• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindak kekerasan kepada anak di Rumang Tangga 2014

G. Kerangka Teori

1. Data Primer

Sumber utama dalam penelitian ini adalah Tafsir Fakh Al-Râzî

Musytahir bit Tafsîr Kabîr wa Mafâtîh Ghaib, yang diterbitkan Dâr

al-Fikr, pada tahun 1401H/1981M, Juz 25, kurang lebih ada 32 jilid buku tafsir ini.

Bergitu juga penulis mencoba melampirkan beberapa karya tulis yang berkaitan dengan judul pembinaan anak dalam surat Luqmân menurut al-râzî dalam Tafsir Mafâtîh al-ghaib, baik dari disertasi, tesis, skripsi maupun buku dan jurnal, setidaknya dapat mendukung atau mengkomparasi dengan pemikiran razi pada karya-karya beliau yang lain selain tafsir Mafâtîh al-gaib. Ada beberapa penelitian terdahulu yang penulis kumpulkan, diantaranya adalah;

Disertasi berjudul Kitab Tafsir Mafâtîh al-Ghaib Studi Pemikiran al-Razi tentang Nasakh al-Qran, karya Muhd. Sjamsoeri Joesoef dalam disertasi ini

43 M. Darwis Hude, Emosi, Penjelajahan religio-psikologis tetang emosi manusia

penulis menjelaskan terdapat perbedaan pendapat mengenai konsep nasakh pada ayat-ayat al-Qur’an. Jumhur ulama yang bermazhab Syafi’i dan Asy’ari, mereka secara jelas menetapkan adanya nasakh. Hal ini berbeda dengan mayoritas ulama Mu’tazilah yang cenderung menolak nasakh pada ayat-ayat al-Qur’an. Al-Razi sebagai seorang penganut mazhab Syafi’i (dalam ibadah dan muamalah) dan mazhab Asy’ari (dalam aqidah) memiliki kecenderungan yang berbeda dengan kedua mazhab yang dianutnya dalam hal menetapkan nasakh. Ia cenderung menolak penggunaan nasakh pada al-Qur’an sebagaimana diyakini Abu Muslim al-Asfihani yang terkenal sebagai penganut Mu’tazilah. dalam disertasi ini, dijelaskan bahwa Muhd. Sjamsoeri Joesoef tidak sependapat dengan pendapat para ulama kontemporer seperti Muhammad al-Hudhari Bek, Muhammad Abduh, M. Hasbi ash-Shiddieqy, dan Yusuf alqaradhawi dalam hal bahwasanya al-razi cenderung pada penolakan naskh, menurutnya kurang tepat, namun baginya al-râzi mengakui adanya konsep naskh (dengan pengertian al-raf'), akan tetapi ia menyatakan tidak terjadi naskh (dalam pengertian Ibthâl wa îzâl) pada ayat-ayat

al-Quran. al-râzi menerima konsep naskh sebagai ketentuan yang jaiz.44

Ada Tesis yang berjudul Sihir dalam Tafsir Mafâtîh ghaib karya al-razi, karya Azibur rahman, dijelaskan bahwasannya sihir menurut pandangan al-râzî merupakan sebuah proses perbuatan yang memalingkan keadaan dari yang sebenarnya menjadi samar-samar. Sihir sarat dengan tipuan belaka dan mengandung pengalihan pandangan mata saja. al-Râzî termasuk ulama yang menganjurkan belajar sihir, dengan maksud untuk mengetahui hakekatnya dan cara kerjanya.45

Tesis berjudul Munasabah dalam tafsir Mafâtîh al-Ghaib, karya Endad Musaddad, Tesis ini membahas mengenai jenis-jenis muniisabah,dalam tesis ini dibahas jenis-jenis munasabah menurut Fakhruddin al-Râzî serta analis beliau dalam masalah ini, hal ini disebabkan perhatian beliau yang tertuju pada aneka persoalan seperti:: bahasa, qira'at, filsafat dan pembicaraan tentang ilmu kalam (teologi). Dalam tesis berbahasa arab ini dijelaskan bahwa adanya hubungan antara munâsabah ayat dan juga rahasia makna antar ayat dan surat

yang dijelaskan oleh al-Râzi, 46

Dalam Tesis dengan judul Tafsir Kalimat Tauhid dalam al-Qur’an (Studi Tafsir Mafâtîh al-Ghaib karya Fakhr al-Dîn al-Râzi), yang ditulis olh Didik Purnomo dijelaskan bahwasannya kalimat LaIlaha Illa Huwa dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 163, Imam al-Râzi mencoba mengilustrasikan, ketika

44 Muhd. Sjamsoeri Joesoef, Disertasi Kitab Tafsir Mafâtîh Ghaib Studi Pemikiran

al-Râzi tentang Nasakh al-Qur’an, Yogyakarta,UIN Sunan Kalijaga, 2005.

45 Azibur rahman, Sihir dalam Tafsir Mafâtîh al-ghaib karya al-razi, Surabaya, UIN Sunan Ample Surabaya, Tahun 2016.

46 Endad Musaddad, Munâsabah dalam tafsir Mafâtîh al-Ghaib, Jakarta, Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Tahun 2008.

kita berkata “ tidak ada orang di rumah” berarti kita meniadakan esensinya. Ketika esensinya tidak ada, maka semua bagiannya juga tidak ada. Seandainya salah satu bagianya ada, berarti esensinya ada. Sebab setiap bagiannya mencakup esensi tersebut. Jika esensinya ada, itu bertentangan dengan peniadaaan esensi. Jadi ungkapan, “Tidak ada orang dirumah” berarti peniadaan secara total. Atau pengesaan secara total. Yaitu Tiada Tuhan selain Allah swt memberikan makna pengesaan secara total. Menurut Imam al-Razi, lafadz Illa disini diasumsikan bermakna Ghair (selain). Alasanya, kalau lafadz Illa diartikan sebagai pengecualian, maka kalimat La Ilaha Illallah tidak murni sebagai kalimat Tauhid. Sebab, asumsi kalimat tersebut menjadi La Ilaha yustathna ‘anhum Allah, Tiada tuhan terkecuali dari mereka (tuhan-tuhan itu) Allah, artinya semua tuhan dinafikan, sementara Allah swt sebagai pengecualian. Jadi kalau lafadz Illa diartikan sebagai pengecualian, maka ungkapan LaIlaha Illallah bukan tauhid yang murni. Karena para ulama sepakat bahwa kalimat tersebut berisi tauhid murni. Maka menurut Imam

al-Razi lafadz Illa harus diartikan dengan Ghair (selain)47

Jurnal berujudul “Metodologi Tafsir Fakhru Al-Din Al-Razi: Telaah Tafsir QS. Al-Fatihah dalam Mafatih al – Ghayb”, karya Anas Shafwan Khalid

Mahasiswa Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tafsir Mafâtîh

al-Ghaib karya Fakhr al-Dîn Al-Râzi membuktikan kesimpulan ini. Ia berasal dari kalangan Asy’ariyah-Syafi’iyah. Corak dan perangkat tafsir yang ia gunakan dalam karya ini sangat kental dengan kajian kalam, aspek kebahasaan dan sisi legal-fiqh. Karakteristik yang membedakan dari ulama sebelumnya adalah statusnya sebagai generasi akhir tariqat al-muta’akkhirin, yang mewarnai

karyanya dengan kajian filsafat, tasawuf dan logika Aristotelian.48

Data Primer (primary resources) dalam disertasi ini adalah ayat-ayat al-Quran yang memiliki kandungan dan esensial yang sama Pembinaan anak, tentunya hal ini diintrepertasikan melalui tafsir Mafâtîh al-Ghaib dan tafsir lainnya dan hadist yang punya relevansi dengan tema penelitian ini.

Perbedaan pada penelitian disertasi ini dengan penelitian sebelumnya, adalah pada penelitian sebelumnya belum ada yang menjelaskan tentang konsep pembinaan anak dalam perspektif surat Luqmân dalam tafsir Mafâtîh al-Ghaib. Sehingga penulis melihat perlunya penelitian tentang tema ini.

47 Didik Purnomo, Tafsir Kalimat Tauhid dalam Qur’an (Studi Tafsir Mafâtîh al-Ghaib karya Fakhr al-Dîn al-Râzi), Surabaya, UIN Sunan Ampel, 2016.

48 Metodologi Tafsir Fakhru Al-Din Al-Razi: Telaah Tafsir QS. Al-Fatihah dalam Mafatih al – Ghayb”, Mahasiswa Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurnal