• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan Tujuan

Dalam dokumen TEORI AKUNTANSI (Halaman 38-45)

Tujuan utama akuntansi adalah memberikan dasar bagi prediksi dan penjelasan atas perilaku dan peristiwa akuntansi. Suatu teori didefinisikan sebagai “seperangkat gagasan (konsep) definisi, dan usulan yang saling berkaitan yang menyajikan suatu pandangan sistematis atas fenomena dengan merinci hubungan diantara variabel-variabel dengan tujuan menjelaskan dan meramalkan fenomena tersebut.

Pada awalnya tujuan akuntansi adalah menghasilkan laporan pertanggungjawaban dari pihak pengelola perusahaan (accountor) kepada pihak pemilik (accountee). Dalam hal ini accountor adalah manajemen perusahaan dan pemilik (accountee) adalah diperlakukan sebagai pihak luar. Tujuan tersebut selanjutnya dikenal dengan stewardship function (accountability function). Sesuai dengan tujuan awal tersebut tugas akuntan (accountant) adalah membantu accountor dalam melaksanakan tujuan tersebut. Tujuan ini baik secara eksplisit maupun implisit banyak kita jumpai pada tulisan-tulisan klasik seperti karya Sanders, Hatfields, dan Moore (1940) dan juga tulisan Ijiri (1970).

Untuk memenuhi fungsi pertanggungjawaban atau tujuan accountability tersebut maka dari sisi pengukuran, akuntansi menggunakan dasar biaya historis (historical cost). Ijiri (1970) menyatakan bahwa praktik akuntansi dewasa ini akan dapat dimengerti dengan lebih baik kalau kita menyadari bahwa accountability

dengan pendekatan accountability kita harus menekankan secara implisit penjaminan bahwa angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan (accounted) oleh adanya catatan-catatan dan dokumen-dokumen sumber dari transaksi-transaksi secara terinci.

Pendapat Ijiri diatas menunjukkan bahwa bila tujuan akuntansi adalah untuk pemenuhan pertanggungjawaban maka historical cost adalah menjadi tulang punggungnya. Di samping itu juga dapat disimpulkan bahwa tujuan akuntansi tidak hanya satu, accountability bukan tujuan satu-satunya, tetapi masih ada tujuan-tujuan yang lain.

Bisa dikatakan bahwa tujuan-tujuan lain tersebut muncul secara evolutif mengikuti perkembangan ekonomi dan dunia usaha.

Dari tujuan accountability kemudian berkembang kearah tujuan berdasarkan decision usefullness atau decition making. American Accounting Association (AAA) melalui A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) merupakan lembaga formal pertama yang menunjukkan adanya pergeseran tujuan akuntansi dari stewardship menjadi decition usefulness. Perkembangan ke arah tujuan ini tidak dapat dipisahkan dari keinginan dunia akuntansi untuk memiliki satu teori yang bersifat universal.

Tujuan yang dikemukakan ASOBAT tentang perlunya menghasilkan informasi akuntansi adalah untuk :

1. Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang terbatas termasuk identifikasi dari lingkup keputusan kritis, dan penentuan objectives dan goals.

2. Pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia dan bahan dalam suatu organisasi secara efektif.

3. Melakukan dan melaporkan tugas penyimpanan (custodianship) dari sumber daya.

4. Memperlancar fungsi sosial.

Akuntansi adalah suatu sistem yang menghasilkan informasi tentang kondisi suatu perusahaan. Informasi akuntansi yang dihasilkan dalam bentuknya yang standar adalah berupa laporan keuangan. Dari

laporan keuangan tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui kondisi kesehatan perusahaan tertentu.

Tujuan akuntansi sebagaimana menurut ASOBAT tersebut sejalan dengan tujuan yang dinyatakan dalam APB Statement Nomor 4.

Secara garis besar APB Statement No. 4 membagi tujuan akuntansi keuangan menjadi dua, yaitu:

1. Tujuan pokok akuntansi keuangan dan laporan keuangan 2. Tujuan khusus akuntansi keuangan

Tujuan pokok akuntansi keuangan dan laporan keuangan adalah menyediakan informasi kuantitatif yang bersifat keuangan mengenai perusahaan tertentu kepada para pemakai laporan, khususnya kepada pemilik dan kreditur untuk pembuatan keputusan ekonomi tertentu.

Tujuan tersebut meliputi pula penyediaan informasi untuk menilai efektivitas menajemen dalam memenuhi pekerjaan pengurusan perusahaan (stewardship) dan tanggungjawab menagerial lainnya.

Tujuan khusus akuntansi keuangan adalah menyajikan secara wajar sesuai dengan GAAP (Generally Accepted accounting Principles) tentang:

1. Posisi keuangan (financial position) 2. Hasil Usaha (results of operations)

3. Perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan

Tujuan umum laporan keuangan diperlukan untuk memberikan arah perkembangan prinsip akuntansi. Tujuan umum tersebut bebas atau tidak dipengaruhi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum pada saat tertentu.

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi untuk membuat keputusan ekonomi. Informasi ini tidak digunakan langsung dalam kaitannya dengan kepentingan pemakai. Pemakai laporan keuangan hendaknya melakukan analisis terlebih dahulu sebelum menggunakannya sebagai bahan pengambilan keputusan ekonomi. Analisis laporan keuangan yang dilakukan sesudah laporan keuangan tersebut diterbitkan oleh perusahaan merupakan bagian yang

maksimal bagi para pamakainya sebelum pemakai mengolah lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan seperti analisis rasio keuangan. Jenis analisis rasio tersebut bisa menyangkut analisis aspek likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, leverage, dan produktivitas atau aktivitas. Analisis rasio merupakan analisis yang banyak digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan, baik untuk pemberian kredit, pembelian saham, investasi maupun untuk kepentingan penentuan kelayakan jumlah pajak yang terutang.

KDPPLK (1999) menyatakan bahwa “tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi‟‟ Laporan tentang posisi keuangan adalah berupa neraca, kinerja berupa laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan dapat berupa laporan arus kas.

Sementara itu secara ringkas FASB (1978) melalui SFAC Nomor 1 menetapkan tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor (sekarang maupun yang potensial) dan pemakai lain dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan lainnya secara rasional. Informasi tersebut harus bersifat komprehensif bagi mereka yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomi dan memiliki kemauan untuk mempelajari dengan cara yang rasional.

2. Menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor dan lainnya dalam mengevaluasi jumlah, saat dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal dari dividen atau bunga dan penerimaan dari penjualan, penebusan, atau pelunasan surat berharga atau pinjaman (loan). Karena aliran kas bagi investor dan kreditor berkaitan dengan aliran kas perusahaan, pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu investor, kreditor dan lainnya dalam mengevaluasi jumlah, saat dan ketidakpastian aliran kas perusahaan yang bersangkutan di masa yang akan datang.

3. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber ekonomik suatu perusahaan, klaim terhadap sumber ekonomik (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber ekonomik kepada pihak lain yang berhak dan pemilik ekutas), dan pengaruh transaksi-transaksi, kejadian-kejadian, dan kondisi-kondisi yang mempengaruhi komposisi dan jumlah sumber-sumber ekonomik perusahaan tersebut serta klaim atas sumber-sumber ekonomik tersebut.

4. Memberikan informasi tentang hasil usaha (performance keuangan) suatu perusahaan selama satu periode.

5. Menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman, tentang transaksi modal, termasuk dividen kas dan distribusi lainnya dari sumber ekonomik perusahaan kepada pemilik, serta faktor lainnya yang mempengaruhi likuiditas dan solvensi perusahaan.

6. Menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemegang saham dan pemakai sumber-sumber ekonomik yang dipercayakan kepadanya.

7. Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai kepentingan pemilik.

Menurut APB Statement No. 4 tujuan umum laporan keuangan tidak jauh berbeda dengan tujuan umum menurut PAI tahun 1984, yang dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam

4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntasi yang dianut perusahaan.

Sedangkan tujuan kualitatif menurut APB Statement No. 4 juga sesuai dengan tujuan kualitatif menurut PAI, yaitu bahwa informasi keuangan akan bermanfaat bila dipenuhi ketujuh kualitas berikut:

1. Relevan (relevance)

2. Dapat dimengerti (Understandability) 3. Daya uji (Verifiabillity)

4. Netral (Neutrality)

5. Tepat waktu (Timeliness) 6. Daya banding (Comparability) 7. Lengakap (completeness)

SFAC Nomor 5 dan SFAC No. 1 menyiratkan akan pentingnya penyajian informasi keuangan tambahan yang disertakan pada saat laporan sebuah perusahaan dipublikasikan. Laporan tambahan tersebut dapat berupa rasio-rasio keuangan dan laporan lengkap lainnya. Tentu saja jenis laporan tambahan tersebut dapat bertambah banyak, yang mungkin menyangkut aspek mikro maupun makro perekonomian.

Informasi ini akan lebih bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan apabila disajikan juga dalam bentuk analisis.

Dalam SFAC Nomor 1 disebutkan bahwa pelaporan keuangan (finacial reporting) lebih luas dibanding laporan keuangan (financial statement). Laporan keuangan hanyalah bagian dari pelaporan keuangan tersebut. Dalam pelaporan keuangan tidak hanya terdiri dari laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan) tetapi juga memasukkan informasi-informasi yang

yang dapat disediakan oleh sistem akuntansi. Informasi di luar laporan keuangan seperti yang disebutkan oleh FASB antara alin meliputi:

“……. news releases management‟s forecasts of other descriptions of its plans or expectations, and description os an enterprise‟s social or environmental impact are examples of reports giving financial information other financial statements”

Untuk menetapkan tujuan pelaporan keuangan hendaknya kita mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi sebagai lingkungan pengembangan akuntansi. Dalam SFAC Nomor 1 paragraf 10 sampai 16 disebutkan berbagai pertimbangan dalam menetapkan tujuan pelaporan keuangan untuk kondisi negara dimana konsep tersebut dikembangkan. Pertimbangan tersebut merupakan gambaran kondisi sosial ekonomi di Amerika Serikat pada waktu itu serta prediksi untuk tahun-tahun yang akan datang, antara lain:

1. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi

2. Produksi dan pemasaran produk dan jasa melibatkan proses yang panjang, terus-menerus dan rumit sehingga membutuhkan modal yang banyak.

3. Sebagian besar aktivitas produktif di Amerika Serikat dilaksanakan melalui investor sebagai pemilik perusahaan baik melalui pasar nasional maupun multinasional.

4. Perusahaan memperoleh modal untuk aktivitasnya tidak hanya melalui perbankan atau kelompok kecil dan individu tetapi juga melalui pasar modal yang tumbuh dan berkembang pesat.

5. Sumber-sumber produksi umumnya didominasi sektor swasta.

6. Pemerintah merupakan pihak utama dalam penyediaan data statistik perekonomian yang banyak digunakan oleh para manajer, investor dan para pemakai lain karena mempengaruhi persepsi dan analisis bisnis dan ekonomi.

7. Efektivitas individu, Perusahaan, pasar dan pemerintah dalam pengalokasian sumber-sumber yang terbatas sangat

dan kinerja perusahaan untuk membantu dalam mengevaluasi alternatif tindakan dan berguna dalam memprediksi pendapatan, biaya dan resiko. Dalam hal ini fungsi pelaporan keuangan adalah sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan ekonomi mengenai suatu entitas usaha.

Uraian di atas menunjukkan bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak boleh terlepas dari masyarakat maupun negara. Karena masyarakat dan negara mempunyai tujuan sosial-ekonomi maka tujuan pelaporan keuangan hendaknya mengacu pada tujuan sosial ekonomi.

Hubungan ini terlihat lebih jelas pada struktur akuntansi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi mempunyai tujuan utama untuk menghasilkan informasi yang berguna sebagai bahan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Sebagai contoh berdasarkan informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dan informasi tambahan dari beberapa perusahaan atau industri dapat memberikan petunjuk kepada investor atau calon investor atau calon investor pilihan perusahaan atau industri mana sebaiknya modalnya akan ditanamkan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus menahan atau menjual investasi saham.

Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Tentu saja informasi keuangan yang disajikan harus memenuhi kualitas tertentu.

6.

HUBUNGAN KAUSAL ANTARA PENELITIAN AKUNTANSI

Dalam dokumen TEORI AKUNTANSI (Halaman 38-45)