• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran Berdasarkan isu strategi, strategi dan arah kebijakan maka sasaran ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan sasaran ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan

Dalam dokumen BUKU II RKP TAHUN 2015 (Halaman 67-73)

TARGET KINERJA PEMBANGUNAN PENGARUSUTAMAAN GENDER TAHUN 2015

1.2.1 Penanggulangan Kemiskinan .1Permasalahan .1Permasalahan

1.2.1.2 Sasaran Berdasarkan isu strategi, strategi dan arah kebijakan maka sasaran ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan sasaran ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan

menjadi 9-10 persen sesuai target RPJMN 2015-2019

Untuk sasaran program perlindungan sosial difokuskan pada penanggulangan risiko dan kerentanan yang dihadapi oleh individu, rumah tangga, dan komunitas. Sistem perlindungan sosial komprehensif diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin dan rentan, yang mencakup penduduk telantar, penyandang disabilitas, komunitas adat terpencil, korban tindak kekerasan, eksploitasi, perdagangan manusia, dan bencana alam, serta penduduk yang

1-50 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015

PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG

dan Strategi

Pembangunan Tahun 2015

adalah: (1) perluasan perlindungan sosial dan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin; dan (2) percepatan pengurangan kemiskinan dan peningkatan pemerataan. Kedua arah kebijakan dilaksanakan dengan tiga strategi utama sebagai berikut: (1) Memperluas dan menyempurnakan pelaksanaan sistem jaminan sosial terutama jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan; (2) Meningkatkan ketersediaan penyediaan pelayanan dasar yang disertai dengan peningkatan kualitas pelayanannya dan jangkauannya bagi masyarakat miskin dan rentan berupa pelayanan administrasi kependudukan, pelayanan kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial dan infrastruktur dasar; dan (3) Meningkatkan kemampuan penduduk miskin dalam mengembangkan penghidupan yang berkelanjutan melalui penguatan asset sosial penduduk miskin, peningkatan kemampuan berusaha dan bekerja penduduk miskin, dan peningkatan dan perluasan akses penduduk miskin terhadap modal.

Arah kebijakan melalui tiga strategi utamanyadijabarkan melalui 5 (lima) fokus prioritas yaitu:

Fokus 1. Penyempurnaan dan Pengembangan Sistem Perlindungan Sosial yang Komprehensif

Untuk mendukung penyempurnaan dan pengembangan sistem perlindungan sosial yang komprehensif pada tahun 2015, strategi yang dilakukan adalah:

1. Pelaksanaan bantuan tunai bersyarat PKH yang mencakup 3 juta keluarga sangat miskin (KSM). Sebanyak 200 ribu keluarga penerima kohor 2008 telah keluar secara alamiah, karena sudah tidak memenuhi persyaratan program dan graduasi berdasarkan hasil resertifikasi. Hal ini mengurangi cakupan PKH dari 3.2 juta KSM pada 2014 menjadi 3 juta KSM pada 2015. Bagi peserta transisi akan memperoleh peningkatan kemampuan keluarga, dan dilakukan komplementaritas dengan program penanggulangan kemiskinan dari berbagai sektor bagi peserta graduasi; (b) Peningkatan perlindungan sosial bagi anak yang membutuhkan perlindungan khusus lainnya termasuk anak

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG

1-51

pemberdayaan ekonomi bagi fakir miskin, penduduk rentan dan termarjinalkan melalui bantuan modal kelompok di wilayah perdesaan dan perkotaan; (d) Penguatan dan penataan bantuan serta layanan sosial reguler bagi lanjut usia dan penyandang disabilitas telantar melalui peningkatan asistensi sosial lanjut usia telantar (ASLUT), asistensi sosial untuk penyandang disabilitas, pelayanan sosial reguler dalam panti, pelayanan sosial luar panti (home care services) dan pelayanan harian (day care services). Upaya inklusivitas untuk disbilitas dan lansia di berbagai sektor seperti infrastruktur, kesehatan, pendidikan, lapangan kerja di berbagai sektor akan ditingkatkan melalui koordinasi yang lebih intensif; dan (e) Penguatan skema bantuan sosial temporer, meliputi transformasi bantuan beras untuk rumah tangga miskin (raskin), serta bantuan bencana alam, bencana sosial, dan guncangan ekonomi;

2. Peningkatan pelaksanaan jaminan sosial bagi penduduk miskin dan rentan melalui: (a) Perluasan kepesertaan jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan, terutama pada penduduk miskin dan rentan, melalui: (i) perluasan sosialisasi dan edukasi SJSN; (ii) integrasi program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) secara bertahap ke dalam JKN; (iii) pengembangan insentif untuk peserta pekerja bukan penerima upah; serta (iv) inovasi proses pendaftaran dan pengumpulan iuran; dan (b) Pelaksanaan pemberian bantuan iuran pada peserta penerima bantuan iuran (PBI) JKN. PBI juga diarahkan mencakup penduduk rentan yang belum teregistrasi. Besaran iuran PBI juga ditingkatkan untuk meningkatkan kesinambungan keuangan dan menjaga kualitas layanan; dan

3. Peningkatan kapasitas sistem dan kelembagaan perlindungan sosial, melalui: (a) Pembentukan sistem rujukan terpadu untuk memfasilitasi

1-52 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015

PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG

pelaksana, dan (b) Penguatan kelembagaan pelayanan sosial melalui panti dan pekerja sosial, melalui standarisasi pelayanan dan pengembangan layanan berbasis sistem.

Fokus 2. Peningkatan Sinkronisasi dan Efektivitas Perluasan Pelayanan Dasar untuk Penduduk Miskin dan Rentan

Pada tahun 2015, terkait perluasan pelayanan dasar memulai proses transformasi yang menuju kepada pendekatan penanggulangan kemiskinan yang lebih holistik, komprehensif dan integratif agar meningkatkan dampak pada kesejahteraan masyarakat miskin serta mengurangi kesenjangan antara masyarakat miskin dan non-miskin. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan sinkronisasi dan efektifitas pelayanan dasar untuk penduduk miskin dan rentan, terutama pelayanan administrasi dan kependudukan, kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial dan infrastruktur dasar.

Berbagai upaya yang semula diklasifikasikan pada ke-4 klaster program penanggulangan kemiskinan terkait pelayanan dasar akan diintegrasikan menjadi paket minimal pelayanan dasar untuk masyarakat miskin dan rentan. Paket tersebut meliputi pelayanan administrasi dan kependudukan, pelayanan kesehatan dasar, pelayanan pendidikan, perlindungan sosial, dan infrastruktur dasar (perumahan, listrik, air dan sanitasi). Strategi peningkatan pelayanan dasar berfokus pada peningkatan ketersediaan layanan dasar (supply) baik dari segi kuantitas maupun kualitas dan juga peningkatan kesadaran dan kapasitas masyarakatnya sendiri (demand) untuk mengakses layanan yang sudah tersedia. Intervensi-intervensi akan dipusatkan pada tingkat layanan dimana penyedia layanan dan masyarakat berinteraksi.

Peningkatan perluasan pelayanan dasar akan dilakukan dengan: (i) melakukan pengembangan strategi lintas-sektor dalam perluasan pelayanan dasar di wilayah kantong kemiskinan termasuk kerangka pendanaan, kerangka monitoring dan evaluasi, dan penentuan wilayah intervensi; (ii) penyusunan standar kualitas layanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan berdasarkan standar

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG

1-53

untuk memperjelas akuntabilitas, pembagian tugas, dan koordinasi dalam penyediaan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin; (iv) pengembangan model dan uji coba intervensi pelayanan dasar yang terintegrasi di wilayah kantong kemiskinan, berfokus di tingkat layanan dan meliputi aspek peningkatan efisiensi sektor publik, peningkatan akses dan kualitas layanan, dan pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanan perluasan pelayanan dasar.

Sedangkan dalam upaya pengendalian kuantitas penduduk miskin akan dilakukan dengan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata dalam system JKN dan penguatan pembangunan keluarga untuk penanggulangan kemiskinan, melalui: (a) peningkatan intensitas pelayanan KB secara statis di wilayah perkotaan, dan secara mobile di wilayah sulit (tertinggal, terpencil, perbatasan, kumuh dan miskin); (b) pembangunan keluarga dengan pemberdayaan keluarga melalui kelompok kegiatan usaha perekonomian produktif keluarga sejahtera dalam rangka meningkatkan, melestarikan, dan mereplikasi kesertaan ber-KB.

Fokus 3. Penguatan Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat melalui Transformasi PNPM menuju Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan

Dengan memperhatikan berbagai tantangan program pemberdayaan masyarakat selama ini dan untuk lebih mengefektifkan upaya penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, maka diperlukan berbagai penyesuaian terhadap program yang ada saat ini. Fokus untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut: (i) penajaman pemanfaatan BLM untuk menunjang pembangunan infrastruktur dasar yang mendukung pengembangan lintas wilayah (antar desa, antar kecamatan) di kecamatan-kecamatan termiskin dan pemerintah daerah dengan kemampuan fiskal yang kurang; (ii) pengembangan kemampuan masyarakat miskin untuk berusaha dengan memberikan pelatihan kewirausahaan dan keterampilan khusus dalam upaya meningkatkan produktivitas; dan (iii) pengembangan akses masyarakat miskin terhadap aktivitas ekonomi, termasuk sarana dan prasarana menunjang

1-54 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015

PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG

akan difokuskan pada kecamatan miskin dengan target kantong-kantong kemiskinan dan rumah tangga miskin. Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan dana BLM, pemanfaatannya BLM diharapkan dapat ditujukan secara spesifik untuk keperluan penduduk miskin di lokasi-lokasi tersebut, termasuk penyediaan infrastruktur dasar yang dapat meningkatkan akses ekonomi, akses sosial, dan akses finansial.

Fokus 4. Peningkatan Peran Usaha Mikro dan Kecil, dan Koperasi dalam Penanggulangan Kemiskinan

Upaya-upaya pemberdayaan usaha mikro dan kecil (UMK) dan koperasi pada tahun 2015 juga diarahkan untuk mendukung kebijakan afirmatif dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Upaya-upaya tersebut akan dilaksanakan melalui strategi pengembangan penghidupan yang difokuskan pada perbaikan aset dan kapasitas finansial dari penduduk miskin dan rentan. Pendekatannya yang digunakan tidak saja mencakup peningkatan akses penduduk miskin dan rentan kepada pembiayaan produktif, namun juga untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk mengembangkan usaha dan mengakses pasar. Upaya-upaya tersebut juga dilengkapi dengan penguatan kelembagaan usaha melalui pengenalan praktek berkoperasi dan perlindungan bagi usaha informal. Integrasi dari berbagai upaya pemberdayaan UMK dan koperasi diharapkan dapat mewujudkan sasaran berkembangnya kegiatan ekonomi produktif masyarakat miskin dan rentah sehingga menjadi usaha yang berkelanjutan dan memberikan perbaikan pendapatan.

Secara umum, arah kebijakan pemberdayaan UMK dan koperasi dalam mendukung penanggulangan kemiskinan akan dilaksanakan melalui pengembangan penghidupan masyarakat miskin dan rentan yang mencakup:

1. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) UMK dan koperasi, yang difokuskan pada pengembangan kewirausahaan dan dukungan bagi pengkaderan calon-calon wirausaha baru pada lembaga pendidikan di perdesaan;

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG

1-55

sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik UMK (KUR dan skema pembiayaan lainnya), serta penguatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan lembaga keuangan mikro (LKM);

3. Peningkatan nilai tambah produk UMK dan koperasi, yang difokuskan pada penguatan koperasi produksi melalui diverisifikasi usaha dan penerapan teknologi tepat guna, serta fasilitasi penataan lokasi berusaha untuk UMK di perkotaan; dan

4. Penguatan kelembagaan usaha dan koperasi melalui penyuluhan dan kaderisasi perkoperasian, termasuk fasilitasi pembentukan koperasi bagi kelompok usaha produktif.

Fokus 5. Penguatan Kelembagaan untuk Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan serta Harmonisasi antar Pelaku Dalam Fokus 5, pada tahun 2015 akan dilaksanakan koordinasi kebijakan penanggulangan kemiskinan mengenai: (i) pengarusutaamaan kebijakan dan anggaran; (ii) penguatan masyarakat dan kawasan; (iii) kelembagaan dan kemitraan dimana saat ini masih dilakukan evaluasi kelembagaan terkait koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan baik di tingkat pusat maupun daerah; (iv) serta keuangan mikro yang dilaksanakan oleh Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

1.2.1.4Kerangka

Dalam dokumen BUKU II RKP TAHUN 2015 (Halaman 67-73)