BAB V: ANALISIS DATA
B. Teori Kontruksi Realitas Sosial Media Massa Peter L. Berger
4. Bingkai Berita IV Edisi 07 Mei 2019, “Aktivis Anarko Sindikalis Sebut Corat-coret SLB Tak Sesuai Tujuan”
a. Sintaksis
Tabel 4.13 : Sintaksis Berita IV
79
Sintaksis Headline Aktivis Anarko Sindikalis Sebut Corat-coret SLB Tak Sesuai Tujuan Lead Seorang aktivis Anarko Sindikalis
menyebut aksi corat-coret yang dilakukan massa berbaju hitam-hitam di Sekolah Luar Biasa atau SLB Kota Bandung tak sesuai dengan tujuan gerakan itu. "Banyak yang tidak sepakat karena melenceng dan kontraproduktif dengan tujuan utama gerakan," kata pria yang meminta namanya disamarkan tersebut kepada Tempo, Ahad 5 Mei 2019.
Latar Informasi
Menurut aktivis itu, kelompok Anarko Sindikalis menjalankan strategi aksi tanpa kekerasan. "Musuh utama Anarko Sindikalis adalah kapitalisme
atau pemilik modal yang
berkongkalikong dengan negara menindas buruh, bukan orang-orang yang terpinggirkan termasuk kalangan disabilitas," ujar dia.
Kutipan "Banyak yang tidak sepakat karena melenceng dan kontraproduktif dengan tujuan utama gerakan," kata pria yang meminta namanya disamarkan
80
"Musuh utama Anarko Sindikalis adalah kapitalisme atau pemilik modal yang berkongkalikong dengan negara menindas buruh, bukan orang-orang yang terpinggirkan termasuk kalangan disabilitas," ujar dia.
“Mereka muak dengan sistem dan sekeras mungkin melakukan aksinya,” kata dia.
“Afiliasi gerakan mereka cair, bisa bertemu dengan gerakan lain yang mereka anggap strategis atau sejalan dengan tujuan mereka,” kata dia. Pernyataan Seorang aktivis Anarko Sindikalis
menyebut aksi corat-coret yang dilakukan massa berbaju hitam-hitam di Sekolah Luar Biasa atau SLB Kota Bandung tak sesuai dengan tujuan gerakan itu.
Menurut aktivis itu, kelompok Anarko Sindikalis menjalankan strategi aksi tanpa kekerasan.
81
Penulis buku tentang anarkisme itu menjelaskan, dari varian anarko sindikalis itu ada juga kelompok yang menggunakan jalur kekerasan. Kelompok itu disebut Anarko Insureksioner. Ia mengungkapkan dalam aksinya mereka biasanya merusak fasilitas yang menjadi alat negara, contohnya merusak pos polisi di kawasan Kampus UIN Sunan Kalijaga pada peringatan Hari Buruh 1 Mei 2018 lalu.
Namun kata aktivis ini, jumlah kelompok Anarko Insureksioner ini sedikit.
Dosen Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta AB. Widyanta mengatakan gerakan Anarko Sindikalis sebenarnya diikuti orang-orang terdidik, suka membaca, dan berpikir kritis. Mereka terjun
82
langsung melawan berbagai
ketidakadilan dan ketimpangan sosial di sekitar mereka.
Penutup Mereka terlibat dalam berbagai konflik agraria dan berbagai perusakan lingkungan. Mereka melawan proyek
PLTU di sejumlah daerah,
bersolidaritas untuk warga
Pegunungan Kendeng Jawa Tengah yang terdampak proyek semen, dan membela warga Temon, Kulon Progo yang terdampak proyek pembangun Bandara Kulon Progo. “Afiliasi gerakan mereka cair, bisa bertemu dengan gerakan lain yang mereka anggap strategis atau sejalan dengan tujuan mereka,” kata dia.
Pada tabel 4.13 headline/judul menggunakan pernyataan dari Aktivis Anarko Sindikalis yang namanya tidak disebutkan oleh Tempo.co menyebut corat-coret SLB tak sesuai tujuan. Pernyataan tersebut dijadikan headline, untuk membentuk opini kepada pembaca bahwa tindakan corat-coret yang dilakukan Anarko terhadap Sekolah Luar Biasa (SLB) tidaklah sesuai tujuan. Anarko Sindikalis dianggap melakukan aksi vandalisme terutama di
83
lingkungan SLB, sehingga pernyataan aktivis Anarko Sindikalis dijadikan dalam headline pemberitaan oleh Tempo.co.
“Ya ini hanya penggunaan kata saja, bagi kami vandalisme ya merusak segala macam, dan itu lebih masif. Memang kelompok ini merusak juga seperti fasillitas umum, tapi kami lebih memilih kata corat-coret dibanding vandal, karena itu seperti perusakan lebih besar kalau hanya dibandingkan dengan corat-coret.”6
Lead yang digunakan merupakan who lead. Dalam lead ini menggunakan pernyataan seorang aktivis Anarko Sindikalis yang meminta namanya disamarkan. Dalam penjelasannya, aktivis ini mengungkapkan tindakan yang dilakukan kepada Sekolah Luar Biasa (SLB) banyak tidak disepakati karena sangat melenceng, bahkan kontraproduktif dengan tujuan utama gerakan. Dalam hal ini, Tempo.co menggunakan pernyataan aktivis Anarko Sindikalis untuk mengonstruk kepada pembaca bahwa tindakan yang dilakukan mereka bukanlah tujuan utama melainkan kelompok-kelompok lain. Karena dalam aksi ini diikuti banyak massa, dan itu sulit dikontrol pribadinya.
Mengutip pernyataan aktivis ini, “kelompok Anarko Sindikalis menjalankan strategi aksi tanpa kekerasan”. Pernyataan tersebut seolah-olah menyatakan bahwa segala bentuk kekerasan dalam aksi, itu bukanlah Anarko Sindikalis. Pendapat aktivis Anarko Sindikalis tersebut sangat bertentangan dengan apa yang
6 Wawancara pribadi dengan Juli Hantoro, Kepala Redaksi Bagian Nasional dan Hukum Tempo.co, Tanggal 18 Februari 2019 di Gedung Tempo Lt.5 Pukul 14.30 WIB
84
disampaikan pemerintah yang menganggap kelompok ini adalah dalang kerusuhan.
Latar yang digunakan dalam pemberitaan ini menyatakan pendapat aktivis Anarko tentang musuh utama Anarko Sindikalis. Berikut kutipan pernyataan, "Musuh utama Anarko Sindikalis adalah kapitalisme atau pemilik modal yang berkongkalikong dengan negara menindas buruh, bukan orang-orang yang terpinggirkan termasuk kalangan disabilitas."
Pernyataan ini mempertegas bahwa corat-coret di SLB sangat kontraproduktif dari tujuan utama kelompok ini. Karena tuduhan vandalisme Anarko Sindikalis terhadap Sekolah Luar Biasa oleh beberapa media dan pemerintah sangat melenceng dari tujuan tujuan kelompok Anarko Sindikalis.
Dalam teks berita di atas, pernyataan narasumber dari seorang aktivis Anarko dan Widyanta selaku Dosen Sosiologi UGM. Pemilihan seorang Aktivis Anarko dan Dosen UGM tentu menjadi pertimbangan kuat Tempo.co, seorang aktivis Anarko dianggap penting karena dia adalah salah seorang penulis buku tentang Anarkisme. Tempo.co menganggap penting aktivis ini dalam pemberitaan agar pembaca tidak semata-mata menilai miring terhadap kelompok ini seperti yang pemerintah sampaikan, karena itu bisa menciptakan phobia baru bahkan stigma miring. Dengan demikian, bersama Dosen UGM sebagai narasumber dalam teks berita ini, Tempo.co ingin menampilkan dari perspektif akademisi yang ikut menjelaskan kelompok ini adalah kelompok yang memperjuangkan keadilan sosial.
85
Dalam penutup, Widyanta masih membahas keterlibatan kelompok Anarko Sindikalis. Dalam hal ini, Anarko Sindikalis terlibat diberbagai konflik agraria dan berbagai perusakan lingkungan. Mereka melawan proyek PLTU di sejumlah daerah, bersolidaritas untuk warga Pegunungan Kendeng Jawa Tengah yang terdampak proyek semen, dan membela warga Temon, Kulon Progo yang terdampak proyek pembangunan Bandara Kulon Progo.Dalam teks berita ini, hampir 90% pendapat keduanya yang ditulis Tempo.co membahas tujuan utama gerakan mereka. Dalam konteks ini, pembaca digiring untuk melihat keterlibatan aktif mereka terhadap buruh, lingkungan dan ketidakadilan lainnya di Indonesia.
b. Skrip
Tabel 4.14 : Skrip Berita IV
Struktur Unit Teks Berita
Skrip 5W + 1H
What (Apa yang terjadi)
Seorang aktivis Anarko Sindikalis menyebut aksi corat-coret yang dilakukan massa berbaju hitam-hitam di Sekolah Luar Biasa atau SLB Kota Bandung tak sesuai dengan tujuan gerakan itu.
Who (Siapa yang menjadi narasumber)
Aktivis Anarko dan Dosen UGM Widyanta
86 (Dimana keterangan tersebut disampaikan) When (Kapan keterangan tersebut disampaikan) Minggu, 5 Mei 2019 Why (Mengapa corat-coret tak sesuai tujuan)
Karena musuh dan tujuan utama
Anarko Sindikalis adalah
kapitalisme atau pemilik modal yang berkongkalikong dengan negara menindas buruh, bukan orang-orang yang terpinggirkan termasuk kalangan disabilitas. How
(Bagaimana tanggapan terhadap kasus ini)
Tidak sepakat karena melenceng dan kontraproduktif dengan tujuan utama gerakan,
Dalam berita tersebut Tempo.co tidak menapilkan unsur where dalam skrip 5W+1H. Penekanannya ada pada what. Dalam what, seorang aktivis Anarko Sindikalis dan Widyanta menjelaskan tujuan utama dari gerakan ini. Widyanta menekankan keterlibatan
87
mereka di masyarakat yakni terlibat dalam berbagai konflik agraria dan berbagai perusakan lingkungan. Mereka melawan proyek PLTU di sejumlah daerah, bersolidaritas untuk warga Pegunungan Kendeng Jawa Tengah yang terdampak proyek semen, dan membela warga Temon, Kulon Progo yang terdampak proyek pembangun Bandara Kulon Progo.
c. Tematik
Tabel 4.15 : Tematik Berita IV
Struktur Unit Teks Berita
Tematik Detail Seorang aktivis Anarko Sindikalis menyebut aksi corat-coret yang dilakukan massa berbaju hitam-hitam di Sekolah Luar Biasa atau SLB Kota Bandung tak sesuai dengan tujuan gerakan itu.
Koherensi Penulis buku tentang anarkisme itu menjelaskan, dari varian anarko sindikalis itu ada juga kelompok yang menggunakan jalur kekerasan.
Dosen Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta AB.
Widyanta mengatakan gerakan Anarko Sindikalis sebenarnya diikuti
orang-88
orang terdidik, suka membaca, dan berpikir kritis.
Kata Ganti
Ia mengungkapkan dalam aksinya
mereka biasanya merusak fasilitas yang menjadi alat negara, contohnya merusak pos polisi di kawasan Kampus UIN Sunan Kalijaga pada peringatan Hari Buruh 1 Mei 2018 lalu. “Mereka muak dengan sistem dan sekeras mungkin melakukan aksinya,” kata dia.
Detail dalam teks berita ini dipaparkan Tempo.co melalui pernyataan seoraang aktivis Anarko Sindikalis. Penekanan kalimat “tak sesuai tujuan” ditunjukan untuk memberi penekanan bahwa kenyataannya memang tindakan mencoret SLB itu bukan bagian dari rencana dalam menjalankan aksi Mayday.
Koherensi penjelas pada teks berita keempat ditandai dengan penggunaan kata “dan”, “juga”, dan “yang”.
Kata ganti dalam kalimat ini ditemukan pada paragraf ketiga, “Ia mengungkapkan dalam aksinya mereka biasanya merusak fasilitas yang menjadi alat negara, contohnya merusak pos polisi di kawasan Kampus UIN Sunan Kalijaga pada peringatan Hari Buruh 1 Mei 2018 lalu. Mereka muak dengan sistem dan sekeras mungkin melakukan aksinya,”
Penggunaan kata “ia” merujuk pada seorang aktivis yang juga penulis buku Anarkisme. Penggunaan kata ganti “ia” menunjukan
89
Tempo.co ingin memberikan kesan objektif bahwa pemberitaan tersebut merupakan pernyataan narasumber, bukan pernyataan subjektif media. Sedangkan penggunaan kata “mereka” merujuk pada perkataan narasumber, yang dimaksud adalah kelompok Anarko Sindikalis.
d. Retoris
Tabel 4.16 : Retoris Berita IV
Sttruktur Unit Teks Berita
Retoris Leksikon Kontraproduktif, Insureksioner
Grafis Foto Kelompok Anarko Sindikalisme Melakukan Corat-coret
Penggunaan leksikon pada teks berita diatas yang ditampilkan
Tempo.co adalah kontraproduktif dan insureksioner.
Kontraproduktif artinya bersifat tidak menghasilkan atau tidak
menguntungkan. Penggunaan kata kontraproduktif merupakan bentuk protes yang disampaikan aktivis Anarko Sindikalis agar masyarakat tidak terpengaruhi oleh berita yang tersebar.
Insureksioner berasal dari kata insureksi yang artinya pemberontakan dengan kekacauan. Dalam penggunaan kata insureksioner merupakan pernyataan dari penulis buku tentang Anarkisme yang menjelaskan varian kelompok Anarko.
Tempo.co menampilkan foto kelompok Anarko Sindikalis berjumlah 3 orang dengan menutup dirinya sambil mencoret tembok sebuah kantor dengan coretan berlogo A.
90
5. Bingkai Berita V Edisi 15 Mei 2019, “Polisi Dilaporkan Ke