• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha pengembangan perkebunan masih dihadapkan pada berbagai kendala antara lain belum sinerginya kegiatan di hulu dan kegiatan di hilir yang mengakibatkan nilai tambah kegiatan yang ada di hilir tidak tersentuh oleh pelaku petani-pekebun. Para pekebun hanya menikmati hasil kegiatan perkebunannya dan belum dapat menikmati nilai tambah dari usaha agroindustri, padahal pekebunlah yang banyak menanggung ketidakpastian yang relatif tinggi dibanding dengan pelaku lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu langkah strategi yang mampu memberikan peluang pembagian nilai tambah yang proporsional antara pengusaha di hulu dan pengusaha di hilir agar usaha perkebunan dapat berkelanjutan. Kegiatan yang dimaksud adalah mendorong pengusahaan kakao agar terlaksana secara terintegrasi antara kebun, pascapanen, dan pengolahan melalui pemberdayaan kelompok pekebun dalam wadah koperasi pekebun skala UKM. Selanjutnya, UKM yang diwadahi oleh koperasi pekebun pada setiap sentra produksi bersinergi melalui manajemen jejaring usaha untuk membangun kekuatan baru sehingga dapat bersaing dengan perusahaan besar yang ada di sekitar perkotaan yang jauh dari sentra produksi.

Pengembangan Model Agrokakao Pola-JASA

Agrokakao pola-JASA adalah bentuk kerjasama yang dibangun oleh dua atau lebih unit Agrokakao UKM dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang sehat dan berdaya saing agar diperoleh peluang pasar yang baru, membentuk kekuatan produk dan jasa baru, melakukan penawaran bersama, peningkatan ekspor produk dan saling menguntungkan. Melalui manajemen jejaring usaha, unit Agrokakao UKM dapat mengakses informasi dan pengetahuan tentang usaha, membuat biaya usaha menjadi lebih rendah, memperbaiki teknologi proses produksi, memperkuat pemasaran dan distribusi, dan secara bersama-sama mencari jalan keluar dalam menghadapi setiap permasalahan serta berbagi risiko usaha yang mungkin timbul. Selain itu, unit Agrokakao UKM dapat menangani proyek secara bersama- sama, sehingga daya saing produk kakao olahan UKM di pasar domestik dan pasar

ekspor dapat ditingkatkan secara lebih konstruktif. Hal tersebut tidak mudah diperoleh jika masing-masing perusahaan bergerak sendiri-sendiri.

Pembentukan Agrokakao pola-JASA juga dimaksudkan untuk mengubah pola kemitraan yang selama ini sudah berjalan tetapi masih bersifat satu arah, menjadi suatu jejaring usaha yang lebih sinergis dan sepadan dalam hal perencanaan, pengembangan usaha, produksi dan pemasaran dengan kualitas baik, konsisten dalam mengikuti perkembangan konsumen atau selera pasar.

Strategi pengembangan Agrokakao pola-JASA ini merupakan suatu upaya menempatkan UKM sebagai pelaku usaha yang memiliki posisi tawar (bargening position) sehingga dapat menangkap peluang kini dan ke depan. Konsep dasar sistem pengembangan Agrokakao pola-JASA dapat divisualisaikan seperti pada Gambar 35.

Gambar 35 Model Konseptual sistem pengembangan Agrokakao pola jejaring usaha. Lembaga Pemerintah Derah Pasar Produk UKM Keuangan dan Dinas terkait

Litbang

Teknologi Perkakaoan

SDM di desa Pemerintah Pusat Perguruan Tinggi KELOMPOK PEKEBUN KELOMPOK PEKEBUN KELOMPOK PEKEBUN KELOMPOK PEKEBUN KELOMPOK PEKEBUN KELOMPOK PEKEBUN KOPERASI UNIT AGROKAKAO UKM KOPERASI UNIT AGROKAKAO UKM KOPERASI UNIT AGROKAKAO UKM KOPERRASI UNIT AGROKAKAO UKM MANAJEMEN JEJARING USAHA AGROKAKAO

Manfaat yang diharapkan dari pola-JASA adalah peningkatan kinerja Agrokakao UKM, membangun pengaruh dan kekuatan pasar produk Agrokakao UKM sehingga dapat menjadi suatu bentuk usaha yang kuat, dan pada saat yang bersamaan memberikan kesempatan bagi Agrokakao UKM untuk mampu bersaing dan mampu mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki terutama keterbatasan mengakses SDM yang profesional, keterbatasan mendapatkan informasi pasar, keterbatasan akses terhadap modal, keterbatasan kemampuan menyelesaikan kontrak yang lebih besar, dan keterbatasan kemampuan dalam bersaing baik di pasar domestik maupun pasar global.

Manajemen jejaring usaha sama halnya dengan perusahaan komersial lainnya. Jejaring usaha merupakan penggabungan dua atau lebih koperasi unit Agrokakao UKM yang memiliki jenis usaha sama yang dibangun dengan prinsip kesetaraan (equal partnership) dengan tujuan untuk mewujudkan tata persaingan yang sehat dalam mendapatkan peluang pasar baru, membentuk produk dan jasa baru, melakukan penawaran bersama untuk pasar domestik dan peningkatan ekspor produk kakao. Selain itu, unit Agrokakao UKM dapat mengakses informasi dan pengetahuan tentang usaha, membuat biaya usaha menjadi lebih rendah, memperbaiki teknologi proses produksi, memperkuat pemasaran dan distribusi, dan secara bersama-sama mencari jalan keluar dalam menghadapi setiap permasalahan serta membagi risiko usaha yang mungkin timbul. Melalui manajemen Agrokakao pola-JASA, beberapa koperasi unit Agrokakao UKM dapat menangani proyek secara bersama-sama, sehingga daya saing produk Agrokakao UKM di pasar domestik dan pasar global dapat ditingkatkan secara konstruktif, mengingat hal tersebut tidaklah mudah dilakukan jika masing-masing perusahaan bergerak secara sendiri-sendiri.

Manajemen Agrokakao pola-JASA merupakan modifikasi dari pola kemitraan yang selama ini sudah berjalan tetapi masih bersifat satu arah menjadi suatu pola yang lebih sinergis dan sepadan dalam aspek perencanaan, pengembangan usaha, produksi, dan pemasaran produk dengan kualitas baik, serta konsisten dalam mengikuti perkembangan selera pasar.

Manajemen Agrokakao pola-JASA merupakan penjelmaan dari beberapa koperasi Agrokakao UKM yang bergabung menjadi satu kekuatan usaha baru. Dengan kata lain, manajemen Agrokakao pola-JASA adalah representasi dari manajemen koperasi unit Agrokakao UKM. Oleh karena itu seluruh anggota koperasi Agrokakao UKM juga merupakan anggota koperasi Agrokakao yang dikelola oleh manajemen jejaring usaha. Kondisi demikian akan memberikan keuntungan ganda bagi petani-pekebun dalam hal :

1 Jaminan harga hasil produksi perkebunannya berdasarkan kesepakatan antara anggota, pengurus, dan manajemen Agrokakao pola-JASA dengan mengacu pada harga pasar yang berlaku.

2 Mendaptkan keuntungan dari industri pengolahan dalam bentuk pembagian hasil usaha yang dapat diperoleh setiap bulan, triwulan, semester atau setiap tahun, tergantung kesepakatan melalui rapat anggota.

3 Memperoleh tambahan penghasilan apabila diantara anggota keluarga ada yang direkrut menjadi karyawan industri.

Tabel 28. Perbedaan konsep jejaring usaha dan kemitraan pada pengembangan Agrokakao pola-JASA

Deskripsi No. Ciri Pembeda

Kemitraan Jejaring Usaha

1. Dasar pembentukan Aturan (UU No.9 Tahun 1995 Alami (kemauan sendiri

dan PP No 44 Tahun 1997) oleh anggota

2. Bentuk hubungan Lembaga Formal Fungsional

3. Pola hubungan (Bapak-Anak) Angkat Prinsip kesetaraan

(equal-parthnership)

4. Sifat hubungan Mengikat (kaku) Fleksibel dan partisipatif (entri-exit)

5. Sifat kelembagaan Struktur hierarki Fungsional dan tidak ada hierarki

6. Aspek legalitas formal Formal Fleksibel (formal-non formal)

7. Pengendalian kinerja Sendiri-sendiri Dikendalikan oleh satu simpul

8. Penggabungan sumberdaya Parsial Sinergis dan kompetensi

9. Mekanisme informasi Tertutup (akses sendiri) Tepusat dan transparan

oleh simpul (server)

10. Bentuk kepemilikan saham Masing-masing Bersama-sama dengan

industri pengolahan seluruh anggota

11. Jangka waktu hubungan Terbatas Tidak dibatasi waktu dan ruang

12. Resiko usaha Tanggung sendiri-sendiri Berbagi resiko

13. Jumlah keterlibatan usaha Jumlahnya terbatas Tidak terbatas (memungkinkan

lebih banyak titik-titik simpul)

Pengelolaan usaha dilakukan oleh manajer yang terampil dan profesional dalam bidangnya. Tugas manajemen unit Agrokakao UKM adalah mengelola usaha perkebunan dan industri pengolahan guna mendaptkan keuntungan yang optimal. Manajemen pengelolaan unit Agrokakao UKM dibentuk oleh pengurus koperasi pekebun dengan tenaga kerja dapat diperoleh dari anggota keluarga petani-pekebun sebagai anggota koperasi, masyarakat sekitar industri, dan tenaga profesional dapat diperoleh dari luar anggota koperasi. Pengelolaan manajemen jejaring usaha dapat direkrut dari kalangan anggota koperasi, masyarakat sekitar industri, dan tenaga profesional dari dalam atau dari luar anggota koperasi. Manajemen koperasi unit Agrokakao UKM dan manajemen Agrokakao jejaring usaha mempertanggung- jawabkan seluruh aktivitas usaha yang dilakukan kepada pengurus koperasi unit industri pengolahan UKM yang tergabung dalam manajemen jejaring usaha.

Perancangan jabatan struktur organisasi usaha didasarkan pada fungsi kebutuhan organisasi usaha, skala usaha, dan karakteristik usaha. Fungsi organisasi usaha yang menjadi fokus pada manajemen unit Agrokakao UKM adalah administrasi dan keuangan, produksi, pemasaran, teknik dan pemeliharaan (maintenance), dan pemberdayaan kebun. Struktur organisasi yang yang dirancang merupakan struktur organisasi fungsional yang disusun berdasarkan ruang lingkup tugas dan wewenang dari suatu jabatan. Struktur organisasi dan manajemen unit Agrokakao UKM dibuat mengikuti struktur organisasi dan manajemen koperasi. Dasar pertimbangan tersebut dilakukan karena pola dasar pembentukan usaha dan mekanisme kerja unit Agrokakao UKM dan manajemen jejaring masih dalam bingkai koperasi sehingga setiap mekanisme kerja termasuk struktur organisasinya harus menjiwai prinsip-prinsip koperasi.

Batasan rancangan jabatan adalah spesifikasi, deskripsi tugas, wewenang serta tanggung jawab masing-masing personal yang terlibat dalam organisasi. Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan tempat dan kualifikasinya dapat memacu peningkatan produktivitas suatu perusahaan. Pengkualifikasian tenaga kerja dilakukan secara kualitatif berdasarkan arahan tugas yang diberikan. Penyusunan

spesifikasi dan kualifikasi tenaga kerja dilakukan dengan mempertimbangkan skala usaha, jenis usaha, dan ruang lingkup pekerjaan.

Perencanaan dan Penerapan Model Agrokakao Pola-JASA

Alasan mendasar sehingga UKM perlu menggabungkan kekuatannya dalam suatu jejaring usaha adalah untuk (1) mencapai keuntungan lebih besar, (2) meningkatkan daya saing produk baik pasar domestik maupun ekspor, (3) menangkap peluang bisnis baru, (4) menginovasi produk baru, (5) meningkatkan ekspor, (6) membentuk modal baru dan menciptakan bisnis baru, (7) mengurangi biaya, dan (8) membagi resiko yang mungkin timbul.

Pola-JASA sangat berbeda dari pola hubungan bisnis lainnya sebab pola ini lebih bersifat fleksibel karena tidak ada hirarkhi antara anggota dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pelaksanaan strategis. Penyusunan rencana kerja dilakukan berdasarkan kesepakatan seluruh anggota jejaring melalui rapat anggota. Rencana kerja usaha yang telah disepakati bersama seluruh anggota jejaring yang bersifat mengikat sehingga semua anggota wajib menaatinya.

Pembentukan Kelompok Pekebun dan Koperasi Pekebun

Pembentukan kelompok pekebun dimaksudkan untuk membangun kekuatan pekebun. Beberapa kelompok pekebun bersepakat membangun wadah secara formal sesuai dengan kultur atau budaya masyarakat desa yaitu koperasi pekebun. Koperasi pekebun kemudian membentuk unit industri pengolahan bubuk dan lemak kakao skala UKM. Kekuatan unit UKM dibangun berdasarkan asumsi terdapat 400 orang anggota pekebun yang berasal dari beberapa kelompok pekebun. Diasumsikan pula setiap anggota memiliki kebun produktif seluas satu hektar dengan tingkat produktivitas diasumsikan rata-rata 1300 kg biji kakao kering per tahun. Dengan demikian diperolah 520.000 kg biji kakao kering per tahun. Hasil analisis prioritas teknologi tahapan fermentasi adalah teknologi semi-fermanen, teknologi pengeringan sun-drying dan solar-radiation, serta teknologi pengolahan terpilih pabrik kapasitas olah 250 kg/jam biji kakao dengan produk akhir lemak dan bubuk kakao.

Bentuk organisasi dan manajemen Agrokakao pola-JASA mengikuti struktur koperasi karena jejaring yang dirancang disesuaikan dengan kultur budaya masyarakat di desa yang masih kental dengan jiwa gotong royong yang menjiwai koperasi sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 36.

Gambar 36 Struktur organisasi dan manajemen koperasi unit Agrokakao UKM. Deskripsi tugas dan tanggung jawab jabatan dibuat untuk memudahkan masing-masing komponen atau orang yang melaksanakan pekerjaan mengenali dan mendapatkan gambaran mengenai tugas dan tanggung jawabnya. Deskripsi tugas dan tanggung jawab jabatan pada manajemen koperasi unit Agrokakao UKM dan manajemen koperasi Agrokakao jejaring usaha selanjutnya diurai secara rinci.

Manajer Umum

Manajer umum mempunyai tugas untuk mengatur, mengawasi dan bertanggung jawab atas satuan kerja devisi-devisi operasi yang mencakup kegiatan fungsional dan mengkoordinasikan semua fungsi organisasi berupa fungsi

RAPAT ANGGOTA PENGAWAS PENGURUS KOPERASI MANAJER UMUM Manajer Administrai dan Keuangan Manajer Teknis dan Pemeliharaan Manajer Produksi Manajer Kebun Manajer Pemasaran Staf Administrasi dan Keuangan Staf Teknisi dan Pemeliharaan Staf Produksi Staf Pemasaran Staf Perkebunan ANGGOTA

administrasi dan keuangan, fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi teknik dan pemeliharaan serta fungsi pemberdayaan kebun sehingga perusahaan mampu beroperasi secara efektif dan efisien. Batasan tanggung jawab dilakukan dengan merumuskan kebijakan-kebijakan yang bersifat strategis berkaitan dengan pengoperasian perusahaan sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan kepadanya, mengkoordinasi aktivitas perusahaan dengan manajer-manajer lain, memantau perkembangan usaha secara umum dan melaporkan perkembangan kinerja perusahaan kepada pengurus koperasi.

Manajer Produksi

Manajer produksi mempunyai tugas mengkoordinir sumberdaya yang ada dalam lingkup produksi berupa manusia, modal, pabrik, dan bahan penunjang kelangsungan proses produksi. Tanggung jawab manajer produksi adalah mempertanggungjawabkan kinerja devisi produksi kepada manajer umum, mendelegasikan tugas dan wewenang pada SDM yang ada dan membuat keputusan yang bersifat teknis operasional berkaitan dengan proses produksi atau keputusan strategis melalui koordinasi dengan manajer umum.

Manajer Administrasi dan Keuangan

Manajer administrasi dan keuangan bertugas untuk mengkoordinasikan aktivitas yang berkenaan dengan administrasi berupa: purchasing, data processing dan laporan perkembangan usaha serta keuangan berupa akuntansi dan analisis keuangan perusahaan. Batasan tanggung jawab manajer administrasi dan keuangan adalah mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas administrasi dan keuangan, mendokumentasikan dan mengarsipkan aktivitas perusahaan, mengontrol aliran kas keuangan perusahaan, serta membuat laporan keuangan perusahaan secara periodik. Manajer Teknik dan Pemeliharaan

Manajer teknik dan pemeliharaan bertugas untuk mengkoordinasikan seluruh aktivitas berkenaan dengan keteknikan dan pemeliharaan pabrik sehingga dapat mendukung keberlangsungan proses produksi secara kontinyu. Lingkup tanggung

jawab manajer teknik dan pemeliharaan ini adalah mempertanggungjawabkan seluruh pekerjaan dalam lingkup teknik dan pemeliharaan kepada manajer umum, membuat kebijakan dan keputusan yang bersifat teknis operasional dalam lingkup teknik dan pemeliharaan serta memastikan bahwa semua peralatan dan mesin dalam kondisi prima setiap waktu sehingga dapat memperlancar proses produksi.

Manajer Pemberdayaan Kebun

Manajer pemberdayaan kebun mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh aktivitas perkebunan berupa pemeliharaan kebun, ketersediaan sarana dan prasarana pendukung lainnya, kegiatan pascapanen dan proses distribusi hasil kebun berupa biji kakao ke industri pengolahan. Lingkup tanggung jawab manajer pemberdayaan kebun adalah mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas usaha perkebunan sampai pada kegiatan distribusi produk kepada manajer umum, membuat kebijakan dan keputusan yang bersifat teknis operasional dalam lingkup kegiatan perkebunan dan pascapanen dan distribusi produk sehingga kebun selalu berproduksi secara optimal untuk mensuplai pabrik.

Manajer Pemasaran

Manajer pemasaran mempunyai tugas mengkoordinasikan aktivitas pemasaran produk kepada manajer umum. Lingkup tanggung jawab manajer pemasaran adalah memastikan bahwa produk hasil usaha dapat diserap pasar secara kontinyu dan senantiasa melakukan penetrasi pasar dan mencari peluang serta memperluas pangsa pasar.

Pengawas

Pengawas mempunyai tugas mengawasi kegiatan pengelolaan usaha oleh manajer unit Agrokakao UKM dan menjadi penasehat bagi para manajer. Tanggung jawab pengawas adalah membuat laporan secara periodik kepada pengurus koperasi berkaitan dengan aktivitas dan kondisi riel kinerja perusahaan.

Layanan Pengembangan Bisnis

Agar koperasi dan manajemen jejaring Agrokakao UKM dapat mengelola perusahaan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan, maka dimungkinkan menggunakan bantuan lembaga profesional yang dapat melayani kebutuhan tersebut. Salah satu jenis lembaga bantuan pelayanan terhadap pengembangan bisnis UKM dan koperasi adalah lembaga layanan pengembangan bisnis (business development service). Gambaran kinerja layanan pengembangan bisnis sebagai lembaga paralel telah berhasil dikembangkan di berbagai negara untuk tujuan membantu UKM dan koperasi dalam mengembangkan bisnisnya. Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang mempelopori pengembangan konsep BDS di belahan dunia telah berhasil mengangkat posisi UKM-nya. Di Benua Asia, Taiwan merupakan negara yang UKM-nya sangat kuat. Bukti kekuatan tersebut ditunjukkan melalui tingkat persentasi ekspor produk UKM-nya yang mencapai 90 persen. Keberhasilan UKM di Taiwan tidak lepas dari dukungan yang kuat oleh kehandalan BDS-nya.

BDS merupakan bentuk jasa non-finansial yang disediakan oleh lembaga eksternal (pemerintah maupun swasta) dengan tujuan membantu memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi oleh UKM. Layanan BDS bersifat dinamis, mencakup aspek yang luas sesuai kebutuhan, namun tidak termasuk layanan finansial. Secara umum BDS dapat memberikan layanan pengembangan bisnis pada UKM dan koperasi dalam bentuk layanan informasi, konsultasi, pelatihan, bimbingan teknis dan teknologis, melakukan bimbingan dan pendampingan bisnis, menyelenggarakan kontak bisnis, memfasilitasi perluasan pasar dan modal serta mengembangkan organisasi, manajemen, dan teknologi.

Mekanisme Operasionalisasi Model Agrokakao Pola-JASA

Mekanisme operasionalisasi kerja jejaring perlu dirumuskan secara rinci, tegas, benar, dan adil. Dengan demikian diharapkan Agrokakao pola-JASA dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan tanpa ada pihak yang merasa dirugikan. Perumusan nota kesepahaman masing-masing pelaku harus dituangkan dalam

dokumen yang memiliki kekuatan hukum berkaitan dengan hak dan tanggung jawabnya dalam kegiatan Agrokakao pola-JASA. Dokumen tersebut hendaknya memuat sanksi bagi anggota yang melanggar nota kesepahaman kerja.

Kesepahaman kerja manajemen jejaring usaha mengacu kepada draft usulan masing-masing anggota yang akan disepakati melalui agenda nota kesepahaman yang meliputi: (1) kesepahaman mengenai pengaturan keuangan, (2) kesepahaman mengenai pengaturan produksi, (3) kesepahaman mengenai pengaturan manajemen dan administrasi, dan (4) kesepahaman mengenai pengaturan tentang peranan dan tugas masing-masing anggota.

Kesepahaman mengenai pengaturan keuangan meliputi : (1) keharusan anggota manajemen jejaring usaha untuk memberi dukungan keuangan sesuai kebutuhan untuk memenuhi kewajiban, (2) penerbitan secara berkala laporan keuangan aktivitas kinerja jejaring, (3) pemberian penggantian setiap biaya yang dikeluarkan oleh anggota atas nama jejaring setelah dilaporkan dan telah mendapat persetujuan dari manajemen jejaring usaha.

Mengenai kewajiban, hak, dan tanggung jawab masing-masing anggota program pengembangan Agrokakao pola-JASA secara rinci, tegas, dan adil dapat dijabarkan sebagai berikut.

Kewajiban dan Hak Kelompok Pekebun

Setiap anggota pekebun yang tergabung dalam manajemen jejaring Agrokakao : 1 Secara otomatis menjadi anggota koperasi pekebun dan menjadi pemilik sah

industri UKM yang dibangun di bawah wadah koperasi pekebun.

2 Wajib mengelola perkebunannya dengan baik dan benar agar mendapatkan produksi yang optimal dan bermutu tinggi dibawa koordinasi ketua kelompok. 3 Wajib menyalurkan hasil perkebunannya kepada koperasi pekebun sesuai harga

yang telah disepakati atau mengacu pada harga yang sedang berlaku.

4 Berhak mendapatkan layanan bimbingan usaha, bantuan sarana dan prasarana produksi, teknis dan teknologis dari manajemen unit Agrokakao.

5 Berhak mendapat deviden dari keuntungan industri pengolahan sebagai bagian dari hak kepemilikannya yang dikelola oleh manajemen Agrokakao UKM.

6 Bersedia menerima sangsi atas pelanggaran nota kesepahaman yang telah disepakati bersama melalui rapat anggota.

Kewajiban dan Hak Pengurus Koperasi Pekebun

1 Melakukan koordinasi terhadap kelompok pekebun dan memberi layanan bimbingan, pengetahuan, bantuan sarana dan prasarana, teknis dan teknologis. 2 Melakukan kontrak manajemen dengan manajemen unit Agrokakao UKM yang

akan mengelola usaha secara profesional dengan merekrut tenaga kerja dari kalangan anggota koperasi, masyarakat sekitar industri, dan tenaga profesional yang dapat diperoleh dari luar anggota koperasi.

3 Membuat kesepakatan kontrak dengan manajemen unit Agrokakao UKM. 4 Merumuskan visi dan misi, rencana strategi dan kebijaksanaan koperasi.

5 Merumuskan dan membuat nota kesepahaman dengan UKM lainnya dalam satu wadah koperasi sekunder untuk tujuan menggabungkan kekuatan dengan konsep sinergitas dari masing-masing unit UKM sehingga diperoleh kekuatan baru dan peluang usaha yang lebih besar.

6 Bersama-sama kekuatan unit industri pengolahan UKM lainnya yang tergabung dalam manajemen jejaring usaha merumuskan visi dan misi, rencana strategis dan kebijakan untuk selanjutnya di jalankan oleh manajemen jejaring usaha berdasarkan kontrak kerja dengan pengurus koperasi.

7 Berhak mendapatkan deviden dari usaha menurut ketentuan dalam nota kesepahaman.

Kewajiban dan Hak Manajemen Pengelola UKM

1 Mengelola usaha melalui fungsi administrasi dan keuangan, pemberdayaan kebun, teknis dan pemeliharaan mesin, produksi, pemasaran, dan pengawasan.

2 Mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas perusahaan kepada pengurus koperasi melalui rapat anggota koperasi.

Dokumen terkait