• Tidak ada hasil yang ditemukan

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 K k ot or an (% )

(18.000-36.000 ton per tahun) dan besar (lebih dari 36.000 ton per tahun). Berdasarkan hasil audit produksi bersih selanjutnya diidentifikasi kondisi masing-masing perusahaan berkaitan dengan sepuluh parameter input pada model kesiapan produksi bersih, yaitu 1) komitmen manajemen/KM, 2) hambatan penerapan produksi bersih/HP, 3) ketersediaan neraca air, bahan, dan energi/ABE, 4) informasi beban limbah/BL, 5) kondisi bahan olah karet/BO, 6) konservasi air/KA, 7) konservasi energi/KE, 8) housekeeping/HK, 9) hasil

limbah padat, cair, dan gas/PCG, dan kemampuan finansial/KF. Masing-masing parameter dikelompokkan dalam tiga kondisi, yaitu kurang/rendah/tidak tersedia diberi skor 1, cukup/sedang/memadai/memenuhi baku mutu diberi skor 2, dan baik/tinggi/melampaui baku mutudiberi skor 3. Hasil rangkuman kondisi perusahaan menggunakan model kesiapan sertifikasi disajikan pada Tabel 41.

Tabel 41 Data kesiapan produksi bersih untuk setiap parameter input

Pabrik KM HP ABE BL BO KA KE HK PCG KF Persentase (%)

PT_C 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 53,3 PT_A 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 46,7 PT_H 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 66,7 PT_E 3 3 2 2 1 1 1 2 2 3 70,0 PT_I 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 66,7 PT_G 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 80,0 PT_D 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 80,0

Berdasarkan Tabel 41 di atas dapat diketahui bahwa titik kritis penerapan produksi bersih pada agroindustri karet remah berasal dari kondisi bahan olah yang masih kotor dan kurang memenuhi SNI Bokar. Konservasi air dan energi pada agroindustri karet remah juga masih belum maksimal. Hasil audit menyimpulkan status PT_G dan PT_D adalah yang terbaik dengan tingkat kesiapan produksi bersih sebesar 80 persen, diindikasikan dari lebih baiknya parameter konservasi air dan energi pada kedua perusahaan tersebut dibandingkan perusahaan karet remah lainnya. Hasil penilaian kesiapan tersebut sesuai dengan kondisi yang ada pada agroindustri karet remah.

Model environmental-scorecard.Berdasarkan indikator kinerja kunci lingkungan (KEPI) yang telah ditentukan pada model environmental-scorecard ditetapkan target pada

masing-masing KEPI. Verifikasi model environmental-scorecard dilakukan terhadap tiga

Tabel 42 Data kinerja lingkungan tiga pabrik karet remah

Berdasarkan persentase perolehan skor dibandingkan dengan target tersebut di atas, skema penentuan status masing-masing indikator kinerja lingkungan kunci (KEPI), maka konversi persentase pencapaian KEPI ditransformasikan dalam status kinerja masing- masing KEPI dengan sistem traffic light merah yang menyatakan kinerja KEPI kurang,

hijau pada kinerja KEPI cukup, dan hijau pada kinerja KEPI baik. Hasil pemeriksaan kesesuaian hasil untuk indikator kinerja lingkungan ditunjukkan pada Tabel 43. Hasil tersebut menunjukan bahwa model environmental-scorecard yang dikembangkan telah

memenuhi tujuan sehingga dapat direkomendasikan sebagai model pengukuran kinerja lingkungan pabrik karet remah yang merupakan bagian dari model sistem produksi bersih agroindustri karet remah.

Model peringkat kinerja lingkungan.Hasil environmental-scorecard hanya mampu

memotret kondisi pada waktu tertentu untuk suatu perusahaan. Apabila diinginkan mengetahui perkembangan kinerja dari waktu ke waktu atau antar perusahaan, maka pada model peringkat kinerja lingkungan dipersiapkan untuk tujuan tersebut. Peringkat kinerja lingkungan mencoba mengurutkan total skor kinerja lingkungan yang diperoleh atau pada intinya menentukan prioritas peringkat kinerja lingkungan dengan mempertimbangkan bobot pada masing-masing KEPI. Pada tahap awal terlebih dahulu dilakukan konversi nilai KEPI agar skala penilaian seragam sehingga memungkinkan untuk dilakukan

Perencanaan Strategis Kepemimpinan Higher - 7 5 71 6,5 93 6 86

Perencanaan strategis Higher - 5 3 60 4 80 4 80

Inovasi Lingkungan Higher - 4 2 50 2 50 3 75

Sumberdaya Lingkungan Pelatihan SDM Higher % 20 12 60 15 75 17 85

Anggaran lingkungan Higher % 5 2 40 4 80 4 80

Partisipasi Manajemen Higher % 80 60 75 75 94 75 94

Community relation Higher % 7 6 86 6 86 6 86

Bahan Baku Indeks Bahan Baku Higher % 90 45 50 45 50 45 50

Efisiensi Proses Konservasi air Lower m3 30 35 117 18 60 19 63

Konservasi energi Lower lt 30 45 150 25 83 24 80

Produktifitas internal Higher % 90 75 83 53 59 71 79

Produk Kepuasan pelanggan Higher % 90 80 89 90 100 90 100

Kualitas produk karet remah Higher - 1,33 1,01 76 1,02 77 1,11 83

Beban Pencemaran Limbah Cair Lower % 50 50 100 25 50 25 50

Emisi gas Lower % 70 60 86 70 100 70 100

Limbah Padat Lower % 3 5 167 4,5 150 4,4 147

Limbah B3 Higher - 7 8 114 8 114 8 114

Respon gawat darurat Kecelakaan kerja Lower - 0 0 0 0 0 0 0

Fasilitas K3 Higher - 7 5 71 5 71 5 71

perbandingan. Skala pengukuran untuk masing-masing KEPI adalah 1 – 10 sesuai dengan panduan scoring pada Lampiran 5. Hasil verifikasi terhadap tiga pabrik karet remah

disajikan pada Tabel 44 dan Tabel 45. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model telah sesuai dengan tujuan rancang bangun model peringkat kinerja lingkungan agroindustri karet remah.

Tabel 43 Pemeriksaan kesesuaian hasil environmental-scorecard

Tabel 44Nilai kinerja lingkungan pabrik karet remah

Perencanaan Strategis Kepemimpinan 71 Cukup 93 Baik 86 Baik Ѵ

Perencanaan strategis 60 Cukup 80 Baik 80 Baik Ѵ

Inovasi Lingkungan 50 Kurang 50 Cukup 75 Cukup Ѵ

Sumberdaya Lingkungan Pelatihan SDM 60 Cukup 75 Cukup 85 Baik Ѵ

Anggaran lingkungan 40 Kurang 80 Baik 80 baik Ѵ

Partisipasi Manajemen 75 Cukup 94 Baik 94 Baik Ѵ

Community relation 86 Baik 86 Baik 86 Baik Ѵ

Bahan Baku Indeks Bahan Baku 50 Kurang 50 Kurang 50 Kurang Ѵ

Efisiensi Proses Konservasi air 117 Kurang 60 Cukup 63 Cukup Ѵ

Konservasi energi 150 Baik 83 Cukup 80 Cukup Ѵ

Produktifitas internal 83 Baik 59 Cukup 79 Baik Ѵ

Produk Kepuasan pelanggan 89 Baik 100 Baik 100 Baik Ѵ

Kualitas produk karet remah 76 Cukup 77 Baik 83 Baik Ѵ

Beban Pencemaran Limbah Cair 100 Cukup 50 Baik 50 Baik Ѵ

Emisi gas 86 Kurang 100 Cukup 100 Cukup Ѵ

Limbah Padat 167 Kurang 150 Kurang 147 Kurang Ѵ

Limbah B3 114 Kurang 114 Cukup 114 Cukup Ѵ

Respon gawat darurat Kecelakaan kerja 0 Baik 0 Baik 0 Baik Ѵ

Fasilitas K3 71 Cukup 71 Cukup 71 Cukup Ѵ

Pentaatan hukum Tingkat Pentaatan Hukum 70 Cukup 80 Baik 80 Baik Ѵ

ASPEK KEPI Bobot PT_J PT_A PT_D Min Max Avg

Perencanaan Strategis Kepemimpinan 0,048 5 3 7 3 7 5,0 Perencanaan strategis 0,040 4 4 5 4 5 4,3

Inovasi Lingkungan 0,038 3 5 4 3 5 4,0

Sumberdaya Lingkungan Pelatihan SDM 0,075 5 2 6 2 6 4,3

Anggaran lingkungan 0,030 5 6 5 5 6 5,3

Partisipasi Manajemen 0,030 6 7 3 3 7 5,3

Community relation 0,040 5 4 4 4 5 4,3

Bahan Baku Indeks Bahan Baku 0,125 4 3 5 3 5 4,0

Efisiensi Proses Konsumsi air 0,048 4 5 6 4 6 5,0

Konsumsi energi 0,074 4 6 4 4 6 4,7

Produktifitas internal 0,123 6 5 5 5 6 5,3

Produk Pengemas 0,020 7 4 6 4 7 5,7

Kualitas produk karet remah 0,080 7 6 6 6 7 6,3

Beban Pencemaran Limbah Cair 0,038 6 5 5 5 6 5,3

Emisi gas 0,033 6 6 5 5 6 5,7

Limbah Padat 0,025 3 2 3 2 3 2,7

Limbah B3 0,015 4 4 6 4 6 4,7

Respon gawat darurat Kecelakaan kerja 0,031 7 3 7 3 7 5,7

Keamanan kerja 0,019 7 5 5 5 7 5,7

Pentaatan hukum Tingkat Pentaatan Hukum 0,070 6 6 4 4 6 5,3 1,000

Tabel 45 Hasil pemeriksaan peringkat kinerja lingungan tiga pabrik karet remah Pabrik Total Kinerja Status Peringkat Kesesuaian

PT_J 5,2 Cukup 2 Ѵ

PT_A 4,5 Cukup 3 Ѵ

PT_D 5,1 Cukup 1 Ѵ

Model kesiapan sertifikasi ISO 14001. Hasil verifikasi model kesiapan sertifikasi menggunakan data hasil audit sistem manajemen lingkungan pada tiga pabrik karet remah. Proses audit sistem manajemen lingkungan melakukan identifikasi kondisi masing-masing aspek/kriteria kinerja sistem manajemen lingkungan, yaitu 1) kebijakan lingkungan, 2) perencanaan, 3) penerapan&operasi, 4) pemeriksaan&tindakan koreksi, dan 5) pengkajian manajemen. Selanjutnya model akan memeriksa status pemenuhan masing-masing kriteria yang ditunjukkan pada persentasi pemenuhan empat elemen ISO 14001, yaitu 1) kesesuaian sistem, 2) kecukupan sistem, 3) konsistensi sistem, dan 4) efektifitas sistem. Masing-masing elemen ISO 14001 dikelompokkan dalam tiga kondisi, yaitu kurang, cukup, dan baik. Hasil rangkuman kondisi perusahaan menggunakan model kesiapan sertifikasi untuk pemenuhan elemen sistem disajikan pada Tabel 46.

Tabel 46Hasil audit kesiapan sertifikasi ISO 14001 pabrik karet remah

Hasil verifikasi pada tiga pabrik karet remah menghasilkan keputusan sertifikasi

Ditangguhkan untuk PT_D, Ditolak untuk PT_A, dan Lulus Bersyarat untuk PT_A seperti

dapat dilihat pada Tabel 47. Hasil tersebut menunjukan bahwa model kesiapan sertifikasi ISO 14001 yang dikembangkan telah sesuai dengan tujuan pengembangan model dan mampu menggambarkan kondisi riil agroindustri karet remah. PT_A merupakan perusahaan karet remah yang bestatus Perkebunan Besar Swasta dan telah memperoleh sertifikasi ISO 14001, sementara PT_D dan PT_A masih belum memiliki sertifikat sistem manajemen lingkungan namun PT_D telah mempersiapkan kerangka sistem manajemen

PT_D PT_B PT_A Kecukupan Sistem 79,3 51,7 86,25 Kesesuaian Sistem 62,1 34,5 72,41 Konsistensi Sistem 37,9 27,6 62,07 Efektifitas Sistem 31 3,4 51,72 Pemenuhan elemen (%) Elemen ISO 14001

lingkungan untuk peningkatan kinerja lingkungannya yang terukur dan memperoleh penilaian dari pihak ketiga.

Tabel 47Hasil pemeriksaan keputusan kesiapan sertifikasi ISO 14001 pabrik karet remah

Implementasi Model SIMProsihCR Agroindustri Karet Remah

SIMProsihCR dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mengevaluasi kinerja

sistem produksi bersih agroindustri karet remah. Menu utama SIMProsihCR terdiri dari

database, model base, dan knowledge base. Semua data dan informasi yang diperlukan

disimpan dalam satu databaseSIMProsihCR dilengkapi dengan fasilitas untuk memperbaiki

dan memperbaharui data sehingga data yang digunakan telah mengikuti perkembangan. Pengguna harus terlebih dahulu melakkan login dengan user name dan password

yang sudah diinformasikan dalam sistem, hal ini dilakukan sebagai bentuk pengamanan sistem dan untuk mengantisipasi adanya pihak-pihak yang tidak berkepentingan masuk dalam sistem. Tampilan antar muka SIMProsihCR disajikan pada Gambar 52.

Sistem database dirancang untuk dapat memelihara dan mengelola data dengan

baik dan mudah. Sub menu database terdiri dari empat basis data yaitu hasil audit produksi bersih, nilai bobot indikator kinerja kunci lingkungan KEPI, batasan kategori/status kinerja lingkungan, dan batasan/status kesiapan ISO 14001.

Gambar 52 Proses login pada SIMProsihCR

Pemenuhan Kecukupan Kesesuaian Konsistensi Efektifitas Hasil Status

Elemen ISO 14001 Sistem Sistem Sistem Sistem Defuzzyfikasi Sertifikasi

PT_D Baik Cukup Kurang Kurang 49,5 Ditangguhkan Ѵ

PT_B Cukup Kurang Kurang Kurang 27,3 Ditolak Ѵ

PT_A Baik Cukup Cukup Cukup 64,96 Lulus Bersyarat Ѵ

Sub menu model base memuat beberapa model pendukung system produksi bersih

pada agroindustri karet remah yaitu (1) Analisis Prospektif, Audit Produksi Bersih, (3)

Environmental Scorecard, (4) Peringkat Kinerja Lingkungan, dan (5) Sertifikasi ISO

14001. Tampilan sub menu model base dapat dilihat pada Gambar 53.

Gambar 53Tampilan sub menu model base interaktif pada SIMProsihCR

Sub menu model base Analisis Prospektif disiapkan untuk keperluan jika suatu saat akan dilakukan evaluasi ulang penentuan faktor-faktor kritis sistem produksi bersih agroindustri karet remah oleh pakar. Dalam operasionalnya penggunaan model ini hanya akan dilakukan jika terjadi suatu perubahan lingkungan yang signifikan sehingga muncul isu-isu baru yang mempengaruhi implementasi produksi bersih pada agroindustri karet remah.

Dengan menterjemahkan data hasil audit produksi bersih dari salah satu perusahaan agroindustri karet remah dalam format penilaian produksi bersih yang lebih praktis seperti disajikan pada Gambar 54, maka dihasilkan tampilan output berupa status penerapan produksi bersih oleh perusahaan serta rekomendasi pilihan penerapan produksi bersih yang dapat diupayakan seperti disajikan pada Gambar 55.

Gambar 54Tampilan inputmodel audit produksi bersih interaktif pada SIMProsihCR

Gambar 55Tampilan outputrekomendasi produksi bersih pada model audit produksi bersih interaktif pada SIMProsihCR

Ilustrasi tampilan model environmental-scorecardagroindustri karet remah

disajikan pada Gambar 56. Pengguna terlebih dahulu perlu menetapkan target untuk masing-masing indikator KEPI, selanjutnya memasukkan nilai aktual dari masing-masing indikator KEPI. Simulasi kondisi salah satu perusahaan karet remah menghasilkan traffic light merah untuk indikator inovasi lingkungan, konsumsi air, konsumsi energi, dan limbah

padat yang menginformasikan bahwa pada indikator tersebut status kinerja tergolong Kurang/Buruk.

Gambar 56Tampilan antar mukascoring board environmental scorecard interaktif pada SIMProsihCR

Inovasi lingkungan pada agroindustri karet remah sangat dipengaruhi oleh gaya kepimpinan serta pola komunikasi yang berkembang di masing-masing perusahaan. Pada beberapa perusahaan, pimpinan perusahaan berperan aktif mencari terobosan-terobosan inovasi pencegahan pencemaran udara dan konservasi energi. Konsumsi air dan energi yang tinggi merupakan konsekuensi dari kondisi bahan olah karet yang relatif masih kotor. Jika mengacu pada Permentan No. 38 tahun 2008 yang menetapkan batas bahan pengotor sebesar 5 persen, maka kondisi sebagian besar perusahaan masih dekat pada batas atas yang dipersyaratkan tersebut. Kondisi tersebut dapat dilacak dari total limbah padat yang dihasilkan oleh agroindustri karet remah. Pada Gambar 57 disajikan hasil pengukuran limbah padat yang dihasilkan oleh agroindustri karet remah responden. Umumnya perusahaan belum menetapkan target pencapaian kinerja yang lebih dari persyaratan Permentan No. 38 tahun 2008. Dengan menetapkan target KEPI yang lebih baik, setiap masing-masing perusahaan dapat melakukan pengendalian internal. Berdasarkan capaian dibanding target, setiap perusahaan bisa menyusun rencana strategis maupun operasionalnya yang mengarah pada peningkatan kinerja kunci lingkungan.

Gambar 57Grafik monitoring kinerja KEPI limbah padat agroindustri karet remah di Palembang tahun 2010.

Sub model kesiapan sertifikasi ISO 14001 dirancang untuk kepentingan internal perusahaan mengantisipasi kesiapan sistem manajemen perusahaan dalam mengadopsi sistem penjaminan mutu lingkungan. Perusahaan dapat melakukan pemeriksaan apakah masing-masing elemen sistem manajemen lingkungan telah tersedia, sesuai dengan kebutuhan, dilaksanakan, dan hasilnya sesuai dengan tujuan. Tampilan muka model kesiapan seperti disajikan pada Gambar 58. Pengguna perlu menginput kolom yang tersedia untuk semua sub-elemen yakni (1) kebijakan, (2) perencanaan, (3) penerapan dan operasi, (4) pemeriksaan dan tindakan koreksi, dan (5) pengkajian manajemen. Apabila kolom yang tersedia tidak diisi oleh pengguna, sistem akan menilai bahwa elemen tersebut tidak tersedia dan tentunya akan menurunkankan persentase penilaian. Setelah semua kolom yang tersedia diisi oleh pengguna, maka diperoleh nilai dan status kesiapan sertifikasi perusahaan tersebut. Pada Gambar 59 disajikan tampilan hasil penilaian kesiapan sertifikasi salah satu perusahaan karet remah di Palembang.

- 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 K in e rj a l im b a h p a d a t (% )

Gambar 58 Tampilan antar mukamodel kesiapan sertifikasi ISO 1001 interaktif pada SIMProsihCR

Implikasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian berupa pengembangan sistem penunjang manajemen audit produksi bersih pada agroindustri karet remah diharapkan memberikan implikasi baik secara teoritis maupun manajerial.

Kontribusi teoritis

Penelitian-penelitian mengenai produksi bersih telah banyak dilakukan seperti telah diuraikan pada bagian kajian literatur. Namun karena karakterisiknya yang spesifik maka rekomendasi produksi bersih tidak dapat bersifat generik sehingga diperlukan eksplorasi pada industri yang berbeda. Kajian produksi bersih pada agroindustri karet remah yang dilakukan memadukan kinerja daur hidup proses produksi dan kinerja sistem manajemen lingkungan. Potensi intervensi produksi bersih pada proses produksi dan sistem manajemen selanjutnya digunakan sebagai acuan kerangka penetapan target kinerja terbaik(benchmark) dan rekomendasi perbaikan. Oleh karena itu, sistem penunjang

manajemen produksi bersih yang dikembangkan yang mendorong pada upaya perbaikan berkelanjutan merupakan sumbangan pemikiran secara teoritis dalam mendorong implementasi produksi bersih pada agroindustri karet remah sekaligus sebagai hasil temuan baru (kebaruan) dari penelitian yang dilakukan.

Implikasi manajerial

Kenyataan bahwa agroindustri karet remah merupakan salah satu industri strategis nasional dengan pasar ekspor sebagai tujuan pemasaran, maka pengelolaan industri yang lebih bersih dan berkelanjutan akan mendorong peningkatan daya saing agroindustri karet remah nasional. Pembenahan tidak hanya diperlukan padaeksisting sistem fisik tetapi juga pada sisi sistem manajemen perusahaan. Prasyarat yang diperlukan untuk mengimple- mentasikan prototype model adalah kesediaan pabrik karet remah untuk dibandingkan

kinerja lingkungannya. Dalam hal ini pemerintah daerah dan asosiasi perusahaan karet dapat menjadi fasilitator dan melakukan persuasi rasional kepada pihak industri. Pemanfaatan model-model pada sistem penunjang manajemen audit produksi bersih pada agroindustri karet remah akan mendorong analisis perbaikan kinerja lingkungan industri karet remah sehingga bermuara pada sistem produksi karet remah yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Dokumen terkait