Deskripsi Modul
Modul ini menguraikan tentang pentingnya peranan Standar Layanan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk mendukung kesuksesan program Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif. Di dalam modul ini juga dijelaskan beberapa prinsip dan langkah dalam menyusun SOP lokal, sehingga diharapkan puskesmas dan dinas kesehatan dapat mengimplementasikan isi modul dengan mudah.
Sasaran Pengguna
1. Organisasi Mitra Pelaksana (OMP) 2. Konsultan/Pelatih
3. Fasilitator kesehatan 4. Staf Dinas Kesehatan
5. Kepala Puskesmas, bidan koordinator dan bidan desa
6. Masyarakat yang peduli kesehatan (kader kesehatan, PKK, tokoh agama, tokoh masyarakat, asosiasi, paguyuban).
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum
Peserta mampu mendampingi Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam menyusun dan implementasi standar operasional prosedur (SOP) sebagai cerminan dari akuntabilitas, tranparansi dan
Modul 6
...
dijelaskan
beberapa prinsip
dan langkah dalam
menyusun
SOP lokal,
Pokok Bahasan
1. Relasi SOP dengan program KINERJA 2. Pentingnya SOP
3. Penyusunan SOP Teknis 4. Penyusunan SOP Layanan
5. Monitoring Penerapan SOP melalui Kartu Kontrol.
Metode
Sesi pelatihan
1. Pemaparan materi 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Kerja kelompok
4. Pemaparan hasil kerja kelompok.
Sesi Pendampingan
1. Sosialisasi materi
2. Pembentukan kelompok kerja yang melibatkan pemberi dan MSF
3. Menyusun SOP bersama pemberi layanan dan MSF
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan SOP.
Tujuan Khusus
Tujuan bagi peserta dalam Training of Trainers (TOT):
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan mampu menjadi fasilitator untuk memberikan pelatihan kepada instansi pemerintah dan unit pelayanan kesehatan.
Setelah mengikuti TOT, peserta akan: 1. Mampu menjelaskan konsep Standard
Operating Procedure (SOP) dan relasinya dengan Program USAID-KINERJA
2. Mampu menjelaskan peran penting SOP dalam menjaga kualitas pelayanan
3. Mampu mendampingi Puskesmas dalam menyusun Standard Operating Procedure (SOP) 4. Mampu mendampingi Puskesmas dalam
monitoring dan evaluasi penerapan SOP.
Tujuan bagi peserta dalam pelatihan instansi pemerintah dan unit pelayanan kesehatan:
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan: 1. Memahami konsep SOP dan realisasinya
dengan program USAID-KINERJA 2. Memahami peran SOP dalam menjaga
akuntabilitas dan kualitas pelayanan 3. Mampu menyusun SOP
4. Mampu menerapkan SOP
5. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi SOP.
Alat dan bahan
1. LCD projector 2. Laptop 3. Flipchart/kertas plano/metaplan/whiteboard 4. Alat tulis 5. Materi presentasi.Waktu
Sesi pelatihan: Dua hari
Hari I:
Waktu Pokok Bahasan
1 x 45 menit
Pembukaan
Penjelasan singkat tentang Fokus Program KINERJA
Bina Suasana
1 x 45 menit
Standar Operating Procedure
(SOP) dan relasinya dengan Program USAID-KINERJA Diskusi dan tanya jawab
1 x 45 menit Pentingnya SOP
Diskusi dan tanya jawab materi
3 x 45 menit
Proses Penyusunan SOP (SOP Teknis dan SOP Alur Layanan) Diskusi dan tanya jawab
2 x 45 menit Diskusi: Review SOP yang ada di puskesmas saat ini
Proses Fasilitasi
Kegiatan Pelatihan
1. Pengantar
1. Fasilitator membuka sesi dengan menyampaikan pentingnya manajemen pelayanan puskesmas yang patisipatif, akuntabel, responsif, transparan dan inovatif. Penyusunan dan penerapan SOP merupakan salah satu mekanisme untuk menjamin terselenggaranya manajemen pelayanan yang baik dan memenuhi aspek
good governance tersebut.
2. Fasilitator menjelaskan desain kegiatan secara umum, yaitu akan diselenggarakan selama 2 hari, dengan alokasi waktu 8 x 45 menit per hari. Pada hari pertama dilakukan penyampaian materi tentang pentingnya
Standard Operating Procedure (SOP) dan
Hari II:
Waktu Pokok Bahasan
1 x 45 menit Review materi hari I
2 x 45 menit Praktek: Desain SOP Teknis Pemaparan hasil latihan
2 x 45 menit Praktek: Desain SOP Layanan Pemaparan hasil latihan
2 x 45 menit
Penerapan SOP dan Pemantauan kepatuhan menjalankan SOP Diskusi dan tanya jawab
Latihan menyusun instrumen dan rencana pemantauan kepatuhan menjalankan SOP
1 x 45 menit Penyusunan rencana tindak lanjut Penutupan
sebagai dasar hukum yang mengatur bagaimana sebaiknya organisasi pelayanan publik dijalankan. Hal inilah yang menjadi fokus KINERJA yaitu mewujudkan tata kelola organisasi yang baik (good corporate governance).
3. Sesi III: Nara sumber menyajikan materi tentang Pentingnya SOP. Hal-hal yang perlu mendapat penekanan khusus adalah: pengertian SOP, manfaat SOP, dan macam- macam SOP.
4. Sesi IV: Nara sumber menyajikan materi tentang penyusunan SOP, baik SOP teknik maupun SOP layanan, yang meliputi langkah penyusunan, format, dan teknik penulisan SOP. Uraikan secara jelas kemungkinan adanya partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan SOP.
5. Sesi V: Minta peserta untuk membentuk kelompok dan mendiskusikan kondisi daerah terkait dengan SOP program Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif saat ini. Beberapa hal yang bisa disoroti diantaranya: kelengkapan SOP teknis dan SOP layanan dan kesesuaian SOP yang ada dengan kaidah penyusunan SOP.
4. Sesi-sesi Hari II:
1. Sesi I: Secara acak, minta perwakilan peserta untuk mereview materi yang telah dibahas di hari I. Lakukan review dalam suasana santai dengan menggunakan teknik permainan.
2. Sesi II: Minta peserta untuk membentuk kelompok dan berlatih menyusun SOP proses penyusunannya. Hari kedua peserta
diminta untuk berlatih menyusun SOP Teknis dan SOP Layanan, serta rencana pemantauan kepatuhan menjalankan SOP.
2. Proses pelatihan
1. Fasilitator atau nara sumber menyajikan materi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Gunakan media pembelajaran yang sesuai untuk memudahkan
penangkapan peserta. Bahan presentasi dapat menggunakan bahan yang tersedia dalam modul ini. Gunakan metode interaktif, dengan mengutamakan peran aktif dari seluruh peserta. Minta peserta untuk menyampaikan pendapatnya terkait dengan topik yang tengah dibahas.
2. Beri kesempatan kepada setiap peserta (khususnya perempuan) untuk mengajukan pertanyaan. Tawarkan dulu komentar atas pertanyaan peserta kepada peserta yang lain, agar suasana diskusi tidak hanya berjalan 1 arah. Tugas fasilitator adalah memfasilitasi proses diskusi dan mengarahkan jika ada proses diskusi yang menyimpang.
3. Sesi-sesi Hari I:
1. Sesi I: Sudah dijelaskan dalam pengantar
2. Sesi II: Nara sumber menyajikan materi tentang relasi SOP dengan program KINERJA. Aspek penting yang harus dijelaskan adalah keterkaitan antara SOP dengan undang-undang pelayanan publik
teknis. SOP yang hendak disusun sebaiknya ditentukan berdasarkan hasil diskusi
hari sebelumnya, yaitu kegiatan penting yang belum ada SOP dari Kementerian Kesehatan, atau sudah ada SOP tetapi belum sesuai dengan kaidah SOP. Temuan yang belum sesuai dengan kaidah SOP akan menjadi masukan kepada Kementerian Kesehatan RI.
3. Sesi III: Sama seperti aktivitas pada sesi II, tetapi di sesi III ini adalah untuk SOP Layanan. Minta peserta untuk membentuk kelompok dan berlatih menyusun SOP Layanan. SOP yang hendak disusun sebaiknya ditentukan berdasarkan hasil diskusi hari sebelumnya, yaitu layanan penting yang belum ada SOP, atau sudah ada SOP tetapi belum sesuai dengan kaidah SOP.
4. Sesi IV: Nara sumber menyajikan materi tentang penerapan dan pemantauan SOP. Hal yang dijelaskan adalah langkah dalam menerapkan SOP mulai dari sosialisasi sampai dengan evaluasi dan revisi SOP. Aspek penting dalam fase penerapan SOP adalah pemantauan kepatuhan menjalankan SOP. Sehingga dalam sesi IV ini juga dibicarakan tentang instrumen pemantauan kepatuhan menjalankan SOP. Minta peserta untuk berlatih menyusun instrumen tersebut.
5. Penutup
Fasilitator menutup sesi dengan menarik
kesimpulan dari hasil presentasi dan tanya jawab,
serta penjelasan rencana tidak lanjut, termasuk memberikan masukan kepada dinas kesehatan berkaitan dengan perbaikan SOP kedepan bila diperlukan.