantarnya.54

3. Jenis-jenis Kredit

Adapun jenis kredit yang dipakai di dalam pemberian fasilitas dari Batavia Prosperindo Finance pembiayaan adalah sebagai berikut:55

1. Kredit menurut Jaminannya

Dalam pemberian fasilitas kredit, debitur wajib menyerahkan barang jaminannya berupa kendaraan yang biayai Batavia Prosperindo Finance, dimana BPKB disimpan perusahaan sementara waktu, selama kredit belum dibayar lunas. BPKB diterima langsung dari showrooom untuk menjaga keamanan.

54Ibid. 55Ibid.

2. Kredit menurut sifat penggunaanya.

Fasilitas kredit yang diberikan PT. Batavia Prosperindo finance kepada debitur hanya untuk pembelian kendaraan bermotor roda roda 4 (empat) ke atas. Kendaraan tersebut dapat berupa kendaraan non niaga yaitu kendaraan yang khusus untuk kepentingan pribadi dan kendaraan niaga yaitu kendaraan yang dipakai dalam jasa pengangkutan umum baik barang atau manusia. Sehingga jenis kredit tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan sifat penggunaannya, menjadi kredit konsumtif untuk kendaraan non niaga dan kredit produktif untuk kendaraan niaga.

3. Kredit menurut jangka waktu

Fasilitas kredit yang diberikan PT. Batavia Prosperindo finance dapat mencakup kurun waktu 1 (satu) sampai 4 (empat) tahun.

Menurut jangka waktunya, dapat dikelompokkan menjadi kredit jangka pendek untuk pemberian kredit selama 1 (satu) tahun, dan kredit jangka menengah untuk pemberian kredit 2 (dua) dan 3 (tiga) tahun dan kredit jangka panjang untuk pemberian kredit selama 4 (empat) tahun. Penentuan lamanya jangka waktu kredit yang dapat dinikmati debitur selain merupakan permohonan debitor sendiri pada saat pengisian formulir aplikasi permohonan debitor, juga merupakan pertimbangan yang diambil oleh perusahaan dengan mengubah jangka waktu kredit, setelah mengadakan

survey untuk menilai kemampuan debitor yang bersangkutan dalam mengembalikan hutangnya, dengan terlebih dahulu meminta persetujuan calon debitor.56

4. Hak dan Kewajiban Penerima dan Pemberi Kredit

1. Hak Debitur

a. Menerima dan menikmati kendaraan tersebut beserta perlengkapannya, dalam keadaan baik dan terjamin bahwa tidak ada pihak lain yang menuntutnya.

b. Menerima faktur dan BPKB atas kendaraan atas kendaraan tersebut bila angsurannya telah dilunasi.

c. Memperoleh pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor yang diinginkan.

d. Dalam hal apabila terjadi penjualan kendaraan bermotor tersebut dan hasil penjualannya dipergunakan untuk memenuhi kewajiban debitur, dan ternyata ada sisa, maka debitur berhak atas sisa tersebut.

e. Dalam pemakaian kendaraan bermotor tersebut selama uang angsuran belum lunas maka hak debitur hanya sebagai pemakai.

3. Kewajiban debitur

b. Membayar setiap angsuran tepat pada waktunya sebagaimana yang telah ditentukan.

c. Memelihara kendaraan tersebut, memperbaiki segala kerusakan apabila terjadi hal-hal tersebut.

d. Melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pelaksanaan perjanjian pembiayaan.

e. Membayar denda apabila terlambat membayar angsuran sebesar 0,5% per hari.

f. Menyerahkan BPKB atas kendaraan bermotor yang menjadi objek perjanjian pembiayaan sebagai jaminan.

g. Membayar pajak dan beban lain atas kendaraan mobil tersebut. h. Mengasuransikan kendaraan mobil tersebut pada perusahaan asuransi i. Memberitahu secara tertulis kepada kreditur mengenai alamat yang akan

dipergunakan untuk surat-menyurat sehubungan dengan perjanjian pembiayaan dengan menyerahkan hak milik secara fidusia.

j. Menyerahkan down payment sesuai dengan kesepakatan dengan pihak Batavia Prosperindo Finance dari harga kendaraan.

k. Apabila terjadi penjualan kendaraan mobil tersebut dan hasilnya dipergunakan untuk memenuhi kewajiban debitur dan ada sisanya, maka debitur berhak atas sisa hasil penjualan tersebut.

l. Bila angsuran telah lunas, maka debitur berhak memperoleh hak miliknya yang diserahkan secara fidusia kepada kreditur sebagai jaminan.

A. Hak Kreditur (Batavia Prosperindo Finance)

b. Menerima uang angsuran dalam waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian hingga lunas seluruhnya sebesar harga dari kendaraan mobil.

c. Berhak sewaktu-waktu jika dianggap perlu memasuki tempat-tempat dimana kendaraan itu disimpan untuk memeriksa kendaraan agar dalam keadaan baik dan terpelihara.

d. Berhak memperoleh pembayaran denda 0, 5% per hari dari debitur yang lalai melaksanakan kewajibannya.

e. Menyesuaikan jumlah kewajiban pembayaran debitur jika terjadi tindakan moneter pemerintah Republik Indonesia.

f. Menagih secara seketika dan sekaligus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada kreditur.

g. Memegang copy faktur dan BPKB yang diterbitkan atas kendaraan bermotor sebagai jaminan dan mempergunakannya bila perlu.

h. Menentukan jumlah tagihan terhadap debitur.

i. Mengambil dan menguasai kendaraan tersebut dan berhak pula dengan pertolongan pihak yang berwenang mengambil atau menyita kendaraan mobil tersebut untuk keperluan eksekusi/penjualan.

j. Mengalihkan haknya kepada kreditur lain.

k. Pemberitahuan alamat surat-menyurat debitur untuk keperluan perjanjian pembiayaan yang dilaksanakan.

B. Kewajiban Batavia Prosperindo Finance

a. Menyerahkan kendaraan kepada debitur, apabila debitur telah menandatangani surat perjanjian dan membayar uang muka ditambah dengan biaya administrasi serta asuransi,

b. Menyediakan dana guna pembelian mobil yang dibutuhkan oleh debitur, c. Menyerahkan surat-surat bukti kepemilikan kendaraan tersebut (copy faktur

dan BPKB) apabila debitur telah melunasi angsuran mobil tersebut,

d. Menjamin bahwa kendaraan mobil tersebut bebas dari sitaan dan gangguan dari pihak lain.57

5. Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi dalam Perjanjian Pembiayaan Secara Kredit di Batavia Prosperindo Finance

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon pembeli:

1. Debitur (pembeli) memberi kuasa yang tidak dapat dicabut kembali oleh kreditur untuk dan atas nama serta guna kepentingan debitur mempergunakan dana yang diperoleh dan pencairan fasilitas pembiayaan ini untuk pembayaran harga barang kepada penjual serta menerima tanda terima pembayaran dari penjual yang juga merupakan bukti penerimaan pinjaman dari kreditur kepada debitur.

2. Pencairan fasilitas kredit ini dilakukan setelah debitur memenuhi seluruh kewajiban yang ditentukan oleh kreditur.

3. Debitur wajib membayar setiap angsuran tepat waktu sebagai mana ditentukan dalam perjanjian tidak dapat mengguanakan alasan apapun untuk menunda pembayaran atau membuat permohonan penjadwalan kembali pembayaran atas peristiwa-peristiwa yang terjadi pada debitur.

4. Untuk setiap hari keterlambatan membayar jumlah uang yang seharusnya dibayar oleh debitur kepada kreditur, debitur membayar kepada kreditur

denda keterlambatan atas jumlah uang tersebut atau sisanya sebesar 0,5% per hari, denda mana dapat ditagih secara seketika dan sekaligus tanpa

diperlukan teguran untuk itu oleh kreditur kepada debitur.

5. Apabila terjadi tindakan moneter oleh pemerintah Indonesia, maka kreditur dapat menyesuaikan jumlah kewajiban pembayaran debitur kepada kreditor sebagaimana akan diberitahukan secara tertulis kepada debitor dan debitor wajib mengikuti penyesuaian tersebut.

6. Semua pembayaran harus dilakukan kepada dan di kantor kreditur atau di tempat lain yang sewaktu-waktu ditentukan oleh kreditur.

7. Pembayaran dengan cheque dan giro bilyet, dianggap sebagai pembayaran apabila cheque dan giro bilyet tersebut telah diuangkan dan dipindah bukukan dengan cara sebagai mana mestinya, dan pembayaran dengan cheque dan giro

bilyet dibuat atas nama kreditur dan kata-kata pembawa agar dicoret.

8. Seluruh hutang debitur kepada kreditur, oleh kreditur dapat ditagih seketika sekaligus tanpa pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu oleh kreditur kepada debitur apabila:

b. Debitur mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit atau debitur mengajukan permohonan penundaan pembayaran hutang-hutangnya, c. Harta kekayaan debitur atau seluruhnya disita oleh pihak lain,

d. Debitur meninggal dunia, kecuali bila penerima hak atau para ahli warisnya dapat memenuhi semua kewajiban debitur dan dalam hal ini disetujui oleh kreditur,

e. Debitur ditaruh di bawah pengampuan (Onder Curatele Gesteld) atau karena sebab atau apapun tidak cakap atau berhak atau berwenang bagi untuk melakukan tindakan pengurusan atau pemilikan atas dan terhadap harta kekayaannya baik sebagian atau seluruhnya,

f. Debitur lalai dalam membayar salah satu angsuran atau angsurannya, atau debitur sering melalaikan kewajibannya,