• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

II. c Aspek Sikap (attitude)

No. Pertanyaan Jawaban

TP P K SR SL 23 Apakah anda telah bertanggung jawab atas keselamatan

dan kesehatan kerja (K3) para karyawan/tenaga kerja di perusahaan?

24 Apakah anda menerapkan peraturan, hukum, dan kode praktek (nasional dan internasional) yang berkaitan dengan keselematan dan kesehatan kerja?

25 Apakah anda merekomendasikan berbagai APD bagi para pekerja dan menghimbau para pekerja untuk selalu menggunakannya ketika bekerja?

26 Apakah anda merekomendasikan kepada pekerja untuk memeriksakan kesehatan secara berkala?

27 Apakah anda telah melaksanakan pelatihan P3K bagi para pekerja?

28 Apakah anda menyediakan berbagai bantuan medis ketika terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dialami oleh pekerja?

29 Apakah anda membuat catatan tentang kecelakaan dan penyakit yang dialami oleh pekerja?

No. Pertanyaan Jawaban

TP P K SR SL 30 Apakah anda menyusun peraturan yang berkaitan dengan

K3 untuk para pekerja?

31 Apakah anda merencanakan, mengorganisir, dan melaksanakan pekerjaan sedemikian rupa untuk memperkecil resiko kecelakaan dan gangguan kesehatan pada para pekerja?

32 Apakah anda melakukan pembinaan K3 bagi pekerja? 33 Apakah anda melakukan identifikasi terhadap potensi

bahaya di areal kerja dan melakukan tindakan pengendalian resiko terhadap bahaya tersebut?

Keterangan: TP (tidak pernah); P (pernah); K (kadang-kadang); SR (sering); SL (selalu)

2.iBidang Pekerjaan : Penebangan

No. Responden : ………. Lokasi Penelitian : ………. I. Identitas Responden

1. Nama : ………. 2. Jabatan saat ini : ………. 3. Pendidikan formal terakhir : ………. 4. Usia saat ini : ………. 5. Lama bekerja : ………. 6. Pelatihan yang pernah diikuti : ………. II. Pengisian Kuisioner

II.a. Aspek Pengetahuan (knowledge)

No. Pertanyaan Jawaban

TPM TT CT T ST 1 Apakah anda mengetahui teknik penebangan dan prosedur

kerja penggunaan alat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan?

2 Apakah anda mengetahui cara menentukan arah rebah pohon?

3 Apakah anda mengetahui zona (batas/jarak) aman dalam melakukan kegiatan penebangan pohon?

4 Apakah anda mengetahui cara menebang pada beragam kondisi pohon di areal kerja?

5 Apakah anda mengetahui waktu dan kondisi yang baik untuk kegiatan penebangan?

6 Apakah anda mengetahui cara melakukan kegiatan pembagian batang setelah penebangan?

7 Apakah anda mengetahui bahwa chainsaw/gergaji yang digunakan harus sesuai dengan besarnya diameter pohon? 8 Apakah anda mengetahui berbagai peralatan pendukung

9 Apakah anda mengetahui cara pemeliharaan/perawatan alat penebangan?

No. Pertanyaan Jawaban

TPM TT CT T ST 10 Apakah anda mengetahui jenis alat pelindung diri lengkap

(APD) yang harus digunakan pada kegiatan penebangan? 11 Apakah anda mengetahui cara mengoperasikan alat sesuai

ketentuan?

12 Apakah anda mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menimbulkan kick back (pembalikan) ketika melakukan kegiatan penebangan dan pembagian batang?

Keterangan : TPM (tidak pernah mendengar); TT (tidak tahu); CT (cukup tahu); T (tahu); ST (sangat tahu)

II.b. Aspek Keterampilan (skill)

No. Pertanyaan Jawaban

BPM TB KB B SB 13 Apakah anda dapat melakukan teknik penebangan dan

prosedur kerja penggunaan alat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan?

14 Apakah anda dapat menentukan arah rebah pohon? 15 Apakah anda dapat menentukan zona (batas/jarak) aman

dalam kegiatan penebangan?

16 Apakah anda dapat menebang pada beragam kondisi pohon di areal kerja?

17 Apakah anda dapat menentukan waktu dan kondisi yang baik untuk kegiatan penebangan?

18 Apakah anda dapat melakukan kegiatan pembagian batang setelah penebangan sesuai aturan?

19 Apakah anda dapat menggunakan chainsaw/gergaji sesuai dengan besarnya diameter pohon?

20 Apakah anda dapat menggunakan peralatan pendukung pada kegiatan penebangan sesuai fungsinya?

21 Apakah anda dapat melakukan kegiatan pemeliharaan/perawatan alat penebangan?

22 Apakah anda dapat menggunakan jenis alat pelindung diri lengkap (APD) yang harus digunakan pada kegiatan penebangan?

23 Apakah anda dapat mengoperasikan alat sesuai ketentuan? 24 Apakah anda dapat menghindari hal-hal yang dapat

menimbulkan kick back atau pembalikan pada saat menebang dan membagi batang?

Keterangan : BPM (belum pernah mencoba); TB (tidak bisa); KB (kurang bisa); B (bisa); SB (sangat bisa)

II.c. Aspek Sikap (attitude)

No. Pertanyaan Jawaban

TP P K SR SL 25 Apakah anda melakukan teknik penebangan dan prosedur

kerja penggunaan alat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan?

26 Apakah anda menentukan arah rebah pohon terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan penebangan pohon? 27 Apakah anda mempersiapkan zona (batas/jarak) aman

28 Apakah anda menebang pada beragam kondisi pohon dengan memperhatikan kondisi sekitar areal kerja terlebih dahulu?

29 Apakah anda memperhatikan waktu dan kondisi yang baik untuk kegiatan penebangan?

30 Apakah anda melakukan kegiatan pembagian batang sesuai prosedur kerja?

31 Apakah anda mengoperasikan chainsaw/gergaji sesuai dengan besarnya diameter pohon?

32 Apakah anda menggunakan berbagai peralatan pendukung pada kegiatan penebangan?

33 Apakah anda memelihara dan merawat alat penebangan setelah selesainya kegiatan menebang pohon?

34 Apakah anda menggunakan alat pelindung diri lengkap (APD) pada saat menebang pohon dan membagi batang? 35 Apakah anda mengoperasikan alat sesuai ketentuan? 36 Apakah anda menghindari hal-hal apa saja yang dapat

menimbulkan kick back atau pembalikan pada saat menebang dan membagi batang?

Keterangan: TP (tidak pernah); P (pernah); K (kadang-kadang); SR (sering); SL (selalu)

3.iBidang Pekerjaan : Penyaradan

No. Responden : ………. Lokasi Penelitian : ………. I. Identitas Responden

1. Nama : ………. 2. Jabatan saat ini : ………. 3. Pendidikan formal terakhir : ………. 4. Usia saat ini : ………. 5. Lama bekerja : ………. 6. Pelatihan yang pernah diikuti : ………. II. Pengisian Kuisioner

II.a. Aspek Pengetahuan (knowledge)

No. Pertanyaan Jawaban

TPM TT CT T ST 1 Apakah anda mengetahui cara menentukan sistem

penyaradan yang sesuai dengan kondisi areal kerja? 2 Apakah anda mengetahui cara merencanakan jaringan

jalan sarad sesuai dengan sistem penyaradan yang digunakan?

3 Apakah anda mengetahui cara menyarad sesuai dengan kondisi areal kerja?

4 Apakah anda mengetahui pada kegiatan penyaradan harus dapat memperkecil kerusakan pada tanah?

5 Apakah anda mengetahui waktu/kondisi yang baik untuk melakukan kegiatan penyaradan?

6 Apakah anda mengetahui penggunaan alat bantu dalam penyaradan kayu secara manual?

7 Apakah anda mengetahui jenis APD (alat pelindung diri) yang harus digunakan pada kegiatan penyaradan?

8 Apakah anda mengetahui cara menggunakan alat penyaradan sesuai dengan ketentuan?

9 Apakah anda mengetahui cara pemeliharaan/perawatan alat penyaradan?

Keterangan: TPM (tidak pernah mendengar); TT (tidak tahu); CT (cukup tahu); T (tahu); ST (sangat tahu)

II.b. Aspek Keterampilan (skill)

No. Pertanyaan Jawaban

BPM TB KB B SB 10 Apakah anda dapat menentukan sistem penyaradan yang

cocok sesuai dengan kondisi areal kerja?

11 Apakah anda dapat merencanakan jaringan jalan sarad sesuai dengan sistem penyaradan yang digunakan? 12 Apakah anda dapat melakukan penyaradan kayu sesuai

dengan kondisi areal kerja yang ada?

13 Apakah anda dapat melakukan kegiatan penyaradan dengan tidak terlalu merusak tanah?

14 Apakah anda dapat menentukan waktu/kondisi penyaradan yang tepat untuk alasan keselamatan kerja?

15 Apakah anda dapat menggunakan alat bantu penyaradan kayu?

16 Apakah anda dapat menggunakan APD (alat pelindung diri) lengkap pada kegiatan penyaradan?

17 Apakah anda dapat menggunakan alat penyaradan sesuai dengan ketentuan?

18 Apakah anda dapat memelihara/ merawat alat penyaradan?

Keterangan: BPM (belum pernah mencoba); TB (tidak bisa); KB (kurang bisa); B (bisa); SB (sangat bisa)

II.c. Aspek Sikap (attitude)

No. Pertanyaan Jawaban

TP P K SR SL 19 Apakah anda menentukan sistem penyaradan yang cocok

sesuai dengan kondisi areal kerja sebelum melakukan kegiatan penyaradan?

20 Apakah anda merencanakan jaringan jalan sarad sebelum melakukan kegiatan penyaradan, sesuai dengan sistem penyaradan yang digunakan?

21 Apakah anda menyarad kayu disesuaikan dengan kondisi areal kerja yang ada?

22 Apakah anda dalam menyarad kayu secara hati-hati sehingga tidak terlalu merusak tanah?

23 Apakah anda menentukan waktu penyaradan yang tepat terlebih dahulu sebelum melakukan penyaradan kayu untuk alasan keselamatan kerja?

24 Apakah anda menggunakan alat bantu dalam kegiatan penyaradan kayu?

25 Apakah anda menggunakan APD (alat pelindung diri) lengkap pada kegiatan penyaradan?

26 Apakah anda mengoperasikan alat penyaradan sesuai dengan ketentuan?

27 Apakah anda memelihara/merawat alat penyaradan?

4. Bidang Pekerjaan : Pengangkutan

No. Responden : ………. Lokasi Penelitian : ………. I. Identitas Responden

1. Nama : ………. 2. Jabatan saat ini : ………. 3. Pendidikan formal terakhir : ………. 4. Usia saat ini : ………. 5. Lama bekerja : ………. 6. Pelatihan yang pernah diikuti : ………. II. Pengisian Kuisioner

II.a. Aspek Pengetahuan (knowledge)

No. Pertanyaan Jawaban

TPM TT CT T ST 1 Apakah anda mengetahui cara mengoperasikan alat angkut

secara efektif, efisien, dan sesuai standar operasional prosedur?

2 Apakah anda mengetahui batas beban maksimum alat angkut yang digunakan?

3 Apakah anda mengetahui cara pemeriksaan alat angkutan sebelum mengemudikannya?

4 Apakah anda mengetahui peraturan keselamatan lalulintas dalam mengoperasikan alat angkut?

5 Apakah anda mengetahui dalam kegiatan pengangkutan harus menggunakan alat pelindung?

6 Apakah anda mengetahui berbagai peraturan ketika dilakukan pemuatan dan pengangkutan kayu pada truk?

Keterangan: TPM (tidak pernah mendengar); TT (tidak tahu); CT (cukup tahu); T (tahu); ST (sangat tahu)

II.b. Aspek Keterampilan (skill)

No. Pertanyaan Jawaban

BPM TB KB B SB 7 Apakah anda dapat mengoperasikan alat angkut secara

efektif, efisien, dan sesuai standar operasional prosedur? 8 Apakah anda dapat mengoperasikan alat angkut sesuai

batas beban maksimum alat (tidak boleh melebihi kapasitas)?

9 Apakah anda dapat melakukan pemeriksaan alat angkutan sebelum mengemudikannya?

10 Apakah anda dapat menerapkan peraturan keselamatan lalulintas dalam mengoperasikan alat angkut?

11 Apakah anda dapat menggunakan alat pelindung diri pada kegiatan pengangkutan kayu?

12 Apakah anda dapat menerapkan aturan yang ada ketika dilakukan pemuatan dan pengangkutan kayu pada truk?

Keterangan: BPM (belum pernah mencoba); TB (tidak bisa); KB (kurang bisa); B (bisa); SB (sangat bisa)

II.c. Aspek Sikap (attitude)

No. Pertanyaan Jawaban

TP P K SR SL 13 Apakah anda mengoperasikan alat angkut secara efektif,

efisien, dan sesuai standar operasional prosedur?

14 Apakah anda mengoperasikan alat angkut sesuai batas beban maksimum alat (tidak boleh melebihi kapasitas)? 15 Apakah anda melakukan upaya pemeriksaan terhadap alat

angkutan sebelum mengemudikannya?

16 Apakah anda menerapkan peraturan keselamatan lalulintas dalam penggunaan alat angkut?

17 Apakah anda menggunakan alat pelindung diri pada kegiatan pengangkutan kayu?

18 Apakah anda menerapkan aturan yang ada ketika dilakukan pemuatan dan pengangkutan kayu pada truk?

Lampiran 6 Point-point jawaban untuk penilaian berdasarkan standar (control based assessment)

Keterangan:

Nomor (1,2,3,…) : elemen kompetensi

Point () : acuan jawaban untuk penilaian berdasarkan standar Sumber acuan:

1. Kode Praktis ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerjaan Kehutanan, 2002

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan

dan Kesehatan kerja dalam Penebangan dan Pengangkutan Kayu

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja

7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja

8. Peraturan Menteri Tenaga Nomor 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

I. Bidang Pekerjaan : Mandor Lapangan

1. Tanggung jawab atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Perusahaan:

Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada setiap pekerja (UU No.1/1970 pasal 9):

a. Kondisi, bahaya, dan hal-hal yang dapat timbul dalam tempat kerja b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diwajibkan dalam

tempat kerja

c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya

Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas (UU No.13/2003 pasal 86):

a. Keselamatan dan kesehatan kerja b. Moral dan kesusilaan, serta

c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai- nilai agama

Manajemen suatu perusahaan yang terlibat dalam pekerjaan kehutanan harus sadar akan tanggung jawab dan aktif memaparkan keselamatan dan kesehatan kerja. (ILO 2002, point 91)

Para pekerja harus diberikan kesadaran akan tanggung jawab individu dan bersama terkait masalah keselamatan dan kesehatan kerja. (ILO 2002, point 96)

Pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja. (Permenaker No.1/1981 pasal 4)

2. Mengetahui hukum, peraturan, dan kode praktek yang berkaiatan dengan keselematan dan kesehatan kerja:

Kode Praktis ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerjaan Kehutanan, 2002

Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen K3

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 15 Tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

3. Jenis Alat Pelindung Diri (Pemenaker No.8/2010 pasal 3):

Pelindung kepala (dalam hal ini berupa helm kerja)

 Pelindung telinga (dalam hal ini berupa earmuff)

 Pelindung mata (dalam hal ini berupa kacamata khusus/goggles)

 Pelindung pernapasan (dalam hal ini berupa masker)

 Pelindung tangan (dalam hal ini berupa sarung tangan)

 Pelindung kaki (dalam hal ini berupa sepatu boot)

Pelindung tubuh (dalam hal ini berupa pakaian tertutup hingga celana yang menutup kaki)

4. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja:

Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan fisik dari tenaga kerja sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya. (UU No.1/1970 pasal 8)

Pengurus diwajibkan memeriksakan tenaga kerja dibawah pimpinannya secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh direktur. (UU No.1/1970 pasal 8)

Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang kurangnya 1 tahun sekali. Pemeriksaan kesehatan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan pemeriksaan lain yang dianggap perlu. (Permenaker No.2/1980 pasal 3)

5. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan:

Umumnya para pekerja kehutanan bekerja dalam kelompok kecil di lokasi terpisah sehingga tiap-tiap pekerja harus dilatih dalam PPPK yang meliputi perawatan luka terbuka dan resusiati. Dalam areal dimana pekerjaan melibatkan resiko keracunan oleh bahan kimia maka pelatihan PPPK harus diperluas dengan konsultasi kepada pihak yang kompeten menanganinya. (ILO 2002, point 209)

Pelatihan pertolongan pertama harus dilakukan secara berulang pada interval yang teratur untuk memastikan bahwa keterampilan dan pengetahuan tidak terlupakan. (ILO 2002, point 210)

Penyediaan isi kotak P3K/Kotak C untuk pekerja dengan jumlah 51100. (Permenaker No.15/2008)

6. Bantuan Medis Bagi Pekerja:

Alat-alat komunikasi harus tersedia di tempat kerja untuk menghubungi regu penolong dalam keadaan darurat dan fungsi pengaturan komunikasi harus dicek. (ILO 2002, point 215)

Perlunya menyediakan tempat khusus bagi pekerja yang mengalami kecelakaan kerja agar dapat beristirahat dengan nyaman. (ILO 202, point 217)

Perlunya penyediaan kendaraan untuk transportasi sampai ke tempat dimana terdapat ambulance. (ILO 2002, point 218)

7. Catatan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja:

Pengurus diwajibkan melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya. (UU No.1/1970 pasal 11)

Pelaporan, pencatatan, dan pemberitahuan tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja harus dilakukan untuk menyediakan informasi, mengidentifikasi permasalahan, menentukan prioritas tindakan, dan meningkatkan upaya efektif penanggulangan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. (ILO 2002, point 232)

Hal-hal yang harus dilaporkan dan diberitahukan : (a) semua kecelakaan fatal (b) kecelakaan kerja yang menyebabkan hilangnya waktu kerja (c) semua penyakit akibat kerja yang tercakup oleh definisi penyakit yang mempengaruhi pekerja. (ILO 2002, point 235)

Untuk tujuan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja internal, pencatatan pada tingkat perusahaan dapat diperluas meliputi kecelakaan selama pulang pergi, kecelakaan dan kejadian berbahaya yang menyebabkan hilangnya waktu kerja. (ILO 2002, point 236)

Semua kecelakaan dan penyakit akibat kerja harus dilaporkan secara tertulis menggunakan suatu format standar (ILO 2002, point 238). Hal ini dapat berupa waktu kejadian, tempat kejadian, jumlah korban (dikelompokan berdasarkan jenis kelamin dan umur), akibat kecelakaan, bagian tubuh yang cedera, faktor kecelakaan (unsur yang berperan dalam terjadinya kecelakaan), dan tindakan yang berbahaya (tindakan yang menyimpang dari prosedur).

Pengusaha harus membuat dan memelihara catatan tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Catatan kecelakaan dan penyakit akibat kerja harus siap tersedia dan dapat diperoleh kembali setiap waktu. (ILO 2002, point 242)

8. Penyusunan Peraturan K3 Bagi Pekerja:

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja harus mengarahkan pada prioritas menghilangkan resiko, mengendalikan resiko pada sumber, memperkecil resiko dengan cara-cara yang meliputi perancangan yang aman dari sistem kerja, dan memastikan bahwa APD digunakan. (ILO 2002, point 94)

9. Cara merencanakan, mengorganisir dan melaksanakan pekerjaan untuk memperkecil resiko kecelakaan dan gangguan kesehatan para pekerja:

Para manajer dan para penyelia harus memastikan bahwa pekerjaan direncanakan, diorganisir, dan dilaksanakan dengan cara sedemikian rupa

untuk memperkecil resiko kecelakaan dan terpantaunya para pekerja dari kondisi yang memungkinkan merusak kesehatan. (ILO 2002, point 64)

Para penyelia harus bertanggung jawab terhadap pemantauan keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja. Jika terdapat ketidakpatuhan, para penyelia harus memberikan nasehat dan instruksi yang tepat. (ILO 2002, point 68)

Para penyelia harus membuktikan kepatuhan terhadap peraturan keselamatan kerja dan penggunaan APD (ILO 2002, point 67). Hal ini dilakukan agar para pekerja turut mengikuti aturan yang berlaku bagi perusahaan untuk memperkecil resiko kecelakaan kerja.

Para manajer, penyelia, dan pekerja harus terlibat dalam identifikasi resiko dan pengaruhnya terhadap keselamatan, kesehatan, atau lingkungan kerja (ILO 2002, point 106). Identifikasi resiko harus meliputi bahaya dan resiko yang nyata serta berpotensi menyebabkan kecelakaaan kerja, insiden, dan situasi keadaan darurat. (ILO 2002, point 102)

10.Pembinaan K3 Bagi Pekerja (UU No.1/1970 pasal 9):

Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap pekerja: a. Kondisi dan bahaya yang dapat timbul dalam tempat kerja

b. Semua pengamanan dan alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja

c. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya 11.Identifikasi Potensi Bahaya dan Pengendalian Resiko (Lampiran I

Permenaker No.5/1996):

Identifikasi sumber bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya, jenis kecelakaan, dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi.

Perusahaan harus merencanakan manajemen dan pengendalian kegiatan yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan menerapkan kebijakan standar bagi tempat kerja melalui metode pelatihan kerja dan pembangunan kesadaran (meliputi sistem bonus, insentif, penghargaan dan motivasi diri).

II.Bidang Pekerjaan : Penebangan

1. Teknik dan Prosedur Penebangan Sesuai SOP:

 Pembersihan areal sekitar tunggak dari berbagai penghalang sebelum melakukan penebangan. (ILO 2002, point 409)

 Pembersihan reruntuhan yang ada di sekitar pangkal pohon yang mungkin dapat mengganggu keselamatan. (Permenaker No.1/1978 pasal 4)

 Pemilihan dan pembuatan jalan yang aman untuk menyelamatkan diri. (Permenaker No.1/1978 pasal 4)

 Pembuatan takik rebah dan takik balas dengan benar. Potongan bawah (takik rebah) dilakukan dengan satu taktikan yang aman, sedalam 1/3 diameter pohon. Membuat potongan datar dari belakang takik rebah setinggi 1/3 inchi dari potongan datar takik rebah. Penahanan kayu harus dilakukan secara berhati-hati sehingga kayu hanya jatuh ke arah yang dikehendaki. (Permenaker No.1/1978 pasal 4)

2. Penentuan Arah Rebah:

 Sebelum menebang pohon pekerja harus memeriksa dengan teliti untuk menentukan dari bagian manakah pemotongan harus dilakukan dari sisi yang aman (Permenaker No.1/1978 pasal 4). Hal ini termasuk mempertimbangkan kemiringan pohon, arah kecenderungan tajuk pohon, topografi/jika berlereng diarahkan ke puncak lereng, arah angin, dan arah penyaradan.

3. Zona (batas/jarak) Aman Penebangan:

 Areal penebangan harus dibagi ke dalam zona-zona yang harus jelas dialokasikan bagi pekerja yang ikut dalam operasi, sehingga tidak boleh ada orang yang mendekat kepada penebang lebih dekat dari dua kali panjang pohon yang akan ditebang. Pengecualian penebang mengetahui bahwa hal tersebut aman dan orang yang mendekati penebang bermaksud untuk membantu dalam mengatasi kesulitan penebangan. (ILO 2002, point 377-378)

4. Cara Penebangan Pada Berbagai Kondisi Pohon:

 Perlakuan khusus disyaratkan saat bekerja di lereng. Jika kemiringan lereng terjal, pekerja tidak boleh berada di bawah dari yang lain. (ILO 2002, point 379)

 Pada lereng curam, operasi penebangan hanya dilakukan dengan cara berdiri yang aman dan dapat dipertahankan. (ILO 2002, point 403)

5. Waktu/Kondisi Yang Baik Untuk Penebangan:

 Penebangan pohon tidak boleh dilakukan apabila angin bertiup yang dapat merubah arah penebangan yang dikehendaki. (Permenaker No.1/1978 pasal 4)

 Operasi penebangan harus dilakukan pada siang hari. (ILO 2002, point 402)

6. Pembagian Batang:

 Para pekerja tidak boleh bekerja pada arah jatuhnya batang kayu yang sedang dipotong kecuali jika tidak bisa dihindarkan, dalam hal ini batang kayu harus dihindari atau diamankan untuk mencegah kayu tersebut menggelinding. (ILO 2002, point 429)

 Jika nampaknya bilah gergaji akan macet sebelum pemotongan selesai, takik yang telah terpotong harus dibiarkan terbuka dengan menggunakan baji. (ILO 2002, point 431)

 Batang kayu yang dibawah tegangan harus dipotong dengan membuat potongan pertama pada zona tekanan/kompresi. (ILO 2002, point 432)

 Pemotongan harus dibuat dari sisi manapun dimana batang tidak akan memantul ke arah operator saat batang kayu terpisah. (ILO 2002, point 433)

7. Kebutuhan Alat Kerja Sesuai Volume Pohon:

 Kapak tidak boleh digunakan untuk penebangan pohon berdiameter lebih dari 10 cm karena arah jatuhnya sulit dikontrol dan beban kerja yang dihasilkan lebih tinggi dibanding jika penebangan dengan menggunakan gergaji rantai. (ILO 2002, point 381)

8. Peralatan Pendukung Penebangan (ILO 2002, point 382):

 Batang pengungkit/pengungkit

 Palu besar (godam) atau palu pemecah

 Kait pembalik atau tali pengikat

 Kapak (untuk membersihkan dan memotong cabang)

9. Pemeliharaan/Perawatan Alat Penebangan (ILO 2002, point 393-395):

 Gergaji rantai harus selalu dijaga dalam kondisi bersih dan tingkat kerja yang efektif (termasuk perawatan motor, rantai, dan bilah gergaji)

 Karburator harus diatur sehingga rantainya tidak bergerak saat mesin diistirahatkan.

 Fungsi dari rem rantai harus diuji secara rutin

10.Jenis APD Penebangan (Pemenaker No.8/2010 pasal 3):

 Pelindung kepala (dalam hal ini dapat berupa helm kerja/ILO 2002)

 Pelindung mata (dalam hal ini berupa kacamata keselamatan atau googles/ILO 2002)

 Pelindung pernapasan (dalam hal ini berupa masker/ILO 2002)

 Pelindung telinga (dalam hal ini berupa earmuff/ILO 2002)

 Pelindung tangan (dalam hal ini berupa sarung tangan/ILO 2002)

 Pelindung kaki (dalam hal ini berupa sepatu boot karena memiliki daya cengkraman yang baik dan penutup bagian kaki yang aman/ILO 2002, point 651.b)

 Pelindung tubuh (dalam hal ini berupa pakaian kerja yang terpasang tertutup menyelimuti tubuh dan kaki/ILO 2002

11.Pengoperasian Alat:

 Untuk mengurangi resiko kesehatan yang timbul akibat pengoperasian gergaji rantai (getaran, kebisingan, gas buangan) operator sebaiknya tidak bekerja lebih dari 5 jam per hari. (ILO 2002, point 390)

 Saat menyalakan gergaji rantai harus diletakkan di tanah dan jaga jarak aman dari orang lain. (ILO 2002, point 396)

 Gergaji rantai harus selalu dimatikan atau gunakan rem rantai waktu dipindahkan. (ILO 2002, point 399)

12.Kick Back (Pembalikan):

 Memotong dengan ujung gergaji harus dihindarkan karena hal ini dapat menyebabkan pembalikan/kick back yang sangat sulit dikendalikan dan berbahaya. (ILO 2002, point 397)

 Gergaji rantai tidak boleh dioperasikan di atas bahu karena resiko kick back dan akibat putaran balik dari bilah gergaji. (ILO 2002, point 398) III. Bidang Pekerjaan : Penyaradan

1. Penentuan Sistem Penyaradan: