• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi keluarga ekoparenting

TERM-TERM TERKAIT PEMBINAAN ANAK DALAM SURAT LUQMÂN

B. Term berkaitan tentang Anak

5. Bint dan Untsa

Dalam alquran kata bint yang berarti anak perempuan, jamaknya

adalah banat, terdapat 19 kali dalam alquran.355 dan terkadang anak

perempuan menggunakan kata “untsa” yang diulangi kurang lbih 30 kali356.

Diantara ayat-ayat tersebut adalah Firman Allah,

َكِّتاَنَبَو َكِّجَٰ َوۡزَلۡ لُق ُّ ِّبَِّلنٱ اَهُّيِّ أََٰٓيَ

َلَع َينِّنۡدُي َينِّنِّمۡؤُمۡلٱ ِّءٓا َسِّنَو

َّنِّهۡي

َف َنۡفَرۡعُي نَأ َٰٓ َنَۡدَأ َكِّلََٰذ ۡۚ َّنِّهِّبيِّبََٰلَج نِّم

وُفَغَ ُ َّللٱ َن َكَاَو َنۡيَذۡؤُي َلٗ

اٗر

اٗميِّحَّر

٥٩

Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu

dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk

354 Muhammad Zaki, “Perlindungan Anak Dalam Perspektif Islam”, ASAS, Vol.6, No.2, Juli 2014, hal. 1.

355 Muhammad Fuad Abdu al-Bâqi, al-Mu’jam al-Mufahras li alfazhi alquran, t.t; Dâr al-Fikr 1992, hal.176.

356Muhammad Fuad Abdu al-Bâqi, al-Mu’jam al-Mufahras li alfazhi alquran, ..., hal.118-119.

dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. QS. Al-Ahzab/33: 59.

Al-Râzî menafsirkan ayat ini, bahwa dahulu di zaman jahiliyyah perempuan (baik yang statusnya merdeka dan hamba sahaya) aurat mereka terbuka, sehingga diikuti oleh para laki-laki (yang suka berzina), dan itu menimbukan tuduhan dan fitnah, sehingga Allah memerintahkan para

perempuan yang merdeka untuk menggunakan penutup aurat (tajalbub).357

Penulis berpendapat bahwasannya perintah menutup aurat dapat melindungi perempuan dari pelecehan dan pemerkosaan dan sebagainya, setidaknya tidak menampakkan aurat dapat meredam syahwat lelaki yang melihatnya.

Sebelum datangnya Islam, kehidupan wanita sangat termajinalkan, tidak mendapatkan haknya, bahkah tidak sedikit anak-anak perempuan menjadi korban pembunuhan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Syafiq

A. Mughni358 dan ada juga perempuan yang dijadikan pekerja seks

komersial. Ketika datangnya Islam, wanita diangkat derajatnya, hak-haknya dipenuhi dan dibebaskan dari perbudakan.

Sebagian masyarakat Jahiliyyah menganggap Anak-anak perempuan merupakan aib, sehingga mereka bunuh anak mereka yang masih anak-anak.

Allah befirman, QS, al-Nahl: 58-59

ۥُهُهۡجَو َّل َظ َٰ َثَنُ ۡ

لۡٱِّب مُهُدَحَأ َ ِّ شُۡب اَذوَإِ

ُم

ٞميِّظَك َوُهَو اٗ دَوۡس

٥٨

َرَٰ َوَتَي

َٰى

ُكِّسۡمُيأ ۡۚٓۦِّهِّب َ ِّ شُۡب اَم ِّءٓوُس نِّم ِّمۡوَقَ ۡلٱ َنِّم

ِّفِ ۥُهُّسُدَي ۡمَأ ٍنوُه ََٰ َعَل ۥُه

َنوُمُكۡ َيُ اَم َءٓاَس لَ َأ ِِّۗباَ ُّتِلٱ

٥٩

Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah. Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu. QS, al-Nahl: 58-59

Al-râzî mengatakan,

357 Muhammad Fakhr al-Dîn Al-Râzî, Tafsir al-Fakh ar-Râzi al-Musytahir bit Tafsiir

al-Kabiir wa Mafâtîh} al-Ghaib, ..., Juz 25, hal. 184.

358 Syafiq A. Mughni, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve), hal. 23-24.

َنَـبْلا ِلْتَـق ِفي َينِفِلَتُْمُ /اوُناَك ْمُرنََّأ ْمَلْعاَو

ْدَيَو َةَيرِفَْلحا ُرِفَْيَ ْنَم ْمُهْـنِمَف ِتا

ْنَأ َلَِإ اَهيِف اَهُـنِف

ِمَو ، لَبَج ِقِهاَش ْنِم اَهيِمْرَـي ْنَم ْمُهْـنِمَو ،َتوَُتم

ْذَي ْنَم ْمُهْـنِمَو اَهُـقِرْغُـي ْنَم ْمُهْـن

ْمُهَو ،اَهَُبَ

ِةريِمَْلحاَو ِةَْيرَغْلِل ًةَرَتَ َكِلَذ َنوُلَعْفَـي اوُناَك

ِةَقاَفْلاَو ِرْقَفْلا َنِم اًفْوَخ ًةَرَتََو ،

ُهرنِإ رُثُ ،ِةَقَفرـنلا ِموُزُلَو

وُغَلَـب ْمُرنََِّلأ َكِلَذَو َنوُمُكَْيَ اَم َءاس لاَأ :َلاَق

ْعَأ َلَِإ ِتْنِبْلا َنِم ِفاَكْنِتْس ِلاا في ا

َظ

ِتَيااَغْلا ِم

“ketahuilah bahwa mereka (di zaman Jahiliyyah) berbeda-beda dalam membunuh anak perempuan, diantara mereka ada yang membunuh anak perempuannya dengan menggali lubang dan menguburnya hidup-hidup, dan di antara mereka ada yang melempar anaknya dari ketinggian gunung, dan di antara mereka ada yang menenggelamkan anaknya, adan juga yang menyembelihnya, dan itu dilakukan atas dasar cemburu dan kesombongan, dan kadang karena takut miskin, melarat, dan memberikan nafkah terus menerus, Allah berfirman, Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang

mereka tetapkan itu. QS, al-Nahl: 59 karena mereka melarang memiliki

anak perempuan telah sampai kepada puncak tujuannya.359

Penulis berpendapat bahwa apa yang dijelaskan oleh al-Râzî, bagaimana anak perempuan diperlakukan di zaman jahiliyah sungguh tidak manusiawi, padahal anak adalah anugrah Allah kepada hamba-Nya, dan tidak satupun manusia dapat memilih apakah dia akan dilahirkan sebagai perempuan atau laki-laki. Dalam Islam, perempuan dan laki-laki hak dan kewajibannya sama-sama diberikan, bahkan jika seorang perempuan taat kepada Allah, maka kedudukannya di sisi Allah bisa jadi lebih tinggi dari laki-laki. Berbeda yang dilakukan oleh masyarakat jahiliyah yang muka mereka menjadi “hitam” karena marah, menurut al-râzî bahwa itu isyarat bahwa mereka berusaha menjauh dan lari dari anak permpuan, mereka lebih memilik anak laki-laki. Dalam Islam tidaklah demikian, semua anak mendapat hak yang sama, orang tua dituntun untuk adil kepada anak.

6. H}afadah dan asbâth

Dalam alquran Kata Hafadah hanya sekali disebutkan360, yaitu pada QS.

Al-Nahl/16: 72,

359 Muhammad Fakhr al-Dîn Al-Râzî, Tafsir al-Fakh al-Râzi al-Musytahîr bit Tafsîr

al-Kaîir wa Mafâtîh} al-Ghaib, ..., Juz 20, hal. 226.

360 Muhammad Fuad Abdu al-Bâqi, al-Mu’jam al-Mufahras li alfazhi alquran, ..., hal.263.

َلَعَجَو ا ٗجَٰ َوۡزَأ ۡمُكِّسُفنَأ ۡنِّ م مُكَل َلَعَج ُ َّللٱَو

َينِّنَب مُكِّجَٰ َوۡزَأ ۡنِّ م مُكَل

ِّلِّطَٰ َبۡلٱِّبَفَأ ِّٖۚتََٰبِّ يَّطلٱ َنِّ م مُكَقَزَرَو ٗةَدَفَحَو

ۡمُه ِّ َّللٱ ِّتَمۡعِّنِّبَو َنوُنِّمۡؤُي

َنوُرُفۡكَي

٧٢

Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah? QS. Al-Nahl/16: 72.

Al-râzî menafsirkan ayat ini mengutip pendapat al-Wâh}idi, beliau

mengatakan; asal kata al-H}afadah dari kata al-h}afad yaitu ringan dalam membantu dan bekerja. Dikatakan : h}afada yah}fidu h}afadan dan h}ufudan dan hafadânan jika dia cepat, dan di antaranya adalah di do’a qunut “dan kepadamulah kami berusahadan cepat beramal” dan h}afadah adalah jamak

dari h}âfid, dan h}âfid adalah setiap orang yang cepat membantumu, dan

cepat dalam bekerja karenamu, jamak h}âfid juga h}afad, makna h}afadah

dalam bahasa artinya penolong dan pelayan, kemudian mestinya makna hafadah dalam ayat ini adalah penolong yang membantu laki-laki dari

pihak perempuan, karena Allah sebutkan, Dan Allah menjadikan bagimu

pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, maka penolong yang tidak dari pihak

ibu, tidak termasuk dalam ayat ini.361 Terkadang juga digunakan istilah

asbath, yang memiliki pengertian cucu (al-asbâth) baik untuk cucu yang

masih hubungan kerabat atau orang lain.362

Adapun kata asbath, diulangi sebanyak lima kali363, ayat-ayat tersebut

yaitu QS. Al-Baqarah/2: 136, QS. Al-Baqarah/2: 140, QS. Ali Imran: 84, QS. Al-Nisa/4: 163, QS. Al-a’raf/7: 160.

Menurut penulis dalam ayat ini bagaimana al-razi ingin menjelaskan bahwa seorang cucu seharusnya membantu orang tua nya termasuk nenek kakeknya dengan cepat, melayani mereka sebisa mereka. Hal tersebut akan sulit terwujud jika anak-anak tidak dibekali dengan pembinaan yang baik dan benar. Teruma pembinaan anak melalui nafkah yang halal dan baik, karena sesuatu yang dimulai dan menggunakan yang tidak halal, maka

361 Muhammad Fakhr al-Dîn Al-Râzî, Tafsir al-Fakh al-Râzi al-Musytahîr bit Tafsîr al-Kaîir wa Mafâtîh} al-Ghaib, ..., Juz 20, hal. 245.

362 Al-Râghib al-Ashfihâni, Mu’jam Mufradât…, hal. 123.

363Muhammad Fuad Abdu al-Bâqi, al-Mu’jam al-Mufahras li alfazhi alquran, ..., hal. 431-432.

tidak ada keberkahan. Bukan menimbulkan manfaat melainkan mudharat. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi para bapak yang mencari nafkah.

7. Shabiy

Dalam alquran kata Shabiy hanya disebutkan dua kali364, yaitu pada QS.

Maryam/19: 12, dan Qs. Maryam/19: 29.

Allah berfirman, 

ُۡ

لۡٱ ُهَٰ َنۡيَتَاَءَو ٖةَّوُقِّب َبَٰ َتِّكۡلٱ ِّذُخ َٰ َيَۡحَيََٰي

اٗ يِّب َص َمۡك

١٢

”Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak, QS. Maryam/19: 12.

Dalam ayat lain,

َن َكَ نَم ُمِّ لَكُن َفۡيَك ْاوُلاَق ِّهۡ َلَِّإ ۡتَراَشَأَف

اٗ يِّب َص ِّدۡهَمۡلٱ ِّفِ

٢٩

Maka dia (Maryam) menunjuk kepada (anak)nya. Mereka berkata, “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” QS. Maryam/19: 29

Al-Râzî mengatakan, Allah memberikan wahyu kepada Nabi Isa dan Nabi Yahya ketika mereka lagi kanak-kanak, adapun Nabi Musa dan Nabi Muhammad SAW, mengutusnya ketika sudah mencapai umur kedewasaan. Menurut Ibnu Faris Makna Shabiy, “Shabiy ..., makna pertama adalah

yang menunjukkan umur yang masih kecil kedua; artinya angin ketiga;

ْ

condong”365

Shabiy lafaz yang menunjukkan umur yang masih kecil, namun

menurut al-râzi Shabiy bisa telah memiliki akal, artinya ia dapat membedakan antara yang benar dan salah.

Al-Râzî mengatakan bahwa sebagian para cendikiawan mengatakan “barang siapa yang memukul wajah seorang bayi, maka pukulan itu menandakan adanya pelaku, yang memiliki pilihan, karena shabiy yang berakal, ketika dia dipukul maka dia berteriak, dan berkata “siapa yang memukulku?”, hal itu dikarenakan adanya kesaksian fitrah (naluri), karena ketika ketika ada pukulan, yang sebelumnya tidak ada, menunjukkan pastu ada sesuatu yang membuatnya ada.

Menurut penulis, disebutkankan waktu Shabiy, atau umur yang masih kecil dalam alquran ini menunjukkan bahwa waktu tersebut memiliki

364 Muhammad Fuad Abdu al-Bâqi, al-Mu’jam al-Mufahras li alfazhi alquran, ..., hal.509.

keutamaan di sisi Allah, bahkan Al-Râzî ketika menceritakan beberapa kisah Nabi, dalam tafsirnya beliau menggunakan kata “shabiy”, misalnya kisah Nabi Daud ketika melawan jalut, Kisah Nabi Musa saat menarik jenggot Fir’aun, ketika itu dia menggunakan istilah Shabiy, bahkan beliau juga menceritakan seorang Shabiy yang dapat berbicara untuk meyakinkan ibunya, itulah cerita ashabul ukhdud.

Memperhatikan perkembangan anak berdasarkan umurnya juga tidak kalah pentingnya yang harus dilakukan oleh orang tua , sehingga sehingga pembinaan yang dilakukan oleh orang tua adalah tepat, efektif dan efesien. Penulis contohkan ketika seorang anak yang belum mampu menghafalkan sesuatu, dipaksa untuk menghafalkan.

8. Thifl

Dalam Al Qur’an Kata thifl bentuk jamaknya athfal disebutkan

sebanyak empat kali366, yaitu Q.S al-Nur: 31 dan 59, al-Hajj:5, al-Mukmin:

67. Terkadang disebutkan dengan al-Thifl, Thiflan, dan al-Athfal. Allah berfirman,

اَء ٓاَهيِّف اَلنَزنۡ َأَو اَهَٰ َن ۡضَرَفَو اَهَٰ َنۡلَزنَأ ةَروُس

َنوُركَذَت ۡمُكَّلَعَّل ٖتَٰ َنِّ يَب ِۢتَٰ َيَّ

١

Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur dewasa, maka hendaklah mereka (juga) meminta izin, seperti orang-orang yang lebih dewasa meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. Q.S al-Nur: 59

Makna Thifl adalah anak yang masih kecil, atau muthfil artinya rusa betina yang sedang bersama anaknya, atau onta yang selalu bersama

anaknya, ini asal bahasanya menurut Ibn Faris367.ْ Dalam Lisan al-Arab,

makna Thifl adalah sebutan untuk semua anak binatang liar368.

Dalam menafsirkan QS. Al-Nur/24: 59, para ulama membahas tentang bagaimana seorang anak yang sudah baligh untuk meminta izin jika memasuki kamar orang dewasa. Dalam tiga waktu, di antaranya sebelum shalat Shubuh, setelah shalat Zhuhur, setelah Shalat Isya. Termasuk al-Râzî menjelaskan permasalahan ini dengan detail terkait masalah fiqh. Yang menjadi catatan oleh penulis adalah bahwa pentingnya orang tua mengajari anaknya adab-adab terutama dalam berkunjung ke kamar orang lain yang bukan kamarnya, dan saat berkunjung ke rumah orang lain, di mana pada saat bersamaan orang yang punya rumah tidak menutup auratnya, atau

366 Muhammad Fuad Abdu al-Bâqi, al-Mu’jam al-Mufahras li alfazhi alquran, ..., hal. 542 .

367 Ahmad Ibn Faris, Mu'jam Maqayis al-Lughoh, ... Jilid,3 , hal. 331.

368 Muhammad Ibn al-Manzhur, Lisan al-Arab, Bairut; Dâr Shâdir, 1414H, jilid 11, hal. 402.

dalam keadaan yang tidak seharusnya dilihat orang lain. Maka pentingnya adab meminta izin sebelum masuk kamar, dan masuk ke rumah orang lain.

9. Ghulam

Adapun kata al-ghulâm dalam berbagai bentuknya diulang 13 kali

dalam alquran, yaitu QS. Ali Imran/3 :40, QS. Yusuf/12; 19, QS. al-Hijr/15; 53, QS. Al-Kahfi/18: 80, QS. Maryam/19: 7, 8 dan 20 , QS. al-Shâffat/37: 101 dan QS. al-Dzariyat/51: 28. Kata ghulâm secara umum bermakna anak yang sudah mulai puber dan sudah bergejolak hawa nafsunya. Oleh karenanya

dalam bahasa Arab al-ghulmah artinya nafsu birahi.369 Pada masa ini, anak

tidak dapat diperlakukan sebagaimana anak-anak yang belum baligh, atau belum dewasa, mereka sudah mulai mengenal kaitannya dengan lawan jenis, seksualitas, tidak mau diatur-atur dan sebagainya, orang tua diharapkan dapat memahami kondisi ini, dan memperlakukan mereka dengan tepat dan cermat.

Allah berfirman,

َ ِّنَغَلَب ۡدَقَو ٞمََٰلُغ ِّلِ ُنوُكَي ََّٰنََأ ِّ بَر َلاَق

اَق ۖٞرِّق َعَ ِّتِيَأَرۡمٱَو ُ َبِّكۡلٱ

َل

ُءٓا َشَي اَم ُلَعۡفَي ُ َّللٱ َكِّلََٰذَك

٤٠

Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku sudah sangat tua dan istriku pun mandul?” Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” Ali

Imran/3 :40. 10. Dzurriyyah

Kata Dzurriyyah di dalam alquran dengan berbagai bentuknya diulangi

32 kali370, maknanya asalnya kelembut dan menyebar.371 Jika melihat dari

maknanya, maka penulis berpendapat bahwa Allah menginginkan agar para anak menjadi orang yang lembut kepada orang lain. Menurut penulis dapat diwaujudkan dengan pembinaan, dengan menanamkan nilai-nilai kebaikan dan kelembutan kepada anak, niscaya anak akan tumbuh sebagai orang yang

berlemah lembut.

Allah berfirman, QS.al-Nisa: 9,

369 Al-Râghib al-Ashfihâni, Mu’jam Mufradât ….hal. 376 , Lihat juga Arabik Ali dan A. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab Indnesia (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1999), hal, 135.

370 Muhammad Fuad Abdu al-Bâqi, al-Mu’jam al-Mufahras li alfazhi alquran, ..., hal. 342-343.

ُذ ۡمِّهِّفۡلَخ ۡنِّم ْاوُكَرَت ۡوَل َنيِّ َّلَّٱ َشۡخَ ۡلََو

ۡمِّهۡيَلَع ْاوُفاَخ ا فََٰعِّض ٗةَّيِّ ر

ا ديِّدَس لۡوَق ْاوُلوُقَٗ لََو َ َّللٱ ْاوُقَّتَيۡلَفۡ

٩

Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. QS.al-Nisa: 9,

Al-râzi menafsirkan ayat ini, beliau berkata

ِفاَعِ ضلا ِةريِ رُّذلِل َطاَيِتْح ِلاا ُبِجوُي

"Wajibnya untuk berhati-hati terhadap keturunan yang lemah. 372"

Dari semua penafsiran yang dijelaskan menurut penulis, ayat ini berkenaan dengan anjuran bagi orang yang akan menghadapi kematian, hendaknya ia berwasiat kepada keluarganya, dalam pendapat lainnya yang dikutip oleh al-razi adalah bahwa ayat ini perintah kepada wali yatim, agar berhati-hati dalam menjaga harta anak yatim.

No Term Makna Pengulangan Surat dan

Ayat 1 Dzurriyyah Keturunan 11 2: 266, 3: 34, 4: 9, 6: 133, 7: 173, 10:83, 13: 38, 17:3, 19:58, 19: 58, 2 2 Dzurriyyatinâ Keturunan kami 1 2: 128 3 Dzuriyyatuhu/tihi Keturunannya 5 6: 84, 17: 62, 18: 50, 29: 27, 37: 77,

372 Muhammad Fakhr al-Dîn Al-Râzî, Tafsir al-Fakh al-Râzi al-Musytahîr bit Tafsîr al-Kaîir wa Mafâtîh} al-Ghaib, ..., Juz 9, hal. 505.

4 Dzurriyatuhâ Keturunan kami 1 3: 36 5 Dzurriyatuhum Keturunan mereka 4 7: 172, 36: 41, 52: 21, 52: 21 6 Dzurriyyatuhumâ Keturunan berdua 2 37: 113, 57: 26 7 Dzurriyyatî Keturunan ku 4 2: 124, 14: 37, 14: 40, 46: 15 8 Dzurriyyatinâ Keturunan kita/kami 1 25: 74 9 Dzurriyyatihim Keturunan mereka 3 6: 87, 13: 23, 40: 8 Tabel 3. 2: List Ayat term Dzurriyyah di dalam alquran

Dari ayat tersebut dilihat dari aspek kualitas, maka penulis katagorikan dzuriiyah kepada beberapa hal; dzurriyah dhuafâ atau dhi’afa (keturunan yang lemah), dzuriyyah thayyibah (keturunan yang baik).

dan jika dilihat dari aspek tingkatan antara lain; dzuriyyat adam (keturunan Nabi Adam), dzuriyyat Nuh (keturunan Nabi Nuh), dzuriyyat Ibrahim (Keturunan Nabi Ibrahim), dzurriyat Ishaq (keturunan Nabi Ishaq),

dzurriyat Israil (keturunan Nabi Ya’qub).

Jika dilihat dari macam-macamnya antara lain: dzuriyyah muslimah (keturunan yang muslim), dzurriyah mukminah (keturunan beriman),

dzurriyat Qurrata a’yun (keturunan cahaya hati), dzurriyat fî hidâyah

(keturunan diberikan hidayah), dzuriyyah shalihah (keturunan yang shalih), Menurut penulis ada yang menarik dalam pembahasan kata dzurriyat,

karena sebagian kata dzurriyat diungkapkan dalam ayat-ayat alquran yang redaksinya adalah do’a para Nabi, dan rasul, serta orang yang shalih, antara do’a-do’a tersebut antara lain; Do’a Nabi Zakaria pada QS. Ali Imran/3: 38, Do’a Nabi Ibrahim, Allah berfirman, QS. al-Baqarah/2: 128 dan QS. Ibrahim/14: 40.

Dari banyaknya ayat tenang doa Nabi untuk anak mereka maka penulis melihat bahwa pentingya mendo’akan keturunan agar mereka menjadi orang yang shalih, yang taat kepada orang tua .

Gambar 3.3: term anak disebutkan dalam alquran