• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN KELUARGA TUNARUNGU DAN TUNAWICARA

D. Cara keluarga tunarungu dan tunawicara dalam memenuhi hak dan kewajiban

1. cara memenuhi kewajiban suami terhadap istri

hasil wawancara kami pak KN jelas bekerja membuka kios potong rambut yang ia buka di depan rumahnya. Pak KN menjelaskan memang kewajiban utama seorang suami adalah menafkahi keluarga, namun tidak hanya nafkah lahir saja yang wajib di berikan seorang suami, nafkah batin juga wajib di berikan seorang suami terhadap istri. Pak KN membuka kios potong rambut mulai dari jam 8.00 WIB pagi sampai malam jam 8.00 WIB. Penghasilan pak KN tidak kurang dari Rp 30.000 per hari. Pak KN dan bu SWmerasa cukup dengn penghasilah Rp 30.000 setiap hari, cukup untuk makan dan kebutuhan lain.

Selain mencari nafkah kewajiban seorang suami adalah membina keluarga dengan baik, mendidik istri, mendidik anak.Di dalam rumah pak KN hanya tinggal berdua dengan istri, karena anak hasil pernikahan bu SW yang dulu ikut neneknya tinggal di Cepu. Pak KN menyatakan bahwa

“ masih banyak kekurangan saya untuk membina rumah tangga dan

keluarga saya” dengan senyuman khas dari pak KN menjelaskan pada kami.

Pak KN juga selalu menekankan kepada istri untuk selalu sholat

berjama’ah, karena dengan berjama’ah hubungan sepiritual antara suami

istri akan terjalin dengn baik. Jika melihat keluarga pak KN memang sudah tidak diragukan lagi dalam urusan sepiritualnya, meski mereka memiliki kekurangan namun pak KN sangat taat dalam beribadah.Meski memiliki kekurangan pak KN tidak ingin hal itu menjadi penghalangnya dalam perannya terutama untuk memenuhi kewajibannya terhadap istrinya.Meski tunarungu dan tunawicara pak KN sudah mampu memberikan rumah kepada istrinya meski sederhana yang saat ini mereka tinggali bersama.Pak KN juga memiliki penghasilah yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari.Nafkah batin pak KN juga mampu memberikan kepada istrinya.

Sedikit berbeda hasil wawancara kami kepada Pak BD suami yang normal dengan istri yang cacat tunarungu dan tunawicara bu RN,

menyatakan “ saya kira semua suami tetap memiliki keinginan yang sama

dapat melaksanakan kewajibannya sebagai seorang suami ”, ia

mengatakan sambil menghisap rokoknya yang hampir habis. Kewajiban serang suami menafkahi lahir batin kepada istrinya pak BD sudah berusaha untuk memenuhi kebutuhan istrinya, seperti sandang, pangan, dan uang untuk kebutuhan sehari-hari.Mengingat pak BD ini penjual kayu yang pendapatnnya tidak tentu namun bu RN selalu menerima

seberapapun uang yang pak BD berikan untuk kebutuhan sehari-hari.Pak BD juga sanga-t bersyukur memiliki istri yang mau memahami dan mengerti keadaan pak BD bahkan membantu pak BD mencari nafkah tambahan.Rumah meski sederhana pak BD sudah mampu memberikannya, meski masih banyak kekurang, pak BD selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk istrinya. Bu RN dengan senyuman tipis

mengatakan “ saya sudah sangat bersyukur memilki suami yang mau bekerja keras tidak hanya diam bermalas-malasan untuk bekerja “

dengaan bantuan pak BD dalam menerjemahkannya ( wawancara 08 februari 2017).

2. Cara istri dalam memenuhi hak dan kewajiban terhadap suami

Berdasarkan wawancara kami bu SW yang cacat tunarungu dan tunawicara ternyata dapat menjalankan tugasnya sebagai istri layaknya istri-istri normal pada umumnya.Pada umumnya seorang istri melakukan tugas-tugas rumahtangga seperti memasak, mencuci, mengurus rumah, juga mengurus suami. Bu SW tidak pernah absen untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari yang ia mulai dari jam 4.00 WIB pagi setelah sholat

subuh berjama’ah bu SW sudah memulai aktifitasnya di dalm rumah. Bu

SW juga seorang istri yang tak mau diam hanya mengandalkan suami dalam hal ekonomi.Membuka warung kecil-kecilan bu SW membantu ekonomi keluarga serta membantu suami dalam mencari nafkah, ternyata membuka warung adalah keinginan bu SW sendiri. Selain ingin membantu suami bu SW berniat ingin membuktikan bahwa ia mampu

seperti orang pada umumnya, mampu mengasilkan uang, mampu berjualan seperti yang lain bu SW yang tak ingin gagal lagi dalam berumahtangga sangat nampak jelas dengan berhati-hatinya dalam melaksanakan tugas sebagai seorang istri.

Begitu pula bu RN yang memiliki kekurangan yang sama seperti bu SW yaitu tunarungu dan tunawicara, serta sama-sama membantu suaminya berjualan. Bu RN juga seorang istri yang berdagang namun berdagang di sekolahan bukan jualan di rumah. Dibandingkan dengan bu SW yang belum memilki anak bu RN ini juga sangat menyadari akan kewajiban dan tugasnya sebagai seorang istri.Bu RN memulai aktifitasnya mulai dari jam 05.00 WIB menyiapkan sarapan dan mengepaki dagangan yang akan di jaulnya di sekolahan. Alasan berdagang ini yang kadang menjadi kendala bu RN untuk melaksanakan pekerjaan rumahnya seperti mencuci, nyapu, serta mengurus rumah karena jaulan di pagi hari.Meski begitu pak BD sebagai suami sangat memahami dan mengerti sehingga terkadang pekerjaan rumah pak BD yang melakukannya. Gotong royong dikeluarga bu RN memang sangat kental, sehingga hubungan keluarga selalu terjalin dengan baik

( wawancara 08 februari 2017 ).

3. Cara suami istri memenuhi hak dan kewajiban terhadap keluarga.

Kembali kepada keluarga pak KN dan bu SW berdasarkan wawancara kami pak KN dan bu SW yang hanya tinggal berdua dalam rumah karena anak bu SW hidup dengan neneknya di Cepu, maka sudah

sangat jelas bahwa keluarga ini sudah terpenuhi semua kebutuhannya, karena keduanya memiliki pengahsilan yang mereka buka di rumahnya.Selain dari hal ekonomi pak KN dan bu SW ini juga sangat menjaga ibadah serta hubungan antara suami istri dengan baik. Keluarga

pak KN memang menyakini bahwa dengan “ibadah yang baik maka Alloh SWT akan memberi yang terbaik “ kata pak KN yang sedikit membuat

kami sejenak menatap pak KN penuh dengan kekaguman. Tawakal, bersyukur, dan menjaga sholat dalah prinsip yang pk KN tanamkan kepada istrinya.

Beranjak dari keluarga pak KN dan bu SW berikut adalah hasil wawancara kami kepada keluarga pak BD dan bu RN. Tugas dan kewajiban pak BD dan bu RN sudah di lakukan sebagaimana umumnya suami istri pada umumnya, meskipun begitu pak BD dan bu RN juga sangat bertanggung jawab akan tercukupinya kebutuhan anak-anak mereka, dengan bekerja dan menyekolahkan anaknya. Pak BD dan bu SW menyadari mungkin mereka masih kurang dalam memberikan fasilitas kepada anaknya seperti belum bisa memberikan sepeda kepada anaknya untuk bersekolah, karena masih jalan kaki anaknya jika bersekolah dan fasilitas penunjang lainya. Kegigihan pak BD dan bu RN dalam memenuhi kewajibannya terhadap keluarga terutama anaknya sangat besar, dengan berjualan kayu serta makanan ringan mereka mampu memberikan pendidikan yang baik kepada ketiga anaknya ( wawancara 08 februari 2017 ).

BAB IV

KEHARMONISAN KELUARGA TUNARUNGU DAN TUNAWICARA