• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP EKUITAS

Dalam dokumen TEORI AKUNTANSI (Halaman 193-200)

DAN EKUITAS

5. KONSEP EKUITAS

Dalam akuntansi tradisonal (Godfrey, et. al, 1994) terdapat sudut pandang akuntansi (accounting point of views) yang menjadi pusat perhatian akuntansi. Sudut pandang merupakan subjek pelaporan yang berarti subjek yang harus melaporkan informasi keuangan mempertanggungjawabkan kegiataan. Sudut pandang ini dalam istilah Hendriksen (1982) disebut dengan equity concept atau equity theory. Oleh karena itu di bagian akan digunakan istilah teori dan konsep silih berganti dengan pengertian yang sama.

Sudut pandang akuntansi tradisional tersebut menurut Godrey et. al (1994) diidentifikasikan dalam 6 macam theory: yaitu: 1) Proprietary theory; 2) Entity theory; 3) Fund theory/cash flow; 4) Commander theory; 5) Investor theory; dan 6) Enterprise theory.

Teori entitas berkaitan dengan penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan suatu kegiatan ekonomik sehingga pihak tersebut berhak untuk menikmati laba. Karena berkaitan dengan siapa yang berhak atas laba, teori entit (kesatuan) sering disebut pula dengan teori ekuitas (equity theory). Konsep dasar kesatuan usaha (business entity) dengan segala implikasinya sebenarnya hanya merupakan salah satu konsep dasar yang dapat di pilih dalam perekayasaan akuntansi.

Konsep kesatuan mempunyai implikasi terhadap pengertian

pendapatan, biaya dan laba. Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah:

1. Entitas usaha bersama (enterprise theory)

2. Entitas usaha atau bisnis (business entity theory) 3. Entitas investor (investor theory)

4. Entitas pemilik (proprietary / stockholder theory)

5. Entitas pemilk residual (residual proprietary / stockholder theory) 6. Entitas pengendali (commander theory)

7. Entitas dana (fund theory)

Teori entitas selalu dikaitkan dengan partisipan dalam kegiatan ekonomik yaitu manajer, karyawan, investor, kreditor, pemerintah, dan entitas lain yang terlibat. Mereka merupakan pihak yang akhirnya menerima manfaat dari nilai tambahan yang timbul akibat kegiatan ekonomik. Teori kesatuan juga mempunyai implikasi tentang tujuan pelaporan keuangan dan bentuk atau susunan statemen laba-rugi (income statement).

Entitas Usaha Bersama (enterprise theory)

Dengan sudut pandang ini, kesatuan yang menjadi pusat perhatian akuntansi adalah kegiatan usaha bersama yang melibatkan berbagai pihak sebagai bagian dari kegiatan ekonomik. Semua partisipan menanggung segala aspek kegiatan bersaama sehingga mereka disebut secara bersama sebagai pemegang pancang (stakeholders) yang terdiri atas manajer, karyawan, pemegang saham, kreditor, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Perusahaan berfungsi sebagai alat pengikat, pancang, atau pusat kegiatan.

Sebagai institusi sosial, perusahaan harus menunjukkan kontribusi ekonomik terhadap masyarakat luas. Semua partisipan merupakan kontributor dalam menciptakan nilai tambah (value added)

kemakmuran) yang dihasilkan oleh kegiatan para partisipan secara bersama-sama dikurangi dengan biaya material dan mesin/peralatan (bahan baku, overhead non-tenaga kerja dan depresiasi). Laba merupakan hasil upaya bersama (cooperative effort) para pemegang pancang. Jumlah rupiah yang dibayarkan kepada para partisipan bukan merupakan biaya tetapi merupakan distribusi nilai tambahan (laba) atau pembagian laba.

Entitas Usaha atau Bisnis (business entity theory)

Perusahaan dipandang sebagai orang atau badan yang berdiri sendiri, bertindak atas nama sendiri, serta terpisah dari investor, kreditor dan pihak eksternal lainnya. Jadi, perusahaan dipersonifikasikan sehingga perusahaan seakan-akan melakukan transaksi dan kegiatan (tentu saja melalui manajemen dan karyawan).

Dengan teori ini laba dipandang sebagai kenaikan aset karena pendapatan dianggap sebagai aliran masuk (kenaikan aset) dan biaya sebagai aliran keluar aset (penurunan aset) akibat kegiatan operasi perusahaan. Pemilik, kreditor, pemerintah, serta pihak lainnya diperlakukan sebagai pihak luar. Oleh karena itu, jumlah rupiah yang didistribusikan ke mereka diperlakukan sebagai biaya. Transaksi modal (transaksi dengan pemilik) tidak dibedakan dengan transaksi oprerasi.

Karena teori kesatuan usaha memandang penyedia dana sebagai pihak luar, pemegang saham dan kreditor tidak dibedakan dan keduanya dipandang sebagai pemegang ekuitas (equityholders) sehingga persamaan akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:

Aset=Ekuitas

Entitas Investor (investor theory)

Investor disini adalah investor dalam arti luas yaitu kreditor (jangka panjang) dan pemegang saham (preferen dan biasa). Jadi,

pusat perhatian akuntansi adalah kedua kelompok tersebut dan keduanya dipandang sebagai mitra manajemen (management associates) bukan sebagai pihak luar sebagai mana sudut pandang kesatuan usaha.

Dengan kata lain, perusahaan melalui manajemen bertindak atas nama investor. Oleh karena itu, pelaporan keuangan harus dilaksanakan untuk kepentingan kedua kelompok tersebut. Persamaan akuntansinya dapat dinyatakan sebagai berikut;

Aset - utang jangka pendek = Ekuitas Investor

Dengan sudut pandang ini, laba kemudian didefenisikan sebagai jumlah rupiah yang menjadi hak investor. Sebagai konsekuensi, bunga kepada kreditor jangka panjang dan dividen kepada pemegang saham bukan merupakan biaya tetapi lebih merupakan distribusi laba.

Entitas Pemilik (proprietary / stockholder theory)

Teori entitas ini memandang pemegang saham (biasa dan istimewa) sebagai pemilik (proprietor) dan menjadi pusat perhatian akuntansi. Kreditor dianggap sebagai pihak luar. Pemegang saham tetap menjadi mitra manajemen. Aset menjadi milik pribadi pemegang saham sehingga utang merupakan keharusan pemegang saham. Artinya pemegang saham menanggung segala resiko yang berkaitan dengan utang. Dengan sudut pandang ini, aset bersih menjadi perhatian utama bagi pemegang saham. Teori ini dapat dinyatakan dalam persamaan akuntansi berikut ini:

Aset – Kewajiban = Ekuitas

Kreditor, pemerintah dan pihak atau entitas lain (bahkan manajemen) dianggap sebagai pihak luar sehingga semua biaya yang dikorbankan yang bersangkutan dengan pihak tersebut (misalnya gaji, bunga, pajak) akan dianggap sebagai biaya bukan sebagai distribusi laba. Laba dalam teori entitas ini adalah selisih pendapatan dan biaya

Aset dipandang sebagai capital finansial bagi pemegang saham sebagai pemilik sehingga aset bersih menjadi pusat perhatiaanya.

Pemilik dianggap berkepentingan dengan nilai capital finansialnya sehingga nilai sekarang (current value) bukannya biaya histories sering dipakai sebagai basis penilaian untuk menentukan nilai aset bersih.

Entitas pemilk residual (residual proprietary / stockholder theory) Konsep entitas ini memandang pemegang saham biasa (residual equity) sebagai pusat perhatian akuntansi. Pendekatan ini sebenarnya tidak berbeda dengan sudut pandang pemilik (proprietary concept) yang telah dijelaskan di atas. Hanya dalam pendekatan ini, pemilik adalah pemegang saham biasa. Pemegang saham istimewa dianggap sebagai pihak luar sehingga dividen untuk mereka dipandang sebagai biaya.

Teori ini dapat dinyatakan dalam persamaan akuntansi berikut ini : Aset – Ekuitas spesifik – Ekiutas residual

Dalam persamaan tersebut, ekuitas spesifik adalah utang dan ekuitas saham istimewa. Teori ini dilandasi oleh pemikiran bahwa pemegang saham biasa adalah pihak yang akhirnya menanggung resiko ketidakpastian masa datang tetapi juga menikmati segala kembalian setelah pihak lain terpenuhi haknya. Hak pemegang saham biasa sudah cukup pasti sehingga mereka tidak berkepentingan dengann laba akuntansi. Oleh karena itu, penyajian laba harus dipusatkan pada pemegang saham biasa (residual stockholders) untuk membantu mereka memprediksi aliran kas masa datang. Laba dan laba per saham untuk pemegang saham biasa menjadi informasi penting yang harus disajikan dalam statemen lana-rugi.

Entitas pengendali (commander theory)

Konsep ini tidak secara langsung berkaitan dengan makna laba tetapi lebih berkaitan dengan penyajian data akuntansi secara

keseluruhan. Teori ini menitikberatkan pandangannya kepada pihak yang mengendalikan (to control) sumber ekonomik perusahaan tanpa memperhatikan pemilik (ownership)seperti konsep kesatuan yang lain.

Pengendalian hanya dapat dilakukan oleh manusia dan karenanya siapa yang mengendalikan sumber ekonomik perusahaan harus diidentifikasi dan kemudian akuntansi memusatkan perhatiannya pada para pengendali tersenut.

Implikasi teori ini tidak bebeda dengan implikasi konsep kesatuan usaha karena kemampuan mengendalikan sumber ekonomik lebih penting daripada pemilikan. Karena manajemen mempunyai tingkatan (hierarki), pengendalian juga bertingkat dan tingkat manajemen tertentu mengendalikan tingkat manajemen di bawahnya.

Dengan teori ini, sudut pandang akuntansi adalah manajemen puncak sebagai pengendali bukan pemilik sehingga neraca dipandang sebagai statemen tentang sumber dan penggunaan dana yang menunjukkan pertanggungjelasan (accountability) manajemen.

Statemen laba-rugi dianggap sebagai penjelasan atas kegiatan manajemen dari sufut pandang manajemen sehingga statemen laba-rugi harus menunjukkan hasil (laba) untuk tiap kegiatan yang dapat berupa projek, produk, atau segmen bisnis lainnya. Meskipun demikian, manajemen juga menyiapkan statemen laba-rugi untuk menunjukkan kinerja kesatuan usaha secara keseluruhan.

Entitas dana (fund theory)

Dana (fund) mempunyai dua pengertian yang saling dirancukan.

Dana dapat diartikan sebagai kas (uang), aset, likuid atau sumber keuangan (financial resources) yang dapat digunakan untuk mendanai sutau kegiatan, program, atau projek dalam dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dana juga dapat berarti kesatuan, wadah, atau pusat yang dapat berupa kegiatan, program atau projek yang didanai dengan aset likuid tersebut. Teori Ekuitas dana dapat dinyatakan dalam

Aset = Pembatasan penggunaan Aset

Konsep ini berpaut dengan organisasi nonprofit khususnya organisasi kepemerintahan. Untuk unit organisasi kepemerintahan, interpretasi terhadap persamaan diatas bergantung apakah unit tersebut mengelola asset (keuangan negara) yang dipisahkan dari anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dna Belanja Daerah (APBD) atau tidak. Dalam pembahasan akuntansi kepemerintahan, dikenal dua kelompok kesatuan dana yaitu dana nonbelanja atau usaha (nonexpendable atau business-type fund) dan dana belanja (expendable atau governmental-type fund). Yang pertama berkaitan dengan pengelolaan keuangan melalui anggaran Negara.

Dalam dokumen TEORI AKUNTANSI (Halaman 193-200)