• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V: ANALISIS DATA

TRANSKRIP WAWANCARA Narasumber : Juli Hantoro

Jabatan : Kepala Redaksi Bagian Nasional dan Hukum Tempo.co

Waktu : 18 Februari 2020 Pukul 14:30 WIB

Tempat : Gedung Tempo, Lt. 5, Palmerah Barat, Jakarta Selatan

1. Bagaimana Tempo.co menentukan sebuah berita layak atau tidak untuk dipublikasikan?

Tentu dari, apakah sebuah peristiwa itu mempunyai magnitude yang besar, apakah peristiwa itu mempunyai efek yang besar kepada masyarakat, kemudian apakah berita itu juga nantinya bisa diketahui oleh publik. Kemudian tentunya narasumbernya harus jelas, harus mengetahui peristiwa itu secara langusng, berita tidak hoaks.

2. Untuk menentukkan kelayakan berita, apakah diadakan rapat khusus?

Kalau untuk Tempo.co biasanya kita perkanal aja, ya diskusi kecil-kecil aja. Dalam pemberitaan, dari tingkat reporternya harus sudah teliti dan selektif karena berita online semua pasti dituntut kecepatan. Karena salah ditingkat reporter, bisa salah ditingkat redakturnya.

132

3. Apa pertimbangan Tempo.co dalam menentapkan dosen UGM untuk dijadikan headlkine sebuah berita dan narasumber utama di beberapa berita?

Penentuan dosen UGM karena mempunyai kemapanan akademis, mempunyai latar belakang yang jelas, waktu itu si reporter bilang ke saya, “mas dosen ini bagus untuk diwawancara”. Dosen ini mengetahui keberadaan kelompok ini, jadi itu alasan kita memilih dosen ini.

4. Apa alasan Tempo.co dalam memlih narasumber?

Sudah jelas, kami memilih narasumber berdasarkan keahlian dan kemampuannya dalam memahami isu yang kami angkat. Biasanya kan banyak instansi-instansi yang bergerak di bidang hukum, HAM, dan keadilan lainnya, kami bersama dijalur itu. Kami konsisten dengan jalan yang kami pilih, tidak akan mundur selangkah pun untuk menyuarakan kebenaran. Karena kami tidak ingin menyebarkan berita bohong atau hoaks, maka kami memilih narasumber yang mengetahui kasusnya.

5. Adakah kriteria tertentu dalam membuat atau menetapkan sebuah judul berita?

Tentu saja harus eye catching, menarik perhatian publik tanpa click bait, kami tidak ingin ada click bait jadi judulnya yang penting menarik perhatian terus punya keyword, karena kan di dunia online kan harus punya kata kunci biar mudah dicari orang.

133

6. Mengapa Tempo.co menyebut Anarko Sindikalisme adalah aktivis?

Setiap gerakan pasti punya tujuan, kelompok ini melakukan gerakannya pada hari buruh karena gerakan mereka gerakan buruh global. Mereka yang hadir dalam aksi Hari Buruh ya jelas disebut aktivis, karena mereka melakukan aktivitas pada kelompoknya dan merawat kebenaran itu tetap ada.

7. Siapakah yang menentukkan judul berita? Redaktur.

8. Apakah Tempo.co memperhatikan grafis untuk memperkuat isi berita?

Ya tentu foto bagian untuk memperkuat isi berita, tapi di media online kita kan dituntut juga tentang kecepatan. Memang kadang foto yang kita pakai, sering digunakan untuk beberapa berita, karna memang pewarta kami sedikit, jadi kami memang sering kesulitan untuk mendapat gambar untuk diterbitkan dalam waktu yang cepat. Kecuali di media cetak, fotonya memang harus sesuai karna kan itu banyak memakan waktu, jadi ya sempat untuk meberi foto yang pas. Berbeda dengan online, kalau berita sudah layak ya harus cepat diterbitkan, untuk foto ya yang ada saja.

9. Mengapa Tempo.co lebih tertarik menggunakan kata sindikalis dibanding sindikalisme?

134

Waktu itu saya bertanya kepada teman-teman media lain, banyak rekan mengatakan lebih tepat sindikalis. Karena melihat ini hanya sebuah kelompok, kalau sindikalisme terlalu luas membahas sebuah paham ideologi Anarko Sindikalisme. Kita memilih menggunakan sindikalis, karena ini bagian dari kelompok itu. Sindikalis adalah sebutan bagi penganut paham sindikalisme. Sindikalisme itu apa? Sindikalisme itu paham yang percaya bahwa alat produksi harus berada dibawah kontrol serikat buruh. Anarko Sindikalisme berarti penekanan lebih lanjut bahwa sindikalisme berarti mengarah dan sejalan dengan Anarkisme.

10. Mengapa Tempo.co lebih tertarik menggunakan kata corat-coret dibanding vandalisme?

Ya ini hanya penggunaan kata saja, bagi kami vandalisme ya merusak segala macam, dan itu lebih masif. Memang kelompok ini merusak juga seperti fasillitas umum, tapi kami lebih memilih kata corat-coret dibanding vandal, karena itu seperti perusakan lebih besar kalau hanya dibandingkan dengan corat-coret.

11. Bagaimana tahapan produksi berita di Tempo.co, mulai dari awal melihat sebuah peristiwa, hingga menjadikannya sebuah berita?

Peristiwa itu kita lihat, apakah itu menarik. Kalau menarik kita jadikan berita, kita rapatkan sisi baik mana yang perlu diberitakan. Tapi kalau sudah peristiwa, tentu peristiwa

135

dulu kita beritakan karena ini online harus cepat. Setelah itu kita minta reporter untuk ke lokasi peristiwa, setelah itu reporter mengirimkan beritanya ke keranjang Tempo News Room (TNR), dari keranjang News Room ini baru kita lihat berita ini layak atau sekedar memenuhi unsur 5W1H. kalau sudah layak redaktur akan mengedit berita itu dari situ juga redaktur akan mengambil angel lain. Seperti berita anarko ini, reporter kita banyak sekali mendapat informasi dari dosen UGM, dari latar belakang beliau dan pengalaman beliau bergabung dengan kelompok anarko membuat kita banyak mendapatkan data.

12. Apakah wartawan atau si penulis berita mengetahui latar belakang Kelompok Anarko Sindikalis sebelumnya? Shinta ini karena kebetulan aktivis di Jogja, jadi dia peta gerakan kelompok ini. Shinta dan saya dulu sangat intens menulis “Gejayan Memanggil”. Jadi di tempo ini mudah memahami sebuah gerakan, karena dari wartawan, kontributor, fotografernya di tempo kebanyakan kalangan aktivis. Ada pegiat Aksi Kamisan, dimana mana lah pokoknya, jadi kadang-kadang berita kita itu beda sama media lain dari segi narasumber yang kita pakai.

13. Apa yang membedakan pemberitaan di Tempo.co dengan media lainnya?

Mungkin independensi kita yang membedakan. Kita selalu dituntut independensi dalam setiap berita. Independensi itu bukan tidak berpihak, beda dengan netral. Independensi

136

kita berpihak kepada orang yang tertindas, kepada orang yang dilanggar hak nya, atau korban dari rasisme disitu standing kita. Kita berpihak karena idealisme kita. Idealisme kita kan jelas kulturalisme, anti korupsi. Kita gak akan pernah mundur, kita konsisten. Dan dari segi pemberitan, kami menuntut wartawan harus merasa paling paham agar bisa mendapatkan informasi sedalam mungkin. Karena kita selalu tekankan, kalau belum tau berita ya harus baca dulu latar belakang itu agar tau kemana arah pertanyaannya. Karena dalam pemberitaan berupa tulisan, agar pembaca bisa merasakan apa yang terjadi secara jelas dan paham.

14. Bagaimana pandangan Tempo.co melihat gerakan buruh dalam jiwa Kelompok Anarko Sindikalisme?

Kami tau Anarko banyak variannya, mereka tidak tidak percaya pada tatanan Negara karena itu sumber masalah dan mereka ingin memberontak. Dalam isu buruh harus garis besar ya buruhnya, tempo jelas sikapnya membela kaum buruh. Seperti kasus omnibuslaw saat ini, itu akan menyengsarakan kelompok buruh nantinya. Kami selalu membela kelompok-kelompok yang tertindas, disitu standing kita tidak akan mundur.

15. Bagaimana pandangan Tempo.co melihat Pemerintah menyikapi kehadiran Kelompok Anarko Sindikalisme pada Hari Buruh 2019?

137

Berpendapat kan semua orang boleh, kecuali melanggar hukum ya ditangkap gapapa karena itu tugas pemerintah, tapi selama ia menyuarakan pendapatnya, selama dia tidak melakukan aksi keji seharusnya pemerintah tidak membungkam suara mereka. Memetakan setiap gerakan memang tugas pemerintah. Yang kita tolak reaksi pemerintah yang menggunduli itu untuk apa. Lebih baik dibawa keranah hukum, kalau melihat salah atau tidak ya lihat di persidangan. Kasus-kasus seperti itulah yang kita kawal, seperti si pembawa bendera luthfi yang terus kita dukung, karena mempunyai hak untuk bersuara di negeri ini, jangan sampai menjadi korban arogansi pemerintah. Di tempo selalu ada diskusi terkait permasalahan terkini. Biasanya diskusi diskusi ini dibuat dalam bentuk editorial atau opini.

16. Apakah Tempo.co terlibat aktif dalam gerakan masyarakat lain?

Secara institusi tidak, tapi kalau secara pribadi banyak disini. Karena latar belakang disini aktivis dan SDM kita sangat sedikit.

17. Apakah Tempo.co melihat media alternatif di sosial media seperti akun kiri itu sebagai bahan informasi, meskipun pada akhirnya harus menemui orangnya langsung?

Saat ini memang media sosial itu menjadi salah satu sumber referensi kami, untuk reporter kami biasanya selalu

138

seperti itu. Karena latar belakang aktivis, mereka terbiasa seperti itu

18. Dalam aksi buruh 2019, mengapa Tempo.co begitu gencar memberitakan tindakan represif aparat kepolisian?

Ya jelas, karena itu melanggar hukum kemanusiaan. Posisi kita ini berada bersama korban ketidakadilan, kami bersamanya. Karena, bagaimanapun jika mereka melakukan kesalahan, sebaiknya tidak ditindak seperti itu. Kepolisian ini sepertinya lupa bahwa itu manusia. Contohnya, seperti Luthfi yang membawa bendera itu sempat viral bahkan dibawa ke pengadilan. Itu selalu kita bela, karena jelas itu tidak salah.

19. Kenapa aparat kepolisian bertindak seperti itu kepada Kelompok Anarko Sindikalisme?

Karena memang kelompok ini dianggap meresahkan para pengusaha besar dalam tanda kutip kapitasilme, bisa merubah pola piker para buruh yang biasa saja menjadi sadar akan ketidakadilan yang dia rasakan. Dengan hal ini, kapitalisme melibatkan pemerintah untuk mendapatkan perlindungan dan pemerintah memiliki lembaga pengamanan untuk melakukan tindak pengamanan.

140

Foto Bersama dengan Kepala Redaksi Bagian Nasional dan Hukum Tempo.co, Juli Hantoro

Foto Kelompok Anarko Sindikalisme pada Hari Buruh 2019 di Jakarta

141 Berita 1

142 Berita 3

143 Berita 5