• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN TAHUN 2015

Dalam dokumen BUKU II RKP TAHUN 2015 (Halaman 150-169)

Pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama tahun 2015 merupakan kelanjutan dari pembangunan tahun 2014 sekaligus sebagai awal dari pembangunan jangka menengah tahap ketiga (RPJMN 2015-2019). Pemanfaatan peluang bonus demografi menjadi salah satu acuan penting dalam menyusun arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama, khususnya dalam peningkatan pendidikan tinggi, peningkatan status kesehatan anak dan usia produktif, peningkatan keluarga berencana, peningkatan partisipasi pemuda dan di dukung lapangan kerja dan pasar kerja yang mendukung. Dengan memperhatikan permasalahan dan sasaran yang akan dicapai pada tahun 2014, maka arah kebijakan pembangunan sosial budaya dan kehidupan beragama tahun 2015 diprioritaskan untuk:

1. Mengendalikan kuantitas penduduk dengan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata dalam sistem JKN dan penguatan pembangunan keluarga, melalui: (a) Pembinaan akseptor dan peningkatan advokasi-KIE dengan berbagai media yang difokuskan pada sasaran kelompok khusus (pasangan usia muda dan memiliki dua anak/paritas rendah); (b) Peningkatan intensitas pelayanan KB secara statis di wilayah perkotaan, dan secara mobile di wilayah sulit, serta fokus pada wilayah-wilayah yang memiliki daya ungkit tinggi dalam kesertaan ber-KB; (c) Pembinaan dan pelestarian terhadap peserta KB untuk meningkatkan jumlah peserta KB, dan menurunkan ketidakberlansungan ber-KB, serta meningkatkan penggunaan alat dan obat kontrasepsi jangka panjang (MKJP); (d) Penyediaan sarana dan prasarana serta alat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas pelayanan kesehatan/klinik pelayanan KB; (e) Peningkatan pemahaman remaja tentang kependudukan, KB, kesehatan reproduksi, dan Pembangunan Keluarga melalui pembinaan Generasi Berencana (genre); dan (f) Pembangunan keluarga melalui penguatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga kelompok kegiatan pembinaan keluarga (BKB,

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

2-47

serta penguatan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS).

2. Menguatkan landasan hukum, menyerasikan landasan hukum dan kebijakan kependudukan dan keluarga berencana, melalui: (a) Identifikasi, penyerasian, dan peninjauan kembali landasan hukum/peraturan perundang-undangan kependudukan dan keluarga berencana; (b) Koordinasi terpadu lintas-kementerian/lembaga terkait perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan kependudukan dan keluarga berencana; (c) Perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antara aspek kuantitas, kualitas dan mobilitas serta antar-sektor; dan (d) Advokasi, sosialisasi dan fasilitasi penyusunan kebijakan kependudukan dan keluarga berencana kepada seluruh pemangku kebijakan.

3. Menata dan menguatkan serta meningkatkan kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana di pusat dan daerah, melalui: (a) Peningkatan koordinasi seluruh instansi terkait pembangunan kependudukan yang holistik; (b) Advokasi dan fasilitasi kepada pemerintah daerah tentang pembangunan kependudukan dan keluarga berencana; (c) Literasi dinamika penduduk bagi pengambil kebijakan dan para perencana pembangunan; (d) Evaluasi tentang efektivitas kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana setelah pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, setelah ditetapkannya UU No.52/2009; (e) Sosialisasi pembentukan lembaga kependudukan dan KB di tingkat daerah dalam penguatan optimalisasi pelaksanaan pembangunan KKB; dan (f) Peningkatan kuantitas dan kapasitas tenaga lapangan dan kader kelembagaan KB di tingkat lini lapangan.

4. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat dan tepat waktu, melalui: (a) Penyediaan data kependudukan yang akurat dan tepat waktu dari berbagai sumber, baik bersumber dari sensus penduduk dan survei kependudukan, regristrasi penduduk,

2-48 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015

BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

registrasi vital dan pengembangan registrasi vital terpadu; (d) Penguatan kualitas data statistik rutin sektoral KKB; (e) Peningkatan diseminasi, aksesibilitas dan pemanfaatan data dan informasi kependudukan dan KB dari berbagai sumber kepada seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun masyarakat untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan maupun dunia usaha; (f) Peningkatan koordinasi, termasuk fasilitasi, seluruh instansi dalam pemanfaatan data dan informasi kependudukan dan KB dari berbagai sumber untuk perencanaan dan evaluasi kebijakan pembangunan; (g) Peningkatan kapasitas SDM data dan informasi kependudukan dan KB; dan (h) Peningkatan sistem teknologi informasi data kependudukan dan KB. 5. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan

kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia melalui: (a) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja; (b) Peningkatan pelayanan kesehatan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi; (c) Peningkatan pelayanan kesehatan neonatal; (d) Peningkatan pelayanan kesehatan balita; (e) Peningkatan pelayanan perlindungan kesehatan anak; (f) Peningkatan pelayanan kesehatan kerja; (g) Peningkatan pelayanan kesehatan lanjut usia; (h) Peningkatan peran lintas sektor dalam pembangunan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia; dan (i) Peningkatan sistem pelayanan JKN yang mendorong upaya kesehatan ibu dan anak.

6. Meningkatkan akses terhadap pelayanan gizi masyarakat melalui: (a) peningkatan cakupan pelayanan kesehatan bayi dan dan balita antara lain pemantauan tumbuh-kembang, pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan, pemberian MP-ASI dan suplemen vitamin A, manajemen pada anak kurang gizi akut dan kronis; (b) Penerapan perilaku gizi seimbang pada setiap siklus kehidupan; (c) Penguatan kompetensi tenaga gizi dan tenaga kesehatan dalam pelayanan gizi; (d) Penguatan desain, pelaksanaan, dan pengawasan regulasi dan standar gizi; dan (e) Penguatan peran lintas sektor dan kapasitas pemerintah daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan rencana aksi pangan dan

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

2-49 penyehatan lingkungan melalui: (a) Peningkatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan penyakit; (b) Peningkatan perlindungan kelompok berisiko; (c) Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan dan pengendalian faktor risiko; (d) Penatalaksanaan kasus dan pemutusan rantai penularan; (e) Pencegahan dan penanggulangan KLB/wabah; (f) Peningkatan ketersediaan tenaga program yang terdistribusi sesuai kebutuhan; (g) Penyediaan dan pendistribusian logistik program secara berkesinambungan; (h) Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna; (i) Pemberdayaan dan peningkatan peran serta pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.

8. Meningkatkan ketersediaan obat yang bermutu serta terjaminnya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan yang sesuai dengan standar dan persyaratan bagi pelayanan kesehatan di setiap tahap kehidupan (continuum of care) melalui: (a) Peningkatan tersedianya obat, vaksin dan bahan medis habis pakai yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah, terutama obat yang tercantum dalam formularium nasional; (b) Peningkatan jaminan mutu pelayanan kefarmasian; (c) Terlaksananya penggunaan obat rasional dalam pelayanan kesehatan setiap tahap kehidupan (continuum of care); (d) Penguatan kapasitas institusi dalam manajemen logistik obat; (e) Penguatan kapasitas institusi dalam teknologi penapisan di bidang obat dan alat kesehatan; (f) Pengembangan kemandirian penyediaan vaksin; (g) Peningkatan pengendalian, monitoring dan evaluasi harga obat; (h) Peningkatan pembinaan kualitas pre- dan post-market alat kesehatan; dan, (i) Peningkatan pembinaan sarana produksi dan distribusi sediaan produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan.

9. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan berbasis resiko melalui: (a) Peningkatan efektifitas penyusunan NSPK Pengawasan Obat dan Makanan; (b) Penguatan sistem pengawasan pre market Obat dan Makanan; (c) Penguatan sistem pengawasan post market Obat dan Makanan termasuk penegakan hukum, (d)

2-50 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015

BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

jejaring dalam pengawasan Obat dan Makanan; dan (g) Pendampingan regulatory kepada pelaku usaha.

10. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam membudayakan perilaku sehat melalui: (a) Peningkatan upaya advokasi bidang kesehatan; (b) Penguatan gerakan masyarakat; (c) Peningkatan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dan memelihara kesehatan intelegensia dengan meningkatkan akses komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat; (d) Penggalangan kemitraan dan partisipasi masyarakat; dan (e) Penguatan kelembagaan termasuk pengeloaan SDM profesional, organisasi dan anggaran.

11. Mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional

melalui: (a) Peningkatan cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional; (b) Peningkatan kerjasama dengan provider non pemerintah; (c)Pengembangan standar provider JKN dan sistem rujukan; (d) Pengembangan Health Technology Assesment (HTA) untuk kendali mutu dan biaya; (e) Pengembangan sistem monitoring, dan evaluasi termasuk operation research; (f) Pengembangan sistem pembayaran provider dan insentif tenaga kesehatan untuk mendorong peningkatan upaya kesehatan primer dan pemerataan tenaga kesehatan di terpencil, sangat terpencil dan DTPK; dan (g) Pengembangan dan penguatan regulasi dalam rangka pelaksanaan jaminan kesehatan nasional.

12. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan kualitas sumber daya manusia kesehatan melalui: (a) Pengembangan jenis tenaga kesehatan tertentu seperti promkes, sanitarian, spesialis pelayanan primer; (b) Penyelarasan perundangan/regulasi terkait pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan SDM Kesehatan antara Kemenkes dan stakeholders terkait; (c) Peningkatan kualitas tenaga kesehatan termasuk kompetensi dan sertifikasi terhadap seluruh jenis tenaga kesehatan; (d) Pengembangan kurikulum pelatihan SDM Kesehatan yang mengacu pada standar nasional dan internasional; (e) Peningkatan pendayagunaan SDM Kesehatan utamanya dalam pemenuhan kebutuhan tenaga

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

2-51

action lainnya, (f) Penguatan perencanaan SDM Kesehatan; dan (g) Pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan.

13. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas melalui: (a) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar sesuai standar; (b) Penyusunan, penetapan dan pelaksanaan berbagai standard guideline pelayanan kesehatan diikuti dengan pengembangan sistem monitoring dan evaluasinya; (c) Pengembangan dan penerapan sistem akreditasi bagi fasilitas pelayanan kesehatan dasar; dan (d) Peningkatan pelayanan kesehatan promotif dan preventif di fasilitas pelayanan kesehatan primer.

14. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas melalui: (a) Penguatan sistem rujukan nasional dan regional; (b) Penguatan sistem rumah sakit pendidikan; (c) Pengembangan sistem pengendalian mutu internal fasilitas kesehatan; dan (d) Peningkatan pelayanan kesehatan promotif dan preventif di fasilitas pelayanan kesehatan rujukan.

15. Menguatkan manajemen, penelitian dan

pengembangan, dan sistem informasi melalui: (a) Peningkatan peran sektor kesehatan dalam pelayanan kesehatan primer, promosi, dan pencegahan; (b) Penguatan mekanisme monitoring evaluasi melalui sistem informasi menyeluruh dari fasilitas pelayanan, pusat, provinsi, dan kabupaten/kota; (c) Peningkatan penelitian dan pengembangan untuk mendukung kebijakan pembangunan kesehatan berbasis bukti

(evidence-based policy); (d) Peningkatan

penanggulangan krisis kesehatan; (e) Peningkatan sinergitas kebijakan perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan di pusat dan daerah melalui pembagian urusan; serta (f) Penguatan Kebijakan dalam pengembangan kesehatan intelegensia yang terintegrasi di dalam setiap tahap siklus hidup guna mendukung tercapainya masyarakat Indonesia yang cerdas dan berkualitas.

2-52 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015

BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

lain melalui Public Private Partnership (PPP) dan Corporate Social Responsibility (CSR); (c) Peningkatan keseimbangan antara pembiayaan kesehatan masyarakat (termasuk upaya promotif dan preventif), kesehatan perorangan dan program pendukung; (d) Peningkatan kemampuan teknis dan pengelolaan program kesehatan; (e) Penguatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK); dan (f) Pengembangan Dana Alokasi Kesehatan (DAK).

17. Meningkatkan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata melalui: (a) Penyelenggaraan pendidikan dasar bermutu yang terjangkau bagi semua dalam kerangka pelaksanaan standar pelayanan minimal untuk mencapai standar nasional pendidikan; (b) Pemantapan implementasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan mekanisme penyaluran yang lebih efektif; (c) Peningkatan daya tampung SMP/MTs/sederajat terutama di daerah 3T; (d) Penurunan angka putus sekolah dan angka mengulang, peningkatan angka melanjutkan, serta penurunan rata-rata lama penyelesaian pendidikan di semua jenjang guna mendukung peningkatan efisiensi internal pendidikan; (e) Penuntasan rehabilitasi ruang kelas SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/sederajat untuk memenuhi standar pelayanan minimal; (f) Peningkatan mutu proses pembelajaran; (g) Peningkatan pendidikan inklusif untuk anak-anak berkebutuhan khusus termasuk anak-anak dengan kemampuan kecerdasan istimewa; (h) Peningkatan kesempatan lulusan SD/MI/sederajat yang berasal dari keluarga miskin untuk dapat melanjutkan ke SMP/MTs/sederajat; dan (i) Pengembangan pendidikan karakter bangsa; serta (j) Perkuatan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan iklim sekolah yang mendukung tumbuhnya sikap saling menghargai, sportif, kerja sama, kepemimpinan, kemandirian, partisipatif, kreatif, dan inovatif (soft skills), serta jiwa kewirausahaan.

18. Meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah universal (PMU), melalui: (a) Peningkatan akses pendidikan menengah jalur formal

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

2-53

rusak sedang, serta pembangunan RKB dan USB SMA/SMK/MA/sederajat untuk kecamatan yang belum memiliki unit sekolah jenjang menengah; (c) Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan menengah untuk memberikan landasan yang kuat bagi lulusan agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya atau memasuki dunia kerja; (d) Perkuatan jalur pendidikan menengah umum dan kejuruan dengan penekanan pada kekuatan masing-masing jalur dan menjaga keseimbangan kurikulum umum dan kurikulum kejuruan; (e) Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan menengah kejuruan, pendidikan tinggi vokasi, dan pelatihan keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan termasuk kebutuhan daerah untuk menghasilkan lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan memiliki etos kewirausahaan; (f) Harmonisasi pendidikan menengah kejuruan, pendidikan tinggi vokasi, dan pelatihan keterampilan untuk membangun sinergi dalam rangka merespons kebutuhan pasar yang dinamis; (g) Peningkatan kemitraan antara penyelenggara pendidikan kejuruan, pendidikan tinggi vokasi, dan pelatihan keterampilan dengan dunia industri dalam rangka memperkuat intermediasi dan memperluas kesempatan pemagangan melalui program school-to-work transition, serta penyelarasan pendidikan/pelatihan dengan dunia kerja; (h) Peningkatan pendidikan kewirausahaan pada jenjang pendidikan menengah; (i) Peningkatan ketersediaan guru produktif untuk SMK yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pembangunan termasuk kebutuhan daerah; (j) Pengembangan sistem penilaian hasil belajar yang komprehensif dan terpercaya, yang menggambarkan praktik pembelajaran di sekolah, kepemimpinan sekolah, serta interaksi sekolah dan orangtua.

19. Meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi, melalui: (a) Peningkatan pemerataan layanan pendidikan tinggi dengan memperhatikan keseimbangan jumlah program studi sejalan dengan perkembangan keilmuan dan kebutuhan

2-54 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015

BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

Penataan program studi dan bidang keilmuan yang fleksibel untuk memenuhi kebutuhan pembangunan; (d) Peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana-prasarana pendidikan tinggi seperti gedung perkuliahan, perpustakaan, dan laboratorium yang sesuai dengan kebutuhan program studi; (e) Pengembangan infrastruktur iptek dan pelaksanaan roadmap penelitian sesuai kebutuhan pembangunan guna mendukung terwujudnya perguruan tinggi sebagai lembaga pengembangan dan penelitian iptek; (f) Peningkatan kualifikasi dosen melalui pendidikan S2/S3 baik di dalam maupun di luar negeri; (g) Penguatan kualitas dosen melalui peningkatan intensitas penelitian dan academic recharging; (h) Pengembangan sistem insentif bagi dosen dan peneliti untuk meningkatkan publikasi hasil penelitian di jurnal ilmiah internasional dan mendapatkan paten; (i) Penguatan kemitraan perguruan tinggi, lembaga litbang, dan industri, termasuk lembaga pendidikan internasional, dalam penguatan kelembagaan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan dan penelitian iptek; (j) Peningkatan pendidikan kewirausahaan, termasuk technopreneur bagi dosen dan mahasiswa dengan menjalin kerja sama antara institusi pendidikan dan dunia usaha; dan (k) Pemberian beasiswa perguruan tinggi untuk siswa SMA/SMK/MA yang berprestasi dan kurang mampu. 20. Meningkatkan profesionalisme dan pembenahan

distribusi guru dan tenaga kependidikan, melalui: (a) Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui pengembangan profesional berkelanjutan (continuous professional development), sertifikasi profesi, dan penyediaan tunjangan, yang didukung dengan pelaksanaan evaluasi kinerja yang berkesinambungan; (b) Perkuatan kemampuan guru, termasuk kepala sekolah dan pengawas sekolah, dalam menjalankan paradigma pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan; (c) Pemberdayaan peran kepala sekolah sebagai manajer sistem pendidikan yang unggul; (d) Revitalisasi peran

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

2-55

guru-guru yang berkualitas, dengan menyelenggarakan pre-service education dan in-service training yang bermutu; (f) Peningkatan pengawasan pendirian LPTK dan pengendalian mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan guru; (g) Peningkatan efisiensi, efektivitas, pengelolaan, dan pemerataan distribusi guru; (h) Penerapan sistem penilaian kinerja guru; (i) Penyediaan tenaga pendidik di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan sesuai dengan standar pelayanan minimal. 21. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan anak

usia dini (PAUD), pendidikan nonformal dan pendidikan informal, melalui: (a) Penguatan kapasitas lembaga penyelenggara pendidikan nonformal; (b) Peningkatan pendidikan keterampilan terutama bagi penduduk usia produktif muda yang berpendidikan rendah; (c) Peningkatan pengetahuan dan pendidikan pengasuhan (parenting education) bagi para orangtua, pengembangan homeschooling dan pendidikan sepanjang hayat; dan (d) Peningkatan keberaksaraan penduduk melalui pendidikan keaksaraan fungsional di kantong-kantong buta aksara yang diikuti dengan upaya pelestarian kemampuan keberaksaraan dan peningkatan minat baca.

22. Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan, melalui: (a) Peningkatan kemampuan guru dalam pengajaran; (b) Peningkatan kapasitas penyelenggara pendidikan; (c) Pemberian bantuan dan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan; serta (d) Pemantapan pelaksanaan Kurikulum 2013 dan pengembangan metodologi pembelajaran pendidikan agama dan keagamaan yang efektif sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional (SNP).

23. Memantapkan pelaksanaan sistem pendidikan nasional, dengan meningkatkan: (a) Percepatan penyusunan peraturan perundangan untuk mendukung pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional; (b) Penataan pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan oleh berbagai kementerian/lembaga dan pemerintah daerah secara menyeluruh sesuai dengan peraturan perundangan; dan (c) Pengembangan

2-56 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015

BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

nasional, dan lokal termasuk pendidikan agama, pengembangan kinestetika dan integrasi pendidikan kecakapan hidup untuk meningkatkan etos kerja dan kemampuan kewirausahaan peserta didik dalam rangka mendukung pendidikan berwawasan pembangunan berkelanjutan.

24. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pelayanan pendidikan, melalui: (a) Pemantapan pelaksanaan desentralisasi pendidikan; (b) Pengelolaan pendanaan di tingkat pusat dan daerah yang transparan, efektif dan akuntabel serta didukung sistem pendanaan yang andal; (c) Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, antara lain, dalam bentuk komite sekolah; (d) Peningkatan kapasitas pemerintah pusat dan daerah untuk memperkuat pelaksanaan desentralisasi pendidikan termasuk di antaranya dalam bentuk dewan pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota; (e) Peningkatan kapasitas satuan pendidikan untuk mengoptimalkan pelaksanaan otonomi pendidikan dan akuntabilitas sekolah, termasuk melalui pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS); dan (f) Konsolidasi sistem informasi dan hasil penelitian dan pengembangan pendidikan untuk dimanfaatkan dalam proses pengambilan keputusan, memperkuat monitoring, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaan program-program pembangunan pendidikan.

25. Menguatkan tata kelola pendidikan, melalui: (a) Penguatan sistem evaluasi, akreditasi dan sertifikasi kompetensi termasuk sistem pengujian dan penilaian pendidikan dalam rangka penilaian kualitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional; (b) Penyusunan peraturan perundang-undangan yang menjamin tercapainya pendidikan dasar sembilan tahun yang bermutu dan terjangkau; (c) Peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan seperti laboratorium, perpustakaan, dan didukung oleh ketersediaan buku-buku mata pelajaran yang berkualitas dan murah, untuk

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

2-57

bidang pendidikan termasuk penyediaan internet ber-content pendidikan mulai jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.

26. Meningkatkan pendidikan karakter, melalui: (a) Sosialisasi, edukasi dan internalisasi pentingnya bangsa yang berkepribadian unggul dan berkarakter; (b) Internalisasi nilai-nilai budaya ke dalam proses pembelajaran pada pendidikan formal, nonformal, informal dalam keluarga dan di tempat bekerja; (c) Intervensi regulasi, pelatihan dan pemberdayaan, serta pembiasaan (habituasi) bagi semua pemangku kepentingan; (d) Pembudayaan berperilaku dan berkarakter yang dikuatkan dengan penanaman nilai-nilai kehidupan agar menjadi budaya; (e) Membangun kerja sama yang sinergis antarpemangku kepentingan; dan (f) Peningkatan mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta bahasa perhubungan luas antarbangsa.

27. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan tersebut juga ditujukan untuk mengurangi kesenjangan taraf pendidikan

antarwilayah, antarjenis kelamin, dan

antarkelompok sosial-ekonomi, melalui: (a) Pemihakan pada siswa dan mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin melalui pemberian bantuan beasiswa bagi siswa dan mahasiswa miskin; (b) Pemihakan kebijakan bagi daerah dan satuan pendidikan yang tertinggal (underserved); (c) Pengalokasian sumberdaya yang lebih memihak kepada daerah dan satuan pendidikan yang tertinggal; (d) Pemihakan kebijakan pendidikan yang responsif gender di seluruh jenjang pendidikan; (e) Pengembangan instrumen untuk memonitor kesenjangan antarwilayah, antarjenis kelamin, dan antarkelompok sosial-ekonomi; dan (f) Peningkatan advokasi dan capacity building bagi daerah dan satuan pendidikan yang tertinggal.

28. Meningkatkan minat dan gemar membaca, melalui: (a) Promosi dan sosialisasi minat membaca; (b) Penguatan komunitas membaca di masyarakat dan partisipasi perpustakaan dalam menciptakan komunitas

2-58 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015

BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

29. Meningkatkan ketersediaan layanan perpustakaan,

melalui: (a) Pengembangan koleksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat; (b) Perluasan jangkauan layanan perpustakaan dan penyediaan perpustakaan digital; dan (c) Pelestarian dan penyediaan akses bahan perpustakaan warisan budaya bangsa.

30. Meningkatkan pelayanan kepemudaan yang berkualitas untuk mendukung partisipasi dan peran aktif pemuda di berbagai bidang pembangunan, khususnya dalam rangka pemanfaatan peluang bonus demografi melalui: (a) Penguatan koordinasi strategis lintas sektor dalam pelaksanaan pelayanan kepemudaan; (b) Peningkatan kapasitas dan kompetensi pemuda; (c) Perluasan kesempatan memperoleh pendidikan dan kesempatan kerja; (d) Pendidikan kepramukaan; (e) Pengembangan kepeloporan, kepemimpinan dan kewirausahaan pemuda; dan (f) Pembinaan dan pengembangan organisasi kepemudaan. 31. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga, melalui: (a) Penguatan dukungan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam upaya pembudayaan kegiatan olahraga; dan (b) Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dan olahraga rekreasi.

32. Meningkatkan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional, melalui: (a) Penyelenggaraan kejuaraan keolahragaan secara berjenjang dan berkelanjutan; (b) Penguatan pembinaan dan pengembangan olahragawan andalan; (c) Pengembangan iptek dan kesehatan olahraga; (d) Pemberian penghargaan bagi olahragawan, pembina, dan tenaga keolahragaan berprestasi; (e) Pengembangan prasarana dan sarana keolahragaan; (f) Revitalisasi sentra keolahragaan; dan (g) Pengembangan industri olahraga.

33. Meningkatkan pemahaman, penghayatan,

pengamalan dan pengembangan nilai-nilai keagamaan, melalui: (a) Penerangan keagamaan; (b) Pengkajian kitab suci; (c) Perayaan hari besar agama;

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

2-59

(a) Pemberdayaan masyarakat, organisasi sosial keagamaan, serta pemuka agama agar secara mandiri dapat mencegah dan menyelesaikan konflik, optimalisasi harmonisasi kehidupan sosial keagamaan di daerah yang memiliki potensi konflik; (b) Peningkatan pemahaman agama berwawasan multikultur yang berkelanjutan; dan (c) Pembentukan dan perberdayaan forum kerukunan umat beragama (FKUB) di seluruh Indonesia hingga tingkat kabupaten/kota.

35. Meningkatkan pelayanan kehidupan beragama,

melalui: (a) Pemberdayaan lembaga sosial keagamaan; (b) Bantuan sarana peribadatan; (c) Rehabilitasi tempat ibadah; (d) Pembangunan, rehabilitasi, dan operasional Kantor Urusan Agama (KUA); (e) Peningkatan kualitas pengelolaan dana sosial keagamaan; serta (f) Bantuan sertifikasi aset-aset wakaf.

36. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji

Dalam dokumen BUKU II RKP TAHUN 2015 (Halaman 150-169)