• Tidak ada hasil yang ditemukan

BSu: Die ihnen hilft? Es mehrt sich das Gerücht: (J223 h.48)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

41) BSu: Die ihnen hilft? Es mehrt sich das Gerücht: (J223 h.48)

BSa: Yang membantu mereka? Desas desus semakin kuat: (I223 h.111).

Kata mehren tergolong bahasa tinggi (gehoben), Dikutip dari Duden 10, das Bedeutungswörterbuch (2002: 613), kata es mehrt (geh.) berarti “ bewirken, dass etwas zunimmt”/ bertambah. Penerjemah memilih kata ‘semakin kuat’, karena dikaitkan dengan konteks kata das Gerücht/ desas desus.

42) BSu: Der heil'ge Vorwand dieser Zögrung. (J227 h.48)

BSa: Alasan upacara suci guna menunda kurban. (I227 h.111).

Seperti pada data J34, kata heilig berarti suci. Pada BSa penerjemah juga menggunakan kata ‘suci’, sehingga diterjemahkan menjadi

’upacara suci’.

43) BSu: Den Argwohn lauter und die Vorsicht auf. (J228 h.48).

BSa: Kecurigaan lebih besar dan sikap hati-hati. (I228 h.111).

Kata der Argwohn termasuk bahasa tinggi (gehoben), dan mengandung arti kecurigaan. Pada BSa penerjemah memilih kata yang sama; ‘kecurigaan’.

44) BSu: Verschonet seine heil'gen Tiefen, … (J232 h.48)

BSa: Kecualikan semua ceruk yang dikeramatkan,… (I232 h.111)

Seperti pada data J34, J227 kata heilig berarti suci. Pada data J232 penerjemah memilih kata ‘keramat’. Pilihan kata ‘keramat’ disesuai-

kan dengan konteks kalimat.

45) BSu: Und hätte sie der heil'ge Grimm verschont: (J243 h.48)

BSa: Dan andaikan pun dia tidak mati sebagai kurban, (I243 h.112)

Pada data J34, J227 kata heilig berarti suci. Pada data J243, kata

“der heil'ge Grimm” diterjemahkan menjadi tidak mati sebagai kurban. Terjemahan harfiah data J243 adalah ‘andaikan dia terhindarkan dari kemurkaan suci”. Untuk menerjemahkan data J243 ini, penerjemah cenderung memberikan interprerasi berdasarkan konteks. Jika dikaitkan dengan data J251, bahwa dia (Ifigenia) tidak jadi dijadikan kurban persembahan kepada dewa, namun dia dapat menentukan nasibnya sendiri (I251 h.113). Menjadikan Ifigenia sebagai kurban persembahan kepada dewa ini disebut kemurkaan suci.

Lebih lanjut jika dikaitkan dengan data I575 h.133), yaitu “Kini sudah dilepas kau, perempuan suci, dan data I576; dikembalikan pada

lingkunganmu sendiri.

46) BSu: …, hätte dankbar ihr Geschick (J245 h.48)

BSa: …, betapa dia bersyukur menerima takdirnya (I245 h.112) Kata das Geschick termasuk bahasa tinggi (gehoben) dan mengandung arti takdir. Pada BSa penerjemah memilih kata yang sama, yaitu takdir. Selain itu kata das Geschick juga dapat termasuk bahasa baku (neutral), yang memiliki arti kepandaian, seperti pada contoh berikut;

a) Sie hat Geschick für Handarbeiten. ‘ Ia punya kepandaian di bidang kerajinan tangan.

47) BSu: Sie sinnt sich nun ein eigen Schicksal aus. (J251 h.49)

BSa: Kini dia bahkan mau menentukan nasibnya sendiri. (I251 h.113)

Seperti pada data J191, J194,J202 kata sinnen mengandung arti memikirkan. Dalam konteks data J251, penerjemah memilih kata

‘menentukan’, sebagai kata yang cocok jika digabungkan dengan kata

‘nasib’, menjadi menentukan nasib.

48) BSu: Von dir möcht' ich es weiter noch vernehmen. (J259 h.49) BSa: Aku masih ingin mendengar penjelasan itu sekali lagi dari Putri

sendiri. (I259 h.113).

Kata vernehmen. termasuk bahasa tinggi (gehoben) dan mengandung arti mendengar. Pada BSa penerjemah menggunakan kata yang sama, yaitu mendengar.

49) BSu: Verderben auf des Armen Haupt hinab; (J270 h.49)

BSa: Orang yang tak bersalah harus jadi kurban. (I270h.114)

Kata das Haupt tergolong bahasa tinggi (gehoben) dan mempunyai arti ‘kepala’. Jika diterjemahkan secara harfiah, arti data J270 adalah

‘pemusnahan tangan dan kaki’. Terjemahan harfiah ini sulit dipahami.

Dengan demikian, agar terjemahan yang mengalir dan berterima serta mudah dipahami pembaca, penerjemah dalam hal ini memberikan penafsiran berdasarkan konteks. Data J268 menunjukkan konteks dengan jelas, bahwa baginda mengambil keputusan maut dalam kegelapan jiwa. Konteks ini dapat dipahami, bahwa raja mengambil keputusan untuk menjadikan orang tak bersalah menjadi kurban.

50) BSu: Der Unbekannten Wort verehrtest du, (J275 h.49)

BSa: Sebelum mengenal asal-usulku, Baginda menghormati pendapatku(I275 h.114).

Kata verehren mengandung arti ‘sangat menghormati’. Pada BSa penerjemah memilih kata yang sama, yaitu menghormati.

Pada data J3, J3451) BSu: Dem jeder Fremde heilig ist. (J288 h.50) BSa: Menghormati tiap orang asing. (I288 h.115)

, J227 kata heilig berarti suci. Pada data J 288 penerjemah membuat penafsiran terhadap kata ‘suci’, bahwa orang yang suci harus dihormati. Dengan demikian, bahwa menganggap orang asing sebagai orang yang suci, berarti menghormati orang asing. Kata menghormati dipilih sesuai dengan konteks.

52) BSu: Am Herzen: denn vor Anteil und Bewegung (J290 h.50)

BSa: Rasa prihatin dan gejolak hati (I290 h.115).

Kata das Herzen tergolong stilistik bahasa tinggi (gehoben), yang berarti sangat tulus. Pada BSa penerjemah menggunakan kata rasa prihatin, sebagai perasaan hati yang tulus. Kata prihatin mengandung arti bersedih hati yang mendalam. Penerjemah membuat penafsiran berdasarkan konteks, yaitu memprihatinkan “nasib mereka seperti

nasibku” (I297 h.116)

53) BSu: Was mir im Herzen ist und immer bleibt. (J294 h.50) BSa: Apa yang ada dan terpatri kedalam hatiku! (I294 h.116)

Kata das Herzen pada konteks data J294 h.50 tergolong stilistik bahasa tinggi (gehoben), yang berarti perasaan. Dalam kamus Stilwörterbuh (2001: 416), kata das Herzen mengandung arti dan pada umumnya termasuk bahasa tinggi (gehoben); yaitu: das Gefühl

‘perasaan’, digunakan pada konteks berikut; treues Herzen ‘perasaan setia’, fröhliches Herzen ‘perasaan gembira’. Penerjemah menggunakan kata “hati’, sebagai kosa kata umum.

54) BSu: Nicht ein verschloßnes Herz zum Mitleid auf? (J296 h.50) BSa: Tidak akan menggugah belas kasihan di hati yang tertutup

sekalipun ? (J296 h.116).

Kata das Herz pada data (J296 h.50) diterjemahkan dengan kata

‘hati’., sebagai kosa kata umum.

55) BSu: Stünd' Agamemnons Sohn dir gegenüber, (J311 h.50)

BSa: Andaikan putra Agamemnon yang berhadapan dengan Baginda, (I311 h.117)

Kata stünd', berasal dari kata stehen, dan berarti berdiri, berhadapan.

Kata stünd' adalah Konjunktiv II, yang dibentuk dari Präteritum dengan menambahkan Umlaut (") stünde. Pembentukan dengan menggunakan Umlaut ini merupakan ragam lama dan sekarang tidak lazim digunakan lagi. Penggunaan ragam tersebut biasanya diguna-kan dalam sastra klasik, untuk mengungkapdiguna-kan kesan keindahan..

Penyususan kalimat dengan stünde diubah menjadi würde stehen (Drosdowski, 2001: 125). Dalam BSa penerjemah memilih kata yang sama, yaitu berhadapan dengan.

56) BSu: So hat auch er ein Schwert und einen Arm, (J313 h.50)

BSa: Maka dia akan menghunus pedang dan memakai

kekuatannya (I313 h.117).

Kata der Arm pada data J313 h.50 diterjemahkan secara konteks menjadi ‘kekuatan’. Dengan mengaitkan dengan konteks data I312 h.117 ‘Dan Baginda memberi perintah yang tidak pantas, maka dia akan menghunus pedang dan memakai kekuatannya (I313 h.117), guna membela hati nurani dan kehormatannya. (I314 h.117)

Kata der Arm juga mengandung arti lugas, yaitu lengan dan anak sungai, seperti pada contoh berikut:

a) Sein linker Arm ist steif ‘lengan kirinya kaku’.

b) Ein nicht weitführender Arm des Rheins ‘anak cabang sungai Rhein yang buntu’.

57) BSu: Dem edlen Mann, der Frauen Wort zu achten. (J316 h.50) BSa: dan seorang lelaki mulia patut menghormati apa yang

dikatakan perempuan. (I316 h.117)

Kata edel mengandung arti ‘terhormat/ mulia’ jika dikaitkan dengan sikap, pandangan. Ein edler Mann artinya seorang lelaki mulia. Pada BSa penerjemah menggunakan kata ‘mulia’.

58) BSu: Ein bös Geschick, das sie ergreifen will, (J329 h.50) BSa: Nasib buruk yang akan menimpanya! (I329 h.118)

Kata das Geschick termasuk bahasa tinggi (gehoben) dan mengandung arti takdir. Pada BSa penerjemah memilih kata yang sama, yaitu takdir.

59) BSu: Für die dein Geist gewaltig sich erhebt? (J340 h.51)

BSa: Sehingga jiwamu tergoncang begitu dahsyat? (I340 h.119)

Kata sich erheben mengandung arti, muncul, timbul. Namun kata timbul, muncul tidak memberikan kesan yang lebih. Penerjemah mengaitkan dengan konteks, yaitu data J338 h.5 dan J339 h.51),

bahwa nasib kedua orang asing itu luar biasa merisaukan hati Putri Ifigenia, sehingga jiwamu tergoncang begitu dahsyat.

60) BSu: Wird der allein gepriesen? der allein, J356 (h.51)

BSa: Apakah hanya orang seperti itu saja yang di puji? Yang seorang diri, (I356 h.120).

Kata gepriesen, asal kata preisen, artinya adalah, menyanjung, memuji. Pada BSa penerjemah menggunakan kata yang sama, yaitu memuji.

61) BSu: Daß er von Räubern eine Gegend säubre? (J359 h.51)

BSa: Supaya membebaskannya dari gangguan penyamun? (J359 h.51)

Kata säubern termasuk bahasa tinggi (gehoben), yang mengandung arti membersihkan, membebaskan/ razia. Pada BSa penerjemah memilih kata yang sama, yaitu membebaskan.

62) BSu: Das Recht des Schwerts euch rauben und mit Blute (J363 h.51) BSa: Merebut hak bela diri dari kalian, lelaki, (I363 h.120).

Kata das Schwert mengandung arti pedang. Sie kreuzten die Schwerter/ ‘ mereka menyilangkan pedang, artinya bertarung

menggunakan pedang.

Pada data J363 h.51, penerjemah memilih kata ‘bela diri’. Pemilihan kata bela diri lebih dikaitkan dengan konteks, yaitu J364 h.51, bahwa Ifigenia merebut hak bela diri dari penindasan bukan melalui

pertumpahan darah, namun dengan caranya, sebagai seorang perempuan yang lembut.

63) BSu: Steigt in der Brust ein kühnes Unternehmen: (J365 h.51) BSa: Suatu rencana berani bergejolak di dadaku, (I365 h.120)

In der Brust steigen dapat diartikan ‘merasuk di dada’. Pada konteks data J365 menggunakan kata ‘bergejolak’, yang lebih berkesan tegas

‘bertenaga’.

64) BSu: Ihr wahrhaft seid, wie ihr gepriesen werdet, (J369 h.51)

BSa: Memang benar kalian melindungi kejujuran seperti dituturkan dalam puji-pujian, (I369 h.120),

Kata gepriesen, asal kata preisen, artinya adalah, menyanjung, memuji. Pada BSa penerjemah menggunakan kata yang sama, yaitu memuji.

65) BSu: Durch mich die Wahrheit! Ja, vernimm, o König, (J371 h.51) BSa: Kebenaran itu melalui aku! Nah, ketahuilah, hai Baginda, (I371

h.120)

Kata vernehmen, yang termasuk bahasa tinggi (gehoben) mempunyai

arti mendengar, mengetahui. Pada data J371, penerjemah memilih kata mengetahui. Kata vernehmen dapat tergolong bahasa baku (neutral), yang mengandung arti menyeliki, seperti pada kalimat berikut:

Er wurde zur Sache vernommen. ‘Ia telah diselidiki terkait dengan masalah itu’.

66) BSu: Der ältste, den das Übel hier ergriffen (J376 h.52)

BSa: Yang tertua, yang diserang gangguan jiwanya dalam kuil ini (I376 h.121)

Kata das Übel yang tergolong bahasa tinggi (gehoben), mengandung arti penderitaan. Penerjemah memilih kata ‘gangguan jiwa’, sebagai penafsiran yang dikaitkan dengan konteks data I377, bahwa yang diserang gangguan jiwanya kini sudah waras.

67) BSu: Von Tantals Haus, in deine Hand gelegt (J387 h.52)

BSa: Dari keturunan Tantalus, telah kuserahkan ke dalam tanganmu (I387 h.121)

Kata das Haus pada data (J387 h.52) termasuk bahasa tinggi (gehoben), dan mengandung arti keluarga, keturunan. Penerjemah memilih kata yang sama, yaitu keturunan. Kata das Haus juga mempunyai makna tingkatan neutral, mengandung makna ‘rumah.

68) BSu: Der Grieche, nicht vernahm? (J391 h.52)

BSa: tidak didengar orang Yunani yang berperadaban tinggi? (I391 h.122).

Kata vernahm, kata asal vernehmen termasuk bahasa tinggi (gehoben),

dan mengandung arti mendengar, mengetahui. Penerjemah memilih

kata mendengar, karena dikaitkan dengan konteks sebelumnya, yaitu data I390 h.121, bahwa suara kebenaran dan imbauan

perikemanusiaan tidak didengar.

69) BSu: Und ungehindert fließt. Was sinnst du mir (J395 h.52)

BSa: Dan tak terbebat. Apa rencana Baginda untukku, (I395 h.122)

Seperti pada data J194, kata sinnen mengandung arti memikirkan.

Pada Bsa penerjemah menggunakan kata yang jelas dan konkret, yaitu ‘merencanakan’.

70) BSu: Ums Haupt geworfen! (J409 h.52)

BSa: Yang dilemparkan ke kepalanya!(I409 h.123)

Kata das Haupt tergolong bahasa tinggi (gehoben) dan mempunyai arti ‘kepala’. Dalam BSa penerjemah memilih kata yang sama, yaitu kepala.