• Tidak ada hasil yang ditemukan

c Desa Swasembada

Dalam dokumen sma12geo GeografiCakrawalDunia Bambang (Halaman 115-119)

Desa swasembada sering disebut desa berkembang yang merupakan fase tertinggi dari proses perkembangan desa di Indonesia. Desa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan regional.

Ciri-ciri pokok desa swasembada adalah sebagai berikut. 1) Banyak berlokasi di ibu kota kecamatan, sekitar ibu kota

kabupaten, atau di sekitar ibu kota provinsi yang tidak termasuk wilayah kelurahan.

2) Memiliki tingkat perekonomian yang lebih maju, administrasi pemerintahan desa teratur, lembaga-lembaga desa telah berfungsi, dan pemerintahan desa berjalan lancar.

3) Memiliki fasilitas-fasilitas yang cukup memadai. Misalnya, jalur transportasi, teknik produksi, pemasaran hasil produksi, prasarana pengairan, sarana pendidikan, kesehatan, dan penerangan.

4) Ikatan adat dan kebiasaan adat sudah tidak berpengaruh lagi pada kehidupan masyarakat.

5) Lembaga sosial, ekonomi, dan kebudayaan sudah dapat menjaga kelangsungan hidupnya.

6) Alat-alat teknis yang digunakan penduduk untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sudah lebih modern.

7) Penduduknya padat dengan mata pencarian yang bermacam- macam.

Faktor-faktor yang menguntungkan bagi pembangunan desa, yaitu sebagai berikut.

1) Dalam masa pembangunan, masyarakat desa memiliki nilai- nilai positif dan merupakan potensi yang penting sebab sumber tenaga kerja dan sumber kekayaan alam yang berlimpah ruah berada di desa.

2) Aktivitas produksi dan sumber pendapatan negara sebagian besar berada di desa.

3) Dalam bimbingan dan pengembangan masyarakat desa, perencanaan, contoh, dan suri teladan memegang peranan penting, sebab masyarakat desa terdiri atas orang-orang yang masih berjiwa lugu, sederhana, dan menjunjung tinggi asas kejujuran.

1. Desa Swadaya 2. Desa Swakarya 3. Desa Swasembada

Zoom

Jika Anda bertempat tinggal di suatu desa, termasuk pada tingkatan mana desa Anda tersebut, apakah desa swadaya, swakarya, atau swasembada? Berikan alasannya. Tulis jawaban Anda dalam buku tugas dan kumpulkan hasilnya pada guru untuk dinilai.

1. Pengertian Kota

Pengertian kota tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada zaman peradaban batu (Paleolitikum), istilah kota diartikan sebagai gua-gua atau lembah di mana manusia purba tinggal dan terlindung dari pengaruh cuaca dan binatang buas.

Setelah pola peradaban manusia mulai mengenal sistem pertanian tradisional (pertanian primitif) di mana penduduk mulai mengenal sistem bercocok tanam dan hidup menetap dengan membangun rumah-rumah, terutama di daerah dataran atau di lembah-lembah sungai yang subur maka istilah kota lebih ditujukkan pada kawasan-kawasan tersebut.

Dalam catatan sejarah, kota-kota tua yang terletak di lembah sungai antara lain sebagai berikut.

a. Lagash, Ur, dan Uruk di Mesopotamia (Lembah Sungai Euphrat dan Tigris).

b. Memphis dan Thebes di lembah Sungai Nil.

c. Mohenjodaro dan Harappa di lembah Sungai Indus. d. Cheng-Chon dan An-Yang di lembah Sungai Huang-Ho.

B

Pola Keruangan Kota

1. Kota 2. Region 3. Gesellschaft

Zoom

Setelah periode pertumbuhan kota-kota tersebut, bermun culanlah kota-kota lain di muka bumi. Namun pada dasarnya kota-kota tersebut tumbuh dan berkembang dari wilayah desa.

Pada dasarnya kota merupakan wilayah di permukaan bumi yang sebagian besar wilayahnya ditutupi oleh fenomena dan gejala sosial hasil rekayasa manusia, serta merupakan areal konsentrasi penduduk dengan mata pencarian di luar sektor agraris. Secara lebih terperinci, berikut ini pengertian kota yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

a. R. Bintarto

Kota merupakan sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alamiah yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik dibandingkan dengan daerah di sekitarnya.

Gambar 4.14 Kota Mohenjodaro

Mohenjodaro merupakan kota tua yang terletak di lembah Sungai Indus.

Gambar 4.15 Gedung-Gedung Tinggi di Kota

Kota dicirikan oleh gedung-gedung tinggi yang sangat berdekatan.

Sumber: www.engr.uiuc.edu

c. Burkhard Hofmeister

Kota adalah suatu pemusatan keruangan dari tempat tinggal dan tempat kerja manusia. Kegiatan utamanya bergerak di sektor sekunder (industri dan perdagangan) dan tersier (jasa dan pelayanan masyarakat), pembagian kerja yang khusus, pertumbuhan pen- duduknya sebagian besar disebabkan tambahan kaum pendatang, serta mampu melayani kebutuhan barang dan jasa bagi wilayah yang jauh letaknya.

2. Ciri-Ciri Kehidupan Kota

Sebagai suatu kawasan atau region, wilayah perkotaan memiliki ciri-ciri, baik dari segi pola tata guna lahan, kondisi fisik, maupun sosial budaya masyarakatnya. Secara umum, ciri-ciri kehidupan kota antara lain sebagai berikut.

a. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial, karena adanya keterbukaan terhadap pengaruh dari luar.

b. Masyarakat kota bersifat gesellschaft (patembayan), di mana kepentingan individu lebih menonjol, sedangkan solidaritas dan kegotongroyongan semakin lemah.

c. Adanya pelapisan sosial ekonomi, seperti perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan.

d. Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial antar- warganya.

e. Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi, dan kondisi kehidupan. Sistem pembagian kerja di kota sangat jelas menurut keterampilan dan keahlian masing-masing.

f. Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.

g. Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomis.

b. Grunfeld

Kota merupakan suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih besar daripada kepadatan wilayah nasional, dengan struktur mata pencarian nonagraris, dan sistem penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang lokasinya sangat berdekatan.

h. Terdapat keteraturan kehidupan sosial sebagai pendukung kehidupan hukum.

i. Masyarakat kota lebih mengenal hukum negara dibanding hukum adat.

3. Keterkaitan antara Kota dan Lokasi Pusat Kegiatan,

Tata Ruang, Sistem Pengangkutan, dan Perhubungan

Kota yang telah berkembang maju akan memiliki peranan yang lebih luas. Peranan itu antara lain sebagai berikut.

a. Pusat permukiman penduduk.

b. Sebagai pusat kegiatan ekonomi, meliputi: 1) pusat sirkulasi modal dan keuangan; 2) pusat kegiatan transportasi;

3) pusat kegiatan konsumsi dan produksi; 4) pusat kegiatan pemasaran dan perdagangan; 5) pusat perindustrian.

Sumber: Tempo, 31 Juli-6 Agustus 2006

Gambar 4.16 Promosi Mobil

Perdagangan mobil merupakan salah satu ciri kegiatan ekonomi di kota.

c. Pusat kegiatan sosial budaya, antara lain: 1) pusat kegiatan kesenian;

2) pusat pendidikan;

3) pusat fasilitas-fasilitas masyarakat yang lain, seperti kesehatan, lembaga-lembaga sosial, dan keahlian.

d. Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan.

Penduduk perkotaan di dunia antara tahun 1920 sampai dengan 1980 telah bertambah lima kali lipat, dari 360 juta menjadi 1.807 juta orang. Menurut perkiraan PBB, tahun 2000 penduduk perkotaan akan bertambah 78 persen sehingga mencapai 3.208 juta orang. Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan yang amat pesat jika dibandingkan dengan penduduk perdesaan yang diperkirakan hanya bertambah sekitar 19 persen pada tahun 2000.

4. Struktur Penggunaan Lahan Kota

Ciri-ciri pola tata ruang di perkotaan antara lain sebagai berikut.

a. Tempat untuk memberi kehidupan kepada kelompok orang kurang luas.

b. Pola kehidupan daerah kota tidak bergantung pada tingkat kesuburan tanah.

c. Komunitas perkotaan lebih besar dibandingkan di desa. d. Lokasi kota tidak terpengaruh oleh kesuburan tanah.

e. Daerah perkotaan hanya terdapat sedikit tanaman dan cenderung banyak bangunan.

f. Daerah perkotaan umumnya berlokasi di daerah strategis. g. Udara perkotaan umumnya kurang segar karena terkena

pencemaran udara akibat berdirinya pabrik-pabrik dan banyaknya kendaraan bermotor.

h. Penduduk kota lebih padat dan beragam dibanding penduduk desa.

i. Pola tata ruang daerah perkotaan sudah diatur rapi, seperti jalan-jalan, perkantoran, perumahan, dan pusat perdagangan. Di dalam mengkaji struktur penggunaan lahan kota dikenal beberapa teori yang dikemukakan para ahli planologi dan perkotaan, yaitu sebagai berikut.

Dalam dokumen sma12geo GeografiCakrawalDunia Bambang (Halaman 115-119)