• Tidak ada hasil yang ditemukan

c) Sesi-Sesi Har

Dalam dokumen 889f4355 4828 4272 9612 e02d8d5e68eb (Halaman 89-92)

1. Sesi I: Sudah dijelaskan dalam pengantar 2. Sesi II: Melaksanakan self-assessment

untuk mengetahui pelaksanaan pojok ASI saat ini. Aspek yang penting untuk digali adalah mengenai pelaksanaan pojok ASI yang sudah ada, serta peluang dan hambatan dalam pelaksanaannya. 3. Sesi III: Narasumber menyajikan materi

tentang pojok ASI. Penyajian diawali dengan penjelasan mengenai pengertian, tujuan, dan manfaat kantong persalinan.Penting juga dibahas mengenai beberapa fakta yang ditemukan terkait pelaksanaan pojok ASI selama yang belum sepenuhnya sesuai, sehingga KINERJA memandang perlu dilakukan revitalisasi. Untuk itu penjelasan mengenai langkah pembuatan dan

pemanfaatan pojok ASI menjadi bagian yang sangat penting.

4. Sesi IV: Minta peserta untuk diskusi tentang pengadaan pojok ASI dan barangnya di Puskesmas masing-masing.

dibicarakan tentang instrumen pemantauan kepatuhan menjalankan SOP. Minta peserta untuk berlatih menyusun instrumen tersebut

e) Penutup

Setelah semua sesi berakhir, susun rencana tindak lanjut pelatihan dengan melibatkan kontribusi aktif peserta. Rencana tindak lanjut yang dimaksud berupa uraian langkah konkrit yang akan dilakukan baik oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam melaksanakan pojok ASI di daerah setempat. Fasilitator menutup sesi dengan menarik kesimpulan dari hasil presentasi dan tanya jawab, serta menekankan kembali beberapa hal yang akan dilakukan sesuai dengan rencana tidak lanjut yang telah disusun.

Uraian Substansi

1. Latar Belakang Pojok ASI

Pojok ASI dan ruang laktasi bertujuan untuk

meningkatkan kesempatan ibu untuk menyusui bayi dengan aman, nyaman dan privasi. Kebanyakan ibu merasa kurang nyaman kalau ingin memberikan ASI kepada bayinya di tempat umum atau di depan orang lain. Pojok ASI adalah salah satu strategi untuk menghindari situasi ini, dan untuk mendukung

dan membantu ibu yang menyusui. Di samping itu, keberadaan pojok ASI di tempat umum dapat lebih meningkatkan kesadaran ibu-ibu terhadap pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Sejak tahun 2010-an, telah muncul banyak fasilitas ASI di seluruh Indonesia. Ada ruang ASI di berbagai tempat umum, termasuk terminal bis, mal, bandar udara, dan stasiun kereta api. Mulai juga berada di pabrik dan kantor. Pemicu pengadaan lebih banyaktempat pemberian ASI adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI No.15 Tahun 2013, tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui Dan/Atau Memerah Air Susu Ibu. Menurut Peraturan ini, setiap tempat kerja dan tempat umum harus mempunyai ruang ASI, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif dan memenuhi hak anak untuk mendapatkan ASI Eksklusif. Ruang ASI dapat memberikan kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan ASI kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja.

Keberadaan Peraturan ini berarti bahwa setiap Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes, dan Posyandu juga harus mengadakan ruang atau pojok ASI agar ibu dapat menyusui bayi dengan benar, aman dan nyaman.

2. Manfaat Pojok ASI

Pengadaan pojok ASI di dalam Puskesmas dapat sangat bermanfaat untuk ibu dan bayi. Dengan adanya pojok ASI, cakupan ASI Eksklusif akan

meningkat tidak hanya karena ada tempat untuk ibu menyusui, tapi karena para ibu dapat lihat bahwa pemerintah maupun masyarakat mendukung upaya mereka untuk menyusui bayinya.

Bukan hanya ibu yang datang ke Puskesmas untuk diperiksa yang akan menggunakan pojok ASI – dari penelitian KINERJA, sering ada staf Puskesmas yang juga menyusui bayinya di pojok tersebut. Ibu yang bekerja di luar rumah juga suka menggunakan pojok ASI di Puskesmas karena dianggap lebih nyaman, sehat dan enak dari pada tempat kerja mereka, di mana masih belum ada ruang ASI.

Pojok ASI dan alat tersedia dapat berfungsi sebagai media praktek untuk sosialisasi, konseling atau penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu pasca bersalin, apalagi kepada ibu yang bermasalah menyusui bayinya. Pojok ASI dan alatnya juga dapat dipakai untuk demonstrasi pada ibu yang mengikuti kelas ibu hamil.

3. Penyediaan Pojok ASI

1. Belajar dan membahas Peraturan Bupati/ Walikota dan/atau Peraturan Daerah terhadap ASI Eksklusif, kalau ada. Jika tidak ada, bahas PP ASI dan Peraturan Menteri kesehatan. 2. Memutuskan apakah Puskesmas, Dinas

kesehatan dan tempat lain mempunyai ruangan kosong untuk mengadakan pojok ASI. Kalau ada, ruangan tersebut dapat digunakan sebagai ruang ASI; kalau tidak ada, tempat lain harus

ditemukan di dalam ruangan lain, seperti ruangan gizi di puskesmas.

3. Memutuskan barang apa yang dibutuhkan. Misalnya, tempat duduk, tempat tidur, wastafel, kulkas, botol penyimpan ASI, dispenser air panas, kipas angin, alat memerah ASI seperti pompa, alat sterilisasi botol ASI, tisu, dan air minum.

4. Memutuskan dana untuk mengadakan barang pojok ASI akan diambil dari sumber mana – dana APBD, DAK, BOK, atau sumber lain? 5. Mengadakan barang yang dibutuhkan dan

meyiapkan ruang atau pojok ASI dengan baik. 6. Memutuskan siapa yang bertanggung jawab

untuk pojok ASI dan apa tugasnya. Misalnya, untuk tambah stok tisu dan air minum secara rutin, dan untuk pastikan tidak ada barang yang rusak.

7. Melatih semua staf Puskesmas (apalagi petugas loket) untuk selalu memberitahu ibu yang membawa bayinya ke Puskesmas bahwa sudah ada pojok ASI yang dapat ibu gunakan kalau dia ingin menyusui.

8. Mengadakan poster atau spanduk di ruang umum (seperti ruang tunggu atau di dekat loket) yang menginformasikan ibu menyusui bahwa ada pojok ASI yang dapat digunakan kalau ada ibu yang ingin menyusui bayinya.

9. Memberi petunjuk yang jelas letak pojok ASI. 10. Mengisi berbagai informasi dalam pojok

ASI sebagai informasi bagi ibu yang sedang menyusui.

Panduan Pelaksanaan

1. Identiikasi potensi masalah

Pada fase ini perlu dilakukan identiikasi potensi

masalah seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini.

2. Analisis masalah (mengacu kepada

Dalam dokumen 889f4355 4828 4272 9612 e02d8d5e68eb (Halaman 89-92)