• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biaya investasi mesin dan peralatan produksi: 1) Perizinan usaha (pra-investasi)

KONFIGURASI MODEL

SISTEM MANAJEMEN BASIS MODEL

1. Biaya investasi mesin dan peralatan produksi: 1) Perizinan usaha (pra-investasi)

2) Biaya kontingensi (10%)

3) Pengadaan mesin unit pascapanen 4) Pembebasan lahan bangunan usaha

5) Pendirian bangunan fisik industri pascapanen 6) Pendirian bangunan fisik kantor

7) Biaya sarana jalanan

8) Biaya fasilitas kantotr (ATK) 9) Biaya fasilitas laboratorium 10)Pengadaan kendaraan angkut 11)Biaya peralatan produksi 12)Biaya utilitas Rp/paket Rp/umur proyek Rp/unit/paket Rp/m2 Rp/m2 Rp/m2 Rp/km Rp/unit/paket Rp/unit/paket Rp/unit Rp/unit/paket Rp/unit/paket 2. Biaya Produksi:

1) Biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan 2) Biaya pemanenan dan pascapanen

3) Biaya angkutan ke tempat pengolahan

4) Biaya tenaga kerja (langsung & tidak langsung) 5) Biaya manajemen usaha

Rp/ha Rp/kg Rp/kg/trayek Rp/orang/bulan Rp/orang/bulan 3. Biaya Depresiasi dan Amortisasi:

1) Biaya depresiasi bangunan

2) Biaya depresiasi peralatan dan mesin pabrik 3) Biaya depresiasi peralatan laboratorium 4) Biaya depresiasi peralatan kantor (ATK) 5) Biaya kendaraan

6) Nilai akhir investasi bangunan 7) Nilai akhir investasi tanah

8) Nilai akhir investasi mesin dan peralatan lain

Rp/m2/tahun Rp/unit/bulan Rp/unit/bulan Rp/unit/bulan Rp/unit % investasi awal % investasi awal % investasi awal 4. Data Produksi:

1) Potensi produksi biji kering fermentasi 2) Biaya produksi biji kakao kering fermentasi 3) Biaya penggunaan energi dan BBM

4) Umur ekonomis proyek

Kg/ha Rp/kg Rp/liter Tahun 5. Biaya Lain-lain:

1) Biaya umum yang dibebankan per tahun 2) PPB, PPN dan PPH

3) Pengembalian kredit (angsuran pinjaman bank) 4) Biaya asuransi 1%

5) Biaya Perawatan Bangunan 1%

6) Biaya perawatan mesin dan fasilitas produksi 7) Waktu pembeyaran modal investasi

8) Waktu pembayaran modal kerja

Rp/tahun Rp/tahun Rp/tahun Rp/tahun Rp/tahun Rp/tahun Tahun Tahun

Tabel 11 Struktur data investasi dan biaya industri pengolahan kakao

No Data investasi dan biaya kebun dan pascapanen Satuan

1. Biaya investasi mesin dan peralatan produksi: 1) Perizinan usaha (pra-investasi)

2) Biaya kontingensi (10%)

3) Pengadaan mesin unit industri pengolahan 4) Pembebasan lahan bangunan industri 5) Pendirian bangunan fisik pabrik pengolahan 6) Pendirian bangunan fisik kantor

7) Biaya sarana jalanan

8) Biaya fasilitas kantotr (ATK) 9) Biaya fasilitas laboratorium 10)Pengadaan kendaraan angkut 11)Biaya peralatan produksi 12)Biaya utilitas Rp/paket Rp/umur proyek Rp/unit/paket Rp/m2 Rp/m2 Rp/m2 Rp/km Rp/unit/paket Rp/unit/paket Rp/unit Rp/unit/paket Rp/unit/paket 2. Biaya Produksi:

1) Biaya pemeliharaan dan perawatan 2) Biaya penggunaan energi dan BBM 3) Biaya angkutan ke industri pengolahan

4) Biaya tenaga kerja (langsung & tidak langsung) 5) Biaya manajemen usaha

Rp/bulan Rp/liter Rp/kg/trayek Rp/orang/bulan Rp/orang/bulan 3. Biaya Depresiasi dan Amortisasi:

1) Biaya depresiasi bangunan industri

2) Biaya depresiasi peralatan dan mesin pabrik 3) Biaya depresiasi peralatan laboratorium 4) Biaya depresiasi peralatan kantor (ATK) 5) Biaya kendaraan

6) Nilai akhir investasi bangunan pabrik 7) Nilai akhir investasi tanah areal usaha

8) Nilai akhir investasi mesin dan peralatan lainnya

Rp/m2/tahun Rp/unit/bulan Rp/unit/bulan Rp/unit/bulan Rp/unit % investasi awal % investasi awal % investasi awal 4. Data Produksi:

1) Potensi produksi lemak dan bubuk kakao 2) Biaya produksi lemak dan bubuk kakao 3) Biaya pengemasan produk

4) Umur ekonomis proyek

Kg/triwulan Rp/kg Rp/paket Tahun 5. Biaya Lain-lain:

1) Biaya umum yang dibebankan per tahun 2) PPB, PPN dan PPH

3) Pengembalian kredit (angsuran pinjaman bank) 4) Biaya asuransi 1%

5) Biaya Perawatan Bangunan 1%

6) Biaya perawatan mesin dan fasilitas produksi 7) Waktu pembeyaran modal investasi

8) Waktu pembayaran modal kerja

Rp/tahun Rp/tahun Rp/tahun Rp/tahun Rp/tahun Rp/tahun Tahun Tahun

Tabel 12 Struktur data investasi dan biaya integrasi usaha Agrokakao pola-JASA

No Data investasi dan biaya industri pengolahan Satuan

1. Biaya investasi mesin peralatan produksi :

1) Biaya praoperasi (pra-investasi) 2) Biaya pengadaan lokasi bangunan 3) Biaya bangunan fisik pabrik 4) Biaya bangunan fisik kantor

5) Biaya alat dan unit teknologi pascapanen

6) Biaya pabrik pengolahan lemak dan bubuk kakao 7) Biaya peralatan kantor (ATK)

8) Biaya investasi kendaraan 9) Biaya Utilitas

10)Biaya peralatan produksi

Rp/unit/paket Rp/m2 Rp/m2 Rp/m2 Rp/unit/paket Rp/unit/paket Rp/unit/paket Rp/unit Rp/satuan/paket Rp/unit/paket 2. Biaya Produksi: 1) Biaya tenaga kerja 2) Biaya peralatan produksi

3) Biaya angkutan (dari kebun ke pabrik) 4) Biaya angkutan (dari pabrik ke pelabuhan) 5) Potensi produksi biji kering per hektar 6) Biaya produksi biji kakao kering per kg

Rp/orang/bln Rp/unit Rp/kg/trayek Kg/kg/trayek Kg /triwulan Rp/kg biji 3. Biaya Operasi:

1) Biaya administrasi umum 2) Biaya manajemen usaha 3) Biaya pemasaran produk 4) Biaya pengemasan produk

Rp/orang/bulan Rp/orang/bulan Rp/kg

Rp/paket 4. Biaya Depresiasi dan Amortisasi:

1) Biaya depresiasi bangunan fisik pabrik 2) Biaya depresiasi bangunan fisik kantor 3) Biaya depresiasi peralatan dan mesin pabrik 4) Biaya depresiasi peralatan laboratorium 5) Biaya depresiasi peralatan kantor (ATK) 6) Biaya pemeliharaan kendaraan

7) Biaya kendaraan Rp/m2/tahun Rp/m2/tahun Rp/unit/bulan Rp/unit/bulan Rp/unit/bulan Rp/unit/bulan Rp/unit/bulan 5. Biaya Lain-lain:

1) Biaya umum yang dibebankan per tahun 2) PPB, PPN dan PPH

3) Pengembalian kredit 4) Biaya asuransi 1%

5) Biaya Perawatan Bangunan 1%

6) Biaya perawatan mesin dan fasilitas produksi 7) Waktu pembeyaran modal investasi

8) Waktu pembayaran modal kerja

Rp/tahun Rp/tahun Rp/tahun Rp/tahun Rp/tahun Rp/tahun Tahun Tahun

Catatan : Data harga kesepakatan bahan kaku, harga jual produk, suku bunga pinjaman dan harga BBM dapat menjadi input tambahan melalui pengguna.

Sistem Manajemen Basis Model

Sistem manajemen basis model berisi model untuk memproses data sehingga menghasilkan informasi dan alternatif keputusan. Pada bagian ini, data atau input skenario ke dalam basis model diolah menjadi output yang dikehendaki. Jika tujuan yang hendak dicapai tidak sejalan dengan keputusan masing-masing komponen yang terlibat, maka input data dapat diubah sesuai dengan skenario yang diinginkan. Model Strategi Sistem Pengembangan Agrokakao Pola-JASA

Model strategi sistem pengembangan Agrokakao bertujuan untuk membantu pengguna dalam mengidentifikasi komponen utama aktor, faktor, dan tujuan. Melalui prooses ini, diperoleh komponen kunci strategi sistem pengembangan Agrokakao.

Penetapan komponen utama aktor, faktor, dan tujuan yang menjadi prioritas strategi pengembangan Agrokakao pola-JASA diperoleh melalui indentifikasi, informasi, dan hasil diskusi dengan pakar. Prosedur perhitungan dalam pemilihan teknologi mengikuti kaidah analisis hierarki proses (AHP) dengan tahapan: (1) identifikasi sistem, (2) menyusun hierarki, (3) menyusun matriks gabungan, (4) pengolahan vertikal, (5) pengolahan horizontal, dan (6) penghitungan vektor prioritas dengan tetap memperhatikan konsistensi pendapat sebagai persyaratan utama dalam AHP yang dapat diketahui dengan rumus eigen value. Tahapan penentuan hierarki komponen utama strategi sistem pengembangan Agrokakao (Gambar 11).

Model Pengembangan Produk Unggulan Komoditas

Model pengembangan produk unggulan komoditas bertujuan untuk membantu pengguna dalam menentukan prioritas pengembangan produk unggulan komoditas. Penetapan prioritas alternatif produk kakao olahan unggulan didasarkan pada penilaian pakar atas sejumlah keriteria. Keluaran model adalah berupa hierarki prioritas produk kakao olahan unggulan berdasarkan bobot kepentingan masing- masing keriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penentuan produk kakao olahan unggulan diperoleh menurut kaidah analisis hierarki proses (AHP) dengan tahapan berikut: (1) identifikasi sistem, (2) menyusun

hierarki, (3) menyusun matriks gabungan, (4) pengolahan vertikal, (5) pengolahan horizontal, dan (6) penghitungan vektor prioritas dengan tetap memperhatikan bahwa konsistensi pendapat merupakan persyaratan utama yang dapat diketahui dengan menggunakan rumus eigen value. Tahapan penentuan prioritas pengembangan produk unggulan Agrokakao (Gambar 12).

Gambar 11 Diagram alir tahapan penentuan Gambar 12 Diagram alir tahapan penentuan strategi pengembangan Agrokakao Pengembangan produk unggulan

Model Pemilihan Teknologi Produksi

Model pemilihan teknologi pascapanen dan industri pengolahan dilakukan untuk membantu pengguna dalam menentukan alternatif pilihan teknologi yang akan digunakan. Penetapan sejumlah keriteria yang digunakan untuk pemilihan alternatif

Komponen utama : aktor, faktor, dan tujuan strategi pengembangan Agrokakao

SELESAI

MULAI

Input data hasil penilaian pakar terhadap komponen aktor, faktor, dan tujuan

strategi pengembangan Agrokakao

Analisis setiap komponen dengan menggunakan Teknik AHP

MULAI

Input data hasil penilaian pakar terhadap komponen

faktor/keriteria pengembangan produk

unggulan Agrokakao

Analisis setiap komponen faktor menggunakan Teknik AHP

Hierarki prioritas keputusan produks unggulan Agrokakao

SELESAI Validasi? Verifikasi? Tidak Tidak Ya Ya Verifikasi ? Tidak Ya Validasi? Tidak Ya Identifikasi sistem, menyusun hierarki,

menyusun matriks gabungan untuk selanjutnya dinilai oleh sejumlah pakar

Identifikasi sistem, menyusun hierarki, menyusun matriks gabungan

untuk selanjutnya dinilai oleh sejumlah pakar

prioritas teknologi proses yang sesuai untuk digunakan diperoleh melalui identifikasi, informasi, dan hasil diskusi dengan pakar. Adapun keluaran model ini adalah prioritas pilihan teknologi penanganan pascapanen dan industri pengolahan untuk diterapkembangkan.

Prosedur perhitungan pemilihan teknologi produksi menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dengan tahapan: (1) penentuan alternatif, (2) menyusun keriteria keputusan yang akan dianalisis, (3) menentukan derajat kepentingan relatif setiap keriteria keputusan dengan menggunakan skala 1-9, (4) menghitung nilai terhadap setiap alternatif keputusan, (5) menentukan peringkat atas nilai yang diperoleh dari setiap alternatif keputusan. Diagram alir model pemilihan teknologi proses produksi Agrokakao dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Diagram alir model pemilihan teknologi Agrokakao. Prioritas teknologi terpilih

untuk digunakan

SELESAI MULAI

Input Keriteria, alternatif, dan nama pakar, Input Keriteria, alternatif, dan nama pakar

Menilai keriteria untuk

menentukan menentukan derajat kepentingan relatif

Analisis setiap komponen dengan menggunakan MPE Validasi ? Tidak Ya Verifikasi? Tidak

Penentuan alternatif keputusan Penentuan keriteria keputusan

Implementasi

Model Strukturisasi Sistem dan Kelembagaan Agrokakao Pola-JASA

Model strukturisasi sistem dan pengembangan kelembagaan Agrokakao bertujuan untuk membantu pihak pengambil keputusan dalam memahami struktur sistem dan pengembangan kelembagaan Agrokakao pola-JASA. Pendekatan sistem menjadi penting dan sangat strategis karena sistem yang dikaji sangat kompleks dan sarat dengan kepentingan berdasarkan elemen-elemen yang turut membangun sistem sehingga dalam proses pengambilan keputusan harus dilakukan secara hati-hati agar semua kepentingan dapat terakomodasi.

Model strukturisasi sistem dan pengembangan kelembagaan Agrokakao dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sejumlah elemen. Elemen-elemen yang diteliti melalui teknik ISM terdiri atas enam elemen, yaitu: (1) elemen kebutuhan program, (2) elemen kendala utama program, (3) elemen tujuan program, (4) elemen tolok ukur untuk menilai keberhasilan program, (5) elemen sektor masyarakat yang terpengaruhi program, dan (6) elemen lembaga yang terlibat dalam program sstrategi sistem pengembangan Agrokakao pola-JASA. Model ini diharapkan dapat berguna bagi: (1) koperasi pekebun dalam mengelola hasil perkebunannya menjadi produk Agrokakao guna mendapatkan nilai tambah, (2) kalangan investor atau pengusaha yang ingin menanamkan modalnya pada Agrokakao, (3) lembaga pembiayaan usaha dalam menyalurkan kredit untuk pengembangan usaha Agrokakao, dan (4) Pemerintah Daerah serta Dinas lintas sektoral dalam proses pengambilan keputusan berkaitan dengan program strategi pengembangan Agrokakao pola-JASA. Diagram alir model strukturisasi sistem dan pengembangan kelembagaan Agrokakao pola-JASA dapat dilihat pada Gambar 14.

Tidak Ya

Gambar 14 Diagram alir model strukturisasi sistem dan pengembangan kelembagaan Agrokakao pola-JASA.

Model Kelayakan Usaha Perkebunan dan Pascapanen

Model kelayakan usaha perkebunan dilakukan terintegrasi dengan kegiatan pascapanen biji kakao. Model integrasi usaha ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baka (2001) bahwa bentuk pengusahaan kakao oleh

Strukturisasi sistem dan analisis pengembangan kelembagaan Agrokakao pola-JASA

(Teknik ISM)

Verifikasi?

Cetak Output:

Hierarki setiap sub-elemen untuk setiap elemen yang dianalisis

Klasifikasi sub-elemen untuk setiap elemen pada setiap peubah kategori ke dalam 4 sektor.

Input data strukturisasi sistem dan analisis kelembagaan Agrokakao pola-JASA

• Kebutuhan program pengembangan • Kendala program pengembangan • Tujuan program pengembangan • Masyarakat yang terpengaruhi program • Tolok ukur menilai keberhasilan program • Lembaga yang terlibat dalam program

Tidak Ya Validasi? Tidak Ya Implementasi Model Mulai Selesai

pekebun dengan sasaran menjual hasil perkebunannya dalam bentuk biji kakao gelondongan jelas hanya akan memperkaya pihak agroindustri. Dengan perkataan lain, sistem pengusahaan kakao pada tingkat petani seharusnya dilakukan secara terintegrasi antara usaha perkebunan dan pascapanen.

Model kelayakan usaha perkebunan dan pascapanen kakao bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha secara finansial dan risiko usaha perkebunan dan pascapanen kakao secara simultan. Model ini diharapkan dapat berguna bagi: Koperasi Pekebun, pengusaha atau investor, Lembaga pembiayaan usaha, dan Pemerintah Daerah bersama Bappeda dibantu oleh Dinas terkait dalam merumuskan kebijakan program strategi sistem pengembangan Agrokakao.

Input data model dilakukan melalui dua cara yaitu data yang telah tersimpan dalam file data struktur biaya usaha perkebunan dan pascapanen dan masukan data atau informasi langsung dari pengguna sesuai kebutuhan. Adapun formulasi untuk menghitung keriteria penilaian investasi dan risiko usaha digunakan formula finansial berupa PBP, NPV, IRR, B/C-ratio, dan BEP serta batas bawah keuntungan nominal (L). Skenario input yang dilakukan pada model integrasi usaha perkebunan dan pascapanen adalah sumber pendanaan. Adapun analisis sensitivitas dilakukan terhadap suku bunga, harga jual biji kakao kering terfermentasi, dan biaya produksi.

Output model integrasi usaha perkebunan dan pascapanen kakao berupa keriteria kelayakan usaha dan informasi mengenai risiko investasi usaha yang ditanamkan dengan menggunakan keriteria risiko menurut Soeharto (2002) yaitu Jika cv ≤ 0.5 usaha berisiko rendah, jika cv≥ 0.5 dan cv≤ 0.8 usaha berisiko sedang, dan jika cv > 0.8 usaha berisiko tinggi. Diagram alir model integrasi usaha perkebunan dan pascapanen kakao disajikan dalam Gambar 15.

Input File Basis Data Usaha Perkebunan & Pascapanen Kakao:

1. Biaya Tetap:

- Alat teknologi pascapanen biji kakao - Gaji Karyawan Tetap

- Biaya Tetap Lainnya

2. Biaya Tidak Tetap: - Pemeliharaan tanaman - Pupuk, pestisida, dan pemeliharaan - Panen dan pascapanen

- Biaya tidak tetap lainnya 3. Target Produksi Kebun: 1300 kg/ha/tahun

Input Skenario Model Usaha Perkebunan & Pascapanen Kakao:

• Dept Equity Ratio (DER)

• Sumber dana Bank Konvensional

• Tenggang waktu pengembalian pinjaman kredit

• Umur ekonomis proyek

• Harga jual produk biji kakao fermentasi

Tidak Ya

Gambar 15 Diagram alir model kelayakan usaha kebun dan pascapanen kakao. Hitung: • Biaya Penyusutan • Biaya Pemeliharaan • Biaya Asuransi Hitung: • Analisis Laba-Rugi • Analisis Cash Flow

Hitung:

• IRR - PBP • NPV - BEP • B/C-ratio - Risiko Usaha

Cetak Output:

• Keriteria Kelayakan Usaha • Analisis Laba-Rugi • Analisis Cash-Flow

• Risiko Investasi Usaha Keriteria kelayakan

Valid ? MULAI

Model Kelayakan Industri Pengolahan

Kelayakan model industri pengolahan dirancang dengan tujuan untuk menganalisis kelayakan dan risiko usaha teknologi pengolahan biji kakao. Model ini diharapkan dapat berguna bagi: (1) koperasi pekebun dalam mengelolah hasil perkebunannya dari biji kakao menjadi produk olahan guna mendapatkan nilai tambah komoditas, (2) pengusaha atau investor yang ingin menanamkan modalnya pada industri pengolahan kakao, (3) lembaga pembiayaan usaha untuk penyaluran kredit bagi pengusaha, dan (4) Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi sistem pengembangan Agrokakao berupa formulasi kebijakan, perbaikan infrastruktur, dan mendorong bentuk pengusahaan kakao secara terintegrasi melalui pola-JASA.

Input data model kelayakan industri pengolahan kakao dilakukan melalui dua cara yaitu input data yang tersimpan dalam file data struktur biaya pabrik kakao dan masukan data dan informasi langsung dari pengguna. Formulasi yang digunakan untuk menghitung kelayakan investasi dilakukan melalui keriteria finansial berupa PBP, NPV, IRR, B/C-ratio, dan BEP serta batas bawah keuntungan nominal ”L”. Data yang digunakan untuk mengukur risiko investasi adalah nilai rata-rata keuntungan per periode atau per tahun. Skenario input yang dilakukan pada model industri pengolahan kakao adalah sumber pendanaan. Adapun analisis sensitivitas dilakukan terhadap suku bunga, harga jual produk lemak dan bubuk kakao, dan biaya produksi.

Output model industri pengolahan kakao berupa keriteria kelayakan usaha, informasi mengenai risiko investasi usaha yang ditanamkan. Keriteri untuk menentukan tingkat risiko menganut keriteria Soeharto (2001) yakni Jika cv ≤ 0.5 usaha berisiko rendah, jika cv ≥ 0.5 dan cv≤ 0.8 usaha berisiko sedang, dan jika cv > 0.8 usaha berisiko tinggi. Diagram alir kelayakan model industri pengolahan biji kakao skala kecil dan menengah dapat dilihat dalam Gambar 16.

Input File Basis Data Finansial Pabrik Lemak dan Bubuk Kakao :

1. Biaya Tetap:

- Investasi Tanah dan Bangunan - Investasi Pabrik dan Peralatan Produksi - Gaji Karyawan Tetap 2. Biaya Tidak Tetap:

- Harga beli biji kakao - Upah Tenaga Kerja Harian - Biaya Produksi

3. Target Produksi Pabrik : 250 kg/jam

Input Skenario Model Usaha Pabrik Bubuk dan Lemak Kakao: • Dept Equity Ratio (DER)

• Lembaga Pembiayaan Usaha (Bank Konvensional)

• Tenggang waktu pengembalian pinjaman kredit

• Umur ekonomis proyek

• Harga jual produk lemak dan bubuk kakao

TIDAK YA

Gambar 16 Diagram alir kelayakan model industri pengolahan lemak dan bubuk kakao. Hitung: • Biaya Penyusutan • Biaya Pemeliharaan • Biaya Asuransi Hitung: • Analisis Laba-Rugi • Analisis Cash Flow

Hitung:

• IRR - PBP • NPV - BEP • B/C-ratio - Risiko Usaha

Cetak Output: • Keriteria Kelayakan Usaha • Analisis Laba-Rugi • Analisis Cash-Flow

• Risiko Investasi Usaha Keriteria kelayakan

Valid ? MULAI

Model Kelayakan Intergrasi Usaha Agrokakao

Model kelayakan integrasi usaha Agrokakao dirancang dengan tujuan untuk menganalisis kelayakan dan risiko usaha jika dilakukan secara terintegrasi antara pemeliharaan kebun, pascapanen, dan industri pengolahan biji kakao. Model ini diharapkan dapat berguna bagi: (1) koperasi pekebun dalam mengelolah hasil perkebunannya dari biji kakao menjadi produk olahan guna mendapatkan nilai tambah komoditas, (2) pengusaha atau investor yang ingin menanamkan modalnya pada industri pengolahan biji kakao, (3) lembaga pembiayaan usaha untuk penyaluran kredit bagi pengusaha, dan (4) Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi sistem pengembangan Agrokakao dalam bentuk formulasi kebijakan, pembangunan infrastruktur, dan mendorong bentuk pengusahaan kakao secara terintegrasi melalui pola-JASA.

Input data model kelayakan integrasi usaha Agrokakao dilakukan melalui dua cara yaitu: input data yang tersimpan dalam file data struktur biaya integrasi usaha dan masukan data dan informasi langsung dari pengguna. Formulasi yang digunakan untuk menghitung kelayakan investasi dilakukan melalui keriteria finansial berupa: PBP, NPV, IRR, B/C-ratio, BEP, dan batas bawah keuntungan nominal ”L”. Data yang digunakan untuk mengukur risiko investasi adalah nilai rata-rata keuntungan per periode setiap tahun. Sedangkan analisis sensitivitas dilakukan terhadap suku bunga, harga beli biji kaka, harga jual produk lemak dan bubuk kakao, dan biaya produksi.

Output model kelayakan integrasi usaha Agrokakao adalah keriteria kelayakan usaha dan informasi mengenai risiko investasi usaha. Kriteri untuk menentukan tingkat risiko menganut Soeharto (2001) yakni Jika cv ≤ 0.5 usaha berisiko rendah, jika cv ≥ 0.5 dan cv ≤ 0.8 usaha berisiko sedang, dan jika cv > 0.8 usaha berisiko tinggi. Diagram alir kelayakan model integrasi Agrokakao skala kecil dan menengah diperlihatkan dalam Gambar 17.

Input File Basis Data Finansial Model Integrasi Agrokakao :

1. Biaya Tetap: - Investasi tanah dan bangunan - Investasi teknologi pascapanen - Investasi Pabrik dan Peralatan Produksi - Gaji Karyawan Tetap 2. Biaya Tidak Tetap:

- Harga beli biji kakao - Upah Tenaga Kerja Harian - Biaya Produksi 3. Target Produksi Pabrik : 250 kg/jam

Input Skenario Model Integrasi Agrokakao: • Dept Equity Ratio (DER)

• Lembaga Pembiayaan Usaha (Bank Konvensional)

• Tenggang waktu pengembalian pinjaman kredit

• Umur ekonomis proyek

• Harga jual produk lemak dan bubuk kakao

TIDAK YA

Gambar 17 Diagram alir kelayakan model usaha integrasi Agrokakao. Hitung: • Biaya Penyusutan • Biaya Pemeliharaan • Biaya Asuransi Hitung: • Analisis Laba-Rugi • Analisis Cash Flow

Hitung: • IRR - PBP • NPV - BEP • B/C-ratio - RisikoUsaha

Cetak Output: • Keriteria Kelayakan Usaha • Analisis Laba-Rugi • Analisis Cash-Flow

• Risiko Investasi Usaha Keriteria kelayakan

Valid ? MULAI

Dokumen terkait